Pelaksanaan Penelitian METODOLOGI PENELITIAN 3.1

c. Sampel untuk ruas Jalan Jenderal Ahmad Yani n = N 1 + N. e 2 = 70 1 + 70 0.05 2 = 59,5745 sampel ≈ 60 sampel Jadi total sampel minimum yang akan digunakan dalam penelitian ini sebanyak 300 sampel. Selain melakukan wawancara dengan responden, peneliti juga akan mengambil data dari beberapa showroom kendaraan yang berada di pusat Kota Bandar Lampung. Data tersebut nantinya akan dibutuhkan untuk menvalidasi data survei agar lebih akurat.

3.3.2. Peralatan Penelitian

Peralatan yang akan digunakan dalam penelitian ini meliputi : 1. Alat tulis yang berfungsi untuk mencatat semua hasil pengamatan. 2. Stopwatch untuk mengukur waktu pengamatan kendaraan. 3. Jam tangan sebagai penunjuk waktu selama pelaksanaan survei. 4. Kamera digital atau handycam untuk merekam pergerakan arus lalu lintas. 5. Komputer sebagai alat untuk menghitung dan mengolah data.

3.4 Bagan Alir Flow Chart

Gambar 3. Diagram Alir Penelitian Mulai Persiapan Penelitian - Studi Literatur - Penetapan Lokasi Penelitian - Penetapan Waktu Penelitian - Melakukan Survei Pendahuluan Pengumpulan Data Data Sekunder - Literatur - Instansi Terkait Data Primer - Jumlah Kendaraan yang Melintasi Tempat Pengamatan - Kecepatan Kendaraan - Umur Kendaraan - Perawatan Kendaraan - Kapasitas Mesin Kendaraan - Jumlah Bahan Bakar Analisa Data Analisa Regresi Linier Berganda Selesai Pengolahan Data Hasil dan Pembahasan 71

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian model emisi gas buang kendaraan berbahan bakar solar akibat aktivitas transportasi di pusat Kota Bandar Lampung adalah sebagai berikut: 1. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan analisis regresi linier berganda diperoleh persamaan Y= 13,903 + 20,866 X 1 + 267, 310 X 2 + 0,314 X 3 . 2. Model emisi yang dihasilkan memiliki nilai R Square sebesar 0,672. Hal ini berarti 67,2 emisi gas buang kendaraan berbahan bakar solar dipengaruhi oleh umur kendaraan X 1 , perawatan kendaraan X 2 dan kapasitas mesin kendaraan X 3 sedangkan sisanya sebesar 32,8 dipengaruhi oleh variabel lain diluar ketiga variabel tersebut. 3. Variabel yang paling berpengaruh terhadap kenaikan beban emisi gas buang kendaraan berbahan bakar solar adalah variabel perawatan kendaraan X 2 . 4. Prediksi beban emisi pada ruas Jalan Raden Intan akibat aktivitas transportasi kendaraan berbahan bakar solar akan menghasilkan polutan CO sebesar 6,0007 tontahun, HC sebesar 0,6819 tontahun, NO x sebesar 8,796 tontahun, PM 10 sebesar 1,0685 tontahun, SO 2 sebesar 0,8109 tontahun dan CO 2 sebesar 441,1105 tontahun. 72 5. Pada ruas Jalan Jenderal Ahmad Yani berdasarkan hasil perhitungan beban emisi dari aktivitas transportasi kendaraan berbahan bakar solar didapat prediksi beban emisi sebagai berikut : CO sebesar 2,5842 tontahun, HC sebesar 0,2917 tontahun, NO x sebesar 3,7625 tontahun, PM 10 sebesar 0,4588 tontahun, SO 2 sebesar 0,3484 tontahun dan CO 2 sebesar 189,1621 tontahun. 6. Prediksi beban emisi akibat aktivitas transportasi kendaraan berbahan bakar solar pada ruas Jalan R. A. Kartini adalah sebagai berikut : CO sebesar 6,2982 tontahun, HC sebesar 0,7651 tontahun, NO x sebesar 9,4391 tontahun, PM 10 sebesar 1,1028 tontahun, SO 2 sebesar 0,8199 tontahun dan CO 2 sebesar 435,1755 tontahun. 7. Analisis nilai kerugian dari segi kesehatan dan efek gas rumah kaca GRK akibat beban emisi gas buang kendaraan berbahan bakar solar untuk 1 tahun pada ruas Jalan Raden Intan sebesar Rp. 1.158.251.895, pada ruas Jalan Jenderal Ahmad Yani sebesar Rp. 496.625.867 dan pada Jalan R.A. Kartini sebesar Rp. 1.152.015.877.

5.2 Saran

1. Melakukan perawatan mesin kendaraan secara teratur guna memastikan mesin kendaraan selalu dalam kondisi prima. 2. Pemerintah hendaknya lebih serius memperhatikan tentang pengendalian pencemaran udara terutama dengan lebih intensif melakukan pemeriksaan gas buang atau uji emisi pada kendaraan bermotor baik untuk roda dua maupun roda empat. 73 3. Pemerintah hendaknya menyediakan transportasi publik yang aman, nyaman dan murah sehingga masyarakat akan beralih dari kendaraan pribadi ke transportasi publik, dengan penggunaan transportasi publik akan mengurangi tingkat penggunaan kendaraan pribadi sehingga mengurangi beban emisi gas buang yang dihasilkan. 4. Pemberlakuan hari bebas kendaraan pada ruas – ruas jalan di pusat kota seperti Car Free Day dan Car Free Night untuk mengurangi tingkat emisi kendaraan. DAFTAR PUSTAKA Algifari. 2000. Analisis Regresi, Teori, Kasus dan Solusi. UGM . Yogyakarta. Anonimous. 1998. Laporan Tahunan Dinas LLAJ DKI Jakarta. Jakarta. Bachtiar, Vera Surtia. 2003. Kajian Hubungan Antara Variasi Kecepatan Kendaraan dengan Emisi yang Dikeluarkan Pada Kendaraan Bermotor Roda Empat. Padang Darmono. 2001. Lingkungan Hidup dan Pencemaran. Universitas Indonesia Press. Jakarta. Direktorat Jenderal Bina Marga. 1997. Manual Kapasitas Jalan Indonesia MKJI. Bina Karya . Jakarta. Hasan, Al. 2007. Evaluation of Fuel Consumption and Exhaust Emissions During Engine Warm-Up. American Journal of Applied Sciences vol.4. Hickman, A J. 1999. Methodology for Calculating Transport Emissions and Energy Consumption. Transport Research Laboratory. Kusumawati, PS.,Tang, UM.,Nurhidayah, T. 2013. Hubungan Jumlah Kendaraan Bermotor, Odometer Kendaraan dan Tahun Pembuatan Kendaraan dengan Emisi CO 2 di Kota Pekanbaru. Universitas Riau. Riau Morlok, Edward K. 1995. Pengantar Teknik dan Perencanaan Transportasi. Jakarta : Erlangga. Oktavia, Amelia. 2014. Analisis Kerugian Akibat Kemacetan Lalu Lintas Ditinjau Dari Emisi Kendaraan Bermotor Di Pusat Kota Bandar Lampung. Lampung Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 5 Tahun 2006. Tentang Ambang Batas Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Lama. Jakarta Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 12 Tahun 2010. Tentang Pedoman Inventarisasi Data Mutu Udara Ambien dan Sumber Pencemar Udara. Jakarta