Pengertian Anak TINJAUAN PUSTAKA
adalah setiap orang harus mendapatandilkesempatan yang sama untuk memperoleh keadilan.
16
Alasan yang muncul keharusan ditegakannya keadilan substantif karena keadilan berdasarkan hukum tidak selalu terkait kepada ketentuan-ketentuan formal-
prosedural. Hal itulah yang kemudian menjadi acuan dalam diri hakim MK saat memberikan putusan pada setiap perkara yang masuk ke lembaganya. Sebagai
lembaga yang mengawal konstitusi the guardian of constitution dan penafsir konstitusi, maka konsekwensinya menjamin hak-hak rakyat yang telah ditegaskan
dalam konstitusi. Salah satu hak yang harus dijamin adalah rasa keadilan.
Keadilan secara umum diartikan sebagai perbuatan atau perlakuan yang adil. Sementara adil adalah tidak berat sebelah, tidak memihak dan berpihak kepada
yang benar. Keadilan menurut kajian filsafat adalah apabila dipenuhi dua prinsip, yaitu: pertama tidak merugikan seseorang dan kedua, perlakuan kepada tiap-tiap
manusia apa yang menjadi haknya. Jika kedua prinsip ini dapat dipenuhi barulah itu dikatakan adil.
17
Pada praktiknya, pemaknaan keadilan dalam penanganan sengketa-sengketa
hukum ternyata masih dapat diperdebatkan. Banyak pihak merasakan dan menilai bahwa lembaga pengadilan kurang adil karena terlalu syarat dengan prosedur,
formalistis, kaku, dan lamban dalam memberikan putusan terhadap suatu sengketa. Agaknya faktor tersebut tidak lepas dari cara pandang hakim terhadap
hukum yang amat kaku dan normatif-prosedural dalam melakukan konkretisasi
16
Mahfud M.D., Penegakan Keadilan di Pengadilan, http:mahfudmd.com
17
Sudarto. Op Cit. hlm. 64
hukum. Hakim semestinya menjadi seorang interpretator yang mampu menangkap semangat keadilan dalam masyarakat dan tidak terbelenggu oleh kekakuan
normatif-prosedural yang ada dalam peraturan perundang-undangan, karena hakim bukan lagi sekedar pelaksana undang-undang. Artinya, hakim dituntut
untuk memiliki keberanian mengambil keputusan yang berbeda dengan ketentuan normatif undang-undang, sehingga keadilan substansial selalu saja sulit
diwujudkan melalui putusan hakim pengadilan, karena hakim dan lembaga pengadilan hanya akan memberikan keadilan formal.
Keadilan substantif dimaknai keadilan yang diberikan sesuai dengan aturan
hukum substantif, dengan tanpa melihat kesalahan-kesalahan prosedural yang tidak berpengaruh pada hak-hak substantif penggugat. Ini berarti bahwa apa yang
secara formal-prosedural benar bisa saja disalahkan secara materiil dan substansinya melanggar keadilan. Demikian sebaliknya, apa yang secara formal
salah bisa saja dibenarkan jika secara materiil dan substansinya sudah cukup adil hakim dapat menoleransi pelanggaran procedural asalkan tidak melanggar
substansi keadilan. Dengan kata lain, keadilan substantif bukan berarti hakim harus selalu mengabaikan bunyi undang-undang. Melainkan, dengan keadilan
substantif berarti hakim bisa mengabaikan undang-undang yang tidak memberi rasa keadilan, tetapi tetap berpedoman pada formal-prosedural undang-undang
yang sudah memberi rasa keadilan sekaligus menjamin kepastian hukum.
18
18
Sudarto. Op Cit. hlm. 65