8. Pernyataan kesalahan terdakwa, pernyataan telah terpenuhi semua unsur dalam rumusan delik disertai dengan kualifikasinya dan pemidanaan atau
tindakan yang dijatuhkan; 9. Ketentuan kepada siapa biaya perkara dibebankan dengan menyebutkan
jumlahnya yang pasti dan ketentuan mengenai barang bukti; 10. Keterangan bahwa seluruh surat ternyata palsu atau keterangan dimana
letaknya kepalsuan itu, jika terdapat surat autentik dianggap palsu; 11. Perintah supaya terdakwa ditahan atau tetap dalam tahanan atau
dibebaskan; 12. Hari dan tanggal putusan, nama penuntut umum, nama hakim yang
memutus, dan nama panitera. Dari syarat-syarat tersebut, jika dikaitkan dengan putusan nomor:
06Pid.B2013PN.Lbh yang penulis angkat untuk penelitian skripsi ini, maka pada point kesepuluh yakni keterangan mengenai kepalsuan surat tidak
disebutkan. Hal ini dikarenakan pada putusan tersebut tidak ada alat bukti surat yang dihadirkan pada saat pemeriksaan alat bukti di persidangan. Namun hal ini
tidaklah menjadi suatu permasalahan. Maka secara keseluruhan, putusan tersebut telah memenuhi semua syarat-syarat yang disebutkan Pasal 197 ayat 1 KUHAP.
Sehingga putusan tersebut telah terbukti keabsahannya dan memiliki kekuatan hukum yang mengikat serta memiliki daya eksekusi.
2.7.3 Fakta Hukum
Suatu putusan yang dibacakan oleh hakim di akhir persidangan, ada salah satu bagian dalam putusan hakim akan terdapat fakta hukum. Istilah fakta hukum
biasanya mendeskripsikan sekumpulan peristiwa hukum yang sifatnya faktual yang berwujud dalam bentuk gejala hukum atau fenomena hukum yang kemudian
dapat ditarik suatu kesimpulan hukum untuk di padukan pada norma-norma hukum yang telah ditetapkan sebagai sebuah kesepakatan sosial dalam kehidupan
masyarakat. Fakta hukum adalah fakta yang telah diuji kebenarannya dengan alat bukti-alat bukti di persidangan dan telah memenuhi batas minimal pembuktian.
Fakta hukum merupakan hasil dari pergulatan hakim dalam mengkonstantir, yaitu melihat, mengetahui, dan membenarkan telah terjadinya suatu peristiwa.
Menurut Peter Mahmud Marzuki, fakta hukum adalah fakta yang diatur oleh hukum.
26
Maksudnya, semua kejadian atau keadaan yang keberadaannya tergantung dari penerapan suatu peraturan perundang-undangan. Sedangkan
dalam Penjelasan Pasal 197 ayat 1 huruf d KUHAP hanya menyebut “fakta dan keadaan disini”, yakni segala apa yang ada dan apa yang diketemukan di sidang
oleh pihak dalam proses, antara lain penuntut umum, saksi, ahli, terdakwa, penasehat hukum dan saksi korban. Fakta hukum berisi uraian mengenai hal-hal
yang menyebabkan timbulnya suatu perkara.
2.7.4 Jenis-Jenis Putusan
Ada 2 dua jenis putusan hakim dalam sistem peradilan pidana di Indonesia, yakni putusan yang bersifat formil dan putusan yang bersifat materiil.
27
Putusan yang bersifat formil adalah jenis putusan pengadilan yang bukan merupakan putusan akhir. Putusan yang bersifat formil terdiri dari:
28
1. Putusan yang berisi pernyataan tidak berwenangnya pengadilan untuk memeriksa suatu perkara.
2. Putusan yang menyatakan bahwa dakwaansurat dakwaan penuntut umum batal.
3. Putusan yang berisi pernyataan bahwa dakwaan penuntut umum tidak dapat diterima.
4. Putusan yang berisi penundaan pemeriksaan perkara oleh karena ada perselisihan.
Sedangkan putusan yang bersifat materiil adalah jenis putusan pengadilan yang merupakan putusan akhir. Putusan yang bersifat materiil terdiri dari:
29
1. Putusan yang menyatakan terdakwa dibebaskan dari dakwaan. 2. Putusan yang menyatakan bahwa terdakwa dilepaskan dari
segala tuntutan hukum. 3. Putusan yang berisi suatu pemidanaan.
26
Peter Mahmud Marzuki, Pengantar Ilmu Hukum, Kencana Prenada Media Group, 2009, Hal. 245.
27
Ansorie Sabuan, Syarifuddin Pettanasse, dan Ruben Ahmad, Hukum Acara Pidana, Cetakan I, Angkasa, 1990, Hal. 197.
28
Ibid.
29
Ibid, Hal. 198.
Putusan nomor: 06Pid.B2013PN.Lbh merupakan putusan yang bersifat materiil, yakni putusan akhir yang berisi pemidanaan terhadap terdakwa. Hal ini
dapat diketahui dari isi vonis hakim yang menyatakan terdakwa terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah telah melakukan tindak pidana penipuan Pasal 378
KUHP. Pada putusan tersebut terdakwa dijatuhi hukuman pidana penjara selama 3 tiga bulan dengan dikurangi masa penahanan.
2.7.5 Pertimbangan Hakim