27
BAB III GAMBARAN DATA PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI
A. Ketentuan
Pajak Pertambahan Nilai adalah pajak atas konsumsi barang dan jasa di daerah pabean yang dikenakan secara bertingkat di setiap jalur produksi dan distribusi.
Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai sangat dipengaruhi oleh perkembangan transaksi bisnis serta pola konsumsi masyarakat objek dari Pajak Pertambahan Nilai atas nilai
tambah added valueyang timbul efek pengenaan pajak berganda dapat dihindarkanResmi,2008:1.
B. Dasar Hukum Pajak Pertambahan Nilai
Undang-Undang yang mengatur pengenaan Pajak PertambahanNilai PPN adalah Undang-Undang nomor 8 tahun 1983 tentang pajak Pertambahan Nilai Barang
dan jasaPajak penjualan atas Barang Mewah sebagaimana telah beberapa kali di ubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 42 tahun 2009.
C. Subjek Dan Objek Pajak Pertambahan Nilai
1. Subjek pajak
Dalam buku “Perpajakan Indonesia”Waluyo,2006:57-68 secara garis besarsubjek pajak adalah pihak-pihak orang atau badan yang menerima penghasilan
dari satu atau lebih pemberi kerja.
Yang menjadi subjek pajak pertambahan nilai adalah orang pribadi atau badan dalam bentuk apa pun yang dalam kegiatan usaha atau pekerjaan
menghasilkanbarang,mengimpor barang,mengekspor barang melakukan
usahaperdangangan,memanfaatkan barang tidak berwujud dari luar Daerah Pabean. 2. Objek Pajak
Pajak Pertambahan Nilai dikenakan atas 1.
Penyerahan barang kena pajak di dalam daerah pabean yang dilakukan oleh pengusaha kena pajak.
a. Barang berwujud yang diserahkan merupakan Barang kena Pajak.
b. Barang tidak berwujud yang diserahkan merupakan Brang kena Pajak
Tidak Berwujud. c.
Penyerahan dilakukan di dalam Daerah Pabean. d.
Penyerahan dilakukan dalam rangka kegiatan usaha atau pekerjaanya. 2.
Impor Barang Kena Pajak. a.
Pemungutan dilakukan melalui Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. b.
Tanpa memperhatikan apakah dilakukan dalam rangka kegiatan usahaatau pekerjaannya atau tidak,tetap dikenai pajak.
3. Penyerahan Jasa Kena Pajak di dalam Daerah Pabean yang dilakukan oleh
Pengusaha Kena Pajak. Dengan syarat-syarat sebagai berikut:
a. Jasa yang diserahkan merupakan Jasa Kena Pajak.
b. Penyerahan dilakukan didalam Daerah Pabean.
c. Penyerahan dilakukan dalam rangka kegiatan usaha atau pekerjaanya.
4. Pemanfaatan Barang Kena Pajak tidak berwujud dari luar daerah Pabean
didalam Daerah Pabean.Untuk dapat memberikan perlakuan yang sama dengan impor barang Kena Pajak.
5. Pemanfaatan Barang Kena Pajak dari luar Daerah Pabean di dalam daerah
pabean jasa yang berasal dari luar daerah pabean yang dimanfaatkan oleh siapapun didalam daerah pabean dikenai Pajak Pertambahan Nilai.
6. Ekspor Barang Kena Pajak Berwujud Oleh Pengusaha Kena Pajak.
7. Ekspor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud Oleh Pengusaha Kena Pajak.
8. Pengusaha melakukan ekspor barang kena pajak berwujudbarang kena
pajak tidak berwujud hanya pengusaha yang telah dikukuhkan menjadi pengusaha kena pajak.
9. Ekspor Jasa Kena Pajak Oleh Pengusaha Kena Pajak.Termasuk dalam
pengertian ekspor jasa kena pajak adalah penyerahan jasa kena pajak dari dalam daerah pabean keluar daerah pabean oleh pengusaha kena pajak
yang menghasilkan dan melakukan ekspor barang kena pajak berwujud atas dasar pesanan atau permintaan dengan bahan dan atas petunjuk dari
pemesanan diluar daerah pabean.
10. Kegiatan Membangun sendiri yang dilakukan dalam kegiatan usaha atau
pekerjaan oleh orang pribadi atau badan yang hasilnya digunakan sendiri atau digunakan pihak lain.
11. Penyerahan barang kena pajak berupa aktiva yang menurut tujuan semula
tidak untuk di perjual belikan oleh pengusaha kena pajak.
D. Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak