34
meningkatkan konflik yang destruktif antara seorang individu dengan individu lain Johnson Johnson, 1997.
Ada tiga jenis perilaku yang dapat menurunkan trust dalam suatu hubungan Johnson Johnson, 1997. Pertama, adanya penolakan, ejekan dan
tidak menghargai sebagai respon terhadap keterbukaan orang lain. Membuat lelucon yang merugikan orang lain, menertawakan saat seseorang membuka diri,
menghakimi perilakunya, atau menjadi diam merupakan cara untuk menyampaikan penolakan dan dapat merusak trust dalam hubungan. Kedua, tidak
adanya openness yang timbal balik. Jika seseorang tertutup dan seseorang lagi terbuka, maka trust tidak akan terjadi. Terakhir, adalah menolak untuk
mengemukakan pemikiran, informasi, saran, perasaan dan reaksi setelah orang lain telah menunjukan adanya acceptance, support dan cooperativeness.
II. C. Gambaran Trust Pada Istri yang Menjalani Commuter Marriage
Bagi kebanyakan orang, hubungan perkawinan dipandang sebagai hubungan yang sangat intim dan merupakan hubungan yang berlangsung lama
bila dibandingkan dengan semua hubungan dekat yang ada Lemme, 1995. Dari hasil penelitian tentang perkawinan, kualitas perkawinan yang baik ditandai oleh
komunikasi yang baik, keintiman dan kedekatan, seksualitas, kejujuran dan kepercayaan yang kesemuanya itu menjadi sangat penting untuk menjalin relasi
perkawinan yang memuaskan dalam Sadarjoen, 2005. Dalam perkawinan jarak jauh atau commuter marriage, trust dan
komitmen cenderung dinilai tinggi bagi pasangan yang berhasil
Universitas Sumatera Utara
35
menegosiasikannya Maines, 1993. Dalam perkawinan commuter ini juga diperlukan trust, kejujuran dan kesetiaan. Apabila salah satu pasangan mulai
tidak jujur dan tidak percaya maka pasangan yang lain akan sendirinya merasa tidak aman dan tidak nyaman Sadarjoen, 2007. Keberhasilan yang sangat
penting dalam commuter marriage adalah dasar kepercayaan atau trust, dukungan dari pasangan, komitmen yang kuat pada perkawinan dan pasangan, dan
komunikasi yang terbuka antara pasangan Farris, 1978. Kepercayaan atau trust sendiri merupakan aspek penting dalam semua
hubungan, terutama dalam hubungan perkawinan. Menurut Hendrick Hendrick 1992 trust merupakan faktor yang diperlukan untuk tercapainya hubungan yang
sukses. Menurut Johnson Johnson 1997, trust merupakan aspek dalam suatu hubungan secara terus menerus berubah serta bervariasi. Henslin dalam King,
2002 memandang trust sebagai harapan dan kepercayaan individu terhadap reliabilitas orang lain. Pondasi dari trust meliputi saling menghargai satu dengan
yang lainnya dan menerima adanya perbedaan Carter, 2001. Individu yang memiliki trust tinggi cenderung lebih disukai, lebih bahagia, dianggap lebih
menarik oleh pasangannya, lebih mudah beradaptasi, dan dianggap sebagai orang yang paling dekat dibandingkan individu yang memiliki trust rendah Marriages,
2001. Menurut Johnson Johnson 1997 tingkat trust dalam sebuah hubungan
dapat berubah sesuai dengan kemampuan dan kemauan setiap orang untuk dapat percaya trusting dan dapat dipercaya trustworthy. Dalam commuter marriage
sendiri, trust menjadi masalah besar bagi pasangan adjusting karena pasangan ini
Universitas Sumatera Utara
36
menjalani commuter marriage di awal perkawinan dimana diantara mereka belum tercipta keyakinan sepenuhnya.
Roehling Bultman 2002 menjelaskan bahwa pasangan yang tidak tinggal bersama anak-anak dapat fokus pada karir, namun pasangan lain, biasanya
istri yang tinggal dengan anak merasakan peran sebagai orang tua tunggal. Oleh sebab itu, kehidupan istri menjadi lebih kompleks dan merasakan peran sebagai
orang tua tunggal. Dalam commuter marriage kurangnya kehadiran pasangan dan terhambatnya kontak nonverbal juga dapat mempengaruhi keintiman pasangan
Scoot, 2002. Menurut Thompson Walker dalam Papalia, 2003 pada wanita keintiman memerlukan adanya rasa saling berbagi perasaan dan kepercayaan.
Universitas Sumatera Utara
37
BAB III METODE PENELITIAN