Al-Mau’idzatil Hasanah Nasehat yang baik AL-Mujadalah Bi-al Lati Hiya Ahsanberdebat dengan cara yang lebih

21

b. Al-Mau’idzatil Hasanah Nasehat yang baik

Secara bahasa, mau’izhah hasanah terdiri dari dua kata, mau’izhah dan hasanah. Kata mau’izhah berasal dari kata wa’adza-ya’idzu wa’idzatan yang berarti : nasihat, bimbingan, pendidikan dan peringatan 17 , sementara hasanah merupakan kebalikkan dari sayyi’ah yang artinya kebaikan lawannya kejelekkan. Adapun pengertian secara istilah, ada beberapa pendapat antara lain: 1 Menurut Iman Abdullah bin Ahmad an-Nasafi yang dikutip oleh Hasanuddin adalah “Perkataan-perkataan yang tidak tersembunyi bagi mereka, bahwa engkau memberikan nasehat dan menghendaki manfaat kepada mereka atau dengan al- Qur’an. 18 2 Menurut Abdul Hamid al-Bilali al-Mau’izhah al-hasanah merupakan salah satu manhaj metode dalam dakwah untuk mengajak ke jalan Allah dengan memberikan nasehat atau membimbing dengan lemah lembut agar mereka mau berbuat baik. 3 Mau’izhah hasanah dapatlah diartikan sebagai ungkapan yang mengandung unsur bimbingan, pendidikan, pengajaran, kisah-kisah, berita gembira, peringatan, pesan-pesan positif wasiat yang bisa dijadikan pedoman dalam kehidupan agar mendapatkan keselamatan dunia dan akhirat. 17 Lois Ma’luf, Munjid al-Lughah wa A’lam, Beirut : Dar Fikr, 1986, h.907 18 Hasanuddin, Hukum Dakwah, Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya, 1996, h.37. 22 4 Al-Mau’idzatil hasanah artinya memberi nasehat pada orang lain dengan cara yang baik, berupa petunjuk-petunjuk ke arah kebaikan dengan bahasa yang baik yang dapat mengubah hati. 19 Agar nasehat tersebut dapat diterima, berkenan di hati, enak didengar, menyentuh perasaan, tulus difikiran, menghadapi sikap kasar, dan tidak boleh mencaci atau menyebut kesalahan audiens, sebagai pihak objek dakwah.

c. AL-Mujadalah Bi-al Lati Hiya Ahsanberdebat dengan cara yang lebih

baik Dari segi etimologi bahasa lafazh mujadalah diambil dari kata “jadala”لدج yang bermakna memintal, memilit. Apabila ditambahkan alif pada huruf jim ج yang mengikuti wazan faala لعف , “njaa dala” dapat bermakna berdebat, dan “mujadalah” perdebatan. 20 Kata “Jadala” dapat bermakna menarik tali dan mengikatnya guna menguatkan sesuatu. Orang yang berdebat bagaikan menarik, dengan ucapan untuk meyakinkan lawannya dengan menguatkan pendapatnya melalui argumentasi yang disampaiakan. 21 Dari segi istilah terminologi terdapat beberapa pengertian al- Mujadalah al-Hiwar dari segi istilah. Al-Mujadalah al-Hiwar berarti upaya tukar pendapat yang dilakukan oleh dua pihak secara sinergis, tanpa adanya suasana yang mengharuskan lahirnya permusuhan diantara 19 H. Munzier Suparta, Metode Dakwah, Jakarta : Kencana, 2003, Cet.ke-1, h.18. 20 Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah,Lentera Hati, 2000, cet.ke-1, h.553. 21 Munzir Suparta, cet ke-2.h.19 23 keduanya. 22 Kalau terpaksa timbul perbantahan antara da’i dan mad’u atau pertukaran pikiran yang disebut polomik, maka dapat direlakan lagi, pilihan jalan yang sebaik-baiknya, disadarkan dan diajak kepada jalan pikiran yang benar, sehingga dia menerima. 23 Tujuan berdebat bukan untuk bertengkar dan menyakiti hati lawan, tetapi untuk meluruskan akidah yang batil. Bermujadalah merupakan salah satu teknik terbaik dalam dakwah. Bermujadalah juga mempunyai tujuan untuk menguji sejauh mana kebenaran Islam yang coba diketengahkan kepada orang lain. Sebagai contoh dalam mujadalah, yaitu bertahan dengan baik, dengan jalan yang sebaik-baiknya dalam bermujadalah, antara lain dengan perkataan yang lugas, tidak dengan ucapan yang kasar atau dengan mempergunakan sesuatu perkataan yang dapat menyadarkan hati, membangun jiwa dan menerangi akal pikiran, ini merupakan penolakan bagi orang yang enggan melakukan perdebatan dalam agama. Dari pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa, al- Mujadalah merupakan tukar pendapat yang dilakukan oleh dua pihak dengan menggunakan argumen yang kuat tak terbantahkan, tidak melahirkan permusuhan dengan tujuan agar lawan menerima pendapat yang diajukan. Ada beberapa bentuk metode dakwah praktis sebagaimana dikemukakan oleh Asmuni Syukir, adalah sebagai berikut: 24 22 Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah, Lentera Hati, 2000, cet, ke-1, h.553. 23 Hamka, h.321. 24 Asmuni Syukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam,Surabaya:Al-Ikhlas, 1983, h.104. 24 a. Metode Ceramah retorika dakwah Ceramah adalah suatu teknik atau metode dakwah yang banyak diwarnai oleh ciri karakteristik bicara oleh seseorang da’imubaligh pada suatu aktivitas dakwah. Ceramah dapat pula bersifat propaganda, kampanye, berpidato retorika, khutbah, sambutan, mengajar dan sebagainya. b. Metode Tanya-Jawab Metode tanya jawab adalah penyampaian materi dakwah dengan cara mendorong sasarannya obyek dakwah untuk menyatakan sesuatu masalah yang dirasa b elum dimengerti dan mubalighda’i sebagai penjawabnya. c. Debat mujadalah Mujadalah selain sebagai dasanama sinonim dari istilah dakwah, dapat juga sebagai salah satu metode dakwah. Debat sebagai metode dakwah pada dasarnya mencari kemenangan, dalam arti menunjukkan kebenaran dan kehebatan Islam. Dengan kata lain debat adalah mempertahankan pendapat dan idiologinya agar pendapat dan idiologinya itu diakui kebenaran dan kehebatannya oleh musuh orang lain. d. Percakapan Antar Pribadi Percakapan Bebas Percakapan antara pribadi atau individual conference adalah percakapan bebas antara seseorang da’i atau mubaligh dengan individu-individu sebagai sasaran dakwah. Percakapan pribadi bertujuan untuk menggunakan kesempatan yang baik di dalam percakapan atau mengobrol ngomong bebas untuk aktivitas dakwah. e. Metode Demonstrasi Berdakwah dengan cara memperlihatkan suatu contoh, baik berupa benda, peristiwa, perbuatan dan sebagainya dapat dinamakan bahwa seorang da’i yang bersangkutan menggunakan metode demonstrasi. Artinya suatu metode dakwah, di mana seorang da’i memperlihatkan sesuatu atau mementaskan sesuatu terhadap sasarannya massa, dalam rangka mencapai tujuan dakwah yang ia inginkan. f. Metode Dakwah Rasulullah Muhammad Rasulullah saw. Seorang da’i internasional, pembawa agama Islam dari Allah untuk seluruh alam. Beliau di dalam membawa missi agamanya menggunakan berbagai macam metode antara lain : dakwah di bawah tanah, dakwah secara terang-terangan, politik pemerintah, surat menyurat, dan peperangan. g. Pendidikan Dan Pengajaran Agama Pendidikan dan pengajaran dapat pula dijadikan sebagai metode dakwah. Sebab dalam definisi dakwah telah disebutkan bahwa dakwah dapat diartikan dengan dua sifat, yakni bersifat pembinaan melestarikan dan membina agar tetap beriman dan pengembangan sasaran dakwah. 25 h. Mengunjungi Rumah Silaturahmihome visit Metode dakwah yang dirasa efektif juga untuk dilaksanakan dalam rangka mengembangkan maupun membina Ummat Islam ialah metode dakwah dengan mengunjungi rumah obyek dakwah atau disebut dengan metode silaturahmi atau home visit.

4. Media Dakwah