pengelolaan sungai, waduk, dan danau. DAS bagian hilir didasarkan pada fungsi pemanfaatan air sungai yang dikelola untuk dapat memberikan manfaat sosial dan
ekonomi, yang diindikasikan melalui kuantitas dan kualitas air, kemampuan menyalurkan air, ketinggian curah hujan, dan terkait untuk kebutuhan pertanian,
air bersih, serta pengelolaan air limbah Effendi, 2008.
2.1.3 Limpasan Runoff
Di dalam siklus hidrologi, presipitasi yang turun jika tidak ditangkap oleh oleh permukaan-permukaan buatan seperti atap atau kedap air lainnya, maka akan
jatuh ke permukaan bumi dan sebagian akan berevaporasi, berinfiltrasi, atau tersimpan dalam cekungan-cekungan. Sisa-sisa air hujan lainnya akan mengalir
langsung di atas permukaan tanah menuju alur aliran terdekat membentuk limpasan runoff. Limpasan merupakan gabungan antara aliran permukaan, aliran-
aliran yang tertunda pada cekungan-cekungan, dan aliran bawah permukaan subsurfaceflow.
Aliran pada saluran atau sungai tergantung dari berbagai faktor, secara umum berdasaran limpasan dapat dikelompokkan menjadi 2 kelompok, yaitu
faktor metereologi seperti intensitas hujan, durasi hujan dan distribusi curah hujan dan karakteristik daerah tangkapan saluran atau daerah aliran sungai DAS.
Suripin, 2004 :74
2.1.4 PMP Probable Maximum Precipitation
Hujan berpeluang
maksimum atau
PMP Probable
Maximum Precipitation di definisikan sebagai estimasi secara teoritis besarnya curah hujan
maksimum yang terjadi di suatu wilayah tertentu dan dalam kurun waktu tertentu yang bisa di lampaui kala ulang. Para ahli hidrologi menggunakan besarnya PMP,
bersama dengan distribusinya secara spasial dan temporal, untuk menghitung kemungkinan banjir maksimum PMF. Bureau of Meteorolgy, 2003
Metode pengukuran PMP menggunakan uji statistik analisisa frekuensi. Analisisa frekuensi adalah prosedur memperkirakan frekuensi suatu kejadian di
masa lalu atau masa yang akan datang. Prosedur ini dapat diaplikasikan untuk menentukan PMP dalam berbagai kala ulang berdasarkan distribusi yang paling
sesuai antara distribusi hujan secara teoritis dengan distribusi hujan secara empiris. Dalam analisis frekuensi ini diperlukan seri data hujan yang diperoleh dari pos
penakar hujan. Analisis frekuensi ini didasarkan pada sifat statistik kejadian yang telah lalu untuk memperoleh probabilitas besaran curah hujan di masa yang akan
datang dengan anggapan bahwa sifat statistik hujan di masa yang akan datang sama dengan sifatnya di masa lalu Suripin, 2004. Perhitungan PMP dalam tugas
akhir ini mengacu pada peraturan SNI 2776:2012 yang mengatr tentang perhitungan estimasi curah hujan maksimum boleh jadi PMP dengan metode
Hersfield dan peraturan luar negeri yaitu WMO World Metereological Organization.
2.2 Analisa Hidrologi