PERKEMBANGAN ASAS-ASAS HUKUM PIDANA DALAM KONSEP RUU KUHP
Berbicara mengenai asas-asas hukum pidana, dapat dihubungankan dengan orientasi tiga masalah hukum pidana yaitu:
1. Asas-asas yang berhubungan dengan perbuatan tindak pidana; 2. Asas-asas yang berhubungan dengan orang pertanggungjawaban pidana;
3. Asas-asas yang berhubungan dengan pidana dan pemidanaan.
A. Asas Legalitas KUHP WvS
KONSEP 2012
Pasal 1 ayat 1 “tiada suatu perbuatan dapat dipidana
kecuali atas kekuatan aturan pidana dalam perundang-undangan yang telah ada sebelum
perbuatan dilakukan” Pasal 1ayat 1
“Tiada seorang pun dapat dipidana atau dikenakan tindakan, kecuali perbuatan
yang dilakukan telah ditetapkan sebagai tindak pidana dalam peraturan perundang-
undangan yang berlaku pada saat perbuatan itu dilakukan”
Pasal 2 Ayat 1: “Ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 1 ayat 1 tidak mengurangi berlakunya hukum yang hidup
dalam masyarakat yang menentukan bahwa seseorang patut dipidana walaupun
perbuatan tersebut tidak diatur dalam peraturan perundang-undangan”
Ayat 2: “Berlakunya hukum yang hidup dalam masyarakat sebagaimana dimaksud
pada ayat 1 sepanjang sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam
Pancasila, hak asasi manusia, dan prinsip- prinsip hukum umum yang diakui oleh
masyarakat bangsa-bangsa”
Menurut pasal 2 ayat 1, sumber hukum atau landasan legalitas untuk menyatakan suatu
perbuatan sebagai tindak pidana, tidak hanya didasarkan pada asas legalitas formal berdasarkan UU tetapi juga didasarkan pada asas legalitas materil yaitu dengan
memberi tempat kepada “hukum yang hidup hukum tidak tertulis”. Jadi asas kepastian hukum formal, diimbangi juga dengan kepastian hukum secara materil. Dengan kata lain,
sifat melawan hukumnya perbuatan harus didasarkan pada landasan formal legalitas formal, namun tidak mengurangi eksistensi sifat melawan hukum secara materil
legalitas materil.
B. Asas retroaktif dan asas dalam ada perubahan undang-undang KUHP WvS
KONSEP 2012
Pasal ayat 2 “jika ada perubahan dalam perundang-
undangan sesudah perbuatan dilakukan, Pasal 3
Ayat 1: “Dalam hal terdapat perubahan peraturan perundang-undangan sesudah
maka terhadap terdakwa diterapkan ketentuan yang paling menguntungkan”
perbuatan terjadi, diberlakukan peraturan perun-dang-undangan yang baru dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang lama berlaku jika menguntungkan
bagi pembuat” Ayat 2: “Dalam hal setelah putusan
pemidanaan memperoleh kekuatan hukum tetap, perbuatan yang terjadi tidak lagi
merupakan tindak pidana menurut peraturan perundang-undangan yang baru,
maka pelaksanaan putusan pemidanaan dihapuskan”
Ayat3: “Dalam hal setelah putusan pemidanaan memperoleh kekuatan hukum
tetap, perbuatan yang terjadi diancam dengan pidana yang lebih ringan menurut
peraturan perundang-undangan yang baru, maka pelaksanaan putusan pemidanaan
tersebut disesuaikan dengan batas-batas pidana menurut peraturan perundang-
undangan yang baru”
Pada asas retroaktif dalam konsep lebih mengacu pada model gabungankeseimbangan antara kepastian hukum dan keadilan.
Dalam pasal 3 ayat 2 dan 3 konsep asas “menerapkan aturan yang
menguntungkanmeringankan”, berlaku juga diperluas untuk terpidana. Kemudian dapat dilakukan “redetermining of punishment” dalam hal ada peraturan perundang-
undangan yang baru dan meringankan walaupun putusan tersebut mempunyai kekuatan hukum yang tetap.
C. Asas tiada pertanggungjawaban pidana tanpa sifat melawan hukum no liability without unlawfulness