Pemetaan Injektif Pemetaan Satu-satu Pemetaan Surjektif Pemetaan Pada Pemetaan Bijektif Pemetaan Korespondensi Satu-Satu

10

2.5. Pemetaan

Misalkan A dan B adalah dua himpunan yang tidak kosong. Suatu cara atau aturan yang memasangkan setiap elemen dari himpunan A dengan tepat satu elemen di himpunan B disebut pemetaan dari himpunan A ke himpunan B. Pemetaan dari himpunan A ke himpunan B diberi notasi �, yaitu: � : A → B. Selanjutnya himpunan A disebut sebagai daerah asal dan himpunan B disebut daerah kawan. Secara umum, pemetaan dapat digolongkan menjadi 3 golongan sebagai berikut :

1. Pemetaan Injektif Pemetaan Satu-satu

Sebuah pemetaan dikatakan pemetaan injektif, jika dan hanya jika � = � mengantarkan kepada x = y untuk setiap x dan y pada domain �. Secara matematika dapat dituliskan sebagai berikut: � : A → B satu-satu ↔ ∀ , ∈ , � = � → = Gambar 2.8. Pemetaan Injektif a b c d 1 2 3 4 5 A B 11

2. Pemetaan Surjektif Pemetaan Pada

Sebuah pemetaan dari A ke B disebut dengan pemetaan surjektif, jika dan hanya jika untuk setiap elemen b ∈ maka akan terdapat emelen a ∈ dengan � = . Secara matematika dapat ditulis � : A → B pada ↔ ∀ ∈ , ∃ ∈ , � = Gambar 2.9 . Pemetaan Surjektif

3. Pemetaan Bijektif Pemetaan Korespondensi Satu-Satu

Sebuah pemetaan yang memenuhi pemetaan injektif dan surjektif dinamakan pemetaan bijektif korespondensi satu-satu. Setiap domain akan berkorespondensi secara unik ke elemen kodomain dan sebaliknya. Gambar 2.10. Pemetaan Bijektif A B 1 2 3 4 a b c d e a b c d e 1 2 3 4 5 A B 12 BAB III PELABELAN GRAF Pelabelan pada suatu graf merupakan pemetaan yang memasangkan setiap titik, setiap sisi, ataupun keduanya dengan bilangan bulat positif, dengan suatu keadaan tertentu [4]. Jika domain dari pemetaan adalah himpunan titik maka dinamakan pelabelan titik, serta jika pemetaan dilakukan dengan himpunan sisi sebagai domain maka dinamakan pelabelan sisi dan jika pemetaan yang dilakukan dengan domain titik dan sisi maka dinamakan pelabelan total [10]. Satu contoh terkenal pada pelabelan adalah pelabelan yang dilakukan oleh Stewart pada sisi kubus. Perhatikan bahwa untuk setiap titik, penjumlahan sisi yang insident terhadap titik tersebut bernilai 83. Terlebih lagi, label semua sisi berbeda dan semuanya merupakan bilangan prima [4]. Gambar 3.1. Kubus Stewart 12 3 11 43 19 53 29 13 17 41 5 61 3 7 d a c e f h g b 13 Pelabelan pada kubus yang dilakukan oleh Stewart diatas termasuk ke dalam pelabelan sisi. Sedangkan untuk pelabelan titik dan total dapat dilihat pada Gambar 3.2 di bawah ini. Gambar 3.2. a Pelabelan Titik b Pelabelan Total Pelabelan titik diatas merupakan pelabelan titik dengan kondisi penjumlahan setiap titik yang berdekatan mempunyai beda 1 dengan penjumlahan titik yang berdekatan berikutnya. Sedangkan pada pelabelan total diatas, kondisi pelabelan yaitu penjumlahan label pada suatu titik dengan sisi yang insiden terhadapnya mempunyai beda 1 dengan titik berikutnya.

3.1. Definisi Pelabelan Graceful