Tujuan pembelajaran kooperatif Model Pembelajaran Kooperatif Cooperatif Learning

didik dalam proses pembelajaran dengan persoalan-persoalan terfokus dan interaksi yang bersifat positif. Prinsip-prinsip konstruktivis sosial dengan pendekatan scaffolding yang diterapkan dalam pembelajaran adalah sebagai berikut. 1. Pengetahuan dibangun oleh peserta didik sendiri. 2. Pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari pembelajar ke peserta didik, kecuali hanya dengan keaktifan peserta didik sendiri untuk menalar. 3. Peserta didik aktif mengkontruksi secara terus menerus, sehingga selalu terjadi perubahan konsep ilmiah. 4. Pembelajar sekedar memberi bantuan dan menyediakan saran serta situasi agar proses kontruksi belajar lancar. 5. Menghadapi masalah yang relevan dengan peserta didik. 6. Struktur pembelajaran seputar konsep utama pentingnya sebuah pertanyaan. 7. Mencari dan menilai pendapat peserta didik. 8. Menyesuaikan kurikulum untuk menanggapi anggapan peserta didik. Teori Scaffolding pertama kali diperkenalkan di akhir tahun 1950-an oleh Jerome Bruner, seorang psikolog kognitif. Dia menggunakan istilah untuk menggambarkan anak-anak muda dalam akuisisi bahasa.Anak- anak pertama kali mulai belajar berbicara melalui bantuan orang tua mereka, yang secara naluriah anak-anak telah memiliki struktur untuk belajar berbahasa. Scaffolding merupakan interaksi antara orang-orang dewasa dan anak-anak yang memungkinkan anak-anak untuk melaksanakan sesuatu di luar usaha mandirinya. Scaffolding merupakan kerangka kerja sementara untuk aktivitas dalam penyelesaian Cazden, 1983;6. Konstruksi scaffolding terjadi pada peserta didik yang tidak dapat mengartikulasikan atau menjelajahi belajar secara mandiri. Scaffolding dipersiapkan oleh pembelajar untuk tidak mengubah sifat atau tingkat kesulitan dari tugas, melainkan dengan Scaffolding yang disediakan memungkinkan peserta didik untuk berhasil menyelesaikan tugas. Istilah ini digunakan pertama kali oleh Wood, dkk tahun 1976, dengan pengertian “Dukungan pembelajar kepada peserta didik untuk membantunya menyelesaikan proses belajar yang tidak dapat diselesaikannya sendiri”. engertian dari Wood ini sejalan dengan pengertian ZPD Zone of Proximal Development dari Vygotsky. Peserta didik yang banyak tergantung pada dukungan pembelajar untuk mendapatkan pemahaman berada di luar daerah ZPD-nya, sedang peserta didik yang bebas atau tidak tergantung dari dukungan pembelajar telah berada dalam daerah ZPD-nya. Menurut Vygotsky, peserta didik mengembangkan keterampilan tingkat yang lebih tinggi ketika mendapat bimbingan Scaffolding dari seorang yang lebih ahli atau melalui teman sejawat yang memiliki kemampuan lebih tinggi Stone, 1998. Demikian juga Piaget berpendapat bahwa peserta didik akan mendapat pencerahan ide-ide baru dari seseorang yang memiliki pengetahuan atau memiliki keahlian Piaget, 1928. Ada dua langkah utama yang terlibat dalam Pembelajaran Scaffolding. 1. Pengembangan rencana pembelajaran untuk membimbing peserta didik dalam memahami materi baru, dan 2. Pelaksanaan rencana, pembelajar memberikan bantuan kepada peserta didik di setiap langkah dari proses pembelajaran. Adapun aspek-aspek scaffolding. 1. Intensionalitas: Kegiatan ini mempunyai tujuan yang jelas terhadap aktivitas pembelajaran berupa bantuan yang selalu didiberikan kepada setiap peserta didik yang membutuhkan. 2. Kesesuaian: Peserta didik yang tidak bisa menyelesaikan sendiri permasalahan yang dihadapinya, maka pembelajar memberikan bantuan penyelesaiannya. 3. Struktur: Modeling dan mempertanyakan kegiatan terstruktur di sekitar sebuah model pendekatan yang sesuai dengan tugas dan mengarah pada urutan alam pemikiran dan bahasa. 4. Kolaborasi: Pembelajar menciptakan kerjasama dengan peserta didik dan menghargai karya yang telah dicapai oleh peserta didik. Peran pembelajar adalah kolaborator bukan sebagai evaluator. 5. Internalisasi: Eksternal scaffolding untuk kegiatan ini secara bertahap ditarik sebagai pola yang diinternalisasi oleh peserta didik.

Dokumen yang terkait

STUDI KOMPARATIF ANTARA MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DAN MODEL PEMBELAJARAN TRADISIONAL DENGAN MEMPERHATIKAN MINAT BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI (Studi Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 12 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012

2 15 287

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DAN PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) DENGAN MEMPERHATIKAN MOTIVASI BERPRESTASI (Studi Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 9 B

0 8 90

STUDI KOMPARATIF HASIL BELAJAR EKONOMI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING DAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING DENGAN MEMPERHATIKAN SIKAP SISWA TERHADAP MATA PELAJARAN EKONOMI PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 13 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2

0 2 108

STUDI KOMPARATIF HASIL BELAJAR EKONOMI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING DAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING DENGAN MEMPERHATIKAN SIKAP SISWA TERHADAP MATA PELAJARAN EKONOMI PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 13 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2

0 5 107

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) DAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DENGAN MEMPERHATIKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 22 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELA

0 7 98

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH DAN TALKING STICK DENGAN MEMPERHATIKAN SIKAP TERHADAP MATA PELAJARAN

0 6 85

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) DAN TIPE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DENGAN MEMPERHATIKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 NEGARA BATIN TAHUN PE

1 15 101

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING DAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING DENGAN MEMPERHATIKAN MOTIVASI SISWA TERHADAP MATA PELAJARAN EKONOMI PADA SISWA KELAS X SMA MUHAMMADIYAH 2 BANDAR LAMPU

0 3 99

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE DAN PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MEMPERHATIKAN SIKAP SISWA TERHADAP MATA PELAJARAN PADA SISWA KELAS X SMA KEMALA BHAYANGKARI KOTABUMI TAHUN PELAJARAN 2015/201

0 7 90

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INTRODUCTION (PBI) DAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW (MODEL TIM AHLI) PADA MATA PELAJARAN PKN KELAS X SMA METHODIST LUBUK PAKAM SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2011/20.

0 1 17