32 luar diri seseorang siswa yang menyebabkan siswa tersebut melakukan kegiatan
belajar. Dalam memberikan motivasi seorang guru harus berusaha dengan segala
kemampuan yang ada untuk mengarahkan perhatian siswa kepada sasaran tertentu. Dengan adanya dorongan ini dalam diri siswa akan timbul inisiatif
dengan alasan mengapa ia menekuni pelajaran. Untuk membangkitkan motivasi kepada mereka, supaya dapat melakukan kegiatan belajar dengan kehendak
sendiri dan belajar secara aktif. f Cara Belajar
Perlu untuk diperhatikan bagaimana teknik belajar, bagaimana bentuk catatan buku, pengaturan waktu belajar, tempat serta fasilitas belajar.
2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yang sifatnya di luar diri siswa, yaitu beberapa pengalaman-pengalaman,
keadaan keluarga, lingkungan sekitarnya dan sebagainya.Pengaruh lingkungan ini pada umumnya bersifat positif dan tidak memberikan paksaan kepada individu.
Slameto 1995:60
mengatakan, faktor
eksternal yang
dapat mempengaruhi belajar adalah “keadaan keluarga, keadaan sekolah dan lingkungan
masyarakat.” a Keadaan Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam masyarakat tempat seseorang dilahirkan dan dibesarkan. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Slameto
bahwa: “Keluarga adalah lembaga pendidikan pertama dan utama. Keluarga
33 yanng sehat besar artinya untuk pendidikan kecil, tetapi bersifat menentukan
dalam ukuran besar yaitu pendidikan bangsa, negara dan dunia.”Adanya rasa aman dalam keluarga sangat penting dalam keberhasilan seseorang dalam belajar.
Rasa aman itu membuat seseorang akan terdorong untuk belajar secara aktif, karena rasa aman merupakan salah satu kekuatan pendorong dari luar yang
menambah motivasi untuk belajar. Dalam hal ini Hasbullah 1994:46 mengatakan, “keluarga merupakan
lingkungan pendidikan yang pertama, karena dalam keluarga inilah anak pertama- tama mendapatkan pendidikan dan bimbingan, sedangkan tugas utama dalam
keluarga bagi pendidikan anak ialah sebagai peletak dasar bagi pendidikan akhlak dan pandangan hidup keagamaan.”
Oleh karena itu orang tua hendaknya menyadari bahwa pendidikan dimulai dari keluarga. Sedangkan sekolah merupakan pendidikan lanjutan. Peralihan
pendidikan informal ke lembaga-lembaga formal memerlukan kerjasama yang baik antara orang tua dan guru sebagai pendidik dalam usaha meningkatkan hasil
belajar anak. Jalan kerjasama yang perlu ditingkatkan, dimana orang tua harus menaruh perhatian yang serius tentang cara belajar anak di rumah. Perhatian
orang tua dapat memberikan dorongan dan motivasi sehingga anak dapat belajar dengan tekun. Karena anak memerlukan waktu, tempat dan keadaan yang baik
untuk belajar. b Keadaan Sekolah
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa, karena itu lingkungan
34 sekolah yang baik dapat mendorong untuk belajar yang lebih giat. Keadaan
sekolah ini meliputi cara penyajian pelajaran, hubungan guru dengan siswa, alat- alat pelajaran dan kurikulum. Hubungan antara guru dan siswa kurang baik akan
mempengaruhi hasil-hasil belajarnya. Kartono 1995:6 mengemukakan bahwa, “guru dituntut untuk menguasai
bahan pelajaran yang akan diajarkan, dan memiliki tingkah laku yang tepat dalam mengajar.”
Oleh sebab itu, guru harus dituntut untuk menguasai bahan pelajaran yang disajikan, dan memiliki metode yang tepat dalam mengajar.
c Lingkungan Masyarakat Di samping orang tua, lingkungan masyarakat juga merupakan salah satu
faktor yang tidak sedikit pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa dalm proses pelaksanaan pendidikan. Karena lingkungan masyarakat sekitar sangat besar
pengaruhnya terhadap perkembangan pribadi anak, sebab dalam kehidupan sehari- hari anak akan lebih banyak bergaul dengan lingkungan dimana anak itu berada.
Dalam hal ini Kartono 1995:5 berpendapat, lingkungan masyarakat dapat menimbulkan kesukaran belajar anak, terutama anak-anak yang sebayanya.
Apabila anak-anak yang sebaya merupakan anak-anak yang rajin belajar, maka anak akan terangsang untuk mengikuti jejak mereka. Sebaliknya bila anak-anak di
sekitarnya merupakan kumpulan anak-anak nakal yang berkeliaran tiada menentukan anakpun dapat terpengaruh pula.
Dengan demikian dapat dikatakan lingkungan masyarakat membentuk kepribadian anak, karena dalam pergaulan sehari-hari seorang anak akan selalu
35 menyesuaikan dirinya dengan kebiasaan-kebiasaan lingkungannya. Oleh karena
itu, apabila seorang siswa bertempat tinggal di suatu lingkungan temannya yang rajin belajar maka kemungkinan besar hal tersebut akan membawa pengaruh pada
dirinya, sehingga ia akan turut belajar sebagaimana temannya. Faktor eksternal ini juga termasuk faktor yang berhubungan dengan segala
sesuatu yang ada di luar pribadi masing-masing anak. Salah satunya adalah yang berkaitan dengan media hiburan yaitu televisi. Dapat dikatakan bahwa fungsi
televisi sebagai hiburan terutama pada tayangan program hiburan yang disuguhkan apabila dikaitkan dengan teori fungsional yang dikemukakan oleh
Robert K. Merton, maka dapat dikatakan pengaruh televisi menjadi disfungsional jika pengaruh tayangan program hiburan di TV negatif bagi anak.
Bahwa dalam bahasan ini, peneliti juga mengacu pada pendapatnya John
Locke lahir tahun 1904 dan wafat tahun 1932, teori empirisme yang merupakan teori dalam pendidikan bertolak dari Lockean Tradition yang mementingkan
stimulasi eksternal dalam perkembangan manusia, dan menyatakan bahwa perkembangan anak tergantung kepada lingkungan, sedangkan pembawaan tidak
dipentingkan. Disebut juga teori Tabula Rasa yaitu anak lahir kedua bagaikan
kertas putih yang bersih. E.9 Korelasi Antara Terpaan Program Hiburan dan Prestasi Akademik
Siswa
Tayangan program hiburan di TV adalah acara siaran atau acara tayangan televisi yang diproduksi untuk konsumsi pemirsa televisi baik yang berbentuk
36 kata-kata, tempat, benda, perilaku, dan sebagainya yang ditujukan untuk
menghibur atau bersifat menghibur. Format acara televisi adalah sebuah perencanaan dasar dari suatu konsep
acara televisi yang akan menjadi landasan kreativitas dan desain produksi yang akan terbagi dalam berbagai criteria utama yang disesuaikan dengan tujuan dan
target pemirsa acara tersebut. Skema format acara televisi menurut Naratama 2004:64 adalah sebagai
berikut: Gambar 1.1
FORMAT ACARA TELEVISI
DRAMA FIKSI
NON DRAMA NON FIKSI
BERITA NEWS
Timeless Imajinatif Timeless Factual
Faktual Aktual
Others Tregedy
Aksi Komedi
Cinta Legenda
Horor Musik
Magazine show
Talk show Variety
show Repackaging
Game show Features
Sport News
37 Ada tiga bagian dari Format Acara Televisi, yaitu Drama, Nondrama, dan
Berita Olahraga. Bisa juga dikategorikan menjadi Fiksi, Nonfiksi, dan News- Sport.
Fiksi drama adalah sebuah format acara televisi yang diproduksi dan dicipta melalui proses imajinasi kreatif dari kisah-kisah drama atau fiksi yang
direkayasa dan dikreasi ulang. Format yang digunakan merupakan interpretasi kisah kehidupan yang diwujudkan dalam suatu runtutan cerita dala sejumlah
adegan. Adegan-adegan tersebut akan menggabungkan antara realitas kenyataan hidup dengan fiksi atau imajinasi khayalan para kreatornya. Contoh: Drama
percintaan love story, Tragedi, Horor, Komedi, Legenda, Aksi action, dan sebagainya.
Nonfiksi nondrama adalah sebuah format acara televisi yang diproduksi dan dicipta melalui proses pengolahan imajinasi kreatif dari realitas kehidupan
sehari-hari tanpa harus menginterpretasi ulang dan tanpa harus menjadi dunia khayalan. Nondrama bukanlah sebuah cerita fiksi dari setiap pelakunya. Untuk itu,
format-format program acara Nondrama merupakan sebuah runtutan pertunjukan kreatif yang mengutamakan unsur hiburan yang dipenuhi dengan aksi, gaya, dan
musik. Contoh: Talk Show, Konser Musik, dan Variety Show. Berita dan Olahraga adalah sebuah format acara televisi yang diproduksi
berdasarkan informasi dan fakta atas kejadian dan peristiwa yang berlangsung pada kehidupan masyarakat sehari-hari. Format ini memerlukan nilai-nilai faktual
dan aktual yang disajikan dengan ketepatan dan kecepatan waktu dimana
38 dibutuhkan sifat liputan yang independen. Contoh: Berita Ekonomi, Liputan
Siang, dan Laporan Olahraga. Dalam penelitian ini mengenai acara atau program hiburan yang peneliti
amati sesuai keberadaan saat ini berdasarkan hasil pra survey pada siswa SMP Negeri 5 Jombang dan menurut sumber di internet yang paling diminati adalah:
acara musik, sinetron, reality show, dan film yang termasuk dalam format acara nondrama atau nonfiksi dan drama atau fiksi http:bisnistriktips.blogspot.com
201007televisi-dan-bisnis-televisi-di.htmldiakses pada tanggal 28 September 2010
Bahwa dalam bahasan ini peneliti mengacu pada pendapatnya Robert K. Merton, telah membedakan antara fungsi-fungsi konsekuensi suatu aktivitas sosial
dan tujuan atau maksud di belakang aktivitas tersebut. Bahwa tidak semua konsekuensi dari suatu aktivitas mempunyai nilai positif untuk suatu sistem sosial
dimana konsekuensi itu terjadi atau bagi kelompok-kelompok atau individu- individu yang terlibat di dalamnya. Konsekuensi-konsekuensi yang tidak
diinginkan ditinjau dari kesejahteraan masyarakat atau anggotanya disebut dysfunctions. Setiap tindakan bisa memiliki efek-efek fungsional dan
disfungsional. Dalam hal ini terpaan tayangan program hiburan di TV dapat memiliki
konsekuensi negatif atau disfungsional bagi para siswa yang menyangkut prestasi akademiknya karena fungsi yang ditimbulkan dari media hiburan massa justru
semakin membuat siswa tidak mengutamakan kewajiban mereka untuk belajar sebagai cara menaikkan prestasi akademiknya kelak.
39 Sedangkan Prestasi akademik siswa adalah hasil yang dicapai seorang
siswa dalam usahanya sebagaimana dicantumkan di dalam nilai rapornya. Adapun faktor intern dan ekstern yang dapat mempengaruhi prestasi
akademik siswa. Diantara kedua faktor tersebut faktor yang paling mendominasi dalam mempengaruhi prestasi akademik siswa saat ini adalah faktor ekstern,
khususnya dalam lingkungan masyarakat. Sesuai dengan teori empirisme yang menyatakan bahwa perkembangan anak tergantung kepada lingkungan, sedangkan
pembawaan tidak dipentingkan. Dari pernyataan di atas dan teori yang telah dikemukakan, dapat
disimpulkan bahwa prestasi akademik siswa itu dapat ditentukan oleh lingkungan masyarakat sebagai faktor ekstern yang sangat banyak mempengaruhi naik
turunnya hasil belajar para siswa, lingkungan masyarakat seperti seringnya para masyarakat umum menikmati sarana hiburan media televisi khususnya tayangan
program hiburan dapat menimbulkan ketergantungan dan akan mengakibatkan kemalasan belajar bagi para siswa. Dapat dikatakan terpaan tayangan program
hiburan di TV memiliki konsekuensi negatif atau disfungsional bagi perkembangan prestasi akademik siswa.
F. Hipotesis