LATAR BELAKANG MASALAH PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Kebanyakan wanita pada masa reproduksi mengalami beberapa gejala psikologik alam perasaan negatif atau gejala fisik pada fase luteal siklus menstruasi. Sifat gejalanya bervariasi dan cenderung memburuk ketika menstruasinya semakin mendekat. Keadaan ini tidak selalu terjadi pada setiap siklus dan intensitasnya tidak sama pada siklus yang berbeda. Beberapa wanita mengalami gejala alam perasaan dan fisik yang berat, gangguan fisik berat yang menonjol adalah dismenore atau nyeri haid DerekJones, 2002. Dismenore atau nyeri haid salah satu topik yang banyak menarik minat sebagian besar kalangan wanita karena setiap bulannya wanita selalu mengalami menstruasi dan sering mengalami nyeri haid. Dismenore adalah nyeri saat haid yang terasa di perut bagian bawah dan muncul sebelum, selama atau setelah menstruasi. Haid inilah yang menjadi suatu gejala dimana paling sering menyebabkan wanita-wanita muda pergi ke dokter untuk konsultasi dan pengobatan, karena gangguan ini sifatnya subjektif, berat atau intensitasnya sukar dinilai yang memaksa wanita untuk istirahat atau bahkan berakibat pada menurunnya kinerja dan berkurangnya aktifitas sehari-hari Hanifa, 1999. Berbagai macam upaya telah dilakukan untuk mengurangi gejala nyeri dismenore, seperti mengkonsumsi obat-obatan anti nyeri asam mefenamat, ibuprofen, metampiron, dll. Penggunaan analgesik yang berlebihan dapat membuat seseorang ketergantungan terhadap efek penghilang nyeri, hal ini tentu saja berbahaya, di tambah lagi dengan efek samping penggunaan analgesik jangka panjang yang dapat menyebabkan terjadinya kerusakan hati bahkan hipertensi Forman, 2007. Angka kejadian dismenore di Indonesia sebesar 64,25 yang terdiri dari 54,89 dismenore primer dan 9,36 dismenore sekunder. Di Surabaya didapatkan 1,07-1,31 dari jumlah penderita dismenore datang kebagian kebidanan Harunriyanto, 2008. Di Amerika serikat diperkirakan hampir 90 wanita mengalami dismenore dan 10-15 diantaranya mengalami dismenore berat, yang menyebabkan mereka tidak mampu melakukan kegiatan sehari-hari karena menganggap dismenore merupakan hal yang biasa di kaum wanita tanpa dilakukan tindakan untuk mengurangi nyeri haid Jurnal Occupation And Environmental Medicine, 2008. Pada tanggal 9 mei 2012 peneliti telah melakukan studi pendahuluan kepada 20 mahasiswi PSIK Angkatan 2011 UMM untuk mencari angka kejadian dismenore primer. Hasil studi pendahuluan yang dilakukan, dari 20 mahasiswi di dapatkan 16 mahasiswi mengalami dismenore primer 80 dan 4 mahasiswi tidak mengalami dismenore primer 20. Dari 20 mahasiswi didapatkan data 70 selalu mengalami dismenore primer setiap bulannya, 25 jarang dan 5 tidak selalu. Sebagian besar 45 rasa nyeri berlokasi di perut bagian bawah, sedangkan 25 pada perut bagian tengah, 15 di daerah pinggang pinggul, 10 didaerah perut bagian tengah serta payudara dan 5 di daerah sympisis pubis. Sebagian besar 70 nyeri berlangsung saat menstruasi dengan lama durasi serangan 1 – 3 jam. Dismenore primer pada sebagian besar mahasiswi 60 dirasakan menganggu aktifitas sehari –hari sedangkan 25 merasa tidak menganggu aktifitas dan 15 merasakan kadang menganggu dan kadang tidak mengganggu aktifitas. Berdasarkan hasil wawancara didapatkan data dari 20 mahasiswi, seluruhnya tidak pernah melakukan tindakan apapun untuk mengatasi nyeri haid yang dirasakan. Manajemen nyeri dapat dilakukan oleh seorang perawat dengan menggunakan metode farmakologis dan non farmakalogis. Secara farmakologis dengan obat golongan anti nyeri sedangkan cara non farmakologis dapat dilakukan dengan relaksasi, hipnoterapi, kompres air hangat, senam atau olahraga secara teratur, yoga, distraksi dan masas. Manajemen nyeri non farmakologis lebih aman digunakan karena tidak menimbulkan efek samping yang seperti obat-obatan, karena terapi non farmakologis menggunakan proses fisiologis. Raimah 2006 mengatakan bahwa beberapa latihan dapat meningkatkan pasokan darah ke organ reproduksi sehingga memperlancar peredaran darah. Perempuan yang sering melakukan latihan-latihan ringan secara teratur dapat meningkatkan sekresi hormon dan pemanfaatannya, khususnya estrogen. Apabila seseorang melakukan suatu hal yang mampu memicu pelepasan hormon endorphine dalam tubuhnya maka hormon tersebut akan menjadi analgesik alami dan penenang alami sehingga mampu menurunkan intensitas nyeri seperti pada nyeri haid Istiqomah, 2009. Ada dua yang mampu memicu pelepasan endorphine dalam tubuh adalah yoga dan senam dismenore. Teknik yoga merupakan salah satu membantu meregangkan dan membentuk otot, serta menguatkan tulang, dimana gerakan ini menstimulasi pengeluaran hormon endorphin yang menciptakan rasa nyaman pada tubuh dan memberikan relaksasi pada tubuh. Dari berbagai teknik yoga yang ada, terdapat salah satu teknik yoga yang dapat menurunkan nyeri haid, yaitu teknik yoga cat strech exercise yang meliputi dari 3 gerakan tubuh. Yoga bukanlah olahraga tetapi merupakan innercise. Olahraga memerlukan kerja tubuh sampai kelelahan, innercise menggunakan pernapasan dan posisi santai untuk membantu tubuh menyimpan energi dan kekuatan. Senam dismenoreolah raga fisik dapat menghasilkan hormon endorphine . Endorphine dihasilkan diotak dan susunan syaraf tulang belakang. Hormon ini dapat berfungsi sebagai obat penenang alami yang diproduksi otak yang melahirkan rasa nyaman dan meningkatkan kadar endorphine dalam tubuh untuk mengurangi rasa nyeri pada saat kontraksi. Semakin banyak melakukan senamolahraga maka akan semakin tinggi pula kadar endorphine. Ketika seseorang melakukan olahragasenam, maka endorphine akan keluar dan ditangkap oleh reseptor di dalam hipotalamus dan sistem limbik yang berfungsi untuk mengatur emosi. Sehingga olahraga atau senam akan efektif dalam mengurangi masalah nyeri terutama nyeri dismenore. Suatu penelitian oleh Istiqomah A pada tahun 2009 tentang “Efektivitas Senam Dismenore Dalam Mengurangi Dismenore Pada Remaja Putri Di SMU Negeri 5 Semarang ” menyatakan bahwa senam dismenore efektif dalam mengurangi nyeri dismenore pada remaja. Pada hasil penelitian yang kedua oleh Inti Mustika, Ida maryati, Ermiati 2011 tentang “Perbedaan Intensitas Nyeri Haid Sebelum Dan Sesudah Dilakukan Teknik Cat Stretch Exercise Pada Siswi Man Awipari Kec. Cibeureum Kota Tasikmalaya ” menyatakan bahwa teknik cat stretch exercise dapat membantu menurunkan intensitas nyeri haid, dan sebaiknya teknik ini dilakukan secara rutin setiap kali mengeluh nyeri haid untuk mengatasi nyeri dan mengurangi gejala-gejala lain yang ditimbulkannya. Dari kedua penelitian tersebut belum dijelaskan penanganan tanpa menggunakanan algesik mana yang lebih efektif dan efisien antara teknik yoga cat stretch exercise dengan senam dismenore. Sehingga peneliti ingin membedakan pengaruh tingkat nyeri dismenore antara teknik yoga cat stretch exercise dengan senam dismenore. Lebih efektif yang teknik yoga cat stretch exercise ataukah senam dismenore. Sehingga setelah diketahui hasilnya bisa diaplikasikan untuk intervensi dismenore. Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah diatas penulis ingin melakukan penelitian tentang “perbedaan efektifitas teknik yoga cat stretch exercise dengan senam dismenore terhadap penurunan nyeri haid dismenorhea primer pada mahasiswi PSIK Universitas Muhammadiyah Malang ”.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pemberian Coklat Hitam terhadap Penurunan Nyeri Haid pada Dismenorhea Primer Mahasiswi PSIK Muhammadiyah Malang

72 317 30

IDENTIFIKASI NYERI HAID (DISMENOREA PRIMER) PADA SISWI KELAS 7 dan 8 YANG MELAKUKAN POSE YOGA (COBRA, CAT dan FISH) DI SMP MUHAMMADIYAH 01 MALANG

4 21 23

PENGARUH PEMBERIAN MADU TERHADAP PENURUNAN NYERI HAID (DISMENORHEA PRIMER) PADA MAHASISWI PSIK FIKES UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

50 301 23

EFEKTIVITAS KONSUMSI PISANG RAJA TERHADAP PENURUNAN NYERI HAID PADA DISMENORHEA PRIMER SISWI SMA MUHAMMADIYAH 01 MALANG

43 130 24

PENGARUH DEEP BREATHING EXERCISE TERHADAP NYERI HAID PRIMER PADA MAHASISWI S1 FISIOTERAPI UNIVERSITAS Pengaruh Deep Breathing Exercise Terhadap Nyeri Haid Primer Pada Mahasiswi S1 Fisioterapi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

7 22 13

PENGARUH DEEP BREATHING EXERCISE TERHADAP NYERI HAID PRIMER PADA MAHASISWI S1 FISIOTERAPI UNIVERSITAS Pengaruh Deep Breathing Exercise Terhadap Nyeri Haid Primer Pada Mahasiswi S1 Fisioterapi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 2 16

PERBEDAAN DERAJAT DISMENORE PADA WANITA YANG MENGIKUTI SENAM YOGA DAN TIDAK MENGIKUTI SENAM YOGA.

0 0 10

10 EFEKTIVITAS WILLIAM’S FLEXION EXERCISE DALAM PENGURANGAN NYERI HAID (DISMENORHEA)

0 1 7

PERBEDAAN PEGARUH PENAMBAHAN KOMPRES HANGAT PADA SENAM DISMENORE TERHADAP PENURUNAN NYERI HAID PADA REMAJA PUTRI NASKAH PUBLIKASI - PERBEDAAN PEGARUH PENAMBAHAN KOMPRES HANGAT PADA SENAM DISMENORE TERHADAP PENURUNAN NYERI HAID PADA REMAJA PUTRI - DIGILIB

0 0 14

PENGARUH PENAMBAHAN GERAKAN YOGA PADA RELAXATION EXERCISE TERHADAP PENURUNAN NYERI HAID PADA MAHASISWA FISIOTERAPI UNIVERSITAS ‘AISYIYAH YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - PENGARUH PENAMBAHAN GERAKAN YOGA PADA RELAXATION EXERCISE TERHADAP PENURUNAN NYERI HAID

0 0 13