Distribusi Simpangan Baku Metode Double Mass Curve

bersama dengan distribusinya secara spasial dan temporal, untuk menghitung kemungkinan banjir maksimum PMF. Bureau of Meteorolgy, 2003 Metode pengukuran PMP menggunakan uji statistik analisisa frekuensi. Analisisa frekuensi adalah prosedur memperkirakan frekuensi suatu kejadian di masa lalu atau masa yang akan datang. Prosedur ini dapat diaplikasikan untuk menentukan PMP dalam berbagai kala ulang berdasarkan distribusi yang paling sesuai antara distribusi hujan secara teoritis dengan distribusi hujan secara empiris. Dalam analisis frekuensi ini diperlukan seri data hujan yang diperoleh dari pos penakar hujan. Analisis frekuensi ini didasarkan pada sifat statistik kejadian yang telah lalu untuk memperoleh probabilitas besaran curah hujan di masa yang akan datang dengan anggapan bahwa sifat statistik hujan di masa yang akan datang sama dengan sifatnya di masa lalu Suripin, 2004. Perhitungan PMP dalam tugas akhir ini mengacu pada peraturan SNI 2776:2012 yang mengatr tentang perhitungan estimasi curah hujan maksimum boleh jadi PMP dengan metode Hersfield dan peraturan luar negeri yaitu WMO World Metereological Organization.

2.2 Analisa Hidrologi

2.2.1 Distribusi

Distribusi adalah data yang disusun menurut besarnya, misalnya debit banjir dari nilai terbesar dan berakhirnya pada debit banjir terkecil atau sebaliknya. Distribusi yang dipakai adalah Distribusi Probabilitas dan Probabilitas Komulatif.

2.2.2 Simpangan Baku

Simpangan baku atau standar deviasi adalah ukuran sebaran statistik yang paling lazim. Singkatnya, ia mengukur bagaimana nilai-nilai data tersebar. Simpangan baku didefinisikan sebagai akar kuadrat varians. Simpangan baku merupakan bilangan tak negatif, dan memiliki satuan yang sama dengan data. Apabila penyebaran data sangat besar terhadap nilai rata-rata, maka nilai standar deviasi Sd akan besar, akan tetapi apabila penyebaran data sangat kecil terhadap nilai rata-rata, maka Sd akan kecil. Standar deviasi dapat dihitung dengan rumus : S = √ ∑ - ̅ - 2.1 S = Standar Deviasi ̅ = Nilai setiap data curah hujanpengamatan dalam sampel = Nilai pengukuran dari suatu curah hujan ke-i n = Jumlah total data curah hujanpengamatan dalam sampel  = Simbol operasi penjumlahan

2.2.3 Metode Double Mass Curve

Metode ini digunakan untuk menghitung konsisten data. Metode Double Mass Curve adalah yang membandingkan data hujan tahunan kumulatif stasiun yang akan diuji sumbu Y dengan kumulatif rata-rata stasiun lain sumbu X sesuai dengan kelompok data yang diuji Searcy dan Hardison, 1982. Persyaratan pada pengujian ini adalah sebagai berikut : a Data diterima jika kurva massa ganda yang terbentuk berupa garis lurus Garis ABC atau terjadi penyimpangan kurang dari 5 dari garis lurus b Data ditolak juka kurva massa ganda yang terbentuk menyimpang lebih dari 5 dari garis lurus Gambar 2.1 Grafik Uji Konsistesi Sumber : SNI 7644:2012 Prosedur uji konsistensi data : 1. Plot komulatif data hujan pada stasiun yang akan diuji sumbu Y 2. Plot komulatif data hujan pada stasiun referensi sumbu X 3. Periksa kurva hasil plotting diatas untuk melihat perubahan kemiringan trend Apabila garis yang terbentuk lurus berarti pencatatan di stasiun Y konsisten. Sebaliknya apabila kemiringan kurva patahberubah, berarti pencatatan di stasiun y tidak konsisten. 4. Jika tidak konsisten, perlu dilakukan koreksi terhadap data.

2.2.4 Analisa Frekuensi