STUDI KORELASI ANTARA PENDISIPLINAN BELAJAR DI RUMAH DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH KOTA SALATIGA TAHUN AJARAN 2009-2010

  

STUDI KORELASI ANTARA PENDISIPLINAN

BELAJAR DI RUMAH DENGAN PRESTASI

BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP

MUHAMMADIYAH KOTA SALATIGA TAHUN

AJARAN 2009-2010

  

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAN NEGERI

SALATIGA

2010

  

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

  O le h A C H M A D R O F1K J

  

11105062

  

STUDI KORELASI ANTARA PENDISIPLINAN BELAJAR DI RUMAH

DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP

MUHAMMADIYAH KOTA SALATIGA TAHUN AJARAN 2009-2010

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

  Saya yang bertm da tangan di bawah ini : Nama : Achmad Rofiki

  NIM :111050652 Jurusar : Tarbiyah Prograi in Studi : Pendidikan Agama Islam

  Menyatakan bihw a skripsi yang saya tulis ini benar benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan hasil jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmi /ah.

  Salatiga, 11 Agustus 2010 Yang menyatakan,

  Achmad Rofiki NOTA PEMBIMBING . Setel a i dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi Saudara : Nama : Achmad Rofiki NIM : 11105062 Jurus in : Tarbiyah Prog r; m Studi : Pendidikan Agama Islam Judu

  VIII SMP MUHAMMADIYAH SALATIGA TAHUN AJARAN 2009-2010 Telal kami setujui untuk dimunaqosahkan.

  : STUDI KORELASI ANTARA PENDISIPLINAN BELAJAR DI RUMAH DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS

  Salatiga, 12 Agustus 2010 Pembimbing

  • -■

  Muna Erawati, M.Si N IP .197512181999032002 i

  I

  KEMENTERIAN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

  SALATIGA

  JI.Tentara Pelajar N o.02 T elp.323706,323433 Kode Pos 50721 Website:

PENGESAHAN KELULUSAN

  Skripsi saudara: Achmad rofiki dengan Nomor Induk Mahasiswa : 11105062 dengan judul: Studi Korelasi Pendisiplinan Belajar di Rumah Dengan Prestasi Belajar Siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah Kota Salatiga tahun Ajaran 2009- 2010. Telah ( imunaqosyahkan pada Sidang Panitia Ujian Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri pada h a ri: Sabtu, 31 Agustus 2010 dan telah diterima sebagai salah satu syarat ui tuk memperoleh gelar Satjana Pendidikan Islam.

  Salatiga, 06 September 2010 Panitia Ujian m

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

  Saya yang berta ida tangan di bawah i n i : Nama : Achmad Rofiki

  :111050652 NIM Jurusan : Tarbiyah Program Studi : Pendidikan Agama Islam

  Menyatakan bzhwa skripsi yang saya tulis ini benar benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan hasil jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang ain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmu ah.

  Salatiga, 11 Agustus 2010

  

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

M O T T O Sebaik-baik manusia adalah yang banyak manfaatnya (al-Hadist) Ilmu tanpa agama buta, agama tanpa ilmu lumpuh (Albert Einstein) Seseorang tidak akan bisa mencintai sesuatu dencan benar kalau tidak mengenal ob eknya (soe Hok

  Gie) P E R S E M B A H A N

  Karya ini kudedikasikan kepada:

  1. Ayah dan ibuku tercinta 2. "Lippong" dan kekasih halalnya, adi ku A If i dan sanak saudaraku

  3. Sahabat kampus: "Gus Dur", Ali, "Tejo", Taufik, Nining, Ayun dan cs-nya

  4. Sahabat lintas kampus: "Beng- beng", Fany, Rony, Ulee dan rina

  5. Sahabat IM2 Community dan NA Militan Funs Club

  6. Teman-teman STAIN 05

  7. Almamaterku tercinta

KATA PENGANTAR

  Puji syukur hanya untuk Tuhan sekalian alam, Dialah Allah Sang Maha Penolong yang telah memberikan rahman dan rahim serta secuil qudrah-tiya. sehingga penulis dapat menyusun skripsi dengan judul : Studi Korelasi Antara Pendisiplinan Belajar di Rumah Dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII SMP M uham m adiyai Salatiga Tahun Ajaran 2009-2010.

  Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan tersusun dengan baik tanpa bantuan dan bi nbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengu» :apkan terima kasih yang sebesar-besarnya k ep ad a:

1. Dr, Im am Sutomo, M. Ag selaku ketua STAIN Salatiga

  2. Muna irawati, S. Psi., M. Si. selaku dosen pembimbing yang telah membe tikan bimbingan dan semangat dalam penulisan skripsi;

  3. Y u d iF aryono, S. Pd. selaku Kepala SMP Muhammadiyah Salatiga yang telah n temberikan ruang dan waktu kepada penulis untuk melaksanakan penelit an di instansi yang dipimpin.

  4. Seluruh staff SMP Muhammadiyah khususnya Bapak Bambang Susmoyo, S. Ag. selaku waka kurikulum dan Ibu Mursyidatunni’mah selaku wali kelas yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing dan memberikan informasi kepada penulis.

  5. Bapak dan ibu dosen yang telah memberikan bekal keilmuan yang tidak tem ila harganya.

  6. Ayah daii ibuku tercinta yang tak henti-hentinya berikhtiyar dan berdo’a demi kelancaran belajar penulis serta kemudahan menyusun skripsi ini.

  7. Semua pihak yang telah memberikan bantuan, dukungan moral maupun spiritual yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

  Penulis menyadari sepenuhnya kemampuan yang ada dalam diri penulis sangat terbatas, antuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan.

  Ahimya semoga penyususnan skripsi ini dapat memberikan banyak manfaat sebagaimana yang diharapkan. Amien.

  Salatiga, 11 Agustus 2010 Penulis

  

ABSTRAK

  Rofiki, Achma< . 2010. Studi Korelasi Pendisiplinan Belajar di Rumah Dengan

  Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah Kota Salatiga Tahun ijaran 2009-2010.

  . Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidil an Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Muna Erawati, S. Psi., M. Si.

  Kata kunci: Pendisiplinan belajar, Prestasi belajar, Orang tu a

  Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui korelasi antara peran orang tua dalam mendisiplinkan belajar anaknya di rumah dengan prestasi belajar yang diraihnya di sekolah. Pertanyaan utama yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah (1) Bagaimana tingkat pendisiplinan belajar anak yang diterapkan oran|* tua di rumah (2) Bagaimana prestasi belajar siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah Kota Salatiga tahun ajaran 2009-2010 dan (3) Adakah korelasi pendisiplinan belajar di rumah dengan prestasi belajar siswa? Untuk menjawab pert: nyaan-pertanyaan tersebut, penulis menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis statistik deskriptif dan statistik inferensial uji korelasional.

  Tujuan pm elitian ini untuk (1) mendeskripsikan pendisiplinan belajar anak yang diterapkan orang tuanya di rumah, (2) mendeskripsikan prestasi belajar siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah Kota Salatiga tahun ajaran 2009-1010, dan

  (3) mengetahui korelasi pendisiplinan belajar anak di rumah dengan prestasi belajarnya. Dari penelitian ini diketahui seberapa tinggi frekuensi pendisiplinan waktu belajar, pengawasan belajar dan manajemen belajar yang diterapkan orang tua terhadap kegiatan belajar anaknya di rumah.

  Hasil penelitian menginformasikan bahwa pendisiplinan belajar yang diterapkan orang tua di rumah termasuk dalam kategori sedang dengan interval 35-40 dan rata-rata 35,65. Sedangkan prestasi belajar siswa telah mencapai nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang telah ditetapkan pihak sekolah dengan jum lah rerata masing-masing 73,34 dan 65,78. Hasil uji korelasional kedua variabel di atas menyatakan bahwa pengaruh pendisiplinan belajar di ruamh terhadap prestasi belajar siswa sebesar 15%.

  Di sam piig hasil korelasional di atas, penulis menginformasikan empat gaya pendisiplinan belajar yang diterapkan orang tua di rumah, antara lain

  authoritative

  (26,44%), democratic (34,48%), permissive-indulgent (26,44%) dan

  permissive-indijfi rent (12,64%).

  DAFTAR ISI HALAMAN JU E U L .......................................

  LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING PENGESAHAN KELULUSAN..................... PERNYATAAN KEASLIAN TU LISA N .... MOTTO DAN PERSEM BAHAN................. KATA PEN GANTAR..................................... A B STR A K ........................................................ DAFTAR IS I.................................................... DAFTAR T A B E L ............................................ DAFTAR LA M PIRA N .................................... DAFTAR G A M B A R .......................................

  BAB I : PENDAHULUAN A. Lata - belakang m asalah.............. B. Rurr usan masalah C. Tuji an penelitian .. D. Mar faat penelitian E. Sistematika penulisan

  a

  BAB I I : KER NGKA TEORI A. Lan teoretis.

  1. Peran orang tua dalam pendidikan anak 2. Pengertian disiplin b elajar.......................

  

  

  

  

  

  BAB I I I : METODE PENELITIAN

  DAFTAR TABEL Tabel 1 5opulasi penelitian.......................

  36 Tabel 2 1 karakteristik demografis a y a h .

  42 Tebel 3 Karakteristik demografis ib u .......

  42 Tebel 4 Keadaan orang t u a ........................

  43 T eb el5 r "empat tinggal objek penelitian ..

  44 Tebel 6 Persentase inform an......................

  44 T eb el7 Total jawaban per item kuesioner

  46 Olah data item kuesioner.............

  46 Tebel 8 Tebel 9 S kor item kuesioner dan kuadratnya.........

  49

  51 Tebel 10 Klasifikasi kategori model la m a ............... Tebel 11 J jmlah skor kuesioner dan reratanya........

  51 Etistribusi frekuensi pendisiplinan belajar

  52 Tebel 12 Tebel 13 Interval dan klasifikasi................................

  54

  55 Tabel 14 J lmlah nilai pretasi belajar dan reratanya

  56 Tebel 15 E istribusi frekuensi prestasi b elajar......... K ilai KKM tiap k e la s.................

  57 Tebel 16

  58 Tebel 17 Koefisien korelasi antar variabel

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4 Lampiran 5

  Lampiran 6 Lampiran 7 Lampiran 8 Lampiran 9 Lampiran 10

  Angket kuesioner model Likert

  Raw data

  variabel pendidiplinan belajar di rumah

  Raw data

  variabel prestasi belajar siswa 3erhitungan validitas dan reliabilitas

  ^ilai korelasional product moment koefisien variabel X dan Y Lembar konsultasi ] Daftar SKK ! Jurat penelitian Daftar riwayat hidup

  DAFTAR GAMBAR

  Gambar 1 Kerangka berfikir .32

  

BABI

PENDAHULUAN

A. Latar Bela kang Masalah

  Runah adalah lingkungan pertama di mana lingkungan-lingkungan terkecil tumbuh: inilah lingkungan yang di situ kecenderungan, sikap dan kepribadiar anak-anak dibentuk (Muhammad Ali al-Hasyimi, 2003 : 130).

  Seluruh gei ak-gerik, tutur kata dan sikap kebiasaan orag tua bahkan seluruh proses interaksi antar anggota keluarga adalah lahan subur pembinaan kepribadian anak agar menjadi pribadi yang utuh, apakah sebagai ‘si fulan’ ataukah sebagai ‘si Achmad’.

  Tujt an esensial pendidikan umum adalah mengupayakan subjek didik menjadi pnbadi yang utuh dan terintegrasi (Moh. Shocib, 1998:1). Untuk mencapai tujuan itu, maka tugas dan tanggung jawab keluarga (orang tua) adalah men ;iptakan situasi dan kondisi yang dapat dimengerti, dipahami dan bisa diterapkan oleh anak-anak. Adapun Tim Pengembangan MKDK IKIP Semarang ( 991:313) memaparkan bahwa tugas keluarga adalah meletakkan dasar-dasar bagi perkembangan anak berikutnya, agar anak dapat berkembang secara baik.

  Anal, adalah peniru yang ulung, dimana sering terlihat di antara mereka yang berlaga sebagai Naruto, Power Rangers atau apa pun yang diidolakamr a. Hal itu merupakan potensi yang bisa dimaksimalkan orang tua dengan melakukan proses modelling ‘percontohan’ dan pembiasaan yang

  1

  2

  didasarkan pada nilai dan norma. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu pendekatan, metode, model atau cara yang tepat dalam penerapannya.

  Agar menjadi orang tua yang efektif, Laurence Steinberg (2005:102) mengatakan: Anda hiirus memahami pemikiran seseorang yang seusia dengan anak Anda. Anda harus memahami cara dia berpikir, apa yang dia rasakan, dan apa yang dia alami pada masa perkembangannya ini karena kemungkinan besar pikirannya, perasaannya, dan kecemasannya telah berubah- bahkan mungkin dalam enam bulan terakhir. Berdasaikan pernyataan Steinberg di atas, penulis bermaksud untuk mengakaji disiplin belajar di rumah yang diterapkan orang tua siswa kelas VIII

  SMP M uhanm adiyah Salatiga. Disiplin belajar di rumah yang diterapkan orang tua perlu diteliti pengaruh dan efektivitasnya bagi perkembangan anak.

  Hal ini terkait dengan keselarasan penerapan disiplin belajar dengan cara berpikir anal:, perasaan anak dan hal-hal yang dihadapi anak.

  Menurut hemat penulis, siswa SMP adalah remaja yang memasuki masa pubertas, saiah satu ciri yang menonjol dari remaja yang mempengaruhi relasinya de igan orang tua adalah perjuangan untuk memperoleh otonomi, baik secara fisik dan psikologis (Desmita, 2007:217). Seiring dengan terjadinya p jrubahan kognitif pada masa remaja, perbedaan ide-ide yang dihadapi sering mendorongnya untuk melakukan pemeriksaan terhadap nilai- nilai dan peh jaran-pelajaran yang didapatkan dari orang tua.

  Anak acalah pelajar yang dididik oleh guru di sekolah sekaligus berkeduduka i sebagai subjek didik orang tua di rumah. Masa anak menuju remaja m em luat orang tua prihatian terhadap penyalahgunaan kebebasan yang ada Rokol

  3

  game,

  obat-obat terlarang, pergaulan bebas, bahaya teman sebaya dilihat sebagai ancaman bagi perkembangan pendidikan anak, sehingga orang tua mulai menerapkan batasan.

  Ketika kebebasan diambil dan mulai banyak dikendalikan orang tua, perasaan dikekang dan dibatasi muncul hingga mendorong mereka untuk melawan dan menentang. Adapun orang tua yang cemas dengan ancaman- ancaman lv ar mungkin banyak menghukum dan makin mempersempit batas, sehingga p ida batas tertentu bisa mengakibatkan pemberontakan yang lebih besar.

  Pral tek yang sama juga nampak dalam pendidikan formal di sekolah. Terhitung sejak diberlakukannya Ujian Nasional (UN) sebagai syarat kelulusan : ekolah, spontan orang tua merubah kebiasaan-kebiasaan yang selama ini berlangsung. Rutinitas belajar yang dijalani di sekolah dan belajar kelompok citambah dengan belajar tambahan di lembaga-lembaga pendidikan seperti PRIMAGAMA, NEUTRON dan juga les atau privat.

  Ada juga orang tua yang merespon positif adanya UN. Bagi mereka UN adalah Uat yang bisa memacu motivasi anak untuk belajar lebih giat lagi, jadi bukan ‘momok” yang harus ditakuti. Orang tua semacam ini cenderung mendukung dari belakang dengan memberi fasilitas belajar yang bisa mendukung kesuksesan anaknya Jadi, faktor intern seperti membangun motivasi lebih dimaksimalkan untuk menciptakan kesadaran diri anak akan kebutuhan can tunggung jawabnya

  4 Tidiik menampik kemungkinan pula di antara orang tua siswa kelas

V ni SMP Muhammadiyah ada yang tidak responsif terhadap perihal

  pendidikan anaknya. Mungkin karena kesibukan keija, karena minimnya pendidikan dan pemahamannya, atau juga karena kesempatan dan kemampuan yang terbatas.

  Des oipsi-deskripsi di atas adalah gambaran umum kepribadian orang tua. Pendi siplinan belajar anak terkait dengan pola asuh dan pola kepemimpinan orang tua, karena disiplin adalah bagian kecil metode yang mendukung kesuksesan berumah tangga

  Disi )lin belajar anak yang diterapkan orang tua di rumah adalah usaha yang baik. Akan tetapi usaha itu perlu mendapat perhatian, karena suatu metode tide k akan efektif bila tidak tepat penerapannya Seperti haranpan orang tua ‘iinakku harus menjadi juara kelas tahun ini” adalah harapan yang sangat mulia, akan tetapi bila harapan itu dipaksakan dengan menerapkan disiplin ketit, tanpa memperhatikan dampak psikologis “anak dan remaja”, maka bisa nenimbulkan problematika di kelak hari. Steinberg (2005:103) mengatakan, “Anda tidak tengah berperang yang tujuannya adalah bertahan sambil memaksa anak untuk menyesuaikan diri dengan harapan Anda Percayalah, jika Anda mengasuh dengan cara ini maka Anda akan membuat diri Anda di m anak sengsara”.

  Berdasarkan uraian di atas, penulis merumuskan bahwa anak adalah subjek didi c yang dididik agar menjadi insan kamil (Achmadi, 1992:20) ‘manusia seutuhnya’. Sedangkan orang tua sebagai fasilitator yang menyediakan alat seperti penerapan disiplin belajar, disiplin beribadah dan disiplin diri yang tujuannya adalah memudahkan anak mencapai kesempurnaan diri. Prestasi belajar merupakan harapan orang tua yang selaras dengan proses penyempurnaan, secara teoretis metode pendisiplinan belajar yang ditera]ikan orang tua akan berdampak pada prestasi belajar anaknya. Oleh karena itu penulis menjadikan pendisiplian belajar yang diterapkan orang tua sebagai tolok ukur keberhasilannya terhadap pencapaian pretasi belajar siswa di sekolah.

  Pendisiplinan belajar dalam penulisan ini berarti disiplin belajar yang diterapkan c rang tua dalam rangka menciptakan suasana belajar anak yang efektif dan efisien. Denagan membiasakan cara hidup berdisiplin dalam belajar, seoiang anak akan memahami disiplin sebagai norma yang wajib dilaksanakan Adapun aspek-aspek pendisiplinan belajar di rumah adalah pengawasan orang tua, pendisiplinan waktu belajar dan manajemen waktu.

B. Rumusan IV [asalah 1. Bagaima ia tingkat pendisiplinan belajar anak di rumah.

  2. Bagaima ia prestasi belajar siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah Kota Salatiga lahun ajaran 2009-2010.

  3. Adakah hubungan antara pendisiplinan belajar di rumah dengan prestasi belajar siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah Kota Salatiga 2009-2010.

  C. Tujuan Penolitian

  1. Untuk mjndiskripsikan pendisiplinan belajar anak yang diterapkan orang tuanya

  6

  2. Untuk mendeskripsikan prestasi belajar siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah Kota Salatiga 2009-2010.

  3. Untuk mengetahui korelasi antara pendisiplinan belajar anak di rumah dengan prestasi belajar siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah Kota Salatiga 2009-2010.

B. Manfaat Penelitian

  1. Bagi penulis, semoga dengan penelitian ini dapat menambah wawasan tentang pendisiplinan belajar dan efektivitasnya bagi perkembangan anak pada umumnya.

  2. Bagi akademik, semoga dapat memberikan kontribusi yang berarti bagi kemajuan pendidikan dan pembendaharaan pustaka, sekaligus menjadi bahan ac lan dalam pembekalan mahasiswa di kampus terkait teori dan prakteknya.

  3. Bagi pihak sekolah, memberikan deskripsi tentang kepribadian siswa secara komprehensif. Dengan mengetahui psikologis siswa, guru bisa lebih mudah da am menjalankan kegiatan belajar mengajar di sekolah. Terlebih bagi gun Bimbingan Konseling (BK) dan bagian kesiswaan bisa melakukar pendekatan pribadi terkait dengan siswa yang mengalami kesulitan belajar karena pengaruh lingkungan rumah tangganya. Secara lebih luas bisa dijadikan upaya kerja sama antara pihak sekolah dan orang tua dalam menyempurnakan pendidikan anak.

  7

  4. Bagi peneliti lanjutan, sebagai bahan acuan dan tolok ukur sebuah penelitian agar tepat sasaran dan menjadi nilai lebih yang bisa memberi manfaat (kerja sama) antar civitas akademika.

  5. Bagi orang tua, semoga penelitian ini bisa diambil hikmahnya serta dijadikan tolok ukur terhadap peran yang telah diberikan orang tua dalam menciptakan pendidikan anak yang lebih baik, khususnya pendisiplinan belajar dan prestasi belajarnya.

  6. Bagi sisw a, diharapkan dari penelitian ini siswa bisa mengungkapkan hal- hal yang mereka harapkan serta hal-hal yang menghambat mereka untuk belajar. Dengan demikian, hambatan dan harapan anak bisa tersampaikan kepada f ihak-pihak terkait agar bisa melakukan perbaikan untuk kemaslahe tan bersama.

A. Sistematika j enulisan

  A. B A B I PENDAHULUAN Berisi tentang : Latar belakang masalah, Rumusan masalah, Tujuan peneliti: an, Manfaat penelitian, Sistematika penulisan

  b a b i

  B. : KERANGKA TEORI Berisi lentang : Landasan teoretis, Kerangka berpikir, Hipotesis

  C. BAB III. METODE PENELITIAN Berisi : Operasionalisasi variabel, Populasi dan sampel penelitian, Lokasi dan waktu penelitian, Teknik pengumpulan data, Instrumen penguk uran, Teknik analisis data.

  D. B Al IV. HASIL dan PEMBAHASAN Berisi tentang : Gambaran umum karakteristik subjek penelitian, Vali litas dan reliabilitas, Deskripsi hasil penelitian, Pengujian hipo is, Pembahasan hasil uji hipotesis dan temuan-temuan lain dari pene

  E. BAB V. PENUTUP

  :::: Berisikan: Kesimpulan, Saran.

  BAB n

KERANGKA TEORI

A. Landasan

  eoretis

  1. Peran or mg tua dalam pendidikan anak Jalur pendidikan diklasifikasi menjadi tiga, yaitu pendidikan formal, nonformal dan informal. Pendidikan formal dan nonformal adalah lembaga pendidikan berstruktur yang disengaja, sedangkan pendidikan keluarga adalah pendidikan informal yang yang tidak terikat dan sifatnya mandiri. Muhammad Ali al-Hasyimi (2003:130) menyatakan, ’’Rumah adalah 1 ngkungan pertama dimana lingkungan-lingkungan terkecil tumbuh: inilah lingkungan yang di situ kecenderungan, sikap dan kepribadun anak-anak dibentuk”.

  Pendic ikan merupakan tanggung jaw ab orang tua, sebagaimana sabda Nabi M uhimmad saw:

  Oi (ji Ifk ' j

  & Ijjuji U U* C j :<Jl3 d ll <ly*J CP .J d L * ^ a a UX .(jU * —lit

  .(Muhammad Fuad Abd Al-Baqi, 1995:1211) " ^ j i Hak den kewajiban orang tua juga termuat dalam Undang-undang

  SISDIKNAS (2007:21) Pasal 7 Bab. IV, “Orang tua berhak berperan serta dalam m enilih satuan pendidikan dan memperoleh informasi tentang perkembangan pendidikan anaknya”. Di tangan orang tua, masa depan seorang am k ditentukan. Berbagai hal awalnya dibentuk dari keluarga, kepribadian, sosialisasi, pengendalian diri, penyesuaian mulai dari

  10

  terhada) lingkungan sekitar, kemampuan berfikir, dan hal lain yang turut menunjang keberhasilan dan kemandirian seorang anak.

  ] Bila orang tua mampu menjalankan fungsi-fungsinya, pendidikan dan percembangan anak akan terjamin. Hal ini dikarenakan anak adalah pelajar /ang dididik guru di sekolah sedangkan di luar sekolah, orang tualah yang lebih berhak untuk memberi pengawasan, pengarahan dan percontohan yang baik. Pada hakikatnya, aktivitas sebuah keluarga didsarkai pada pembagian tugas, keseimbangan hidup bersama, pembent ikan keturunan dan pendidikannya, serta upaya mewujudkan ketenangan dan ketenteraman (Ali Qaimi: 1996:2). Hal ini juga dipertegas oleh Tim Pengembangan MKDK IKIP Semarang (1991:312) dengan pernyata* n “tugas keluarga adalah meletakkan dasar-dasar bagi perkemb; ngan anak berikutnya, agar anak dapat berkembang secara baik”.

  D jskripsi orang tua yang baik menurut Bryan Lask (1989:164) adalah nu reka yang dalam tugasnya mampu : a Menu nuhi kebutuhan fisik yang paling pokok

  b. Memt erikan ikatan dan hubungnan emosional

  c. Memt erikan suatu landasan yang kokoh

  d. Membimbing dan mengendalikan perilaku

  e. Memb erikan berbagai pengalaman hidup yang normal

  f. Mengt jarkan cara berkomunikasi

  g. Memb intu anak anda menjadi bagian dari keluarga hambatan-hambatan yang umumnya menjadi kendala dalam pendidikan :eluarga a d alah : anak kurang mendapat perhatian dan kasih sayang dari orang tua orang tua yang tidak mampu memberikan keteladanan pada sosial ekonomi keluarga yang kurang atau berlebihan yang tidak bisa menunjang belajar kasih sayang orang tua yang berlebihan sehingga cenderung untuk memanjakan anak orang tua tidak bisa memberikan rasa aman kepada anak, tuntutan orang tus yang terlalu tinggi orang tua yang tidak bisa memberikan kepercayaan kepada anak orang tua yang tidak bisa membangkitkan inisiatif dan kreativitas kepada anak (Tim Pengembang MKDK IKIP Semarang, 1991:314

  1. Pengertian disiplin belajar Untuk memperjelas pengertian disiplin, berikut ini beberapa definisi yang dikutip dari beberapa sum ber: a. Secara etimologi, disiplin dalam bahasa Yunani adalah diciplus yang artinya murid jtengikut guru (Ahmadi dan Supriyono, 2004:174). dari bahasa Latin yaitu discere yang berarti belajar. Sedangkan disipl Dari kata ini timbul kata disciplina yang berarti pengajaran

  12

  a. Dalam itam us Besar Bahasa Indonesia (2007:286) disiplin diartikan dengan: 1 tata tertib (di sekolah, kemiliteran, dsb); 2 ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan (tata tertib dsb); 3 bidang studi yang memiliki Dbjek, sistem, dan metode tertentu.

  b.

  Pengertian disiplin menurut Kamus Oxford : 1 training, esp o f the

  m ind and character, to produce self-control, habits o f obidience, etc. 2 the result o f such training; order kept 3 set rules o f conduct; be given method by which traing 4 punishm ent 5 branch o f knowledge; subject o f instruction

  (AS Hornby, 1987:244)

  c. Dalam Kamos Al-munjid, disiplin b e ra rti: 1 j

  

... di.... 1 t r J <Uo.. > j A j LJI .»j~v i UUi. i j 1 oh i : ---- '«h' ' 1

j

  A ji ^Ja. j ; i l l h lj A ..J I jr . . . J u j k J ( o ^ ) f ' h , iH

  .(Al-maktabah As-syarqiyyah, 1986: 818) a j-a J j Kata nidiom adalah bentuk mashdar dari kata nadzoma yang berarti at-thoriq wa al-'adah ‘metode dan kebiasaan’. Adapun kata

  nudzum m

  adalah bentuk plural dari nidzom yang berarti ikatan yang mendisiplinkan/mengatur sesuatu.

  Ada beber, ipa ungkapan yang memberikan arti luas terhadap pengertian disiplian, di antaranya: a. Imam M usbikin (2007:76) berkata, ’’Disiplin berarti mendidik”.

  Mendidik adakjh proses mendewasakan seseorang dalam rangka menggapai derajat insan kamil 'manusia sempurna yang dikatakan Achmadi sebaga tujuan akhir pendidikan Islam..

  13

  b. R udolf I Jreikurs dan Pearl Cassel (1984:7) menyatakan, disiplin adalah ’’bibit yang menghasilkan kebebasan” . Orang yang berdisiplin pada hakikatnja tidak hidup dalam kekangan. Prinsip disiplin adalah perihal norm atif yang logis. Mengingkari nilai, fo lk way, hukum dan norma berarti me awan suatu keharusan yang diapandang kebenaran, oleh sebab itu pelanggar disiplin selalu dikenakan sanksi sebagai bentuk konsekuensinya c. Istilah disiplin berarti penertiban dan pengawasan diri, penyesuaian diri terhadip aturan, kepatuhan terhadap perintah pemimpin, penyesuaian diri terhadap norma-norma kemasyarakatan (Ali Qaimi, 1996:234).

  a

  d. Seorang penyair Arab mengatakan, LLai * J

  1I fJaJj" ‘pendisiplinar. aktivitas/pekeijaan berarti menghemat setengah waktu’.

  Dengan pengartian ini, disiplin bisa diartikan dengan metode yang membuat segala urusan menjadi lebih efektif dan efisien Dari beberapa pengertian dan interpretasi disiplin di atas, penulis merumuskan hakikit pendisiplinan sebagai suatau metode yang diterapkan orang tua dengan oara pembiasaan yang diikat dengan konsekuensinya agar menumbuhkan pribadi yang sempurna.

  3. Faktor-Faktor Penentu Gaya Pendisiplinan Gaya pendisiplinan belajar yang diterapkan orang tua di rumah harus memperhatikan berbagai aspek kepribadian anak, sebagaimana Sylvia

  Rimm (2000: 49) menyatakan :

  14 Jika Anda terlalu dini dengan sikap kaku, anak kelas bisa

  m enjidi penakut dan tak berani berekspresi. Kalau Anda bersi cap negatif dan banyak menghukum, itu akan membuat anak menjadi pemarah dan agresif. Jika Anda terlalu banyak memberi kebebasan, akan mengarahkan anak menjadi implusif dan terlibat pergaulan bebas pada saat remaja. Kalau anak dibiarkan mengambil keputusan seperti orang dewasa terlalu dini, ia tak akan melakukannya dengan bijak dan kelak akan menyesali hal tersebut. Jika pada awalnya Anda terlalu memberikan kebebasan dan kemudian berusaha memegang kendali karena Anda merasa bahwa ia terlalu bebas, maka ini akan membuat anak menjadi remaja pemberontak. Banyak dasar perilaku tertanam sejak dalam keluarga, juga sikap dan kebiasaan. Faktor luar dari orang tuanya seperti ekonomi, adat istiadat, keadaan orang tunya, kesempatan dan cara memuaskan dirinya (Crow dan Crow, 1990:94). Berikut ini beberapa faktor yang mempengaruhi penentuan metode pendisiplinan yang diterapkan orang tua terhadap belajar anaknya : a. Statas Sosial Ekonomi

  Sataus sosial adalah posisi atau kedudukan seseorang dite npatkan. Status sosial sering diartikan dengan kekuasaan dan ked adukan serta kekuatan ekonomi. Weber merujuk pada status atau statas sosial yang merupakan prestige yang diberikan berdasarkan hal-hal kemasyarakatan kepada orang yang menduduki posisi tertm tu. Weber juga menunjuk pada kekuasaan, yakni kesanggupan me naksakan kehendak seseorang kepada orang-orang lain (Mifften dar Mifflen, 1986:227).

  Menurut Barger ( kelas sosial adalah stratifikasi sosial menurut ekonomi. Ekonomi dalam hal ini meliputi

  15

  sisi p< «didikan dan pekerjaan, karena pada zaman sekarang pendidikan dan pekeijaan sangat mempengaruhi kekayaan/perekonomian seseorang.

  Status sosial orang tua tentunya beragam, ada yang menjadi pejabit, buruh dan juga pekerja. Maka dengan sendirinya, gaya pendisiplinan yang mereka terapkan kepada anak-anaknya akan berbeia-bedapula.

  Ekonomi adalah modal materi dalam kehidupan. Segala kebut ahan primer maupun sekunder tergantung pada kekuatan ekoncmi seseorang. Jerome S. Arcaro (2007:72) mengatakan ’’kondisi ekonomi sering menjadi penentu tingkat dukungan orang tu a Para orang tua sering menjadi korban kondisi ekonomi yang menghalanginya lebih berperan aktif dalam pendidikan”.

  Tingkat ekonomi kelompok atas, kelompok menengah dan kelompok bawah akan memberikan corak pendisiplinan orang tua terhadap belajar anaknya Kecukupan hidup bukanlah jaminan seseorang mampu menerapkan pendisiplinan belajar anak dengan tepat begitu juga orang tua yang melewati masa sulit dalam hidupnya mun£ kin tidak konsisten dalam mendisiplinkan dan menangani anaknya (Rimm, 2000:486). Hal senada juga dinyatakan oleh Arcaro (200'':72) ’’kondisi ekonomi sering menjadi penentu tingkat dukungan orang tua”.

  16 Status sosial ekonomi orang tua menurut hemat penulis adalah

  suatu stratifikasi yang muncul spontanitas di masyarakat yang pada umumnya didasarkan pada kedudukan sosial dan kemampuan ekonomi seseo -ang.

  b. Statu; Pendidikan Pendidikan adalah sumber pengetahuan dan pengalaman. Oleh karena itu, orang tua yang berpendidikan tinggi mempunyai peluang besar untuk bisa menerapkan gaya pendisiplinan yang tepat bagi anak- anakrya Ary Ginanjar (2007; 386) mengatakan "kegagalan proses diakibatkan oleh pengetahuan yang terbatas, sehingga teijadi kesal ihan-kesalahan teknis”.

  Sesungguhnya berhasilnya pendidikan orang tua terhadap anaknya ialah bila ia sendiri juga terdidik, berarti bahwa mendidik itu juga mendidik diri sendiri (Crow dan Crow, 1990:97). Dengan mem ihami tingkat emosional dan kepribadian anak, berarti telah berta nbah pengetahuan orang tua dalam mengayomi anak-anaknya

  c. Statu 5 Pekeijaan Pekerjaan oamg tua memang terkait dengan status ekonominya.

  Akar tetapi, pengertian pekerjaan disini mengarah pada penggunaan wakt l, bukan esensi materil. Orang tua yang menghabiskan waktunya untul; bekerja, berarti juga menghabiskan waktunya untuk keluarga, terlel uh untuk pendidikan anaknya

  17 Dalam kondisi yang demikian, orang tua bisa menerapkan

  beber ipa langkah pendisiplinan agar anak tidak lepas dari kontrol orang tuanya Oleh karena itu, pekeijaan orang tua sangat mempengaruhi gaya pendisiplian yang diterapkan oleh orang tua.

  d. Ling! ungn tempat tinggal Manusia adalah makhluk sosial yang senantiasa beradaptasi dengtn lingkungannya Lingkungan adalah pembentuk watak, karakter dan s kap manusia Tempat tinggal orang tua semasa kecil, lingkungan pergaulan orang tua dan tempat keija orang tua akan menjadi tolok ukur nodel pendisiplinan yang diterapkan kepada anaknya

  e. Koncisi subjek disiplin (anak) Masa remaja adalah masa antara datangnya pubertas (11 sampai 14 taiun) sampai usia sekitar 18 adalah masa transisi dari kanak-kanak ke d'jwasa Masa ini merupakan masa tersulit bagi remaja dan juga orang tua

  I ryan Lask (1989:119) mengemukakan bahwa adolesen adalah masa-mtsa sulit antara orang tua dengan anaknya : 1) Remaja mulai menyampaikan kebebasan dan haknya untuk mengemukakan pendapat sendiri. Tidak terhindarkan, ini bisa men hptakan ketegangan dan perselisihan, dan bisa menjauhkan ia dari kelu irganya.

  2) Ia lebih mudah dipengaruhi teman-temannya daripada ketika masih keci. Ini berarti pengaruh orang tua sendiri pun melemah. Anak

  18

  remaji berperilaku dan mempunyai kesenangan yang berbeda dan bahkan kadang-kadang bertentangan dengan perilaku dan kesenangan kelua ga

  3) Remaja mengalami perubahan fisik yang luar biasa, baik pertumbuhannya maupun seksualitasnya. Perasaan seksual yang mulai munc.il bisa menakutkan, membingungkan, dan menjadi sumber perasaan salah dan frustasi.

  4) Remaja sering menjadi terlalu yakin diri, dan ini bersama-sama dengan emosinya meningkat, mengakibatkan ia sukar menerima nasihat orang tua.

  4. Efektivitas pendisiplinan D siplin digunakan oleh lembaga, instansi dan seluruh aktivitas manusia yang menuntut efektivitas dan efisiensi. Penerapan disiplin harus memperhatikan beberapa hal agar tidak memicu timbulnya permasalahan. Terkait dengan hal itu, Imam Musbikin (2007:75-79) menyebutkan beberapa saran dalam pendisiplinan anak : a. Kons: sten menerapkan aturan

  Terkadang orang tua tidak memahami makna disiplin secara utuh, adakalanya ia memarahi anak pertama karena berbuat kesalahan, tapi c i lain waktu tidak diterapkan pada anak kedua Sikap orang tua yang tidak konsisten akan membuat anak menjadi oportunitis (mencari kesempatan untuk memperoleh keuntungan semata).

  19

  b. Batas mengkritik Orang tua yang sering menilai anaknya dengan kritikan ’’jelek itu”, ’’masa begitu saja tidak bisa” dan sebagainya, akan mem] lengaruhi perasaan anak dan harga dirinya, sehingga pada tahap tertentu dia merasa dirinya buruk. Oleh karena itu, semestinya orang tua memberi pujian kepada anak atas perihal positif yang ia lakukan, meskpun belum sempurna Dengan membuat perasaan anak senang, berari membuatnya lebih terampil untuk melakukan sesuatu lebih baik lagi.

  c. Beri]tujian Orang tua adalah pendidik pertama, memotivasi anak untuk melalaikan berbaikan diri adalah kewajibannya. Salah satu motivasi adalai memberikan pujian kepada anak, hal ini akan memberikan dampak positif berupa sugesti dan kepercayaan diri untuk melakukan hal y.ing terbaik.

  d. Konfol diri Anda Sering kali orang tua tidak mampu menahan emosinya ketika dalan keadaan jengkel atau marah. Memaki anak, membanting sesuctu, berteriak dan sebagainya harus bisa dihindari agar tidak ditiru oleh anak. Terlebih posisi orang tua adalah pendidik, model bagi anak dan uga orang terdekat yang selalu menjadi pelarian anak. Oleh karena itu, yang harus ditampakkan di hadapan anak adalah perilaku dan iifat yang mulia

  20

  e. Samp tikan pengertian positif dan negatif Disiplin merupakan bagian dari pendidikan yang esensinya adalah norma Pembiasaan disiplin terhadap anak berarti membiasakan anak berbuat baik sesuai dengan norma-norma yang ada Adapun disipl n selalu bersifat normatif dan adaptif sehingga bentuk hukuman pun uga bersifat mendidik. Dengan memahamkan disiplin dan konsekuensinya, berarti telah mengajarkan anak bertanggung jawab.

  f. Tanar ikan nilai baik sesering munglda Anak adalah peniru yang ulung. Setiap hal yang menarik baginya akan menjadi objek pendidikannya Dengan selalu memberikan pemahaman tentang nilai, anak akan memahami norma dengan baik. Seperti ungkapan ’’mengambil milik orang lain itu tidak baik, carena membuat pemiliknya menjadi sedih”.

  5. Pengertian prestasi belajar a Pengertian Prestasi Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia pretasi diartikan sengan hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan atau diker akan) (DEPDIKNAS, 2007:895).

  Sedangkan pengertian prestasi menurut para ahli, sebagaimana ditutirkan oleh Syaiful Bahri Djamarah sebagai berikut:

  21

  1) Monurut Mas’ud Khas an Abdul Qahar, memberi batasan prestasi deigan apa yang telah dapat diciptakan, hasil pekeijaan, hasil yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan keija (Djamarah, 1994:20).

  2) Peidapat lain mengenai prestai belajar dikemukakan oleh Nasrun Hrrahab, bahwa prestasi adalah penilaian pendidikan tentang perkembangan dan kemajuan siswa yang berkenaan dengan peiguasaan bahan pelajaran yang disajikan kepada mereka serta nilai-nilai yang terapat dalam kurikulum (Djamarah, 1994:20).

  Dari pemaparan pengertian prestasi di atas, maka penulis dapat menyi npulkan bahwa pengertian prestasi adalah hasil menyenangkan dari ssbuah proses kegiatan yang telah dikeijakan dan diciptakan dengan jalan keuletan keija keras, b. Pengetian belajar

  Setelah diketahui pengertian prestasi, selanjutnya akan dikemakakan pengertian belajar menurut para ahli, antara la in : 1) Morgan berpendapat, belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman (Purwanto, 2000: 84). 2) Qalidjah Hasan (1994:84) mendefinisikan belajar sebagai “suatu ak ifitas mental/praktis, yang berlangsung dalam interaksi aktif deigan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan, keerampilan, dan nilai sikap.

  22

  3) Menurut Muhibbin Syah (2007:63), belajar adalah kegiatan yang be 3roses dan merupakan unsure yang sangat fundamental dalam seiiap penyelenggaraan jenjang pendidikan. Hal ini berarti keberhasilan dan kegagalan dalam mencapai tujuan pendidikan tergantung pada proses belajar yang dialami soleh siswa Belajar hutan hanya kegiatan mempelajari suatu mata pelajaran di sekolah setara formal, akan tetapi kecakapan, kebiasaan dan sikap manusia ju | a terbentuk karena belajar.

  4) Pa a ahli modem merumuskan belajar sebagai bentuk pertumbuhan atau pembahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara bei tingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan (Oemar Hamalik, 1983:21).

  Berdasarkan definisi-definisi di atas, maka ciri-ciri belajar dapat ( iformulasikan sebagai berikut: a) Be ajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku, dimana pembahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang baik, tetapi juga ada kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang leb h buruk.

  b) Be ajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui latihan ataj pengalaman, dalam arti perubahan-perubahan yang disebabkan oleh pertumbuhan atau kematangan yang tidak diaaanggap sebagai hasil belajar, seperti perubahan-perubahan yar g terjadi pada diri seorang bayi.

  23

  c) Uituk dapat disebut sebagai belajar, maka perubahan itu harus relatif mantap, harus merupakan akhir dari suatu periode waktu yaig cukup panjang (Hamalik, 1983:21).

  Jadi secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubi han tingkah laku yang terbentuk dari hasil interaksi seseorang dengai lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya Perub; han-perubahan itu akan dinyatakan dalam seluruh aspek tingkah laku.

  Salah satu indikator wujud perubahan dari hasil belajar di sekolah adalah prestasi belajar yang diformulasikan menjadi angka- angka di dalam rapor atau daftar nilai siswa Djamarah (1994:24} mengu igkapkan pengertian karakteristik prestasi belajar sebagai berikul :

  a) Prestasi belajar merupakan tingkah laku yang dapat diukur. Untuk meigukur tingkah laku tersebut dapat digunakan tes prestasi belyar.

  b) Prestasi menunjuk kepada individu sebagai sebab, artinya individu seb igai pelaku.

  c) Prestasi belajar dapat dievaluasi tinggi rendahnya, baik berdasarkan atas kriteria yang ditetapkan terlebih dahulu atau ditetapkan menurut standar yang dicapai oleh kelompik.

  d) Pretasi belajar menunjuk kepada hasil dari kegiatan yang dilakukan secara sengaja dan disadari.

  24 Dan uraian prestasi dan belajar di atas, penulis dapat

  menyimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil maksimal yang dipercleh siswa setelah mengalami proses belajar di sekolah berupa perubahan atau pengembangan aspek pengetahuan (kognitif), sikap (afektif) dan penerapan (psikomotorik) yang dinyatakan dengan angka

  6. Hal-hal yz ng mempengaruhi prestasi belajar Menurut Muhibbin Syah (2007:144) faktor-faktor yang mempengiiruhi prestasi belajar secara global dapat dibedakan menjadi tiga macam, yiitu; faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan atau kond si jasmani dan rohani siswa. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), ya mi kondisi lingkungan di sekitar siswa Dan faktor pendekatan belajar (approach to learning) yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi startegi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan n empelajari materi-materi pelajaran, a. Faktor internal

  Faktor internal adalah segala hal yang berhubungan langsung dengan kondisi fisik individu yang bisa mempengaruhi prestasi belajarnya Faktor internal meliputi aspek fisiologis dan psikologis. 1) Aspek fisiologis

  Aspek fisiologis adalah faktor-faktor yang berhubungan langsung dengan kondisi fisik individu. Pertama, keadaan tonus jasmani. Keadaan tonus jasmani pada umunya sangat mempengaruhi aktivitas belajar seseorang. Kondisi fisik yang sehat

  25

  daa bugar akan memberikan pengaruh positif terhadap kegiatan be ajar individu. Sebaliknya, kondisi fisik yang lemah atau sakit akui menghambat tercapainya prestasi belajar yang maksimal (B aharuddin dan Esa Nur Wahyuni, 2007:19).

  Dengan demikian, untuk mempertahankan tonus jasmani agar tetap bugar, siswa sangat dianjurkan mengkonsumsi makanan dan minuman yang bergizi (Syah, 2007:145).

  Kedua,

  keadaan fungsi jasmani atau fisiologi. Selama prcses belajar berlangsung, peran fungsi fisiologi pada tubuh manusia sangat mempengaruhi hasil belajar, terutama panca indra

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA KEDISIPLINAN DENGAN PRESTASI BELAJAR BIDANG STUDI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN PADA SISWA KELAS IV SD MUHAMMADIYAH 05 MUNCAR KABUPATEN BANYUWANGI TAHUN AJARAN 2010/2011

0 30 15

HUBUNGAN ANTARA KEDISIPLINAN DENGAN PRESTASI BELAJAR BIDANG STUDI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN PADA SISWA KELAS IV SD MUHAMMADIYAH 05 MUNCAR KABUPATEN BANYUWANGI TAHUN AJARAN 2010/2011

0 6 15

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR DI RUMAH DENGAN PRESTASI BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 JATI AGUNG TAHUN PELAJARAN 2011-2012

0 7 53

KORELASI ANTARA KEBIASAAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS X MAN BANDING AGUNG OKU SELATAN TAHUN PELAJARAN 2012-2013

1 39 47

KORELASI ANTARA KEBIASAAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS X MAN BANDING AGUNG OKU SELATAN TAHUN PELAJARAN 2012-2013

0 12 57

HUBUNGAN ANTARA MINAT BACA DAN LINGKUNGAN BELAJAR DI SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 1 WONOSOBO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 7 74

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK PADA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 3 METRO TAHUN AJARAN 2013/2014

0 6 69

HUBUNGAN ANTARA PANDANGAN SISWA TENTANG KETERAMPILAN MENGAJAR GURU, POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X SMK MUHAMMADIYAH SALATIGA TAHUN AJARAN 20142015

0 0 18

HUBUNGAN ANTARA KEDISIPLINAN SISWA DAN PERSEPSI SISWA TENTANG CARA MENGAJAR GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI SE-KECAMATAN WONOSARI GUNUNGKIDUL TAHUN AJARAN 20132014

0 1 8

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN NUMBERED HEADS TOGETHER SISWA KELAS VII B SMP MUHAMMADIYAH 9 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 20132014

0 0 8