Departemen Sosiologi Perilaku Sosial Komunitas Motor
DEPARTEMEN SOSIOLOGI
PERILAKU SOSIAL KOMUNITAS MOTOR
(Studi Deskriptif Pada Komunitas Motor Piranha kota Binjai Sumatera
Utara)
SKRIPISI
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana
Diajukan Oleh :
RUDIANTO
040901040
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2011
(2)
ABSTRAK
Perkembangan komunitas motor di Kota Binjai telah membentuk suatu fenomena baru dengan kehadiran komunitas-komunitas motor tertentu. Terbentuknya komunitas motor ini karena kesamaan sudut pandang dan kegemaran terhadap komunitas motor dan dunia otomotif khususnya sepeda motor. Perilaku sosial dan perkembangan komunitas motor mulai mendapat perhatian lebih dari masyarakat umum.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Teknik pengunpulan data dilakukan dengan survey, observasi, wawancara, dan kuisioner. Lokasi penelitian adalah komunitas motor Piranha B.O.C.( Binjai Otomotif Community) di Kota Binjai. Adapun yang menjadi unit analisis dan informan dalam penelitian ini adalah ketua komunitas motor dan para anggota yang aktif dalam komunitas motor, beserta masyarakat sekitar tempat beraktivitas komunitas motor Piranha. Sedangkan analisis data dilakukan dengan menggunakan catatan dari setiap hasil turun lapangan.
Berdasarkan temuan data dan hasil penelitian dapat di simpulkan bahwa Secara umum hubungan yang baik terjalin antara komunitas. Sehingga dalam berbagi hal, mulai dari informasi mengenai kegiatan dan perkembangan dunia otomotif, pelaksanaan kegiatan komunitas motor dan Bakti Sosial bersama serta job-job yang menghasilkan uang. Sehingga menjadi kebutuhan komunitas itu sendiri. Komunitas motor Piranha Binjai Otomotif Community memiliki bentuk dan jalur yang sama dengan komunitas motor di kota-kota lain. Mereka memiliki pemahaman yang didasarkan idealiasme yang tinggi. Ditemukan juga bahwa dalam prakteknya ada sebagian dari anggota komunitas motor yang tidak disiplin terhadap prinsip – prinsip komunitasnya.
(3)
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT, Rabb sekalian alam. Segala puji dan syukur penulis haturkan kehadirat ilahi yag terus menganugrahkan rahmat dan nikmat-Nya serta atas segala perkenan-nikmat-Nya sampai menjalani rutinitas akademik sampai akhirnya dapat menyelesaikan skripsi ini. Penyusunan skripsi ini adalah merupakan kewajiban penulis sebagai salah satu syarat meraih gelar sarjana sosial pada Fakultas Imu sosial Dan Ilmu Politik,Universitas Sumatera Utara.
Skripsi ini berjudul “ Perilaku Sosial Komunitas Motor (Studi Deskriptif Pada Komunitas Motor Piranha Binjai, Sumatera Utara). ” Penelitian ini dilakukan Pada Komunitas Motor Piranha di Kota Binjai. Penelitian ini melihat bagaimanakah Sebenarnya Perilaku sosial dan aktivitas komunitas motor di tengah masyarakat.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masi banyak kekuranganya atau bahkan jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik yang kontruktif sangat penulis butuhkan.
Dalam proses penyusunan skripsi ini banyak sekali hal yang telah diberikan kepada penulis berupa bantuan-bantuan baik moril maupun materil.
Untuk itu kesempatan ini ijinkan penulis untuk menghaturkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada Bapak Drs. Muba Simanihuruk. M.Si yang telah sabar membimbing saya dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis juga ucapkan terima kasih kepada “saudara –saudara Biker’s” di Komunitas motor PIRANHA B.O.C (Piranha Binjai otomotif Community) yang menjadi subjek penelitian penulis ini. Khususnya kepada bro’Ahmad supriadi lopes selaku Ketua
(4)
umum komunitas motor piranha, dan seluruh rekan- rekan anggota komunitas motor piranha yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Terima kasih juga kepada semua pihak yang telah banyak membantu saya dalam menyelesaikan skripsi ini.
Semoga tulisan ini menambah pengetahuan dan wawasan pemikiran, serta pemahaman tentang dunia komunitas motor.
Medan, Maret 2011
(5)
DAFTAR ISI
Abstak... i Kata Pengantar...ii Daftar Isi………...iv Daftar Tabel………...vi Daftar Matriks………...viiBAB I PENDAHULUAN... 1
1.1 Latar Belakang... 1
1.2 Perumusan masalah... 7
1.3 Tujuan Penelitian... 7
1.4 Manfaat Penelitian... 8
1.5 Defenisi konsep... 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA...11
2.1 Kajian Pustaka... 11
BAB III METODE PENELITIAN...21
3.1 Jenis Penelitian... 21
3.2 Lokasi Penelitian... 22
3.3 Unit Analisis Dan Informan... 22
3.3.1 Unit Analisis... 22
3.3.2 Informan... 22
3.3.3 Populasi Dan Sampel... 23
3.4 Tehnik Pengumpulan Data... 24
3.5 Interpretasi Data... 25
3.6 Jadwal Kegiatan... 26
3.7 Keterbatasan Penelitian... 26
BAB IV DESKRIPSI DAN INTERPRETASI DATA PENELITIAN...27
4.1 Deskripsi Lokasi penelitian... 28
4.1.1 Sejarah Umum Kota Binjai...28
4.1.2 Gambaran Umum Kota Binjai... 28
4.1.3 Gambaran Umum Piranha B.O.C...35
4.1.4 Visi Dan Misi Piranha B.O.C... 37
4.1.5 Sekertariat Dan Struktur Kepengurusan...39
4.2 Unit Analisis... 47
4.2.1 Identitas Diri... 48
4.2.2 Tanggapan Anggota komunitas tentang perkembangan komunitas motor, lingkungan sekitar, dan aktual negara... 54
4.2.3 Spesipikasi Sepeda Motor... 60
(6)
4.2.5 Keinginan – keinginan Yang Hendak Dicapai... 68
4.2.6 Akses Informasi... 70
4.2.7 Interaksi Dengan Masyarakat... 71
4.2.8 Simbol-Simbol Yang Mereka Pakai... 73
4.2.9 Manfaat Komunitas Bagi Anggota... 74
4.3 Analisis Data... 77
4.3.1 Tentang Identitas Diri... 77
4.3.2 Tentang Tanggapan Anggota komunitas tentang perkembangan komunitas motor, lingkungan sekitar, dan aktual negara... 80
4.3.3 Tentang Kendaraan Bermotor... 82
4.3.4 Tentang Aktifitas Piranha Binjai Otomotif Community... 84
4.3.5 Keinginan – keinginan Yang Hendak Dicapai... 86
4.3.6 Akses Informasi... 87
4.3.7 Interaksi Dengan Masyarakat... 88
4.3.8 Aktifitas Piranha Binjai Otomotif Community... 88
4.3.9 Manfaat Komunitas Bagi Anggota... 90
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………...93
5.1 Kesimpulan………...93
5.2 Saran………..98
DAFTAR PUSTAKA……….... LAMPIRAN………..
(7)
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Komposisi anggota komunitas menurut jenis kelamin ...45
Tabel 2. Komposisi anggota komunitas menurut tingkatan umur... 45
abel 3. Kompesisi anggota menurut status...46
Tabel.4 Komposisi anggota menurut tingkat pendidikan...47
Tabel 5. Komposisi anggota komunitas menurut suku bangsa...47
Tabel 6. Komposisi anggota komunitas menurut agama...48
Tabel 7. Komposisi anggota komunitas menurut pekerjaan orang tua...48
Tabel 8. Komposisi anggota komunitas menurut penghasilan orang tua perbulan..49
Tabel 9. Komposisi anggota komunitas menurut tanggapan orang tua terhadap kegemaran/kegiatan komunitas... 50
Tabel 10. Tanggapan tentang perkembangan komunitas motor Kota Binjai...51
Tabel 11. Tanggapan tentang perkembangan komunitas motor Sumatera Utara...51
Tabel 12. Tanggapan tentang perkembangan komunitas motor di Indonesia...52
Tabel 13. Tanggapan tentang perkembangan komunitas motor di Dunia...53
Tabel 14. Tanggapan tentang kondisi lingkungan sekitar...53
Tabel 15. Tanggapan tentang kondisi Negara...54
Tabel 16. Tanggapan anggota komunitas tentang faktor pendorong utama ikut komunitasmotor...55
Tabel 17. Tanggapan anggota komunitas tentang faktor penarik utama ikut komunitas Tabel 18. Kepemilikan Kendaraan Responden...57
Tabel 19. Status Kepemilikan Kendaraan...57
(8)
(9)
DAFTAR MATRIKS
(10)
ABSTRAK
Perkembangan komunitas motor di Kota Binjai telah membentuk suatu fenomena baru dengan kehadiran komunitas-komunitas motor tertentu. Terbentuknya komunitas motor ini karena kesamaan sudut pandang dan kegemaran terhadap komunitas motor dan dunia otomotif khususnya sepeda motor. Perilaku sosial dan perkembangan komunitas motor mulai mendapat perhatian lebih dari masyarakat umum.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Teknik pengunpulan data dilakukan dengan survey, observasi, wawancara, dan kuisioner. Lokasi penelitian adalah komunitas motor Piranha B.O.C.( Binjai Otomotif Community) di Kota Binjai. Adapun yang menjadi unit analisis dan informan dalam penelitian ini adalah ketua komunitas motor dan para anggota yang aktif dalam komunitas motor, beserta masyarakat sekitar tempat beraktivitas komunitas motor Piranha. Sedangkan analisis data dilakukan dengan menggunakan catatan dari setiap hasil turun lapangan.
Berdasarkan temuan data dan hasil penelitian dapat di simpulkan bahwa Secara umum hubungan yang baik terjalin antara komunitas. Sehingga dalam berbagi hal, mulai dari informasi mengenai kegiatan dan perkembangan dunia otomotif, pelaksanaan kegiatan komunitas motor dan Bakti Sosial bersama serta job-job yang menghasilkan uang. Sehingga menjadi kebutuhan komunitas itu sendiri. Komunitas motor Piranha Binjai Otomotif Community memiliki bentuk dan jalur yang sama dengan komunitas motor di kota-kota lain. Mereka memiliki pemahaman yang didasarkan idealiasme yang tinggi. Ditemukan juga bahwa dalam prakteknya ada sebagian dari anggota komunitas motor yang tidak disiplin terhadap prinsip – prinsip komunitasnya.
(11)
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang
Dengan makin berkembangnya jaman, maka seseorang di tuntut untuk mobilitas yang tinggi. Dan hal ini harus di dukung dengan adanya sarana transportasi yang baik. Tampaknya sepeda motor menjadi alat transportasi yang paling mudah di jumpai, dari mulai jalanan besar yang padat dengan kemacetan lalu lintasnya, bisa dipastikan ada kendaraan roda dua yang melintas. Efisiensi dan mobilitas menjadi pertimbangan utama seseorang memilih sepeda motor. Saat ini popularitas sepeda motor memang tengah menanjak dan menjadi pilihan utama bagi sebagian besar masyarakat indonesia.
Pertumbuhan komunitas motor di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat, hal ini merupakan sebuah realita yang dihasilkan dari perkembangan sosial masyarakat yang semakin heterogen. Berdasarkan perbandingan dengan pertumbuhan kendaraan bermotor roda dua dapat disimpulkan berbanding lurus dengan pangsa pasar sepeda motor di Indonesia merupakan yang terbesar di Asia. Berdasarkan data yang dihimpun dari AISI (Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia), kepemilikan sepeda motor di Indonesia saat ini adalah sekitar 10 penduduk per sepeda motor. Dibandingkan dengan negara tetangga; Malaysia dan Thailand yang kepadatan sudah mencapai 3,5 orang per sepeda motor, hal itu merupakan salah satu dasar pertumbuhan komunitas motor.
Menurut pandangan Soerjono Soekanto, dalam kehidupan masyarakat dalam pengertian komunitas terdapat ikatan solidaritas antar individu, yang biasanya ditentukan oleh kesamaan – kesamaan yang mencakup kesamaan dalam hal perasaan, adat istiadat,
(12)
bahasa, norma – norma sosial, dan cara – cara hidup bersama pada umumnya yang dinamakan cummunity sentiment / perasaan komunitas. Adapun unsur – unsur perasaan komunitas antara lain :
a. Seperasaan: Unsur seperasaan akibat seseorang berusaha untuk mengidentifikasikan dirinya dengan sebanyak mungkin orang dalam kelompok tersebut, sehingga kesemuanya dapat menyebutkan dirinya sebagai “kelompok kami”, “perasaan kami” dan sebagainya.
b. Sepenanggungan. Setiap induvidu sadar akan peranannya dalam kelompok dan keadaan masyarakat sendiri memungkinkan peranannya; dalam kelompok dijalankan, sehingga dia mempunyai kedudukan yang pasti dalam darah dagingnya sendiri
c. Saling memerlukan; induvidu yang tergabung dalam masyarakat setempat, merasa dirinya tergantung pada “komuniti ” - nya yang meliputi kebutuahan fisik maupun kebutuhan – kebutuhan psikologis. ( Soekanto, 2003 : 150,151 )
Sedangkan menurut pendapat Athur Hilman (1951), komunitas itu mempunyai kriteria yang relatif sama, yaitu mempunyai ciri kehidupan bersama yang relatif besar berstandar pada peranan atau derajat hubungan sosial yang sentimental. Komunitas (community) dapat dilihat dari dua sudut pandang, yaitu:
1. Community sebagai unsur statis, artinya community terbentuk dalam suatu wadah/ tempat dengan batas-batas tertentu, maka iya menunjukan dari kesatuan-kesatuan masyarakat sehingga dapat disebut sebagai suatu kelompok masyarakat setempat. 2. Community dipandang sebagai unsur dinamis, artinya menyangkut suatu proses yang
terbentuk melalui faktor psikologis dan hubungan antar manusia. Jika dipandang dari segi proses hubungan antar manusianya, maka didalamnya terkandung unsur-unsur
(13)
kepentingan, keinginan atau tujuan-tujuan yang sifatnya fungsional.
Sepeda motor di indonesia tidak hanya di anggap sebagai alat transportasi, namun juga merupakan gaya hidup yang tidak terpisahkan dari masyarakat indonesia.Sepeda motor menjadi citra dari pemiliknya, menjadi sebuah hobi bagi pemiliknya, dan dari sinilah masyarakat dalam hal ini pemilik atau pengguna sepeda motor mulai mencari wadah atau tempat untuk menyalurkan hobinya yang kemudian membentuk kelompok-kelompok pecinta sepeda motor atau yang lebih akrab kita kenal dengan komunitas motor,club motor maupun geng motor. Berangkat dari sinilah kemudian muncul dan berkembangnya beragam komunitas motor dengan kareteristik atau ciri khas yang berbeda-beda.
Komunitas terbentuk oleh berbagai tujuan, pandangan dan pemahaman tentang pengetahuan menciptakan proses. Berbagi pengalamaman menciptakan keyakinan mendalam dan aturan dasar tentang menjadi angota sebuah komunitas. Pemahaman pengetahuan menciptakan proses yang menjadikan sebuah anggota dapat melihat apakah kegiatan mereka berguna bagi lingkungan sekitarnya dan usaha yang terus-menerus untuk menciptakan teori, alat dan hubungan antar anggota.
Suatu komunitas mengandung tiga karakteristik. Pertama, para anggota suatu komunitas berbagi identitas, nilai-nilai, dan pengertian-pengertian. Kedua, mereka yang didalam komunitas memiliki berbagai sisi dan hubungan langsung; interaksi terjadi bukan secara terisolasi melainkan, melalui hubungan-hubungan tatap muka dan dalam berbagai keadaan atau tata cara. Ketiga, komunitas menunjukkan suatu resiprositas yang mengekspresikan derajat teretentu kepentingan jangka panjang dan mungkin bahkan
(14)
altruisme (mementingkan orang lain); kepentinga jangka panjang di dorong oleh pengetahuan dengan siapa seseorang berinteraksi, dan altuarisme dapat dipahami sebagai suatu rasa kewajiban dan tanggung jawab.(dalam C.P.F Luhlima,2008:14).
Komunitas motor adalah pasar potensial masa depan. Sebuah komunitas motor dibentuk oleh sekelompok orang yang memiliki hubungan khusus antara mereka, komunitas cenderung diidentifikasikan sebagai dasar atas kepemilikan atau identifikai bersama diantara pekerja, tetangga, dan kelompok minat. Melalui komunitas, sekelompok orang berbagi nilai – nilai kognitif emosi dan mateial.
( http//www:digilib.UI.ac.id/apac/themes/libri2/detailjsp?id=126102&lokasi=lokal )
Perkembangan komunitas motor di Indonesia pada saat ini semakin meluas sampai ketingkat desa, komunitas motor semakin digemari oleh masyarakat karena komunitas dianggap dapat secara langsung menyalurkan hobi mereka dengan mudah dan lebih mengarah pada implikasi sosial yang lebih positif maupun negatif. Situasi yang berkembang saat ini di sebagian masyarakat bahwa komunitas motor merupakan mesin penghasil generasi yang tidak ada bedanya dengan organisasi – organisasi lainnya yaitu merupakan tempat pencarian jati diri dan aktualisasi diri.
Beberapa kareteristik komunitas motor itu antara lain; ada satu komunitas motor yang mengharuskan anggotanya menggunakan satu merek pabrikan saja, ada pula yang mewajibkan anggotanya dengan type sepeda motor tertentu, atau berdasarkan kapasitas mesin cc sepeda motor, ataupun mencirikan komunitas mereka dengan warna-warna tertentu yang mewajibkan anggotanya menggunakan warna tertentu, komunitas yang seperti itu terbentuk lebih karena fisik kendaraan yaitu sepeda motor yang sejenis, namun
(15)
ada pula komunitas motor yang terbentuk karena lebih mengarah atas persamaan hobi dan visi misi yang ingin di capai bersama, yaitu hobi modifikasi, freestyle, touring, balapan maupun croos country.
Komunitas sepeda motor merupakan bentuk kelompok yang terbentuk atas kesamaan ketertarikan dan hobi yang sama juga memiliki visi-misi yang sama. Untuk menunjukkan identitasnya pada masyarakat biasanya suatu komunitas motor mnggunakan atribut-atribut tertentu atau acessoris yang dipasangkan pada sepeda motor anggota komunitas, yang menunjukkan bahwasannya mereka adalah berasal dari satu komunitas tertentu.
Komunitas motor juga sebagai wadah bagi para bikers ( pecinta atau pengguna sepeda motor), yang mempunyai idialisme tinggi keselamatan berkendara dan dapat menuangkan dan ide-ide mereka dalam komunitas yang diikutinya, yang kemudian dapat mengkampanyekan ide-ide tersebut dalam kehidupan masyarakat melalui wadah komunitas, yang kemudian munculah istilah”sefty riding” di indonesia pada era 90-an dan dilanjutkan dengan ”Smart riding” hingga saat ini.
( http://saft7.com/?p=293&cpage=2)
Berkembangnya komunitas motor di kota – kota semakin marak merupakan sebuah realita yang dihasilkan dari perkembangan sosial masyarakat yang semakin heterogen. Hal tersebut akan menimbulkan implikasi sosial yang positif maupun negatif, situasi yang berkembang saat ini di sebagian masyarakat bahwa komunitas motor telah menjadi mesin penghasil generasi yang disiplin dalam berlalu lintas ataupun sebaliknya menjadi generasi yang anarkis, bersifat negatif.
(16)
Perilaku komunitas motor tidak saja meresahkan masyarakat, tapi juga merugikan club – club motor lain yang merasa tidak terlibat dalam aksi – aksi anarkis maupun negatif. Perilaku komunitas motor tentu saja sangat mengkhawatirkan, karena mereka merupakan generasi muda yang kelak diharapkan menjadi penerus, pemilik masa depan bangsa. Perilaku komunitas motor dalam berlalu lintas menurut banyak kalangan harus dilihat secara menyeluruh, tanpa bermaksud membenarkan tindakan negatif perilaku komunitas motor yang tidak lepas dari faktor–faktor di luarnya.
Kehadiran komunitas motor menimbulkan permasalahan sosial ditengah – tengah masyarakat, setelah selama ini masyarakat sudah banyak dipusingkan oleh aksi seperti tawuran antar pelajar, sampai hal – hal yang menjerumus kriminal. Perilaku komunitas motor dalam berkendara sebenarnya bukan hal baru. Aksi main kebut dan cenderung brutal dalam mengendarai kendaraannya sudah ada sejak 10 tahun bahkan belasan tahun yang lalu, selain itu masih banyak permasalahan oleh para komunitas motor dimana
safety riding / keselamatan dalam berkendara dan peraturan lalu lintas yang sama sekali
tidak di terapkan oleh para komunitas motor.
( http//etd.eprints.ums.ac.id / 4809 / 1 / f100040139.PDF )
Berdasarkan uraian diatas diketahui bahwa perilaku disiplin para komunitas motor masih kurang, sehingga para komunitas motor sering melakukan tindakan-tindakan pelanggaran dalam berlalu-lintas, hal demikian tidak hanya membahayakan diri para anggota komunitas motor, tetapi juga membahayakan penguna jalan lainnya. Maka penulis merasa tertarik untuk meneliti dan menganalisis Perilaku Sosial Komunitas Motor dalam Disiplin Berlalu-lintas, khususnya pada Komunitas motor Piranha B.O.C ( Binjai
(17)
1.2. Perumusan Masalah
Lincoln dan Guba (1985 : 218 ) mendefinisikan masalah sebagai suatu keadaan yang bersumber dari hubungan antara dua faktor atau lebih yang menghasilkan situasi yang menimbulkan tanda – tanda dan dengan sendirinya memerlukan upaya untuk mencari sebuah jawaban. Faktor yang berhubungan tersebut mungkin berupa konsep, data empiris, pengalaman atau unsur lainnya.
( Maleong, 2006 : 93 ).
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana perilaku sosial komunitas motor Piranha B.O.C ( Binjai Otomotif
Community)?
2. Bagaimana Aktivitas Dan Perkembangan komunitas motor PIRANHA B.O.C ( Binjai
Otomotif Community)?
1.3. Tujuan Penelitian
Mengacu pada pernyataan M Iqbal Hasan ( 2002 : 44 ) bahwa tujuan penelitian adalah rumusan kalimat yang menunjukkan adanya suatu hal yang diperoleh setelah penelitian selesai. Dengan demikian pada dasarnya tujuan penelitian memberikan informasi mengenai apa yang akan diperoleh setelah selesai penelitian. Berdasarkan adanya keinginan penulis untuk memperoleh data, guna menjawab pertanyaan -
(18)
pertanyaan pada perumusan masalah penelitian ini, maka tujuan penelitian yang hendak dicapai melalui penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui bagaimana perilaku komunitas motor PIRANHA B.O.C ( Binjai
Otomotif Community) dalam berlalu lintas.
2. Untuk mengetahui bagaimana Aktivitas dan Perkembangan komunitas motor Piranha B.O.C ( Binjai Otomotif Community).
1.4. Manfaat Penelitian
Setelah melakukan penelitian ini diharapkan manfaat penelitian ini berupa: 1.4.1 Manfaat Teoritis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi wawasan ilmiah yang berkaitan dengan komunitas motor, sehingga dapat memberikan bahan masukan terhadap pihak-pihak yang berkompeten.
1.4.2 Manfat Praktis
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi peneliti berupa fakta – fakta temuan di lapangan dalam meningkatkan daya kritis dan analisis peneliti sehingga memperoleh pengetahuan tambahan dari penelitian tersebut. Dan khususnya penelitian ini dapat menjadi referensi penunjang yang diharapkan dapat berguna bagi penelitian – penelitian selanjutnya.
1.5. Definisi Konsep
Konsep merupakan suatu gagasan yang dinyatakan dalam suatu simbol atau kata. Untuk memperoeh maksud dan pengertian mengenai konsep yang digunakan dalam
(19)
penelitian ini, maka penulis membatasi konsep-konsep yang digunakan. Pemberian batasan konsep ini diperlukan diperlukan untuk menuntun peneliti dalam menangani rangkaian proses penelitian bersangkutan serta dalam menginterpretasikan hasil penelitian (faisal, 2003 : 107). Adapun konsep-konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Perilaku: Merupakan cara bertingkah laku tertentu dalam suatu situasi tertentu. Menurut Weber suatu tipe perilaku dapat dipahami, Artinya secara intelektual apabila perilaku tersebut Rasional. Rasionalitas tersebut tergantung padaa pola perilaku yang terwujud dengan cara yang dianggap logis, Artinyaperilaku ang sesuai dengan urutan perilaku yang dapat di duga, Sedangkan menurut Emitai ETzioni Perilaku menunjukan bahwa individu-individu yang berusaha untuk berbuat sesuai komitmen moral mereka berperilaku dengan cara sistematis dan berarti.
2. Komunitas adalah sekelompok orang yang saling peduli satu sama lain lebih dari yang seharusnya, dimana dalam sebuah komunitas terjadi relasi pribadi yang erat antar para anggota komunitas tersebut karena adanya kesamaan interest atau values (Kertajaya Hermawan, 2008). Proses pembentukannya bersifat horisontal karena dilakukan oleh individu-individu yang kedudukannya setara. Komunitas adalah sebuah identifikasi dan interaksi sosial yang dibangun dengan berbagai dimensi kebutuhan fungsional (Soenarno, 2002). Kekuatan pengikat suatu komunitas, terutama, adalah kepentingan bersama dalam memenuhi kebutuhan kehidupan sosialnya yang biasanya, didasarkan atas kesamaan latar belakang budaya, ideologi, sosial-ekonomi. Disamping itu secara fisik suatu komunitas
(20)
biasanya diikat oleh batas lokasi atau wilayah geografis. Masing-masing komunitas, karenanya akan memiliki cara dan mekanisme yang berbeda dalam menanggapi dan menyikapi keterbatasan yang dihadapainya serta
mengembangkan kemampuan kelompoknya.(
3. Subkultur adalah suatu budaya atau seperangkat dari orang dengan perilaku dan keyakinan yang berbeda dalam kebudayaan yang lebih luas. Esensi dari suatu subkultur, yang membedakan dengan pengelompokan sosial yang lain, adalah pemahaman tentang gaya dan perbedaan dalam gaya, pakaian, musik dan hal-hal lain.
4. Komunitas sepeda motor merupakan bentuk kelompok pengguna sepeda motor, yang terbentuk atas kesamaan ketertarikan dan hobi yang sama juga memiliki visi-misi yang sama.Untuk menunjukkan identitasnya pada masyarakat biasanya suatu komunitas motor mnggunakan atribut-atribut tertentu atau acesoris yang dipasangkan pada sepeda motor anggota komunitas, yang menunjukkan bahwasannya mereka adalah berasal dari satu komunitas tertentu.
5. Piranha B.O.C (Piranha Binjai otomotif Community) adalah komunitas pemilik kendaraan bermotor berbagai merek di daerah Kota Binjai, Sumatera Utara, Indonesia. Sebuah sarana berkomunikasi dan berdiskusi antar pemilik dan penggemar sepeda motor. PIRANHA B.O.C dibuat untuk membantu para pencinta sepeda motor agar dapat menyalurkan hobi serta bakat para anggota dan
(21)
juga mendapatkan informasi-informasi yang penting, berguna dan bermanfaat seputar perkembangan kegiatan Biker’s dan sepeda motor.
(22)
BAB II
KAJIAN PUSTAKA 2. Kelompok Sosial Dan Subkultur
Secara perilaku dan kepercayaan yang berbeda dengan dapat terjadi karena perbeda gender, dan dapat pula terjadi karena perbedaan aestheti kombinasi dari faktor-faktor tersebut.
Anggota dari suatu subkultur biasanya menunjukan keanggotaan mereka dengan gaya hidup ata memasukan studi tentang simbolisme kebudayaan) dan bagaimana simbol tersebut diinterpretasikan oleh kebudayaan induknya dalam pembelajarannya.
Secara harfiah, subkultur terdiri dari dua kata. Sub yang berarti bagian, sebagian dan kultur kebiasaan dan pembiasaan Tapi secara konseptual, subkultur adalah sebuah gerakan atau kegiatan atau kelakuan (kolektif) atau bagian dari kultur yang besar. Yang biasanya digunakan sebagai bentuk perlawanan akan kultur mainstream tersebut. Bisa berupa perlawanan akan apa saja; agama, negara, institusi, musik, gaya hidup dan segala yang dianggap mainstream. Secara kasar itu bisa diartikan juga sebagai 'budaya yang menyimpang
(23)
Kebanyakan kita menganggap dan mengidentikkan subkultur dengan suatu kegiatan yang sifatnya negatif. Geng motor, musik underground, anak jalanan dan perilaku amoral lainnya. Padahal, kalaulah kita tahu dan sadar akan arti dan tujuan kata tersebut dialamatkan, maka kita akan sadar dengan sendirinya bahwa subkultur tidak selalu ditujukan untuk hal yang negatif. Pesantren barangkali salah satu subkultur yang nyata dan jelas juga berkesan positif. Pesantren yang dimaksud adalah pesantren yang kiai dan sistem pendidikannya tidak mengacu pada sistem pendidikan nasional. Contoh lain selain pesantren adalah klub/komunitas pecinta sepedamotor yang mewadahi para pecinta atau pengendara sepeda motor ke arah yang lebih positif.
Konsep subkultur merupakan hal yang berdaya mobilitas mengkonstitusi obyeknya dari studi. Hal ini merupakan suatu istilah klasifikatori yang mencoba memetakan dunia sosial didalam suatu tindakan terhadap representasi. Keakuratan sub kultur bukan pada sejauh mana mampu berfungsi dalam pemakaiannya. Kata Sub bermakna sebagaI istilah dan menunjukan pembedaan dengan jelas arus utama budaya dominan dalam masyarakat. Dengan kata lain, sub kultur dimaksudkan agar bagian masyarakat tertentu mampu memaknai hidup secara baru sehingga dapat menikmati kesadaran menjadi yang lain dalam perbedaan terhadap budaya dominan masyarakat.
Chicago School mengidentifikasi bahwa reaksi subkultur lahir bukan sebagai fenomena reaksi individual tetapi reaksi kelompok terhadap problem kelas, the haves and the haves not. Penolakan terjadi pada kaum kelas pekerja terhadap kelompok kelas menengah. Dalam bahasa kategori Charles Wright, kelas dalam struktur kelas masyarakat dibagi 3(tiga) bagian yaitu (kolaborasi pejabat tinggi pemerintahan,
(24)
pengusaha dan pimpinan militer), Kerah Putih (para eksekutif berupah tinggi), dan Kerah Biru (pekerja biasa).
Dalam model pembagian seperti ini, keadaan kesejahteraan sosial dan ekonomi dinilai sangat tidak adil. Kelompok yang merasa dirugikan, karena kondisi struktur cipataan sangat berperan menyebabkan kondisi ini, berusaha dengan keterbatasan yang ada tetap ingin dapat menikmati hidup dengan cara melakukan redefinisi budaya atau menjadi subkultur agar terasa lebih nyaman.
Apalagi di Indonesia. Problem diatas terasa lebih menyolok. Perbedaan kaya yang minoritas dan miskin hingga yang miskin mayoritas. Hal ini disebabkan oleh rendahnya nasionalisme, terutama para pemimpin/kaum pejabat yang mengakibatkan terjadinya politik yang kurang sehat, kebobrokan hukum, tingkat pemberdayaan edukasi bangsa yang lemah, kemelaratan, dan lain sebagainya. Solusi terhadap masalah perbedaan kelas ekonomi social yang tidak adil,hingga kini belum dapat mengambil manfaat variable-variabel kepribadian bangsa, jati diri dan budaya bangsa, karena individu-individu berkepribadian terbelakang, maka terjadilah dominasi konsumsi gaya hidup yang mengimpor dari bangsa-bangsa maju.
Barker, mengidentifikasi tugas penyelamatan yang dapat dilakukan sub kultur terdiri 5 (lima) fungsi ;
1. Fungsi solusi magis (mujarab) terhadap problem struktur sosio-ekonomi.
2. Fungsi menawarkan identitas kolektif yang berbeda dari yang tercipta disekolah dan tempat kerja.
(25)
3. Fungsi memenangkan ruang bagi pengalaman dan naskah alternative terhadap realitas social.
4. Fungsi memberikan sejumlah aktivitas waktu luang bermakna, bertolak belakang dari sekolah dan tempat kerja.
5. Fungsi melengkapi solusi terhadap masalah dilema eksistensial identitas.
Subkultur merupakan sikap terhadap pemaknaan ulang, sedang suatu proses redefinisi tersebut disebut bricolage, dan homology yang merupakan relasi sinkronik yang tercipta antara kelompok particular terhadap dunia baru mereka yang telah di redefiniskan.Hebdige, menyatakan bahwa penolakan budaya particular tersebut, bermakna simbolik atau penolakan terhadap ritualitas. Telaah terhadap sub kultur, menunjukan bahwa hal ini terjadi karena peta social yang tidak berimbang antara kelas pekerja dewasa beserta kaum muda dan anak-anak mereka dengan kelas berkuasa yang mengatur (the rulling class).
Tentu saja kaum muda lebih berani dan progresif dibanding kaum tua mereka yang berasal dari kelas pekerja biasa, maka munculah kaum muda dengan ritualitas simboliknya. Clarke, berprasangka negative adanya reduksionisme pada sub kultur tersebut. Seperti misalnya gaya hidup Punk pada orang muda yang merupakan reaksi yang didramatisasi atau didramatisir , bukan sikap protes terhadap pengangguran dan kemiskinan. (Barker, C, 2003, hal.374-409).
Jika kita menganalisa permasalah yang ada dari sudut kajian subkultur diatas, maka kita dapat menarik asumsi bahwasanya para remaja atau individu memandang komunitas motor yang mereka bentuk merupakan penolakan atau lebih pada ketidak
(26)
puasan mereka terhadap komunitas motor atau club motor yang telah ada, secara tidak langsung terbentuknya komunitas motor piranha merupakan subkultur atau sebuah gerakan atau kegiatan atau kelakuan (kolektif) atau bagian dari kultur yang besar. Yang biasanya digunakan sebagai bentuk perlawanan akan kultur mainstream atau komunitas yang telah ada yang lebih besar, Anggota dari suatu subkultur biasanya menunjukan keanggotaan mereka dengan gaya hidup ata subkultur seringkali memasukan studi tentang simbolisme dan perilaku anggota sub kebudayaan) dan bagaimana simbol tersebut diinterpretasikan oleh kebudayaan induknya dalam pembelajarannya.
Sebenarnya, apakah yang dimaksud dengan kelompok sosial ? sebelum kita menjawab pertanyaan tersebut, kita harus menyadari kalau manusia merupakan mahluk hidup yang tidak bisa hidup sendirian. Manusia selalu membentuk suatu himpunan atau kesatuan manusia yang hidup secara bersama-sama dan saling berhubungan antara satu manusia dengan manusia lainnya. Hubungan tersebut antara lain menyangkut kaitan-kaitan timbul balik yang saling mempengaruhi dan juga suatu kesadaran untuk saling tolong menolong. Akan tetapi, apakah setiap himpunan manusia dapat dinamakan dengan kelompok sosial ?
Untuk itu diperlukan beberapa tertentu, antara lain :
1. Setiap anggota kelompok harus sadar bahwa dia merupakan sebagian dari kelompok yang bersangkutan.
2. Ada hubungan timbale-balik antara anggota yang satu dengan anggota yang lainnya
(27)
3. Ada suatu factor yang dimiliki bersama, sehingga hubungan antara mereka bertambah erat. Factor tadi dapat merupakan nasib yang sama, kepentingan yang sama, tujuan yang sama, ideology politik yang sama lain-lain.
Tentunya factor mempunyai musuh yang sama, misalnya dapat pula menjadi factor pengikat/pemersatu.
4. Berstruktur, berkaidah dan mempunyai pola prilaku. 5. Bersistem dan berproses (Soekanto, 1994:126)
Jika persyaratan tersebut telah dipenuhi, maka suatu himpunan manusia sudah dapat disebut dengan kelompok sosial. Bagaimanakah dengan komunitas motor yang dibentuk oleh para remaja atau individu untuk menyalurkan hobi mereka ?
Secara konseptual, kelompok tersebut memang telah bisa dikatakan sebagai sebuah kelompok sosial, namun kita harus melihat bahwa dari segi sosiologis, kelompok komunitas motor tersebut, yang berdasarkan konsep Robert K. Merton sebagai suatu membership group. Membership group merupakan kelompok dimana setiap orang secara fisik menjadi anggota kelompok tersebut. Batas-batas apa yang dipakai untuk menentukan keanggotaan seseorang pada suatu kelompok secara fisik, tidak dapat dilakukan secara mutlak.
Situasi yang tidak tetap akan mempengaruhi derajat interaksi dalam kelompok tadi, sehingga ada kalanya seorang anggota tidak begitu sering berkumpul dengan kelompok tersebut, walaupun secara resmi dia belum keluar dari kelompok yang bersangkutan (Soekanto, 1994:152).
(28)
Keadaan yang demikian bisa dijumpai pada komunitas motor sebagai sebuah informal group, dimana setiap remaja atau individu bebas memilih untuk menjadi anggota suatu komunitas motor, dan keanggotaannya bersifat luwes dan tidak mengikat.
(29)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Pengertian penelitian kualitatif dapat diartikan sebagai penelitian yang menghasilkan data deskriptif mengenai kata – kata lisan maupun tertulis dan tingkah laku yang dapat diamati dari orang – orang yang diteliti. Penelitian kualitatif dapat disebut juga sebagai proses yang berkesinambungan sehingga tahap pengumpulan data, pengolahan data dan analisis data dilakukan secara bersamaan selama proses penelitian. ( Suyanto, 2005 : 166 ).
Penelitian deskriptif bertujuan untuk menggambarkan, meringkaskan berbagai kondisi, berbagai situasi atau berbagai fenomena realitas sosial yang ada di masyarakat yang menjadi objek penelitian, dan berupaya menarik realitas itu ke permukaan sebagai suatu ciri, karakter, sifat, model, tanda, atau gambaran, tentang kondisi ataupun fenomena tertentu. ( Bungin, 2007 : 68 ). Dalam deskriptif juga mengandung pekerjaan mencatat, menganalisis dan menginterprestasi kondisi – kondisi yang terjadi mulai dari skala kelembagaan keluarga atau kelompok atau masyarakat dan interaksinya
Dengan menggunakan pendekatan kualitatif peneliti akan dapat memperoleh informasi atau data yang lebih mendalam mengenai perilaku Sosial komunitas motor Piranha binjai otomotif community ,di tengah masyarakat kota Binjai, khususnya dilokasi tempat peneliti melakukan penelitian.
(30)
3.2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di kota Binjai sumatera utara. Adapun alasan pemilihan tempat ini adalah:
1. Lokasi penelitian merupakan masyarakat pemilik kendaraan bermotor roda dua, dari berbagai merek, di kota Binjai.
2. Lokasi penelitian merupakan suatu komunitas ”Piranha binjai otomotif community” atas satu kesamaan ketertarikan dan memiliki visi-misi,dalam menyalurkan hobi serta bakat para anggota.
3. Lokasi penelitian merupakan tempat peneliti berdomisili sehingga memudahkan dalam mengakses data yang diperlukan dalam penelitian ini.
3.3 Unit Analisis dan Informan 3.3.1. Unit Analisis
Adapun yang menjadi unit analisis dalam penelitian ini adalah Komunitas motor ”Piranha Binjai otomotif community, dan Masyarakat kecamatan Binjai timur, Kota Binjai.
3.3.2. Informan
Mengingat jumlah unit analisis cukup banyak maka data diambil beberapa yang disajikan sebagai sumber informan. Subjek yang telah tercermin dalam fokus penelitian ditentukan secara sengaja. Subjek penelitian ini menjadi informan yang akan menberikan berbagai informasi yang diperlukan selama proses penelitian, dalam penelitian ini informan ada dua jenis yaitu informan utama dan informan tambahan.
(31)
Informan utama yaitu mereka yang terlibat langsung dalam kegiatan yang diteliti. Yang menjadi informan utama dalam penelitian ini adalah: para anggota komunitas motor ”Piranha” binjai otomotif community. yaitu, Ketua dan para aanggota komunitas motor ”Piranha Binjai otomotif community, kota Binjai Informan tambahan yaitu mereka yang dapat memberikan informasi walaupun tidak langsung terlibat dalam kegitan yang diteliti. Dalam penelitian ini yang menjadi informan tambahan adalah masyarakat lainya serta masyarakat Kota Binjai.
3.3.3. Populasi Dan Sampel
Responden yang akan menjadi informan dalam penelitian ini adalah para anggota komunitas motor ”Piranha” binjai otomotif community. Sebagai prasyarat dari purposive sampling penelitian ini , telah dibatasi karteristik para informan, untuk pemenuhan data, dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu yakni yang mengarah kepada pencapaian tujuan penelitian. Adapun yang menjadi persyaratan responden, adalah :
Pria dan Wanita
Merupakan anggota komunitas motor ”Piranha” binjai otomotif community.
Aktif dalam kegiatan komunitas, minimal sebulan sekali.
Dari hasil pra-survey yang penelitian lakukan, jumlah anggota komunitas motor ”Piranha” binjai otomotif community berkisar 200 orang, jadi dambil sampel sebanyak 20 % dari populasi yaitu 40 orang.
3.4. Teknik Pengumpulan Data
Data penelitian dapat digolongkan menjadi dua bagian yaitu data primer dan data sekunder. Dimana data tersebut diperoleh dengan menggunakan teknik pengumpulan data
(32)
yang biasa digunakan dalam penelitian. Dalam penelitian ini digunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:
a. Data Primer
Observasi partisipatif, yaitu peneliti ikut aktif dalam proses pengambilan data, peneliti mengadakan pengamatan secara langsung. Data yang diperoleh melalui observasi langsung terdiri dari rincian tentang kegiatan, perilaku, interaksi interpersonal, dan proses penataan yang merupakan bagian dari pengalaman manusia yang dapat diamati. Disini peneliti akan melakukan partisipasi langsung, ikut serta dalam kegiatan komunitas motor Piranha. Hal ini dilakukan untuk memperoleh gambaran faktual tentang aktivitas dan kegiatan apa saja yang dilakukan komunitas moor Piranha di kota Binjai.
Wawancara mendalam, yaitu peneliti mengadakan tanya jawab secara langsung dengan para informan. Agar wawancara lebih terarah digunakan instrumen berupa pedoman wawancara ( inteview guide ) yakni urutan – urutan daftar yang diperlukan. Dalam penelitian ini digunakan juga instrumen penunjang lainnya dalam wawancara yaitu alat bantu rekam ( tape recorder ) yang akan membantu peneliti dalam menganalisis data dari hasil wawancara. Hal - hal yang ingin di wawancarai adalah berupa informasi tentang kegiatan dan aktivitas komunitas motor piranha, dan bagaimana respon masyarakat tentang kehadiran komunitas motor Piranha di kota Binjai.
Kuisioner, yaitu peneliti akan mengumpulkan data pendukung penelitian dengan menyebarkan kuisoner kepada responden yaitu para anggota komunitas motor
(33)
piranha, yang telah ditentukan sebelumnya. Diharapkan dari hasil penyebaran kuisioner ini akan didapatkan data penunjang bagi penelitian.
b. Data Sekunder
Studi kepustakaan yaitu dilakukan untuk mendapatkan data – data sekunder dengan mengumpulkan bahan – bahan yang berasal dari buku, juga dari sumber – sumber lainnya seperti surat kabar, internet dan lain – lain yang berkaitan langsung dan dianggap relevan dengan penelitian ini.
3.5. Interpretasi Data
Interpretasi data merupakan pencarian pengertian yang lebih luas tentang data yang telah dianalisis. Atau dengan kata lain, interpretasi data merupakan penjelasan yang terinci tentang arti yang sebenarnya dari data yang telah di analisis atau dipaparkan. Dengan demikian, memberikan interpretasi dari data berarti memberikan arti yang lebih luas dari data penelitian. Interpretasi data dapat juga disebut dengan analisa data. ( Hasan, 2004 : 137 ).
Penganalisaan data pada dasarnya adalah proses penyederhanan data yang bertujuan untuk menghasilkan keterangan dan informasi yang dapat memberi arti kedalam bentuk yang lebih muda dibaca, hal ini akan menghasilkan suatu keterangan data yang terperinci dan sistematis. Setelah data – data terkumpul maka langkah berikutnya adalah menganalisa data secara kualitatif. Selain itu data kuantitatif yang ada digunakan sebagai pendukung data utama dilakukan dengan cara menyajikan tabel tunggal, semua data – data yang terkumpul disatukan kemudian diedit. Tahap akhir dari
(34)
analisis data ini adalah mengadakan pemeriksaan keabsaan data, kemudian data diuraikan dan disajikan secara deskriptif.
3.6. Jadwal Kegiatan
o
Jenis Kegiatan
Bulan
9 0 Pra Observasi
ACC Judul
Penyusunan Proposal Penelitian
Seminar Penelitian
Revisi Proposal Penelitian Penyerahan Hasil Seminar Proposal
Operasional Penelitian Bimbingan
Penulisan Laporan akhir
0
(35)
3.7. Keterbatasan Penelitian
Sebagai peneliti yang belum berpengalaman penulis merasa banyak kendala yang dihadapi, salah satu diantaranya adalah penulis masih belum menguasai secara penuh teknik dan metode penelitian sehingga dapat menjadi keterbatasan dalam mnegumpulkan dan menyajikan data. Kendala tersebut diatasi melalui proses bimbingan dengan dosen pembimbing skripsi, juga penulis berusaha untuk mencarai informasi dari berbagai sumber yang dapat mendukung proses penelitian ini.
Terbatasnya waktu yang dimiliki informan juga mempengaruhi pengerjaan tulisan ini, para informan yang memiliki aktifitas yang berbeda -beda hanya dapat bertemu pada saat adanya kegiatan komunitas, mereka sibuk dengan pekerjaan mereka masing – masing. Disamping itu waktu mereka juga terbatas karena mereka harus istirahat, sehingga penulis harus rela melakukan wawancara berkali – kali. Disamping keterbatasan penguasaan teknik dan metode penelitian serta keterbatasan waktu yang dimiliki para informan.
(36)
BAB IV
DESKRIPSI LOKASI DAN INTERPRETASI DATA
4.1.Deskripsi Lokasi Penelitian
4.1.1. Sejarah Umum Kota Binjai
Binjai adalah salah sat dalam wilayah provinsi ibukota provinsi Sumatra Utara ibukota langsung dengan Kabupaten Langkat di sebelah barat dan utara sert pembangunan Mebidang yang meliputi kawasa ini, Binjai dan Medan dihubungkan oleh jalan raya menghubungkan antara Medan da daerah strategis di mana merupakan pintu gerbang Kota Medan ditinjau dari
Masih sangat sedikit sekali terungkapkan mengenai asal usul kota Binjai di masa silam, yang disebut sebagai sebuah kota yang terletak diantar sebelah timur d yaitu yang yang kini sudah tiada yang diperkirakan mengetahui sejarah asal usul kota Binjai, baik yang dikisahkan atau yang diriwayatkan dalam berbagai tulisan yang pernah
(37)
dijumpai, bahwa kota Binjai itu berasal dari sebuah kampung yang kecil terletak di pinggir Sungai Bingai, kira-kira di Kelurahan Pekan Binjai yang sekarang. Upacara adat dalam rangka pembukaan Kampung tersebut diadakan di bawah sebatang yang rindang yang batangnya amat besar, tumbuh kokoh di pinggir Sungai Bingai yang bermuara ke besar yang berkayuh sampai jauh ke udik.
Di sekitar pohon Binjai yang besar itulah kemudian dibangun beberapa rumah yang lama-kelamaan menjadi besar dan luas yang akhirnya berkembang menjadi bandar atau pelabuhan yang ramai didatangi oleh tongkang-tongkang yang datang dari akhirnya melekat menjadi nama kota Binjai. Konon pohon Binjai ini adalah sebangsa
4.1.2. Gambaran Umum Kota Binjai
Letak geografis Binjai 03°03'40" - 03°40'02" LU dan 98°27'03" - 98°39'32" BT. Ketinggian rata-rata adalah 28 meter di atas permukaan laut. Sebenarnya, Binjai hanya berjarak 8 km dari Medan bila dihitung dari perbatasan di antara kedua wilayah yang dipisahkan oleh Kabupaten Deli Serdang. Jalan Raya Medan Binjai yang panjangnya 22 km, 9 km pertama berada di dalam wilayah Kota Medan, Km 10 sampai Km 17 berada alam wilayah Kabupaten Deli Serdang dan mulai Km 17 adalah berada dalam wilayah Kota Binjai.Ada da untuk kemudian disalurkan untuk kebutuhan penduduk kota. Namun di pinggiran kota,
(38)
masih banyak penduduk yang menggantungkan kebutuhan air mereka kepada air sumur yang memang masih layak dikonsumsi. Dengan batas – batas admininstratif yaitu:
• Sebelah Utara deng
• Sebelah Slatan deng
• Sebelah Barat deng
• Sebelah Timur deng
Pemerintahan Kota Binjai terbagi atas menjadi lingkup Kabupaten Langkat. Lima kecamatan tersebut masing-masing adalah:
•
•
•
•
•
Kecamatan Binjai Kota, Binjai Timur dan Binjai Selatan baru dibentuk pada tahun 1981.
Walikota berkantor di Balai Kota yang beralamat di Jalan Jenderal Sudirman No. 6, Binjai.Kota Binjai sebelumnya merupakan tempat bermarkas Langkat yang mengurusi urusan kepolisian Kota Binjai dan Kabupaten Langkat. Pada tahun 2001, Polres Langkat kemudian dipindahkan bermarkas di Kabupaten Langkat. Sedangkan untuk Kota Binjai dibentuk Kepolisian Resort Kota Binjai (Polresta Binjai).
(39)
Tepat di depan Kantor Walikota, ada Lapangan Merdeka dan Pendopo Umar Baki di Jalan Veteran. Lapangan Merdeka merupakan alun-alun warga Kota Binjai sedangkan Pendopo Umar Baki adalah gedung serba guna untuk melangsungkan banyak acara resmi maupun tidak resmi.
Demografi Kota Binjai merupakan kota multi etnis, dihuni ole kaya akan kebudayaan yang beragam. Jumlah penduduk kota Binjai sampai pada April 2003 adalah 223.535 jiwa dengan kepadatan penduduk 2.506 jiwa/km persegi. Tenaga kerja produktif sekitar 160.000 jiwa. Banyak juga penduduk Binjai yang bekerja di Medan karena transportasi dan jarak yang relatif dekat.
Agama di Binjai terutama:
•
Jalan Kapten Machmud Ismail.
•
•
Binjai Barat.
•
terutama oleh etnis India.
Perekonomian ,Daerah komersial dan pusat perekonomian serta pusat pemerintahan terutama berpusat di wilayah Kecamatan Binjai Kota. Kawasan perindustrian dipusatkan di daerah Binjai Utara, sedangkan di sebelah timur dan selatan
(40)
adalah daerah konsentrasi kawasan Binjai Barat. Kawasan Industri Binjai di Kecamatan Binjai Utara direncanakan di Kelurahan Cengkeh Turi dengan luas wilayah 300 ha. Binjai juga adalah penghasil kawas
Data t Kotamadya Binjai bersumber dari sektor perdagangan dan jasa. Sedangkan sektor industri menyumbang nilai 23% dari total kegiatan perekonomian tadi. Pendapatan per kapita penduduk Binjai adalah sebesar Rp. 3,3 juta, sayang angka ini masih berada di bawah rata-rata pendapatan per kapita propinsi Sumatra Utara yang besarnya Rp. 4,9 juta.
Laju pertumbuhan ekonomi Kota Binjai atas dasar harga tetap sebesar 5,68 persen pada tahun 2007. Hal ini menunjukkan kenaikan yang cukup baik jika dibandingkan dengan tahun 2006 sebesar 5,32 persen.
Secara umum ada empat sektor yang cukup dominan dalam pembentukan total PDRB Kota Binjai yaitu Sektor Industri Pengolahan, Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran, Sektor Keuangan,Persewaan dan Jasa Perusahaan dan Sektor Jasa - jasaBidang perkebunan tentu saja yang menjadi perhatian adalah perkebunan rambutan yang mencapai 425 ha dengan kapasitas produksi 2.400 ton per tahun. Sayangnya, kapasitas sebesar ini tidak dibarengi dengan modernisasi industri pengolahan rambutan menjadi komoditi unggulan yang bernilai plus dibandingkan dengan hanya menjual buah rambutan itu sendiri, misalnya industri pengalengan rambutan dengan jalur pemasaran yang komplit.
(41)
Pusat perbelanjaan tradisional di Binjai melayani penjual dan pembeli dari Binjai sendiri dan Kabupaten Langkat. Pasar tradisional misalnya:
• Pusat Pasar Tavip - merupakan pasar tradisional terbesar di Binjai, lokasi di Binjai Kota.
• Pasar Kebun Lada - berlokasi di Binjai Utara • Pasar Brahrang - berlokasi di Binjai Barat • Pasar Rambung - berlokasi di Binjai Selatan • Pasar Trengganu - berlokasi di Binjai Timur Selain itu juga ada pusat perbelanjaan modern seperti:
• Binjai Supermall
• Pusat perbelanjaan Suzuya • Mini Market Tahiti
• Toserba Binjai Ramayana • Mall Ramayana
Pertokoan komersial yang lebih kecil terutama terpusat di rumah toko (ruko) sepanjang Jalan Jenderal Sudirman, juga ada Jalan Ahmad Yani (d/h Jalan Bangkatan) yang menjadi pusat makanan di malam hari.
Fasilitas Pendidikan Sampai saat ini, jumlah sekolah umum yang terdaftar di Pemerintah Dati II Binjai adalah keseluruhan berjumlah 241 buah. Jumlah penduduk usia sekolah wajib (di bawah 19
(42)
tahun) adalah 78.000 jiwa. Dari total jumlah 241 buah sekolah ini, 85 sekolah di antaranya terletak di Binjai Utara.
Sarana transportasi di dalam kota Binjai terutama adalah beca mesin roda tiga yang unik dan mobil angkutan umum yang disebut sudako. Untuk transportasi ke luar kota, selain transportasi jalan, ada juga kereta api yang menghubungkan Binjai dengan Medan dan Kwala di Kabupaten Langkat.
Sampai dengan tahun 2007, prasarana jalan di Kota Binjai terdiri dari
• Jal
• Jal
• Jalan tanah 90 kilometer
Letak Binjai juga tidak jauh dari itu, pelabuhan terdekat juga akan dihubungkan dengan jalan tol bila proye
•
•
• Rumah Tangga : 47.927 rumah tangga
•
• Tenaga kerja: 160.000 jiwa
• Subdivisi: 5 kecamatan da
• Komoditi Unggulan: Rambutan dan Bengkuang
(43)
4.1.3 Gambaran Umum Piranha B.O.C (Piranha Binjai Otomotif Community)
Piranha B.O.C (Piranha Binjai otomotif Community) adalah komunitas pemilik kendaraan bermotor berbagai merek di daerah Kota Binjai, Sumatera Utara, Indonesia. Sebuah sarana berkomunikasi dan berdiskusi antar pemilik dan penggemar sepeda motor. Piranha B.O.C dibuat untuk membantu para pencinta sepeda motor agar dapat menyalurkan hobi serta bakat para anggota dan juga mendapatkan informasi-informasi yang penting, berguna dan bermanfaat seputar perkembangan kegiatan Biker’s dan sepeda motor.
Piranha B.O.C dibentuk pada hari jum’at 11 Juni 2004 dari sebuah perkumpulan anak-anak muda pencita sepeda motor dikecamatan Binjai Timur yang sering bertemu dan bergabung dan berbincang disuatu Waroeng Bang Diwos di Jl. Dr. Wahidin No.84 KM 19 Binjai Timur, dimana setiap malam hari para pengurus/penggagas selalu hadir untuk berbincang-bincang serta membahas cerita seputar sepeda motor, tentang aktivitas Klub/Komunitas motor yang ada di Sumatera Utara, Freestyle dan balap motor, modernisasi jaman serta tentang kemasyarakatan dan lain-lain. berangkat dari pola pikir dan hobi yang sama, maka tercetus suatu gagasan/ide untuk membuat suatu komunitas/klub motor yang di beri nama dengan Piranha B.O.C ( Binjai Otomotif
Community).
Di setiap pengambilan keputusan atau kegiatan haruslah dibicarakan dengan seluruh pengurus dan anggota dalam satu forum dan mendapatkan persetujuan dari 50 % + 1 anggota melalui voting, barulah keputusan atau kegiatan yang digagas tersebut dapat terlaksana.
(44)
Hal yang mendasari kenapa dan mengapa nama Klub/Komunitas Motor ini diberi nama PIRANHA B.O.C .Sebelum para manajemen dan anggota membuat nama menjadi PIRANHA B.O.C, karena mereka selalu melakukan pergerakan dan tindakan dalam suatu kegiatan yang dilakukan para pendiri sangat cepat dan agresif. Tidak pernah ada kata malu atau malas untuk mengikuti setiap kegiatan baik itu kegiatan yang berhubungan dengan sepeda motor, touring atau umum dan harus menjadi perhatian orang banyak dan dikenal masyarakat.
Berangkat dari tindakan itu semua mereka selalu mengait-ngaitkan kegiatan dan tindakan mereka tersebut dengan prilaku ikan dari sungai Amazon Piranha yang selalu gesit dan agresif dalam melakukan tindakan keseharian dan tugasnya (makan dan lain-lainnya).
Maka dari itulah kemudian mereka memberi nama Klub/Komunitas ini Piranha sedangkan tambahan B.O.C (Binjai Otomotif Community) adalah suatu singkatan yang menunjukan bahwa Klub/Komunitas yang kami bangun adalah komunitas sepeda motor dan menunjukan kota asal dan kesekretariatan Piranha B.O.C.
Piranha B.O.C memiliki moto “MORE SPEEDY, FRIENDLY N TOP”. More
Speedy “maksudnya adalah setiap pergerakan atau melaksanakan kegiatan, anggota Lebih
cepat dan tanggap serta dalam hal menerima dan berbagi informasi”, Friendly “memiliki rasa persaudaraan yang sangat tinggi dengan para pencita motor dan pengendara motor baik komunitas dan perorangan serta bersahabat dengan aparat penegak hukum dijalan lengkap dengan peraturan Undang-undang berlalu lintas”, Top “terkenal dimasyarakat umum dan Klub/Komunitas dan professional”.
(45)
Komunitas penggemar sepeda motor pada saat sekarang ini sangatlah banyak dan beragam, khusunya di Kota Binjai Sumatera Utara. Di Kota Binjai, Sumatera Utara ini banyak sekali bermunculan Klub-Klub otomotif yang masing-masing mempunyai ciri kas sendiri-sendiri.Dengan adanya jalinan antara Piranha B.O.C dengan klub-Klub motor lainnya yang ada di Sumatera Utara dan kota Binjai khusunya, diharapkan dapat menjalin tali persaudaraan dan rasa persatuan dan kesatuan antara penduduk Sumatera Utara dan Indonesia tentunya.
Ajang kumpul-kumpul para anggota Piranha B.O.C atau biasa yang kami sebut Kopi Darat merupakan suatu ajang pertemuan bagi para anggota Piranha B.O.C secara langsung dan juga setiap minggu 1 dan 3 setiap bulannya. Sedangkan Minggu 2 dan 4 melakukan merupakan salah satu agenda rutin yang selalu dilaksanakan setiap hari Jum’at malam Sabtu pada konvoi/berkunjung keklub-klub lain yang ada di Binjai dan Kota lain yang ada di Sumatera Utara. Bertempat di depan kantor DPRD Kota Binjai atau Taman Remaja Kota Binjai Binjai pukul 20:00 W.i.b s/d Selesai.
4.1.4 Visi Dan Misi Piranha B.O.C (Piranha Binjai Otomotif Community)
• Visi:
Salah satu Visi yang ingin di capai yaitu, Menjadi komunitas yang solid, guyub, saling berbagi dan menjunjung tinggi persaudaraan sesama anggota dan sesama pengendara motor lainnya baik perorangan maupun yang tergabung dalam klub atau komunitas menuju kebersamaan dalam satu wadah yang mengutamakan budaya tertib berlalu-lintas.
(46)
• Misi:
1. Merangkul para biker’s dan pengendara motor lainnya dalam satu wadah dalam rangka mewujudkan perilaku santun, elegan, menerapkan budaya egaliter dan tidak arogan di jalan sampai tercipta jalanan sebagai suatu tempat yang aman dan nyaman bagi semua pengguna jalan.
2. Memberikan sumbangsih kepada masyarakat sebagai perwujudan tanggung jawab sosial dan peduli sesama.
3. Membuat Piranha B.O.C menjadi dikenal disegala bidang, baik dalam hal komutitas motor, freestyle, Balap motor (event resmi dari IMI), olahraga, seni dan kegiatan dimasyarakat dan agama.
Dari sejak pertama dibentuknya Piranha B.O.C sebagai wadah penggemar atau pencinta sepeda motor. Terbukti dengan meningkatnya anggota setiap tahunnya. Dari awal anggota yang hanya 25 orang (2004), 45 orang (2005), 62 orang (2006), 110 orang (2007), peningkatan terjadi di tahun 2008 dengan jumlah anggota mencapai 200 orang dan tahun 2009 anggota mencapai, 215 orang.
Dimana setiap tahunnya manajemen Piranha B.O.C selalu aktif membuat program kegiatan yang terjadwal dan mengikuti kegiatan baik kegiatan Klub/Komunitas, Pemko, Event Organizer, Produk Iklan Layanan (Sponsor), keAgamaan, Bakti Sosial, Balap Motor (Roadrace dan Gasstrak), Frestyle, Musik (band) dan olahraga (Sepakbola/Futsal).
(47)
Dari sini bisa terlihat bahwa Piranha B.O.C merupakan suatu pasar yang potensial untuk penyampaian informasi, produk dan layanan yang berhubungan dengan otomotif khususnya kendaraan bermotor dan umum atau lainnya.
Sebuah komunitas yang mana didalamnya terdapat beraneka ragam fungsi dan jenjang profesi dari anak sekolah sampai beberapa orang eksekutif muda dengan beragam bidang khusus ikut berpartisipasi memberikan informasi-informasi yang berguna.
4.1.5. Sekertariat, Struktur kepengurusan
Sekretariat Piranha B.O.C yang terletak di Jalan Arif Rahman Hakim No. 142 Binjai Timur digunakan sebagai sarana musyawarah para pengurus ataupun sebagai sarana berkumpul dan bertukar pikiran sesama anggota Piranha B.O.C. Berikut struktur ke pengurusan :
(48)
STRUKTUR ORGANISASI PIRANHA BINJAI OTOMOTIF COMMUNITY
SUSUNAN KEPENGURUSAN
PENASEHAT : Bpk. Sersan Mayor Mariono
( Anggota KODIM 02-01/BS – Medan )
: Bpk. Sersan Mayor Ridwan Kembaren
( Anggota KODIM 02-03/BS – Binjai )
PENGURUS / KETUA PENASEHA
KETUA HARIAN
DIVISI/SEKSI KOMUNITAS DIVISI/SEKSI
HUMAS DIVISI/SEKSI
BALAP
DIVISI/SEKSI
OLAHRAGA &
DIVISI/SEKSI FREESTYLE DIVISI/SEKSI
UMUM &
(49)
: Bpk. Suherdi
( Sekertaris Desa Sumber Mulyo Rejo, Binjai Timur )
: Drs. Hendry Gunawan
KETUA UMUM : Ahmad Supriadi Lopez
WAKIL KETUA : Eka Maydesa Putra
Surya Abdi Sastra
KETUA HARIAN : Fahri Aditya Sembiring
Chandra Oktarivan
Dodi Permadi
Surya Winata Akbar
SEKERTARIS I : Rudy Hendrawan
SEKERTARIS II : Rudianto BENDAHARA : Hendra Gunawan WAKIL BENDAHARA : Eva Siregar
DIVISI / SEKSI – SEKSI KOMUNITAS MOTOR : Raditya Sembiring
(50)
Edo Lesmana
HUMAS : Yan Ramadhani
Edi Chandra
Ardiansyah keleng
Agus
UMUM dan SOSIAL : Reza Aurel
Sulaiman
Budi Boor
Leo Gunawan
FREESTYLE : M. Indrawan
Andika 76
Atmy
Rinald
BALAP MOTOR : Madol
Yudho Kurnianto
Donni Andre Nasution
OLAHRAGA dan HIBURAN : Drs. Suhariono
Amek
Bambang Suyadi
TUGAS DAN WEWENANG
(51)
Ketua Umum adalah KETUA yang bertanggung jawab sepenuhnya terhadap komunitas motor Piranha B.O.C dan semua hal mengenai hubungan antara sesama pengurus berserta anggota, mengenai semua kegiatan-kegiatan yang sudah direncanakan atau diagendakan, dan hubungan antara klub motor lainnya. Dan setiap anggota diluar kepengurusan dapat langsung menyampaikan ide-ide dan gagasan. Ketua Umum atau wakilnya wajib menjalankan semua anggenda yang sudah direncanakan yang sudah disetujui oleh semua anggota.
• Wakil Ketua Umum
Wakil ketua umum harus mengkoordinasikan semua kegiatan komunitas motor Piranha B.O.C ke masing-masing divisi dan kemudian diteruskan keseluruh anggota komunitas motor Piranha B.O.C. Wakil Ketua Umum akan bertindak juga sebagai perantara antara Ketua Umum dan Anggota. Dan Wakil Ketua Umum juga mengganti Ketua Umum jika Ketua Umum berhalangan.
• Sekretaris
Sekretaris bertanggung jawab untuk membuat dan menyimpan semua berkas komunitas motor Piranha B.O.C seperti Daftar Keanggotaan, Anggaran Rumah Tangga, Aturan komunitas, semua laporan tertulis, salinan dari semua surat-menyurat. Sekertaris juga wajib menyebrakan informasi yang berkaitan dengan komunitas motor Piranha B.O.C kepada anggota.
• Bendahara
Bendahara menyimpan seluruh dana komunitas motor Piranha B.O.C. Bendahara harus menyimpan catatan yang akurat dari semua pendapatan dan pengeluaran. Bendahara wajib melaporkan keadaan kas pada setiap pertemuan rutin ke anggota.
(52)
Bendahara harus menyampaikan laporan tahunan secara tertulis kepada seluruh anggota pada Pertemuan Tahunan.
Portofolio PIRANHA B.O.C
2004 - 2009
• Mensosialisasikan kepada anggota Piranha B.O.C mengenai pentingnya Aman dalan Berkendara (Safety Riding/SR) dan bekerjasama dengan Divisi SR Piranha B.O.C.
Mengikuti forum diskusi dan komunitas motor lain yang peduli dengan SR.
• Membuka thread diskusi dan tanya jawab pada sesi diskusi pada saat kopi darat mengenai SR.
• Mengkampanyekan pentingnya SR kepada anggota Piranha B.O.C sebagaimana yang tertera pada salah atu syarat-syarat keanggotaan (koordinasi dengan Divisi Sekretariat Piranha B.O.C)
• Mengadakan Touring keberbagai tempat Wisata maupun keluar kota dan Daerah setahun 3 sampai 4 kali.
(53)
• Mengikuti Roadrace disetiap event roadrace baik kejurda ataupun kejurnas (dibawah naungan divisi Balap Motor Piranha B.O.C)
• Mengikuti Pertandingan/ kompetisi sepert Futsal, Bola kaki, Game kontes, festival band dan audisi-audisi, dan lainnya (dibawah naungan divisi Olahraga dan Hiburan Piranha.B.O.C).
• Mengikuti kegiatan Perayaan Hari Besar Islam.
• Mengikuti acara Club M Power Nopember 2007 yang diadakan oleh Anak Medan Production dimana acara tersebut menjadi wadah berkumpulnya para Biker’s yang ada di Sumatera Utara. Dengan konvoi dari Tanah lapang merdeka Medan ke kota Binjai. Dan serangkaian acara puncak dilaksanakan dikota Binjai. Dan Piranha B.O.C mendapatkan Gelar juara ke II pada acara tersebut.
• Mengikuti acara Djarum Black Noiser yang diadakan di Pangkalan Brandan dimana Piranha B.O.C diminta menjadi frestyler.
• Mengikuti acara X mild Tour dikota Tanjung Pura dan konvoi kekota Pangkalan Brandan (Piranha B.O.C ) menjadi Frestyler di acara tersebut.
• Mengikuti ajang frestyle di Kota Stabat dan Piranha B.O.C menjadi juara Pertama dalam ajang tersebut.
• Menghadiri event-event biker’s yang bersifat luas dan dihadiri oleh banyak klub/komunitas motor
• Mengikuti Jalan santai dan senam pagi sehat bersama IM3 di Lapangan Brimob Sumut KOMPI-A Kota Binjai Juli 2008.
• Mengadakan Kerjasama dengan pihak PT. Bentol Prima dalam bidang sharing produk ( beli rokok lima bungkus dapat kaos Piranha Club Mild ) dan juga
(54)
SPG mobile (rental tujuh unit sepeda motor mio beserta satu orang leader SPG sari anggota Piranha B.O.C) Juni 2008.
• Freestyle di Kota Binjai dalam event Club Mild Joint The Club.
• Mengikuti Kegiatan Club Mild Joint The Club ( The City Explorer, The Corner, the Sport, The City Convoi, Jambore Biker’s sumut/ The Touring, The Union ) mulai bulan September 2009 sampai Desember 2009.
Mewujudkan misi dan tanggung jawab sosial Piranha B.O.C kepada masyarakat sekitar sehingga kehadiran Piranha B.O.C dapat dirasakan manfaatnya. :
• Mengadakan Panggung Hiburan Rakyat pada perayaan H.U.T Republik Indonesia setiap tahunnya (2004-2008). Yang bertempat di Lapangan serbaguna Kelurahan Sumber Mulyo Rejo Kecamatan Binjai Timur dan diselenggarakan untuk umum.
• Mengadakan Takbir Akbar bersama masyarakat Kelurahan Binjai Timur dengan rute keliling kota Binjai pada tahun 2004.
• Mengadakan Sunatan massal di Masjid Nur Hidayah Kelurahan Sumber Mulyo Rejo Kecamatan Binjai Timur Kota Binjai dengan jumlah peserta 30 orang pada tahun 2005.
• Bekerja sama dengan Persatuan Remaja Islam Masjid Nur Hidayah dalam kegiatan buka Puasa Bersama dalam rangka berbagi dengan sesama dan menjalin hubungan tali silahturahmi yang baik pada tahun 2006.
• Bekerjasama dengan Himpunan Pemuda Pembangunan Indonesia (HPPI) dalam acara Sunatan Massal Pemko Binjai tahun 2007 di Akper Kalisatun Rahmi Kota
(55)
Binjai dengan jumlah peserta 109 orang. Dimana seluruh Anggota PIRANHA B.O.C sebagai pelaksana.
• Bekerjasama dengan Forum Komunikasi Remaja Masjid Binjai Selatan dalam pelaksanaan Festival Sholawat Badar yang berlangsung di Jl. Samanhudi/Tanah Merah Kecamatan Binjai Selatan Kota Binjai pada tahun 2007.
• Bekerjasana dengan Dinas Kesenian dan Pariwisata kota Binjai dalam Festival Seni Budaya Islam Kota Binjai 2007 dihalaman kantor Dewan Kesenian dan Pariwisata Kota Binjai.
• Mengadakan Festival GEMA ISLAMI PIRANHA 2007 di Lapangan Serba Guna Kelurahan Sumber Mulyo Rejo Kecamatan Binjai Timur.
• Mengadakan dan Mengikuti Bakti Sosial ( memberikan bantuan ke Panti Asuhan yang ada di Kota Binjai dan Kabupaten Langkat ) yang diadakan oleh Klub-klub motor yang ada di Kota Binjai dan Stabat dimana Piranha B.O.C menjadi penggagas acara tersebut tahun 2008.
• Mengadakan Kerjasama dengan Radio Mom’s kota binjai dalam event Festival Music Rock dan Model Se-Sumatera Utara Agustus 2008
• Mengadakan pertandingan sepak bola antara Klub/Komunitas motor di kota Binjai dan Stabat memperebutkan Tropy Ketua Umum Piranha B.O.C pada bulan Agustus 2008.
• Mengadakan Celebration Party ” Kemenagan Indah Selama Setahun” dan Hiburan rakyat Desember 2009.
(56)
4.2 Unit Analisis
Untuk mengetahui karakteristik komunitas motor Piranha Binjai Otomotif Community, penulis melakukan survey pendahuluan terhadap anggota komunitas motor yang dijadikan subjek penelitian. Kriteria yang dipakai adalah anggota komunitas motor yang sudah pernah menjalani masa perkenalan (semacam orientasi) dan hadir dikomunitas minimal sekali seminggu. Dari kriteria ini penulis mendapatkan 40 orang (20%) dari sekitar 200 orang anggotanya.
Berikut ini disajikan hasil survey dan analisa terhadap karakteristik.Komunitas Piranha Binjai Otomotif Community
4.2.1. Identitas Diri.
Tabel 1. Komposisi anggota komunitas menurut jenis kelamin.
o.
Jenis Kelamin Jumlah Persentase
(%)
Laki-laki 28 70
Perempuan 12 30
Jumlah 40 100
Sumber : Data Primer
Data pada tabel ini menunjukan jumlah anggota komunitas yang laki-laki lebih banyak dari laki-laki yaitu 28 Orang (70%) dan sisanya 12 orang (30%) merupakan anggota perempuan. Cukup menjadi pertanyaan kenapa perempuan ikut jadi anggota
(57)
komunitas ini. Padahal komunitas ini merupakan komunitas motor yang sering touring jauh dan sering melakukan kegiatan-kegiatan yang ekstrim.
Tabel 2. Komposisi anggota komunitas menurut tingkatan umur.
o
Tingkatan Usia Jumlah Persentase
(%)
16 – 19 tahun 7 17.5
20 – 23 tahun 15 37.5
24 – 27 tahun 13 32.5
28 – 37 tahun 5 12.5
Total 40 100
Sumber : Data Primer
Sebanyak 7 orang (17.5%) anggota komunitas motor ini berusia 16 – 19 tahun, sedangkan 15 orang (37.5%) anggota komunitas motor ini berusia 20 – 23 tahun, dan sebanyak 13orang (32.5%) berusia antara 24 - 27 tahun, dan sisanya 5 orang (12.5%) berusia antara 28 – 37 tahun. Dalam pariasi usia para anggotanya komunitas motor ini menjadi lebih matang dan pariatif dalam sebuah gagasan dan ide-ide yang mereka lakukan.
Tabel 3. Komposisi anggota menurut status
o
Status Jumlah Persentase
(%)
(58)
Mahasiswa 10 25
Putus Sekolah 3 7.5
Bekerja 22 55
Jumlah 40 100
Sumber : Data Primer
Pekerja merupakan status yang dimiliki oleh sebagian besar anggota komunitas motor ini banyaknya 22 orang (55%), Kemudian putus sekolah atau pekerja sambilan (mocok-mocok) yang berjumlah 3 orang (7.5%). Dan sepertiganya anggotanya adalah mahasiswa dengan jumlah anggota 10 orang (25%), dan sisanya ialah pelajar yang berjumlah 5 orang (12.5%). Disini dapat dilihat para anggota komunitas motor ini hampir mendomnasi para pekerja dan diikuti para pelajar. Tampak juga kita lihat para pekerja keras dan adanya kesadaran tentang pendidikan.
Tabel.4 Komposisi anggota menurut tingkat pendidikan
o
Pendidikan Jumlah Persentase
(%)
SLTP 1 2,5
SLTA 20 50
Perg. Tinggi/Akademi
15 37.5
Kursus 4 10
(59)
Sumber : Data Primer
Hampir setengah anggota perpendidikan lulusan SLTA yang mencapai 20 orang (50%), sedangkan 15 orang (37.5%) bependidikan Peguruan Tinggi atau Akademi, Sedangkan yang mengikuti kursus 4 orang (10%) dan yang hanya tamtan SLTP hanya sedikt sekali hanya 1 orang (2.5%). Dengan begitu ternyata anggota komunitas motor semuanya berpendidikan.
Tabel 5. Komposisi anggota komunitas menurut suku bangsa
o
Suku Bangsa Jumlah Persentase
(%)
Jawa 25 62.5
Batak 4 10
Melayu 5 12.5
Karo 2 5
Lain-lain : Aceh, Minang, Mandailing
4 10
Jumlah 40 100
Sumber : Data Primer
Tabel ini menunjukan keragaman suku bangsa anggota komunitas ini. Suku bangsa Jawa yang terbanyak yaitu sebanyak 25 orang (62.5%). Sedangkan suku bangsa Melayu yaitu sebanyak 5 orang (12.5%). Sedangkan suku bangsa Karo berjumlah 2 orang
(60)
(5%). Sedangkan suku bangsa Batak Toba hanya berjumlah 4 orang (10%), sisanya suku bangsa Aceh, Minang, Mandailing hanya 4 orang (10%).
Tabel 6. Komposisi anggota komunitas menurut agama
o
Agama Jumlah Persentase
(%)
Islam 36 90
Kristen 4 10
Jumlah 40 100
Sumber : Data Primer
Jumlah penganut Agama Islam dalam komunitas motor ini sangat mendomuniasi hingga mencapai 36 orang (90%) sedangkan jumlah penganut yang beragama Kristen hanya 4 orang (10%). Tidak ada yang beragama Kristen Katolik, Budha dan Hindu.
Tabel 7. Komposisi anggota komunitas menurut pekerjaan orang tua
o
Pekerjaan Orang Tua
Jumlah Persentase (%)
Pegawai Negeri 7 17.5
Pegawai Swasta 12 30
Wiraswasta 18 45
Petani 3 7.5
Jumlah 40 100
(61)
Hampir mencapai separuh dari orang tua anggota yang berprofesi sebagai Wiraswasta yaitu sebanyak 18 orang (45%). Sedangkan Pegawai swasta sebanyak 12 orang (30%). Dan yang bekerja sebagai pegawai negeri sebanyak 7 orang (17,5%) dan 3 orang (7,5%) yang bekerja sebagai petani.
Sebagian besar orang tua mereka merupakan wiraswasta yang bekerja secara mandiri. Sisanya menjadi pegawai swasta, Pegawai negeri dan petani yang kalau dijumlahkan melebihi jumlah dari yang bekerja sebagai wiraswasta.
Tabel 8. Komposisi anggota komunitas menurut penghasilan orang tua perbulan.
o
Penghasilan Orang Tua Jumlah Persentase (%) Kurang dari Rp.
1.000.000
5 12.5
Rp. 1000.000 – Rp.1.500.000
16 40
Lebih dari Rp.1.500.000
9 22.5
Tidak Tahu 10 25
Jumlah 40 100
Sumber : Data Primer
Table di atas memperlihatkan data penghasilan orang tua anggota komunitas motor ini. Sebanyak 16 orang (40%) berpenghasilan Rp. 1.000.000,- s/d Rp. 1.500.000,-,
(62)
sebanyak 9 orang (22,5%) berpenghasilan lebih dari Rp. 1.500.000,- dan 5 orang (12.5%) berpenghasilan dibawah dari Rp. 1.000.000,-. Sedangkan jumlah yang tidak tahu mencapai 10 orang (25%).
Penghasilan orang tua mereka bisa diketahui mencukupi untuk hidup secara sederhana. Walau ada yang lebih dari mencukupi sekitar 9 orang. Tetapi jumlah yang tidak tahu lumayan banyak dengan jumlah 10 orang. Ini mengisyaratkan ketidak pedulian terhadap keuangan keluarga mereka.
Tabel 9. Komposisi anggota komunitas menurut tanggapan orang tua terhadap kegemaran/kegiatan komunitas.
o
Tanggapan Orang Tua Jumlah Persentase (%)
Mendukung 32 80
Biasa Saja 8 20
Tidak Mendukung 0 0
Jumlah 40 100
Sumber : Data Primer
Demikian juga tanggapan orang tua terhadap kegiatan yang dilakukan komunitas motor ini. Jumlah yang mendukung kegiatan komunitas motor ini sangat fantastis sebanyak 32 orang (80%). Dan yang biasa saja sebanyak 8 orang (20%). Sedangkan tidak ada oarng tua yang tidak mendukung kegiatan anak mereka mengikuti kegiatan komunitas motor ini. disini orang tua melihat ternyata kegiatan yang dilakukan komunitas
(63)
motor ini sangatlah posistif dan juga bahwa orang tua menharapkan anak-anaknya bisa beraktifitas secara mandiri tanpa terlalu menggantungkan diri terhadap orang tua. Setiap usaha anak yang mandiri tentu akan mendapatkan dukungan dari orang tua.
4.2.2. Tanggapan Anggota Komunitas Tentang Perkembangan Komunitas Motor, Lingkungan Sekitar, Dan Aktual Negara.
Tabel 10. Tanggapan tentang perkembangan komunitas motor Kota Binjai
o
Tanggapan Jumlah Persentase
(%)
Maju 34 85
Biasa Saja 6 15
Mundur 0 0
Jumlah 40 100
Sumber : Data Primer
Lebih dari separuh dari anggota komunitas motor ini, sebanyak 34 orang (85%) menyatakan bahwa perkembangan komunitas motor di kota Binjai maju. Sedangkan kurang dari seperempat sekitar 6 orang (15%) dari anggota menyatakan biasa saja, dan yang menyatakan perkembangan komunitas motor di kota Binjai mundur tidak ada. Banyak dari anggota komunitas motor ini menyatakan komunitas motor di kota Binjai maju, dibandingkan yang menyatkan biasa saja. Memperlihatkan perkembangan yang berbeda menurut pandangan mereka.
(64)
o
Tanggapan Jumlah Persentase
(%)
Maju 36 90
Biasa Saja 4 10
Mundur 0 0
Jumlah 40 100
Sumber : Data Primer
Jumlah yang sama dengan table sebelumnya terdapat pada table di atas. Kurang dari sepertiganya menyatakan biasa saja atau sekitar 4 orang (10%). Sedangkan sisanya 36 orang (90%) menyatakan maju dan tidak ada yang menyatakan mundur, disini terlihat lagi pandangan yang berbeda melihat perkembangan komunitas motor di Indonesia. Jumlah yang sangat jauh antara yang menyatakan maju dan biasa saja menunjukan kecenderungan tersebut.
Tabel 12. Tanggapan tentang perkembangan komunitas motor di Indonesia
o
Tanggapan Jumlah Persentase
(%)
Maju 29 72.5
Biasa Saja 11 27.5
Mundur 0 0
Jumlah 40 100
(65)
Jumlah yang sama dengan table sebelumnya terdapat pada table diatas. Kurang dari separuhnya 11 orang (27.5%) menyatakan biasa saja. Sisanya 29 orang (72.5%) menyatakan maju dan yang menyatakan mundur tidak ada. Disini terlihat lagi pandangan yang berbeda dalam melihat perkembangan komunitas motor yang ada di Indonesia. Jumlah yang jauh berbeda antara yang menyatakan maju dan yang menyatakan biasa saja menunjukan kecenderungan tersebut.
Tabel 13. Tanggapan tentang perkembangan komunitas motor di Dunia
o
Tanggapan Jumlah Persentase
(%)
Maju 35 87.5
Biasa Saja 5 12.5
Mundur 0 0
Jumlah 40 100
Sumber : Data Primer
Sebagian besar anggota komunitas motor ini menyatakan perkembangan komunitas motor di Dunia maju terlihat dari jumlah 35 oranng (87.5%). Sisanya sebanyak 15 orang (12.5%) menyatakan biasa saja dan tidak ada yang menyatakan mundur. Hal yang cukup realistis, sebab komunitas motor Dunia terutama yang berasal dari Barat dan Eropa merupakan pola acuan mereka, sehingga perkembangan komunitas motor dunia sangat membawa pengaruh sampai ke negeri ini.
(66)
o
Tanggapan Jumlah Persentase
(%)
Aman 36 90
Biasa Saja 4 10
Kacau 0 0
Jumlah 40 100
Sumber : Data Primer
Hampir semua anggota komunitas motor ini menyatakan kondisi lingkungan
sekitar aman dengan jumlah 36 orang (90%). Sisanya menyatakan biasa saja, sekitar 4 orang (10%). memang disini dapat kita lihat sejauh ini kondisi lingkungan di
kota Binjai menunjukan kondusif dan aman.
Tabel 15. Tanggapan tentang kondisi Negara.
o
Tanggapan Jumlah Persentase
(%)
Aman 6 15
Biasa Saja 18 45
Kacau 16 40
Jumlah 40 100
Sumber : Data Primer
Pada table ini para anggota komunitas motor ini melihat kondisi Negara Indonesia menunjukan biasa saja. Dilihat dengan perolehan sebanyak 18 orang (45%) yang
(67)
menyataknnya. sedangkan yang menyatakn kacau mencapai 16 orang (40%). Dan sisanya 6 orang (15%) menyatakan aman. Disini terlihat anggota komunitas motor ini menyatakan kondisi Negara kita biasa saja dan hampir mendekati kacau, kerena jumlah yang menyatakan biasa saja dengan kacau hanya selisih 5% saja.
Tabel 16. Tanggapan anggota komunitas tentang faktor pendorong utama ikut komunitas motor.
o
Tanggapan Jumlah Persentase
(%)
Mencari Teman 10 25
Jenuh Melihat Lingkungan Sekitar
6 15
Butuh Informasi tentang dunia otomotif
15 37.5
Ingin belajar berorganisasi
3 7.5
Menunjukan jati diri 4 10
Lain-lain : hobi, untuk ikut komunitas motor
2 5
Jumlah 40 100
Sumber : Data Primer
Alasan yang mendorong anggota komunitas untuk ikut bergabung dengan komunitas motor ini cukup bervariasi. Butuh informasi tentang dunia otomotif mencapai
(68)
15 orang (37,5%). disusul dengan para anggota yang menyatakan mencari teman sekitar 10 orang (25%). Kemudian anggota yang menyatakan jenuh akan lingkungan 6 orang (15%). Sedangkan yang ingin menunjukan jati diri sebanyak 4 orang (10%), dan yang terakhir yang bergabung sesuai hobi sebanyak 2 orang (5%)
(69)
Tabel 17. Tanggapan Anggota komunitas tentang faktor penarik utama ikut komunitas motor.
o
Tanggapan Jumlah Persentase
(%) Suka terhadap gaya di
komunitas tersebut
5 12.5
Kemudahan-kemudahan sebagai anggota komunitas motor tersebut
5 12.5
Kebebasan dalam berbicara
8 20
Pertemanan yang mendekati persaudaraan
13 32.5
Lain-lain : Unik 9 22.5
Jumlah 40 100
Sumber : Data Primer
Jawaban yang cukup bervariasi juga diberikan anggota komunitas motor ini sebagai faktor penarik utama ikut komunitas motor ini. Sekitar 13 orang (32.5%) anggota yang menyatakan pertemanan yang mendekati saudara. Sebanyak 9 orang (22.5%) menyatakan unik. Kemudian yang menyatakan kebebasan dalam berbicara sebanyak 8 orang (20%). Sedangkan yang menyatakan suka dengan komunitas tersebut dan
(70)
kemudahan-kemudahan sebagai komunitas motor tersebut dengan jumlah yang sama masing-masing sebanyak 8 orang (12.5%).
(71)
4.2.3. Spesifikasi Sepeda Motor.
Tabel 18. Kepemilikan Kendaraan Responden
o
Kepemilikan Kendaraan Responden
Jumlah Persentase (%)
Ya, Memiliki 37 92.5
Tidak Memiliki 3 7.5
Jumlah 40 100
Sumber : Data Primer
Tidak semua anggota memiliki sepeda motor, dimana ada 3 orang (7.5%) anggota yang tidak memiliki sepeda motor.
Tabel 19. Status Kepemilikan Kendaraan
o
Status Kepemilikan Kendaraan Responden
Jumlah Persentase (%)
Milik Sendiri 24 60
Milik Keluarga 14 35
Milik Kelompok 0 0
Tidak Memiliki 2 5
Jumlah 40 100
(1)
menerapkan budaya egaliter dan tidak arogan di jalan sampai tercipta jalanan sebagai suatu tempat yang aman dan nyaman bagi semua pengguna jalan. Memberikan sumbangsih kepada masyarakat sebagai perwujudan tanggung jawab sosial dan peduli sesama. Membuat Piranha Binjai Otomotif Community menjadi dikenal disegala bidang, baik dalam hal komutitas motor, freestyle, Balap motor (event resmi dari IMI), olahraga, seni dan kegiatan dimasyarakat dan agama.
Mengenai interaksi anggota komunitas motor ini dengan orang tua para anggota komunitas motor ini termasuk baik. Mereka masih pulang kerumah seperti remaja dan aktifitas orang lainnya. Tidak ada konflik dalam posisi sebagai anak dan orang tua. Tetapi ada juga orang tua yang kurang mendukung anaknya dalam kegiatan komunitas motor ini seperti balap motor (roadrace). Sedangkan hubungan anggota komunitas motor ini dengan para saudara-saudara mereka cukup kompak dan akur, sejauh ini belum ada kasus pertentangan antara anggota dengan saudara sekadungnya. Dan sejauh ini tanggapan masyarakat sekitar dengan keberadaan komunitas motor ini juga cukup baik dan menyambut dengan positif.
Akses informasi komunitas motor mereka sangatlah baik. Mereka mengandalkan media-media dalam negeri baik elektronik maupun cetak serta internet. Mereka mengumpulkan informasi-informasi tentang kegiatan-kegiatan komunitas motor dan yang berhubungan dengan dunia otomotif. Terkadang mereka membahasnya sebagai acuan. Mereka juga sering berhubungan dengan komunitas motor lain untuk mendapatkan informasi terbaru tentang trend dan kegiatan yang menonjol saat ini.
(2)
Untuk seragam komunitas motor mereka rata-rata memakai baju seragam atau kaos dari sponsor dan memakai pin. Ada juga yang memakai anting supaya kelihatan gaul. Untuk acara konvoi city atau Touring mereak sering juga menggunakan rompi untuk sweeper. Dan sepatu, helm dan manset (baju dalam) serta memakai engkel.
Mengenai bahasa sehari-hari, mereka seperti biasa menggunakan bahasa-bahasa sehari-hari orang pada umumnya. Tidak ada istilah-istilah khusus kecuali istilah dalam mengejek sesama anggota. Apalagi dengan adanya anggota cewek komunitas motor ini terdengar lebih sopan dalam berbicara. Walau sekali-sekali ada juga terlontar makian yang terdengar agak kasar. Tapi dari segi bermasyarakat itu menunjukan kekompakan mereka. Ada juga Simbol-simbol yang lain yang terlihat dalam komunitas motor ini ialah terlihat dari sepeda motor yang merak pakai. Desetiap plat polisi meraka selalu diberi stiker PIRANHA B.O.C dengan warna hijau. Yang mana itu menunjukan kalau sepeda motor tersebut milik anggota Piranha Binjai Otomotif Community.
Sedangkan untuk keuntungan anggota bergabung dengan komunitas motor ini penulis melihat banyak sekali manfaat yang bisa anggota dapatkan di komunitas motor ini. Dari Kunjungan ke pabrik dapat memberikan informasi yang sangat berguna bagi pesertanya tentang bagaimana produk kendaraan yang mereka biasa pakai itu dirakit dan di test sebelum dijual ke publik.
Di samping itu juga saling berbagi ilmu yang berkaitan dengan hal teknis kendaraan sangat membantu antar anggota. Dan Piranha Binjai Otomotif Community memiliki dua unit bengkel dimana setiap anggota yang service sepeda motor akan mendapatkan diskon 50 %.
(3)
Setiap anggota komunitas motor ini dibekali pengetahuan mengemudi yang benar dan aman agar selamat selama di jalan. Melalui pelatihan Safety Riding maupun Safety Defence Driving peserta menjadi lebih dewasa selama berkendara di jalan, tahu kapan harus mengalah, bagaimana menghindari kecelakaan, bagaimana mengatasi/mengendalikan kendaraan dalam kondisi darurat dan sebagainya. Ada juga sistem saling menjual-beli komponen maupun asesoris motor dan barang lainnya.
Komunitas motor ini juga menghidupi biaya operasional dari biaya administrasi (registrasi pendaftaran anggota) maupun dari dibuatnya merchandise inisial dari komunitas tersebut. Mulai dari kaos, topi, jaket, pin baju, bendera kecil dan lain-lain.
Apabila produsen melansir suatu kendaraan baru atau produk apa saja seperti rokok, minuman energi, obat dan lain lainya. Pengurus dari komunitas motor ini selalu melakukan lobi-lobi demi tercapainya suatu kerjasma. Sehingga komunitas motor ini dapat dipakai dalam acara tersebut. Dengan nilai kontrak yang telah di sepakati antara pihak perusahaan dengan pihak pengurus komunitas motor tersebut.
5.2. Saran
Sementara dari hasil penelitian tersebut, peneliti kiranya dapat memberikan saran terkait dengan perilaku sosial komunitas motor, khususya pada komunitas motor piranha B.O.C. Binjai yitu:
1. Perlu ditingkatkan lagi kegiatan dan acara yang lebih positif dalam komunitas, yaitu seperti acara amal atau kegiatan sosial yang berguna bagi masyarakat banyak.
(4)
2. Perlu ditingkatkan hubungan antara komunitas motor maupun komunitas lainnya di kota Binjai, agar kegiatan dan perkembangan komunitas motor dapat berjalan lancar kearah yang lebih baik
3. Perlu di perbanyak sosialisasi tentang keselamatan berkendara dan disiplin lalulintas pada anggota komunitas.
4. Masyarakat sekitar dan Pemerintah diharapkan dapat berkontribusi lebih dengan keberadan komunitas motor di lingkungan sekitar mereka tinggal. Perhatian masyarakat sangat dibutuhkan sebagai pengawas dan pengontrol kegiatan komunitas motor. Pemerintah setempat juga diharapkan dapat memberikan perhatian kepada komunitas – komunitas motor yang ada, seperti sering membuat event yang melibatkan komunitas motor.
(5)
Daftar Pustaka
Basrowi, 2005. Pengantar sosiologi, Bogor : Penerbit Ghalia Indonesia
Berry, David, 2003. Pokok-Pokok Pikiran Dalam Sosiologi, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Bungin, Burhan 2007. Penelitian Kualitatif (komunikasi, ekonomi, kebijakan publik, dan ilmu sosial lainya), Jakarta: Prenada Media
Faisal, Sanifah 2003. Format-format Penelitian Sosial (dasar-dasar dan aplikasi), Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Hasan M. Iqbal 2002. Metodologi Penelitian dan Aplikasinya, Jakarta: Penerbit Ghalia Indonesia
Horton 1993. Sosiologi Jilid 1, Jakarta: Penerbit Erlangga
Jhonson, Doyle Paul 1994. Teori Sosiologi Klasik dan Modern Jilid 1, Jakarta: PT. Gramedia
J. Dwi Narwoko, Bagong Suyanto 2007. Sosiologi: Teks Pengantar dan Terapan(edisi kedua), Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Kartasapoetra, G 2007. Kamus Sosiologi dan Kependudukan, Jakarta: Bumi Aksara Luhulima,C.P.F, dkk 2008 . Menuju Masyarakat Asia tenggara kedalam Komunitas
ASEAN 2015, jakarta :Pustaka pelajar dan LIPI
Moleong, Lexy J. 2006. Metode Penelitian Kualitatif, edisi revisi, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Poloma, Margareth M. 2000. Sosiologi Kontemporer. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Ritzer, George. 2003. Teori Sosiologi Modern, edisi keenam, Jakarta: Penerbit Prenada
Media
Suyanto Bagong dan Sutina. 2005. Metode Penelitian Sosial (berbagai alternatif pendekatan), Jakarta: Prenada Media
Soekanto, soerjono. 2003. Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Sri Wiyarti, MG. 2008. Sosiologi , Surakarta: Sebelas maret university press
Situs Internet
Asosiasi industri sepeda motor indonesia, 2009. Data kepemilikan, jakarta:
(6)
Cerita_airachma, 2009. Pengertian komunitas, Jakarta:
Digilib, UI, 2009,Pengaruh brand terhadap Loyalitas Merek, Depok: ( http//www:digilib.UI.ac.id/apac/themes/libri2/detailjsp?id=126102&lokasi=loka l )
Syani,abdul, 2009. Dinamika1, Lampung:
Saf7.com, 2009. Tips otomotif kekuatan komunitas, Jakarta: (http://saft7.com/?p=293&cpage=2 )
Satriamadangkara,2009.Hoby motor,perkembangan motor ,Bandung