menggunakan uap air. Fraksinasi memiliki 3 jenis metode yaitu kohobasi, rektifikasi dan destilasi fraksinasi.
2. Ekstraksi Pelarut, yang dapat berupa : Sastrohamidjojo, 2004. a. Maserasi
b. Enfleurage c. Pelarut mudah menguap
d. Ekstraksi Hiperkritikal CO
2
1.1.9 Tanaman Kayu Putih
Kayu putih Melaleuca leucadendron L. merupakan tanaman yang tidak asing bagi masyarakat di Indonesia karena dapat menghasilkan minyak kayu putih
cajuput oil yang berkhasiat sebagai obat, insektisida dan wangi-wangian. Selain itu, pohon kayu putih dapat digunakan untuk konservasi lahan kritis dan kayunya
dapat digunakan untuk berbagai keperluan bukan sebagai bahan bangunan. Dengan demikian, kayu putih memiliki nilai ekonomi cukup tinggi.
Tanaman kayu putih berasal dari Australia dan saat ini sudah tersebar di Asia Tenggara, terutama Indonesia dan Malaysia. Tanaman ini dapat tumbuh di
dataran rendah dan di pegunungan. Dalam sistematika tumbuhan kayu putih Melaleuca leucadendron L. diklasifikasikan sebagai berikut. Lutony dan
Rahmayati, 1994 Divisio
: Spermatophyta Subdivisio
: Angiospermae Kelas
: Dicotyledonae Sub kelas
: Archichlamideae Ordo
: Myrtales Famili
: Myrtaceae Genus
: Melaleuca Spesies
: Melaleuca leucadendron
1.1.10 Daun Kayu Putih
Daun merupakan bagian tumbuhan yang terpenting, karena dari daun inilah akan dihasilkan minyak kayu putih. Tanaman kayu putih termasuk jenis
tumbuhan kormus karena tubuh tanaman secara nyata memperlihatkan diferensiasi dalam tiga bagian pokok, yaitu akar radix, batang caulis, dan daun
folium. Daun kayu putih terdiri atas dua bagian, yaitu tangkai daun petiolus dan helaian daun lamina.
a. Tangkai daun petiolus Tangkai daun merupakan bagian daun yang mendukung helaian daun, yang
berfungsi untuk menempatkan helaian daun pada posisi yang tepat, sehingga dapat memperoleh cahaya matahari sebanyak-banyaknya. Tangkai daun
berbentuk bulat kecil, sedangkan panjang tangkainya bervariasi. b. Helaian daun lamina
Helaian daun kayu putih bercirikan berwarna hijau muda untuk daun muda dan hijau tua untuk daun tua karena mengandung zat warna hijau atau
khlorofil. Selain itu daun kayu putih memiliki tulang daun dalam jumlah yang bervariasi antara 3 – 5 buah, tepi daun rata dan permukaan daun dilapisi oleh
bulu-bulu halus. Ukuran lebar daun kayu putih berkisar antara 0,66 cm – 4,30 cm dan panjangnya antara 5,40 – 10,15 cm. Daun-daun tumbuh pada cabang- cabang
tanaman secara selang-seling, pada satu tangkai daun terdapat lebih dari satu helai daun sehingga disebut sebagai jenis daun majemuk. Daun kayu putih
mengandung cairan yang disebut cineol sineol dimana apabila daun diremas, cairan ini akan keluar dan mengeluarkan aroma yang khas. Selain itu daun kayu
putih juga mengandung komponen lain, seperti:terpineol, benzaldehyde, dipentene, limonene dan pinene Gunawan dan Mulyadi, 2004.
2.1.10 Minyak Kayu Putih