Sortasi Dan Granding TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sortasi Dan Granding

Grading adalah proses pemilihan bahan berdasarkan permintaan konsumen atau berdasarkan nilai komersilnya. Sortasi dan grading berkait erat dengan tingkat selera konsumen suatu produk atau segmen pasar yang akan dituju dalam pemasaran suatu produk. Terlebih apabila yang akan dituju adalah segmen pasar tingkat menengah ke atas dan atau segmen pasar luar negeri. Kegiatan sortasi dan grading sangat menentukan apakah suatu produk laku pasar atau tidak.Pada kegiatan grading, penentuan mutu hasil panen biasanya didasarkanpada kebersihan produk, aspek kesehatan, ukuran, bobot, warna, bentuk, kematangan, kesegaran, ada atau tidak adanya serangan kerusakan oleh penyakit, adanya kerusakan oleh serangga, dan luka lecet oleh faktor mekanis. Pada usaha budidaya tanaman, penyortiran produk hasil panenan dilakukan secara manual, yaitu menggunakan tangan. Sedang grading dapat dilakukan secara manual atau menggunakan mesin penyortir. Grading secara manual memerlukan tenaga yang terampil dan terlatih, dan bila hasil panen dalam jumlah besar akan memerlukan lebih banyak tenaga kerja Anonim, 1985 . Sortasi adalah pemisahan bahan yang sudah dibersihkan ke dalam berbagai fraksi kualitas berdasarkan karakteristik fisik kadar air, bentuk, ukuran, berat jenis, tekstur, warna, benda asing kotoran , kimia komposisi bahan, bau dan rasa ketengikan dan biologis jenis dan jumlah kerusakan oleh serangga, jumlah mikroba dan daya tumbuh khususnya pada bahan pertanian berbentuk bijian Kartasapoetra, 1994. Pengelompokan grading sangat tergantung pada jenis sayurannya. Cara sortasi dan pengelompokan dapat berbeda-beda tetapi tujuannya adalah untuk membuat keseragaman dalam ukuran, bentuk, warna dan faktor mutu lainnya. Tingkat kematangan dapat dibedakan dari perubahan warna dan kekerasan. Tingkat kematangan tomat terdiri dari: matang hijau green mature, semburat breaker, indeks panen untuk kacang panjang, terung, mentimun, paria adalah pada stadia muda. Sifat-sifat ini merupakan faktor utama dalam pengelompokan Sutarya, 1995. Pengelompokan pada komoditi hortikultura biasanya terdiri atas kelas super, kelas I, kelas II dan Apkir. Kelas super adalah suatu kelompok yang dianggap sangat baik untuk penilaian faktor mutu dan cocok untuk diekspor, karena pada kelas ini terdapat keseragaman warna, bentuk, ukuran dan tidak adanya cacat yang dimiliki oleh kelompok tersebut Sutarya, 1995.

2.2 Pengeringan