Grafik Hubungan Antara Selisih dari Beban Pengereman Dengan Torsi Grafik Hubungan Antara Selisih dari Beban Pengereman Dengan Daya

49

4.4.5 Grafik Hubungan Antara Selisih dari Beban Pengereman Dengan Torsi

Berdasarkan hasil perhitungan dan pengujian yang dilihat pada tabel 4.3 Hubungan antara puraran dengan torsi didapat grafik sebagai berikut : Gambar 4.12. Grafik Hubungan antara SelisihBeban Pengereman dengan Torsi Dari gambar 4.12 diatas memperlihatkan bahwa selisih daribeban pengereman dan putaran yang diperoleh dari perhitungan dan pengujian pengujian terhadapmesin potong rumput Atomic Power AP 399dari tabel dapat dilihat bahwa selisih beban pengereman tertinggi yaitu 28,91 N dan terendah 3,92 Nsedangkan pada torsi tertinggi yaitu 1,53 Nm terendah 0,2 Nm. Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa semakin tinggi selisih beban pengereman yang diberikan maka semakin tinggi pula torsi yg diperoleh. 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2 1,4 1,6 1,8 5 10 15 20 25 30 35 T o rs i k W Selisih Beban Pengerman N 50

4.4.6 Grafik Hubungan Antara Selisih dari Beban Pengereman Dengan Daya

Berdasarkan hasil perhitungan dan pengujian yang dilihat pada tabel 4.3 Hubungan antara puraran dengan torsi didapat grafik sebagai berikut : Gambar 4.13. Grafik Hubungan antara SelisihBeban Pengereman dengan Daya Dari gambar 4.13 diatas memperlihatkan bahwa selisih daribeban pengereman dan daya yang diperoleh dari perhitungan dan pengujian pengujian terhadap mesin potong rumput Atomic Power AP 399dari tabel dapat dilihat bahwa selisih beban pengereman tertinggi yaitu 28,91 N dan terendah 3,92 Nsedangkan pada daya tertinggi yaitu 1,10 kW dan terendah 0,01 kW. Jdi dapat diambil kesimpulan bahwa semakin tinggi selisih beban pengereman yang diberikan maka semakin tinggi pula daya yg diperoleh. 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2 5 10 15 20 25 30 35 D a y a k W Selisih Beban Pengereman N 51

4.5 Validasi Pengujian

- Menggunakan Rumus � = � − �� � �+� 2 � .............................................R.S. Khurmi,:765 Dimana : T = Torsi Nm W = Beban tetap pada pengereman N S = Perubahan beban N D = Diameter puli m d = Diameter tali rem m dimana : W = 38,22N S = Tidak tetap selam pengujian, 9,31N Beban awal D = 0,103 m d = 0,003m Maka, � = 38,22 − 9,31� � 0,103 + 0,003 2 � = 1,53 Nm Putaran yang didapat adalah 5831 rpm, setelah di ukur dengan tachometer saat poros yang ada di mesin berputar bersamaan saat pembebanan . kemudian dari data diatas di hitunglah daya poros.