Peramalan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)Sektor Pertanian, Industri, Listrik, Gas Dan Air Kota Tebing Tinggi Tahun 2007-2012 Dengan Metode Rata-Rata Bergerak Ganda

(1)

PERAMALAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) SEKTOR PERTANIAN, INDUSTRI, LISTRIK, GAS DAN AIR

KOTA TEBING TINGGI TAHUN 2007-2012 DENGAN METODE RATA-RATA BERGERAK GANDA

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh Ahli Madya

RESTUTY YUSNITA SIAGIAN 052407027

PROGRAM STUDI D3 STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2008


(2)

PERSETUJUAN

Judul : PERAMALAN PRODUK DOMESTIK

REGIONAL BRUTO (PDRB) SEKTOR

PERTANIAN, INDUSTRI, LISTRIK, GAS DAN AIR KOTA TEBING TINGGI TAHUN 2007-2012 DENGAN METODE RATA-RATA BERGERAK GANDA.

Kategori : TUGAS AKHIR

Nama : RESTUTY YUSNITA SIAGIAN

Nomor Induk Mahasiswa : 052407027

Program Studi : D-III STATISTIKA

Departemen : MATEMATIKA

Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

ALAM (FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

DISETUJUI OLEH Departemen Matematika FMIPA USU

Ketua, Pembimbing

Dr. Saib Suwilo, M.Sc. Drs. Ujian Sinulingga, M.Si.


(3)

PERNYATAAN

PERAMALAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) SEKTOR PERTANIAN, INDUSTRI, LISTRIK, GAS DAN AIR

KOTA TEBING TINGGI TAHUN 2007-2012 DENGAN METODE RATA-RATA BERGERAK GANDA

TUGAS AKHIR

Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, Mei 2008

RESTUTY YUSNITA SIAGIAN 052407027


(4)

DAFTAR ISI

Halaman

Persetujuan ii

Pernyataan iii

Penghargaan iv

Daftar Isi v

Daftar Tabel vii

Daftar Gambar viii

Bab 1 Pendahuluan 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Perumusan Masalah 2

1.3 Batasan Masalah 3

1.4 Maksud dan Tujuan 4

1.5 Metodologi Penelitian 4

1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian 6

1.7 Sistematika Penulisan 6

Bab 2 Tinjauan Teorotis 9

2.1 Pengertian Peramalan 9

2.2 Jenis-Jenis Peramalan 9

2.3 Defenisi Metode Peramalan 11

2.3.1 Pengertian Metode Peramalan 11

2.3.2 Jenis-Jenis Metode Peramalan 11

2.3.3 Metode Pemulusan(Smoothing) 12

2.4 Metode Peramalan Yang Digunakan 14

2.5 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) 20

2.6 Perhitungan Pendapatan PDRB 23

2.6.1 Perhitungan Atas Dasar Harga Berlaku 23 2.6.2 Perhitungan Atas Dasar Harga Konstan 24

2.7 Uraian Sektoral 25

Bab 3 Sejarah Singkat Tempat Riset 30

3.1 Sejarah Singkat Badan Pusat Statistik (BPS) di Indonesia 30

3.2 Visi dan Misi 34

3.2.1 Visi 34

3.2.2 Misi 34

3.3 Sejarah Singkat Kota Tebing Tinggi 34

Bab 4 Analisa Data dan Evaluasi 36

4.1 Analisa Data 36


(5)

5.2 Pengaktifan Excel 73 5.3 Implementasi Sistem Peramalan Pendapatan PDRB 75

5.4 FungsiMoving Average 75

Bab 6 Kesimpulan dan Saran 79

6.1 Kesimpulan 79

6.2 Saran 80

Daftar Pustaka 82


(6)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 4.1 Peramalan Pendapatan PDRB Sektor Pertanian

Atas Dasar Harga Berlaku 43

Gambar 4.2 Peramalan Pendapatan PDRB Sektor Pertanian

Atas Dasar Harga Konstan 48

Gambar 4.3 Peramalan Pendapatan PDRB Sektor Industri

Atas Dasar Harga Berlaku 54

Gambar 4.4 Peramalan Pendapatan PDRB Sektor Industri

Atas Dasar Harga Konstan 59

Gambar 4.5 Peramalan Pendapatan PDRB Sektor Listrik, Gas dan Air

Atas Dasar Harga Berlaku 65

Gambar 4.6 Peramalan Pendapatan PDRB Sektor Listrik, Gas dan Air

Atas Dasar Harga Konstan 70

Gambar 5.1 Tampilan Cara Pengaktifan Excel 74

Gambar 5.2 Tampilan Jendela Microsoft Excel 74

Gambar 5.3 Tampilan Menu Tools 76

Gambar 5.4 Tampilan Menu Data Analysis 76


(7)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1 Rata-Rata Bergerak 3 Tahunan Sebagai Peramalan Tingkat

Pendapatan PDRB 17

Tabel 2.2 Nilai Kesalahan 19

Tabel 4.1 Pendapatan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Sektor Pertanian Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan

Kota Tebing Tinggi 37

Tabel 4.2 Peramalan Pendapatan PDRB Sektor Pertanian Atas Dasar Harga Berlaku Dengan Menggunakan Rata-Rata Bergerak

Linier 3 Periode 41

Tabel 4.3 Nilai Kesalahan 44

Tabel 4.4 Peramalan Pendapatan PDRB Sektor Pertanian Atas Dasar Harga Konstan Dengan Menggunakan Rata-Rata Bergerak

Linier 3 Periode 46

Tabel 4.5 Nilai Kesalahan 49

Tabel 4.6 Pendapatan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Sektor Industri Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan

Kota Tebing Tinggi 51

Tabel 4.7 Peramalan Pendapatan PDRB Sektor Industri Atas Dasar Harga Berlaku Dengan Menggunakan Rata-Rata Bergerak

Linier 3 Periode 52

Tabel 4.8 Nilai Kesalahan 55

Tabel 4.9 Peramalan Pendapatan PDRB Sektor Industri Atas Dasar Harga Konstan Dengan Menggunakan Rata-Rata Bergerak

Linier 3 Periode 57

Tabel 4.10 Nilai Kesalahan 60

Tabel 4.11 Pendapatan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Sektor Listrik, Gas dan Air Atas Dasar Harga Berlaku dan

Harga Konstan Kota Tebing Tinggi 62

Tabel 4.12 Peramalan Pendapatan PDRB Sektor Listrik, Gas dan Air Atas Dasar Harga Berlaku Dengan Menggunakan

Rata-Rata Bergerak Linier 3 Periode 63

Tabel 4.13 Nilai Kesalahan 66

Tabel 4.14 Peramalan Pendapatan PDRB Sektor Listrik, Gas dan Air Atas Dasar Harga Konstan Dengan Menggunakan

Rata-Rata Bergerak Linier 3 Periode 68


(8)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kota Tebing Tinggi merupakan serangkaian usaha dan kebijaksanaan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, memperluas lapangan kerja, pemerataan pendapatan masyarakat, dan meningkatkan hubungan regional antar daerah. Pertumbuhan ekonomi regional pada hakekatnya adalah serangkaian usaha dan kebijaksanaan yang bertujuan untuk meningkatkan hubungan ekonomi sehingga tingkat pengangguran dapat dikurangi.

Untuk mengetahui pertumbuhan pendapatan masyarakat, perlu disajikan statistik regional secara berkala, untuk digunakan sebagai bahan perencanaan pembangunan nasional atau regional, faktor inflasi harus lebih dahulu dikeluarkan.

Maka salah satu indikator yang mampu mengukurnya adalah dengan perhitungan tingkat kenaikan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Pendapatan Regional yang masih mengandung inflasi disebut Pendapatan Regional Atas Dasar Harga Berlaku, sedangkan Pendapatan Regional yang unsur inflasinya sudah ditiadakan disebut Pendapatan Regional Atas Dasar Harga Konstan.


(9)

Salah satu manfaat dari PDRB adalah untuk mengetahui tingkat produk netto atau nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh faktor industri, besar laju pertumbuhan ekonomi dan pola struktur perekonomian pada satu tahun atau periode pada suatu Negara atau daerah tertentu. Dalam melakukan analisa ekonomi atau analisa kegiatan usaha perusahaan, haruslah diperkirakan apa yang akan terjadi dalam bidang ekonomi atau dalam dunia usaha pada masa yang akan datang, kita kenal dengan apa yang disebut peramalan(forecasting).

Sehingga judul dari Tugas Akhir ini adalah PERAMALAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) SEKTOR PERTANIAN, INDUSTRI, LISTRIK, GAS DAN AIR KOTA TEBING TINGGI TAHUN 2007-2012 DENGAN METODE RATA-RATA BERGERAK GANDA.

1.2 Perumusan Masalah

Ditinjau dari laju pertumbuhan yang semakin cepat dan pentingnya data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dalam menyusun perencanaan pembangunan dalam jumlah eksport yang dapat menciptakan nilai tambah pada PDRB dalam sektor-sektor tersebut.

Permasalahan perekonomian di daerah kota Tebing Tinggi yang semakin berkembang memerlukan adanya suatu penelitian yang dapat memaparkan sejauh mana perkembangan perekonomian setiap sektor di daerah ini. Salah satu cara untuk mengubah pengaruh data masa lalu terhadap nilai tengah sebagai ramalan


(10)

adalah dengan menentukan sejak awal berapa jumlah nilai observasi masa lalu yang akan dimasukkan untuk menghitung nilai tengah.

Dengan memanfaatkan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) di Medan Sumatera Utara, memungkinkan bahwa dalam perhitungan dengan menggunakan rata-rata bergerak ganda (Double Moving Averages) maka dapat diketahui ramalan peiode mendatang serta dapat mengetahui berapa besar Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) kota Tebing Tinggi mulai tahun 2007-2012 untuk sektor pertanian, sektor industri, sektor listrik, gas dan air.

1.3 Batasan Masalah

Pertumbuhan PDRB Kota Tebing Tinggi begitu kompleks, sehingga memerlukan waktu dan dana untuk semua sektor yang cukup besar jika ditinjau dari semua sektor, maka analisis peramalan yang akan dilakukan hanya sebatas pada realisasi sektor pertanian, sektor industri, sektor listrik, gas dan air sebagai objek penelitian di kota Tebing Tinggi.

Karena dapat dilihat bahwa sektor pertanian merupakan sektor yang paling dominan di Negara kita yang merupakan Negara agraris yang kaya akan hasil alamnya, dan juga sebagian besar di kota Tebing Tinggi adalah areal Pertanian. Sektor indusri dan sektor listrik, gas dan air merupakan sektor penunjang untuk kegiatan produksi sektor-sektor lain, sebagai sarana infrastruktur dalam kegiatan produksi maupun memenuhi kebutuhan masyarakat.


(11)

Peramalan ini digunakan untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan sesuai dengan skala prioritas dan memberikan informasi yang aktual bagi para pemakai data. Namun dalam Tugas Akhir ini penulis membatasi masalah tentang gambaran besarnya PDRB kota Tebing Tinggi tahun 2007-2012 baik atas dasar harga berlaku maupun atas harga dasar konstan.

1.4 Maksud dan Tujuan

Penyusunan Tugas Akhir ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan perkuliahan program D3 Statistika di Fakultas MIPA Universitas Sumatera Utara. Disamping itu seperti kita ketahui, pada tahap REPELITA 1 data PDRB mempunyai peran penting baik bagi pihak pemerintah maupun swasta.

Dalam hal ini tujuan penulis melakukan penelitian ini adalah untuk meramalkan besarnya Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sektor pertanian, sektor industri, sektor listrik, gas dan air kota Tebing Tinggi tahun 2007-2012 dengan menggunakan metode rata-rata bergerak Ganda (Double Moving Averages), sebagai gambaran Pemerintah dapat mengetahui rencana pembangunan yang akan dilaksanakan di kota Tebing Tinggi khususnya, dan propinsi Sumatera Utara pada umumnya.

1.5 Metodologi Penelitian

Adapun metode-metode yang dilakukan dalam pengumpulan data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) kota Tebing Tinggi diantaranya adalah :


(12)

1. Metode Penelitian Kepustakaan (Studi Literatur)

Penelitian yang dilakukan dengan mengamati data yang telah tersedia, data tersebut diperoleh dengan membaca buku-buku serta bahan-bahan yang bersifat teoritis yang berasal dari perpustakaan dimana data itu diperoleh. 2. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data bersumber dari data sekunder yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara. Data yang dikumpulkan tersebut kemudian diatur, disusun dan disajikan dalam bentuk angka-angka dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang sekumpulan data tersebut.

3. Metode Analisa Data

Adapun pengolahan data dalam meramalkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) pada sektor pertanian, sektor industri, sektor listrik, gas dan air kota Tebing Tinggi tahun 2007-2012 adalah dengan menggunakan salah satu perumusan metode pemulusan (smoothing) yaitu metode rata-rata bergerak ganda (Double Moving Averages).

Rumus Umum

T X

X X

X 1 2  T Dimana :

X = Nilai rata-rata bergerak untuk T periode

1


(13)

2

X = Nilai aktual pada periode 2 T

X = Nilai aktual pada periode T T = Periode

Metode rata-rata bergerak ganda (Double Moving Averages) banyak digunakan untuk menentukan trend dari suatu data deret waktu. Dengan menggunakan metode rata-rata bergerak ganda ini, deret berkala dari data asli diubah menjadi deret rata-rata bergerak yang lebih mulus dan tidak terlalu tergantung pada osilasi.

Pada data pendapatan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dapat dilihat bahwa data yang diamati merupakan suatu deret yang secara tetap meningkat tanpa unsur kesalahan random yang menghasilkan trend linier meningkat. Dengan menggunakan MA (3) yaitu rata-rata bergerak dengan orde 3, sebagai ramalan untuk periode mendatang.

1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian

Pengambilan data dilakukan pada Kantor Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Utara, Jln. Asrama No. 179 Medan. Penulis mengambil data dari tahun yang lampau yaitu mulai 1997 s.d. 2006. Sedangkan waktu yang digunakan untuk peninjauan atau pengumpulan data adalah selama bulan Maret-April 2008.


(14)

Penulisan Tugas Akhir ini disusun secara sistematis, yang didalamnya dikemukakan beberapa bab sebagai berikut :

BAB 1 : PENDAHULUAN

Dalam bab ini diuraikan latar belakang, rumusan permasalahan, ruang lingkup, maksud dan tujuan, metode penelitian, lokasi dan waktu, dan sistematika penulisan.

BAB 2 : TINJAUAN TEORITIS

Dalam bab ini akan diuraikan mengenai teori-teori dan tinjauan tentang segala sesuatu yang menyangkut terhadap penyelesaian masalah sesuai dengan judul dan permasalahan yang diutarakan.

BAB 3 : SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET

Bab ini menjelaskan tentang sejarah singkat berdirinya Badan Pusat Statistik (BPS), dan sejarah singkat kota Tebing Tinggi.

BAB 4 : ANALISA DATA

Pada bab ini penulis mencoba menganalisa data yang ada, yang telah diamati dan dikumpulkan dengan menggunakan salah satu metode pemulusan (smoothing) yaitu metode rata-rata bergerak ganda (Double Moving Averages)


(15)

BAB 5 : IMPLEMENTASI SISTEM

Bab ini menjelaskan tentang program atau software yang dipakai sebagai analisis terhadap data yang diperoleh. Penulis akan menggunakan program Microsoft Excel untuk melakukan pengolahan data.

BAB 6 : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini merupakan bab penutup yang merupakan kesimpulan dari pembahasan serta saran-saran penulis berdasarkan kesimpulan yang didapat.


(16)

BAB 2

TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengertian Peramalan

Peramalan merupakan kegiatan memperkirakan atau memprediksi apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang dengan waktu yang relatif lama, sedangkan dalam waktu yang singkat tidak dibutuhkan peramalan. Pada umumnya kegunaan peramalan adalah sebagai berikut :

1. Sebagai alat bantu dalam perencanaan yang efektif dan efisien 2. Untuk menentukan kebutuhan sumber daya di masa mendatang 3. Untuk membuat keputusan yang tepat

Baik tidaknya hasil dari suatu penelitian sangat ditentukan oleh ketepatan ramalan yang dibuat. Walaupun demikian perlu diketahui bahwa ramalan selalu ada unsur kesalahannya, sehingga yang perlu diperhatikan adalah usaha untuk memperkecil kesalahan dari ramalan tersebut.

2.2 Jenis-Jenis Peramalan

Berdasarkan sifatnya, peramalan dibedakan atas dua macam yaitu :

1. Peramalan Kualitatif

Peramalan kualitatif adalah peramalan yang didasarkan atas data kualitatif pada masa lalu. Hasil peramalan yang dibuat sangat bergantung pada


(17)

ditentukan berdasarkan pemikiran yang intuisi, pendapat dan pengetahuan serta pengalaman penyusunnya.

2. Peramalan Kuantitatif

Peramalan kuantitatif adalah peramalan yang didasarkan atas data kuntitatif masa lalu. Hasil peramalan yang dibuat sangat tergantung pada metode yang dipergunakan dalam peramalan tersebut.

Baik tidaknya metode yang dipergunakan oleh perbedaan atau penyimpangan antara hasil ramalan dengan kenyataan yang terjadi. Semakin kecil penyimpangan antara hasil ramalan dengan kenyataan yang terjadi maka semakin baik pula metode yang digunakan.

Peramalan kuantitatif dapat diterapkan bila terdapat kondisi berikut : a. Tersedia informasi (data) tentang masa lalu

b. Informasi (data) tersebut dapat dikuantitatifkan dalam bentuk data numerik c. Dapat diasumsikan bahwa beberapa aspek pola masa lalu akan terus

berlanjut pada masa yang akan datang

Pada penyusunan Tugas Akhir ini, peramalan yang digunakan penulis adalah peramalan kuntitatif.


(18)

Defenisi Metode Peramalan Pengertian Metode Peramalan

Metode peramaan adalah suatu cara memperkirakan atau mengestimasi secara kuantitatif maupun kualitatif apa yang akan terjadi pada masa depan, berdasarkan data yang relevan pada masa lalu.

Sedangkan kegunaan metode peramalan ini adalah untuk memperkirakan secara sistematis dan pragmatis atas dasar data yang relevan pada masa lalu, dengan demikian metode peramalan diharapkan dapat memberikan objektifitas yang lebih besar.

Jenis-jenis Metode Peramalan

Peramalan Kuantitatif dibedakan atas :

1. Metode peramalan yang didasarkan atas penggunaan analisa pola hubungan antar variabel yang diperkirakan dengan variabel waktu yang merupakan deret berkala (Time Series). Metode peramalan yang termasuk dalam jenis ini adalah :

a. Metode Pemulusan (smoothing) b. Metode Box Jenkins


(19)

2. Metode peramalan yang didasarkan atas penggunaan analisis pola hubungan antar variabel yang akan diperkirakan dengan variabel lain yang mempengaruhinya, yang bukan waktunya yang disebut dengan Metode korelasi atau sebab akibat (metode kausal). Metode peramalan yang termasuk dalam jenis ini adalah :

a. Metode Regresi dan Korelasi b. Metode Ekonometrik

c. Metode Input Output

Metode Pemulusan (Smoothing)

Metode pemulusan (smoothing) adalah metode peramalan dengan mengadakan penghalusan atau pemulusan terhadap data masa lalu yaitu dengan mengambil rata-rata dari nilai beberapa tahun untuk menaksir nilai pada tahun yang akan datang. Secara umum metode pemulusan (smoothing) dapat diklasifikasikan menjadi beberapa bagian, yaitu :

1. Metode perataan (Average) a. Nilai tengah (Mean)

b. Rata-rata bergerak tunggal (Single Moving Average) c. Rata-rata bergerak ganda (Double Moving Average) d. Kombinasi rata-rata bergerak lainnya

2. Metode Pemulusan (Smoothing) Eksponensial a. Pemulusan Eksponensial Tunggal


(20)

1. Satu parameter 2. Pendekatan aditif

Metode ini cukup baik digunakan untuk peramalan yang mempunyai pola trend atau yang sifat datanya stasioner.

b. Pemulusan Eksponensial Ganda

1. Metode linier satu parameter dari Brown 2. Metode dua parameter dari Holt

Metode ini digunakan untuk peramalan data yang bersifat trend

c. Pemulusan Eksponensial Triple

1. Pemulusan kwadratik satu parameter dari Brown

Dapat digunakan bila dasar pola datanya adalah kwadratik kubik atau berorde lebih tinggi

2. Metode kecenderungan atau musiman tiga parameter dari Winter Metode ini merupakan salah satu dari beberapa metode pemulusan eksponensial yang dapat menangani musiman.

d. Pemulusan Eksponensial menurut Klasifikasi Pegels

Bentuk umum dari metode pemulusan eksponensial adalah :

t t

t

X

F


(21)

1

t

F = Ramalan untuk periode mendatang

= Parameter eksponensial yang besarnya 0 1

t

X = Nilai actual pada periode t t

F = Ramalan pada periode t

Metode Peramalan yang Digunakan

Untuk mendapatkan suatu hasil yang baik dan tepat maka haruslah diketahui dan digunakan metode peramalan yang tepat. Untuk meramalkan Produk Domestik Regional Bruto(PDRB) sektor pertanian, industri, listrik, gas dan air tahun 2007-2012, maka penulis menggunakan metode smoothing rata-rata bergerak ganda (Double Moving Averages)

Untuk mengurangi kesalahan sistematis yang terjadi bila rata-rata bergerak dipakai pada data berkecenderungan maka dikembangkan metode rata-rata bergerak linier (Linier Moving Averages). Jadi, dengan kata lain metode rata-rata bergerak ganda merupakan pengembangan dari rata-rata bergerak linier. Dasar metode ini adalah menghitung rata-rata bergerak yang kedua.

Pada metode rata-rata bergerak tunggal, nilai rata-rata bergerak yang baru diperoleh dengan memasukkan nilai data observasi yang baru dan mengeluarkan nilai data observasi yang terdahulu, kemudian dipergunakan sebagai ramalan untuk periode yang berikut.


(22)

Prosedur peramalan rata-rata bergerak linier meliputi tiga aspek, yaitu : 1. Penggunaan rata-rata bergerak tunggal pada waktu t (ditulis 'St )

2. Penyesuaian yang merupakan perbedaan antara rata-rata bergerak tunggal dan ganda pada waktu t (ditulis St'St '')

3. Penyesuaian untuk kecenderungan dari periode t ke periode t+1 (atau ke periode t+m jika kita ingin meramalkan m periode ke depan)

Secara umum penyesuaian prosedur rata-rata bergerak linier dapat diterangkan melalui persamaan berikut ini :

N

X

X

X

X

S

t t t t N

t

'

1

2

 1 ...(2-1)

N

S

S

S

S

S

t t t t N

t

''

'

'

1

'

2

'

 1 ...(2-2)

t t

t t

t

t

S

S

S

S

S

a

'

(

'

''

)

2

'

''

...(2-3)


(23)

)

''

'

(

1

2

t t

t

N

S

S

b

...(2-4)

m

b

a

F

tm

t

t ...(2-5)

Untuk menghitung nilai kesalahan (error) ramalan tersebut, dapat digunakan rumus dibawah ini :

1

1 

X

t

F

t

e

...(2-6)

2 1 1

2

(

)

X

t

F

t

e

...(2-7)

Persamaan (2-1) mempunyai keterangan bahwa saat pada periode waktu t mempunyai nilai masa lalu sebanyak N. Nilai MA (N) tunggal dituliskan dengan

t

S' . Persamaan (2-2) menganggap bahwa semua rata-rata bergerak tunggal (S ) telah dihitung. Dengan persamaan (2-2) itu kita meghitung rata-rata bergerak tunggal N periode dari nilai-nilai S tersebut. Rata-rata bergerak ganda dituliskan sebagai S . Persamaan (2-3) mengacu terhadap penyesuaian MA tunggal S't


(24)

dengan perbedaan (S'tS ''t) dan persamaan (2-4) menentukan taksiran kecenderungan dari periode waktu yang satu ke periode berikutnya.

Akhir persamaan (2-5) menunjukkan bagaimana memperoleh ramalan untuk m period ke muka dari t. Ramalan untuk m periode kemuka adalah atdimana merupakan nilai rata-rata yang disesuaikan untuk periode t ditambah m kali komponen kecenderungan bt.

Bila semua hasil hitungan telah didapat, maka semua data yang telah didapat dimasukkan kedalam contoh tabel rata-rata bergerak ganda berikut ini :

Tabel 2.1

Rata-rata Bergerak 3 Tahunan

Sebagai Peramalan Tingkat Pendapatan PDRB (1) Tahun (2) Periode (tahun) (3) Sektor PDRB (4) Rata-rata Bergerak 3 Periode Dari (1) (5) Rata-rata Bergerak 3 Periode Dari (2) (6) Nilai a (7) Nilai b (8) Nilai ) (m b a F  

bila m=1

1997 1 X1 - - - -


(25)

-1999 3 X3 (2-1) - - -

-2000 4 X4 - - -

-2001 5 X5 (2-2) (2-3) (2-4)

-2002 6 X6 (2-5)

- -

-- -

-- -

-N N Xn

Perlu dipahami bahwa tidak ada suatu metode terbaik untuk suatu peramalan. Metode yang memberikan hasil ramalan secara tepat belum tentu tepat untuk meramalkan data yang lain. Dalam peramalan time series, metode peramalan terbaik adalah metode yang memenuhi kriteria ketepatan ramalan. Kriteria ini berupa Mean Squared Error (MSE), Mean Absolute Percentage Error (MAPE), dan Mean Absolute Deviation (MAD).

Untuk nilai tengah kesalahan kuadrat (MeanSquare Error) ditulis dengan :

2

1

n

F

X

MSE

n

i i i


(26)

i

X = Nilai actual pada periode i i

F= Ramalan pada periode i

Untuk nilai tengah kesalahan persentase absolute (Mean Absolute Percentage Error), ditulis dengan :

n

PE

MAPE

n

i i

1

Dimana PE merupakan kesalahan persentasenya (Percentage Error) :

100





i i i

X

F

X

PE

Untuk nilai tengah deviasi absolute (Mean Absolute Deviation ), ditulis dengan :

n

F

X

MAD

n

i i i

1

Sedangkan untuk mengetahui nilai kesalahannya dapat dilihat dalam tabel berikut ini :


(27)

Tabel 2.2 Nilai Kesalahan (1) Peri ode (2 PDRB Sektor Listrik, Gas dan Air

 

Xi

(3) Peramalan

 

Fi

(4) Kesalahan

XiFi

(5) Kesalahan Absolute i i F X(6) Kesalahan Kuadrat

2

i i F X(7) Kesalahan Persentase (PE)

100

i i i X F X (8) Kesalahan Persentase Absolute (APE) 100   i i i X F X

1 X1 F1

2 X2 F2

3 X3 F3

4 X4 F4

5 X5 F5

Jlh

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Yang dimaksud dengan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah seluruh produk barang atau jasa yang dihasilkan oleh suatu wilayah ditambah dengan pendapatan produk dari luar daerah. Pengertian Produk Domestik Regional Bruto Sektoral adalah keseluruhan produk dari suatu hasil proses produksi dari sektor maupun subsektor (lapangan usaha) dari suatu wilayah ataupun daerah.


(28)

Untuk menghitung ataupun mengolah Pendapatan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) pada suatu kabupaten/kotamadya terlebih dahulu perlu dimengerti beberapa konsep dan definisi dari unsur-unsur pokok sebagai berikut :

1. Output

Yang dimaksud dengan output adalah nilai barang dan jasa yang dihasilkan dalam suatu periode tertentu, biasanya satu tahun. Jenis output ada tiga macam yaitu :

a. Output Utama (Output yang menjadi tujuan utama produksi)

b. Output Sampingan (Output yang bukan menjadi tujuan utama produksi)

c. Output Ikutan (Output yang terjadi bersama-sama atau tidak dapat dihindarkan dengan output utamanya)

2. Biaya Antara

Biaya antara adalah barang-barang tidak tahan lama dan jasa-jasa yang digunakan atau habis dalam proses produksi. Barang-barang yang tahan lama pada umumnya lebih dari satu tahun, dan tidak habis dalam proses produksi, tidak termasuk sebagai biaya antara dan disebut sebagai barang modal.

3. Nilai Tambah


(29)

a. Nilai tambah Bruto

Merupakan selisih antara Output dan Biaya Antara, dengan kata lain merupakan produk dari proses produksi.

b. Nilai Tambah Netto

Nilai Tambah Netto adalah apabila suatu penyusutan dikeluarkan dari nilai tambah bruto, maka akan diperoleh Nilai Tanbah Netto.

Sektor-sektor (lapangan usaha) terdiri dari :

1. SEKTOR PERTANIAN

a. Subsektor Tanaman Bahan Makanan b. Subsektor Tanaman Perkebunan

c. Subsektor Peternakan dan hasil-hasilnya d. Subsektor Kehutanan dan Perburuan e. Subsektor Perikanan

2. SEKTOR PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN

a. Subsektor Minyak dan Gas Bumi b. Subsektor Pertambangan tanpa Migas c. Subsektor Penggalian

3. SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN

a. Subsektor Industri Besar dan Sedang b. Subsektor Industri Pengilangan Minyak c. Subsektor Industri Kecil dan Rumah Tangga


(30)

4. SEKTOR LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH

a. Subsektor LIstrik b. Subsektor Gas Kota c. Subsektor Air Bersih

5. SEKTOR BANGUNAN

6. SEKTOR PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN

a. Subsektor Perdagangan Besar dan Eceran b. Subsektor Hotel

c. Subsektor Restoran

7. SEKTOR PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI

a. Subsektor Pengangkutan 1. Angkutan Rel

2. Angkutan Jalan Raya

3. Angkutan Laut, Sungai, dan Danau 4. Angkutan Udara

5. Jasa Penunjang Angkutan b. Subsektor Komunikasi

8. SEKTOR KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN

a. Subsektor Bank


(31)

c. Subsektor Jasa Penunjang Keuangan d. Subsektor Sewa Bangunan

e. Subsektor Jasa Perusahaan

9. SEKTOR JASA-JASA

a. Subsektor Pemerintahan b. Subsektor Swasta

1. Sosial Kemasyarakatan 2. Hiburan dan Rekreasi

3. Perorangan dan Rumah Tangga

Namun penulis hanya membatasi peramalan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) hanya pada sektor Pertanian, Industri, Listrik, Gas dan Air.

2.6 Perhitungan Pendapatan PDRB

2.6.1 Perhitungan Atas Dasar Harga Berlaku

PDRB atas dasar harga berlaku merupakan jumlah seluruh NTB (Nilai Tambah Bruto) atau nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh unit-unit produksi dalam satu periode tertentu, dan biasanya satu tahun yang dinilai dengan harga tahun yang bersangkutan.

NTB atas dasar harga berlaku yang didapat dari selsih output dengan biaya anatara yang dinilai masing-masing atas dasar harga berlaku adalah menggambarkan perubahan volume kuantum produksi yang dihasilkan dan tingkat perubahan harga masing-masing kegiatan, subsektor atau sektor.


(32)

Mengingat sifat barang dan jasa yang dihasilkan oleh setiap sektor, maka penilaian output dilakukan sebagai berikut :

1. Untuk sektor-sektor primer yang produksinya bisa diperoleh secara langsung dari alam seperti pertanian, pertambangan dan penggalian, pertama kali dicari kuantum produksi dengan satuan standard yang biasa digunakan. Setelah itu ditentukan kualitas dari jenis barang yang dihasilkan.

2. Untuk sektor-sektor sekunder yang terdiri dari sektor industri, listrik, gas dan air bersih serta sektor bangunan, perhitungannya sama dengan sektor primer.

3. Untuk sektor-sektor secara umum produksinya berupa jasa seperti sektor perdagangan, restoran dan hotel, pengangkutan dan komunikasi, bank dan lembaga keuangan lainnya, sewa rumah dan jasa, untuk perhitungan kuantum produksinya dilakukan dengan mencari indikator produksi yang sesuai dengan masing-masing kegiatannya, subsektor dan sektor.

2.6.2 Perhitungan Atas Dasar Harga Konstan

Perhitungan atas dasar harga konstan ini pengertiannya sama dengan harga berlaku, tetapi penilaiannya dilakukan dengan harga satu tahun dasar tertentu. NTB atas dasar harga konstan ini hanya menggambarkan perubahan


(33)

volume/kuantum produksi saja. Pengaruh perubahan harga telah dihilangkan dengan cara menilai dengan harga satu tahun dasar tertentu.

Perhitungan atas dasar harga konstan berguna untuk melihat pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan atau sektoral, juga untuk melihat perubahan struktur perekonomian suatu kabupaten maupun kotamadya di propinsi dari tahun ke tahun.

2.7 Uraian Sektoral

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) menurut sektor (lapangan usaha) terdiri dari sembilan sektor :

1. Sektor Pertanian

Sektor pertanian mencakup segala pengusahaan yang didapat dari alam dan merupakan barang-barang biologis atau hidup, dimana hasilnya akan digunakan untuk memenuhi hidup sendiri atau dijual kepada pihak lain. Sektor pertanian ini terdiri dari sub-sub sektor yaitu tanaman bahan makanan, tanaman perkebunan, peternakan dan hasil-hasilnya, kehutanan dan perikanan.

2. Sektor Pertambangan dan Penggalian

Kegiatan pertambangan dan penggalian adalah kegiatan yang mencakup penggalian, pemboran, penyaringan, pencucian, pemilihan dan pengambilan segala macam barang tambang, mineral dan barang galian


(34)

yang tersedia si alam, baik berupa benda padat, benda cair maupun gas. Penambangan dan penggalian ini dapat dilakukan dibawah tana maupun di atas permukaan bumi. Sifat dan tujuan dari kegiatan tersebut adalah untuk menciptakan nilai guna dari barang tambang dan galian sehingga memungkinkan untuk dimanfaatkan, dijual atau diproses secara lanjut.

3. Sektor Industri Pengolahan

Kegiatan industri adalah kegiatan untuk merubah bentuk baik secara mekanis maupun kimiawi dari bahan organic ataupun anorganik menjadi produk baru yang kebih tinggi mutunya. Proses tersebut dapat dilakukan dengan mesin atau tangan, baik dibuat didalam pabrik atau rumah tangga. Termasuk juga disini perakitan bagian-bagian suku cadang barang-barang industri di pabrik, seperti perakitan mobil dan alat elektronik.

4. Sektor Listrik, Gas dan Air

Sektor ini terdiri dari tiga subsektor yaitu subsektor listrik, gas, dan air bersih.

Subsektor Listrik

Subsektor ini mencakup pembangkitan dan penyaluran tenaga listrik, baik yang diselenggarakan oleh Perusahaan Umum Listrik Negara (PLN) maupun oleh perusahaan non PLN, seperti pembangkitan listrik oleh


(35)

Perusahaan Pemerintahan Daerah dan listrik yang diusahakan oleh swasta (perorangan maupun perusahaan), dengan tujuan untuk dijual.

Subsektor Gas

Subsektor ini mencakup kegiatan yang meliputi penyediaan gas kota yang disalurkan kepada konsumen dengan menggunakan pipa, dimana gas tersebut diperoleh dari proses pembakaran batu bara, minyak dan crack dengan produknya berupa gas batubara, gas minyak, gas cracking , kokas, dan minyak ter. Termasuk juga disini kegiatan penyaluran LPJ dan gas alam yang tekanannya sudah dinaikkan.

Subsektor Air Bersih

Subsektor ini mencakup kegiatan penampungan, penjernihan, dan pendistribusian air bersih kepada rumah tangga, industri, rumah sakit, dan penggunaan komersil lainnya. Termasuk juga kegiatan penyediaan air bersih dengan menggunakan kincir air atau alat lainnya. Yang diusahakan oleh Perusahaan Air Minum (PAM), milik pemerintah daerah dan non PAM milik swasta ataupun perorangan.

5. Sektor Bangunan

Sektor ini menyangkut kegiatan pembangunan dan perbaikan bangunan (konstruksi), baik yang dilakukan oleh kontraktor umum maupun kontraktor khusus. Yang digolongkan sebagai kegiatan konstruksi adalah


(36)

pembuatan, pembangunan, pemasangan, perbaikan (berat maupun ringan), semua jenis konstruksi seperti bangunan tempat tinggal, bangunan bukan tempat tinggal, jalan, jembatan (laut, udara, sungai), terminal dan sejenisnya.

6. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran

Sektor ini terdiri dari tiga subsektor, yaitu subsektor perdagangan, hotel dan restoran. Pada dasarnya kegiatan ini mencakup kegiatan perdagangan, penyediaan akomodasi (hotel), serta penjualan makanan dan minuman seperti restoran, warung, kedai, pedagang keliling dan sejenisnya.

7. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi

Sektor ini mancakup kegiatan pengangkutan umum untuk barang dan penumpang melalui darat, laut, sungai, danau, penyeberangan, dan udara. Termasuk disini juga penunjang angkutan yang mencakup pemberian jasa atau penyediaan fasilitas yang sifatnya menunjang dan memperlancar kegiatan pengangkutan, seperti tempat parker, terminal/pelabuhan, bongkar muat, keagenan, ekspedisi, bandara, pegudangan dan jalan tol.


(37)

8. Sektor Bank dan Lembaga Keuangan

Sektor ini meliputi kegiatan pelayanan jasa bank, asuransi, koperasi, dan jasa keuangan. Jasa bank meliputi usaha jas perbankan yang dilakukan oleh bank sentral yaitu Bank Indonesia (BI), bank devisa, bank tabungan, dan bank pembangunan. Usahanya meliputi simpan pinjam, mengeluarkan kertas berharga, memberi jaminan bank dan jasa perbankan.

9. Sektor Jasa-jasa

Sektor ini mencakup kegiatan pemerintah, pertahanan dan jasa yang dikelolah pemerintah maupun pihak swasta meliputi jasa sosial dan kemasyarakatan, jasa hiburan dan kebudayaan serta jasa perorangan dan rumah tangga.


(38)

BAB 3

SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET 3.1 Sejarah Singkat Badan Pusat Statistik (BPS) di Indonesia

Sejarah Badan Pusat Statistik dibagi dalam tiga masa, yaitu masa sebelum kemerdekaan, masa setelah kemerdekaan dan masa orde baru. Masa sebelum kemerdekaan dibagi kembali dalam dua masa yaitu masa pemerintahan Belanda dan masa pemerintahan Jepang.

1. Masa Pemerintahan Belanda

a. Pada bulan Februari 1920, kantor Statistik pertama kali dibentuk oleh direktur pertanian, kerajinan, dan perdagangan (Directur Van Landbouw Nijerverheid en Handel) yang berkedudukan di Bogor. Kantor ini diserahi tugas untuk mengolah dan mempublikasikan data statistik.

b. Pada bulan Maret 1923, dibentuk suatu komisi untuk badan statistik yang anggotanya merupakan wakil dari tiap-tiap departemen. Komisi tersebut diserahi tugas merencanakan tindakan-tindakan yang mengarah sejauh mungkin untuk mencapai kesatuan dalam kegiatan di bidang statistik di Indonesia.


(39)

c. Pada tanggal 24 September 1924, nama lembaga tersebut diganti dengan nama Central Kantor Voor de Statistiek (CKS) atau kantor statistik dan dipindahkan ke Jakarta. Bersama dengan itu beralih pula pekerjaan mekanisme statistik perdagangan yang semula dilaksanakan oleh kantor Invoer Uitvoer en Accijnsen (UIA) yang sekarang disebut kantor bea dan cukai.

2. Masa Pemerintahan Jepang

a. Pada bulan Juni 1944, Pemerintah Jepang baru mengaktifkan kembali kegiatan statistik yang utamanya diarahkan untuk memenuhi kebutuhan perang atau militer.

b. Pada masa ini CKS diganti namanya menjadi Shomubu Chosasitsu Gunseikanbu.

3. Masa Kemerdekaan Republik

a. Setelah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945, kegiatan statistic ditangani oleh lembaga atau instansi baru sesuai dengan suasana kemerdekaan yaitu KAPPURI (Kantor Penyelidikan Perangkat Umum Republik Indonesia). Tahun 1946 kantor KAPPURI dipindahkan ke Yogyakarta sebagai konsekwensi Linggarjati. Sementara ini pemerintahan Belanda (NICA) di Jakarta mengkatifkan kembali CKS.


(40)

b. Berdasarkan surat edaran Kementerian Kemakmuran, tanggal 12 Juni 1950 No. 219/ S.C, KAPPURI dan CKS dilebur menjadi Kantor Pusat Statistik (KPS) dan berada dibawah dan bertanggung jawab kepada menteri kemakmuran.

c. Dengan Surat Menteri Perekonomian tanggal 1 Maret 1952 No. P/44, lembaga KPS berada dibawah tanggung jawab Menteri Perekonomian. Selanjutnya keputusan Menteri Perekonomian tanggal 24 Desember 1953 No. 18.009/ M KPS dibagi menjadi dua bagian yaitu bagian Research yang disebut Afdeling A dan bagian penyelenggaraan tata usaha yang disebut Afdeling B.

d. Dengan Keputusan Presiden RI No. 131 Tahun 1957, kementerian Perekonomian dipecah menjadi kementerian Perdagangan dan Perindustrian. Untuk selanjutnya keputusan Presiden RI No. 172 Tahun 1957, terhitung mulai tanggal 1 Juni 1957 nama KPS diubah menjadi Biro Pusat Statistik dan urusan statistik yang semula menjadi tanggung jawab dan wewenang berada dibawah Perdana Menteri.

4. Masa Orde Baru Sampai Sekarang

a. Pada pemerintahan orde baru, khususnya untuk memenuhi kebutuhan dalam perencanaan dan evaluasi pembangunan, maka untuk mendapatkan statistik yang handal, lengkap, tepat, akurat dan


(41)

terpercaya mulai diadakan pembenahan Organisasi Biro Pusat Statistik.

b. Dalam masa orde baru ini BPS telah mengalami empat kali perubahan Struktur Organisasi, yaitu :

1. Peraturan Pemerintah No. 16 tahun 1968 tentang Organisasi BPS 2. Peraturan Pemerintah No. 16 tahun 1980 tentang Organisasi BPS 3. Peraturan Pemerintah No. 2 tahun 1992 tentang Organisasi BPS

dan Keputusan Presiden No. 6 tahun 1992 tentang kedudukan, tugas, fungsi, susunan dan tata kerja Biro Pusat Statistik.

4. Undang-Undang No. tahun 1997 tentang statistic 5. Keputusan Presiden RI No. 86 tentang BPS

6. Keputusan Kepala BPS No. 100 tahun 1998 tentang organisasi dan tata kerja BPS

7. PP No. 51 tahun 1999 tentang penyelenggaraan statistik.

c. Tahun 1968 ditetapkan peraturan pemerintah No. 16 tahun 1968 yaitu yang mengatur organisasi dan tata kerja di pusat dan daerah. Tahun 1980 peraturan pemerintah No. 6 tahun 1980 organisasi sebagai pengganti peraturan pemerintah No. 16 tahun 1968. Berdasarkan peraturan pemerintah No.6 tahun 1980 di tiap propinsi terdapat perwakilan BPS dengan nama kantor statsitik propinsi. Di Kabupaten/Kotamadya terdapat cabang perwakilan BPS dengan nama Kantor Statistik Kabupaten/Kotamadya. Pada tanggal 19 Mei 1997


(42)

menetapkan tentang statistik sebagai pengganti UU No. 6 dan 7 tentang sensus dan statistik. Pada tanggal 17 Juni 1998 ditetapkan nama Badan Pusat Statistik sekaligus mengatur tata kerja dan Struktur Organisasi BPS yang baru.

3.2 Visi dan Misi 3.2.1 Visi

Badan Pusat Statistik mempunyai Visi untuk menjadikan informasi sebagai tulang punggung pembangunan nasional dan regional, didukung sumber daya manusia yang berkualitas, ilmu pengetahuan dan teknologi informasi yang mutakhir.

3.2.2 Misi

Dalam menunjang pembangunan nasional Badan Pusat Statistik mengemban Misi mengarahkan pembangunan statistik pada penyediaan data statistik yang bermutu dan handal, efektif dan efisien, peningkatan kesadaran masyarakat akan kegunaan Badan Statistik dan pengemban ilmu pengetahuan statistik dalam kehidupan masyarakat.

3.3 Sejarah Singkat Kota Tebing Tinggi

Kira-kira seratus tiga puluh enam tahun yang lalu Kota tebing Tinggi sudah didiami suku bangsa Indonesia. Hal ini dapat dibuktikan dari Arsip lama, dimana dalam catatan tersebut dinyatakan Tebing Tinggi telah menjadi tempat pemukiman, tepatnya pada Tahun 1864.


(43)

Dalam perkembangan selanjutnya Kota Tebing Tinggi sebagai kota Otonom dapat kita baca dari tulisan J.J.MENDELAAR, dalam NOTA BERTREFENDE DEGEMENTE TEBING TINGGI yang dibuat sekitar bulan Juli 1930. Dalam salah satu bab dari tulisan tersebut dinyatakan setelah beberapa tahun dalam keadaan vakum mengenai perluasan pelaksanaan Desentralisasi, maka pada tanggal 1 Juli 1917 berdasarkan Desentralisasiewet berdirilah Gementee Tebing Tinggi dengan Stelings Ordanitie Van Statblaad 1917 yang berlaku 1 Juli 1917. Jadi tanggal 1 juli 1917 merupakan Hari jadi Kota Tebing Tinggi. Tebing Tinggi terdiri dari 3 Kecamatan, yaitu :

1. Kecamatan Padang Hulu (12,069 km2)

2. Kecamatan Rambutan (13,726 km2)

3. Kecamatan Padang Hilir (12,643 km2)

Luas wilayah Kota Tebing Tinggi 38,438 km2 (termasuk perluasan wilayah

sebesar 59,9 Ha di Kecamatan Rambutan). Tebing Tinggi terletak pada '

21 3 ' 19

30 0 Lintang Utara dan 98011'98021' Bujur Timur. Kota ini berada di

bagian tengah Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Serdang Begadai, yang dibatasi oleh :

1. PTPN III Rambutan di sebelah Utara 2. PT. Socfindo kebun Tanah Bersih di Timur 3. PTPN III kebun Pabatu di Selatan


(44)

Kecamatan yang terluas di Kota Tebing Tinggi adalah Kecamatan Rambutan dengan luas 13,726 km2atau 35,71 persen dari luas kota Tebing Tinggi. Sebagian

besar di Kota Tebing Tinggi adalah areal Pertanian 1964,19 Hs.

Iklim Kota Tebing Tinggi terletak di dataran rendah Pulau Sumatera dengan ketinggian 26-34 m di atas permukaan laut.


(45)

BAB 4

ANALISA DATA DAN EVALUASI 4.1 Analisa Data

Untuk mengetahui data yang akan diolah, penulis harus memperoleh nilai m periode ke depan sebagai perbandingannya terhadap data tahun sebelumnya (data masa lalu). Dalam hal ini penulis akan menganalisa perkembangan pendapatan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) serta meramalkan pendapatan PDRB untuk tahun 2007-2012 berdasarkan tahun-tahun dasar sebelumnya.

Dalam menghitung peramalan PDRB tersebut penulis menggunakan data-data tahun sebelumnya yaitu tahun 1997-2006. Data yang diperoleh terdiri dari 3 sektor yaitu sektor pertanian atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga konstan, sektor industri pengolahan atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga konstan dan sektor listrik, gas dan air bersih atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga konstan. Pengolahan data ini bertujuan untuk mendapatkan nilai peramalan 6 periode ke depan dari periode terakhir data yang diperoleh.

Adapun data pendapatan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dalam sektor Pertanian dapat dilihat pada tabel berikut ini :


(46)

Tabel 4.1

Pendapatan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Sektor Pertanian Atas Dasar Harga Berlaku dan Konstan Kota Tebing Tinggi Tahun Atas Dasar Harga Berlaku

(Jutaan Rupiah)

Atas Dasar Harga Konstan (Jutaan Rupiah)

1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006

40799.28 59110.08 61246.24 61871.05 68040.54 73580.19 70426.43 72518.37 73823.22 74736.79

27050.31 24679.53 25048.96 23294.15 21942.78 23497.96 21710.31 21913.84 21978.27 21640.73

Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS)

Dari data diatas, untuk pendapatan PDRB Sektor Pertanian Atas Dasar Harga Berlaku maka penulis akan menganalisis data tersebut dan meramalkan pendapatan PDRB untuk tahun 2007-2012 dengan menggunakan metode pemulusan (smoothing) yaitu rata-rata bergerak ganda (Double Moving Averages).


(47)

Tahap pertama dalam perhitungan ini adalah perhitungan rata-rata bergerak tunggal dalam 3 periode dari PDRB harga berlaku dengan menggunakan rumus persamaan (2-1) yaitu :

N

X

X

X

X

S

t t t t N

t

'

1

2

 1 Maka dari rumus diatas dapat dihitung :

Rata-rata periode ke-3 (tahun 1999)

= 53 . 53718 3 .08 61246,24

59110 28

.

40799  

Rata-rata periode ke-4 (tahun 2000)

= 46 . 60742 3 .24 61871.05

61246 08

.

59110  

Rata-rata periode ke-5 (tahun 2001)

= 63719.28

3 .05 68040.54 61871

24 .

61246  

Rata-rata periode ke-6 (tahun 2002)

= 67830.60

3 .54 73580.19 68040

05 .

61871  

Rata-rata periode ke-7 (tahun 2003)

= 70682.39

3 .19 70426.43 73580

54 .

68040  

Rata-rata periode ke-8 (tahun 2004)

= 72175.00

3 .43 72518.37 70426

19 .


(48)

Rata-rata periode ke-9 (tahun 2005)

= 72256.01

3 .37 73823.22 72518

43 .

70426  

Rata-rata periode ke-10 (tahun 2006)

= 73692.79

3 .22 74736.79 73823

37 .

72518  

Dan tahap selanjutnya untuk menghitung peramalan PDRB yaitu mencari rata-rata kedua dari rata-rata bergerak yang pertama yang disebut rata-rata bergerak ganda dalam 3 periode dari PDRB harga berlaku dengan menggunakan rumus persamaan (2-2) yaitu :

N

S

S

S

S

S

t t t t N

t

''

'

'

1

'

2

'

 1 Maka dapat dihitung :

Rata-rata periode ke-5 (tahun 2001)

= 42 . 59393 3 .46 63719.28

60742 53

.

53718  

Rata-rata periode ke-6 (tahun 2002)

= 45 . 64097 3 .28 67830.60

63719 46

.

60742  

Rata-rata periode ke-7 (tahun 2003)

= 76 . 67410 3 .60 70682.39

67830 28

.


(49)

Rata-rata periode ke-8 (tahun 2004) =

33 . 70299 3 .39 72175.00

70682 60

.

67830  

Rata-rata periode ke-9 (tahun 2005)

= 47 . 71704 3 .00 72256.01

72175 39

.

70682  

Rata-rata periode ke-10 (tahun 2006)

= 72707.93

3 .01 73692.79 72256

00 .

72175  

Selanjutnya dicari nilai a dengan menggunakan rumus pada persamaan (2-3) :

t t

t t

t

t

S

S

S

S

S

a

'

(

'

''

)

2

'

''

Maka nilai a dapat dihitung :

Nilai a untuk periode ke-5 (tahun 2001) = 2 (63719.28) 59393.42 = 68045.14 Nilai a untuk periode ke-6 (tahun 2002) = 2 (67830.60) 64097.45 = 71563.75 Nilai a untuk periode ke-7 (tahun 2003) = 2 (70682.39) 67410.76 = 73954.02 Nilai a untuk periode ke-8 (tahun 2004) = 2 (72175.00) 70299.33 = 74050.67 Nilai a untuk periode ke-9 (tahun 2005) = 2 (72256.01) 71704.47 = 72807.55 Nilai a untuk periode ke-10 (tahun 2006)= 2 (73692.79) 72707.93 = 74677.65


(50)

Tahap selanjutnya adalah dengan menghitung nilai b dengan menggunakan persamaan (2-4) :

)

''

'

(

1

2

t t

t

N

S

S

b

Maka nilai b dapat dihitung :

Nilai b untuk periode ke-5 (tahun 2001) = (63719.28 59393.42) 4325.86 2

2

Nilai b untuk periode ke-6 (tahun 2002) = (67830.60 64097.45) 3733.15 2

2

Nilai b untuk periode ke-7 (tahun 2003) = (70682.39 67410.76) 3271.63 2

2

Nilai b untuk periode ke-8 (tahun 2004) = (72175.00 70299.33) 1875.67 2

2

Nilai b untuk periode ke-9 (tahun 2005) = (72256.01 71704.47) 551.54 2

2

Nilai b untuk periode ke-10 (tahun 2006)= (73692.79 72707.93) 984.86 2


(51)

Dari perhitungan a dan b diatas dapat ditentukan ramalan pendapatan PDRB sektor Pertanian atas dasar harga berlaku kota Tebing Tinggi untuk tahun 2007-2012. Untuk itu tahap selanjutnya adalah meghitung ramalan pendapatan PDRB dengan menggunakan persamaan (2-5) :

m

b

a

F

tm

t

t

Berdasarkan data terakhir dapat dibuat peramalan untuk satuan tahun berikutnya dengan bentuk persamaan peramalan :

)

(

86

.

984

65

.

74677

m

F

tm

Setelah diketahui model peramalan untuk PDRB maka dapat dihitung untuk 6 tahun kedepan untuk tahun 2007-2012, seperti yang tertera di bawah ini :

Untuk periode ke-11 (Tahun 2007) dengan m=1 = 74677.65+984.86(1) = 75662.51

Untuk periode ke-12 (Tahun 2008) dengan m=2 = 74677.65+984.86(2) = 76647.37

Untuk periode ke-13 (Tahun 2009) dengan m=3 = 74677.65+984.86(3) = 77632.23

Untuk periode ke-14 (Tahun 2010) dengan m=4 = 74677.65+984.86(4) = 78617.09

Untuk periode ke-15 (Tahun 2011) dengan m=5 = 74677.65+984.86(5) = 79601.95


(52)

Untuk periode ke-16 (Tahun 2012) dengan m=6 = 74677.65+984.86(6) = 80586.81

Peramalan pendapatan PDRB untuk sektor pertanian atas dasar harga berlaku dari tahun 2007-2012 dapat ditarik kesimpulan bahwa pendapatan PDRB atas dasar harga berlaku untuk sektor pertanian setiap tahun semakin meningkat. Gambaran mengenai hubungan antara perkembangan data aktual dengan peramalan dapat dilihat pada gambar berikut ini :

0 20000 40000 60000 80000 100000

1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 Tahun PE ND AP AT AN P DR B SE KT O R PE RT AN IA N AD HB Pendapatan PDRB Rata-Rata Bergerak Tunggal Rata-Rata Bergerak Ganda Ramalan

Gambar 4.1 Peramalan Pendapatan PDRB Sektor Pertanian Atas Dasar Harga Berlaku

Sedangkan untuk mengetahui nilai kesalahannya dapat dilihat dalam tabel berikut ini :


(53)

Tabel 4.3 Nilai Kesalahan (1) Perio de (2) PDRB Sektor Pertanian

 

Xi

(3) Peramalan

 

Fi

(4) Kesalahan

XiFi

(5) Kesalahan Absolute i i F X(6) Kesalahan Kuadrat

2

i i F X(7) Kesalahan Persentase (PE)

100

i i i X F X (8) Kesalahan Persentase Absolute (APE) 100   i i i X F X

1 73580.19 72371.00 1209.19 1209.19 1462140.46 1.64 1.64

2 70426.43 75296.90 -4870.47 4870.47 23721478.02 -6.92 6.92

3 72518.37 72225.65 292.72 292.72 85685.00 0.40 0.40

4 73823.22 75926.34 -2103.12 2103.12 4423113.73 2.85 2.85

5 74736.79 73359.09 1377.70 1377.70 1898057.29 1.84 1.84

Jlh 9853.20 31590474.50 13.65

Dimana :

1. Nilai Tengah Kesalahan Kuadrat (Mean Squared Error)

90 . 6318094 5 0 31590474.5 5 1 2   

n e

MSE i i

2. Nilai Tengah Kesalahan Persentase Absolute (Mean Absolute Percentage Error)


(54)

73 . 2 5.65 13

5 1

2

 

n e

MAPE i i

3. Nilai Tengah Deviasi Absolute (Mean Absolute Deviation)

64 . 1970 5.20

9853

5

1 

n F X

MAD i i i

Dengan metode perhitungan seperti diatas maka dapat dicari juga ramalan untuk subsektor-subsektor yang lain, yaitu sektor Pertanian atas dasar harga konstan, sektor industri atas dasar harga berlaku dan harga konstan, serta sektor listrik, gas dan air atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga konstan.

Dari perhitungan a dan b diatas maka telah dapat ditentukan ramalan pendapatan PDRB sektor pertanian atas dasar harga berlaku kota Tebing Tinggi tahun 2007-2012. Dan dari nilai e dilihat seberapa besar kesalahan peramalan yang dihitung, dimana dari perhitungan data diatas telah didapat nilai MSE = 6318094.90, nilai MAPE = 2.73 dan nilai MAD =1970.64

Dari perhitungan a dan b diatas maka telah dapat ditentukan ramalan pendapatan PDRB sektor pertanian atas dasar harga konstan kota Tebing Tinggi tahun 2007-2012. Untuk itu tahap selanjutnya adalah menghitung ramalan pendapatan PDRB :

m

b

a


(55)

Berdasarkan data terakhir dapat dibuat peramalan untuk satuan tahun berikutnya dengan bentuk persamaan peramalan :

)

(

32

.

184

96

.

21659

m

F

tm

Setelah diketahui model peramalan untuk PDRB maka dapat dihitung untuk 6 tahun kedepan untuk tahun 2007-2012, seperti yang tertera di bawah ini :

Untuk periode ke-11 (Tahun 2007) dengan m=1 = 21659.96-184.32 (1) = 21475.64

Untuk periode ke-12 (Tahun 2008) dengan m=2 = 21659.96-184.32 (2) = 21291.32

Untuk periode ke-13 (Tahun 2009) dengan m=3 = 21659.96-184.32 (3) = 21107.00

Untuk periode ke-14 (Tahun 2010) dengan m=4 = 21659.96-184.32 (4) = 20922.68

Untuk periode ke-15 (Tahun 2011) dengan m=5 = 21659.96-184.32 (5) = 20738.36

Untuk periode ke-16 (Tahun 2012) dengan m=6 = 21659.96-184.32 (6) = 20554.04

Gambaran mengenai hubungan antara perkembangan data aktual dengan peramalan dapat dilihat pada grafik berikut ini :


(56)

10000 15000 20000 25000 30000

1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

TAHUN

PE

N

D

A

PA

TA

N

P

D

R

B

S

EK

TO

R

P

ER

TA

N

IA

N

A

D

H

K

Pendapatan PDRB Rata-Rata Bergerak Tunggal Rata-Rata Bergerak Ganda Ramalan

Gambar 4.2 Peramalan Pendapatan PDRB Sektor Pertanian Atas Dasar Harga Konstan

Sedangkan untuk mengetahui nilai kesalahannya dapat dilihat dalam tabel berikut ini :


(57)

Tabel 4.5 Nilai Kesalahan (1) Perio de (2) PDRB Sektor Pertanian

 

Xi

(3) Peramalan

 

Fi

(4) Kesalahan

XiFi

(5) Kesalahan Absolute i i F X(6) Kesalahan Kuadrat

2

i i F X(7) Kesalahan Persentase (PE)

100

i i i X F X (8) Kesalahan Persentase Absolute (APE) 100   i i i X F X

1 23497.96 21377.59 2120.37 2120.37 4495968.94 9.02 9.02

2 21710.31 21614.13 96.18 96.18 9250.59 0.44 0.44

3 21913.84 21335.08 578.76 578.76 334963.14 2.64 2.64

4 21978.27 22009.22 -30.95 30.95 957.90 -0.14 0.14

5 21640.73 21185.61 455.12 455.12 207134.21 2.10 2.10

Jlh 3281.38 5048274.78 14.34

Dimana :

1. Nilai Tengah Kesalahan Kuadrat (Mean Squared Error)

96 . 1009654 5 5048274.78 5 1 2   

n e

MSE i i

2. Nilai Tengah Kesalahan Persentase Absolute (Mean Absolute Percentage Error)


(58)

87 . 2 5.34 14

5 1

2

 

n e

MAPE i i

3. Nilai Tengah Deviasi Absolute (Mean Absolute Deviation)

28 . 656 5.38 3281

5

1 

n F X

MAD i i i

Peramalan pendapatan PDRB untuk sektor pertanian atas dasar harga konstan dari tahun 2007-2012 dapat ditarik kesimpulan bahwa pendapatan PDRB atas dasar harga konstan untuk sektor pertanian setiap tahun menurun.

Dari perhitungan a dan b diatas maka telah dapat ditentukan ramalan pendapatan PDRB sektor pertanian atas dasar harga konstan kota Tebing Tinggi tahun 2007-2012. Dan dari nilai e dilihat seberapa besar kesalahan peramalan yang dihitung, dimana dari perhitungan data diatas telah didapat nilai MSE = 1009654.96, nilai MAPE = 2.87 dan nilai MAD = 656.28


(59)

Tabel 4.6

Pendapatan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Sektor Industri Atas Dasar Harga Berlaku dan Konstan Kota Tebing Tinggi Tahun Atas Dasar Harga Berlaku

(Jutaan Rupiah)

Atas Dasar Harga Konstan (Jutaan Rupiah)

1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006

81546.12 132313.31 161769.25 173949.52 193086.14 213012.27 233674.76 252813.59 277691.84 313475.69

65079.79 54578.63 55871.04 57057.12 60246.56 69451.86 71409.62 71801.17 73364.27 77796.75

Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS)

Dari data diatas, untuk pendapatan PDRB Sektor Pertanian Atas Dasar Harga Berlaku maka penulis akan menganalisis data tersebut dan meramalkan pendapatan PDRB untuk tahun 2007-2012 dengan menggunakan metode pemulusan (smoothing) yaitu rata-rata bergerak ganda (Double Moving Averages).


(60)

Dari perhitungan a dan b diatas maka telah dapat ditentukan ramalan pendapatan PDRB sektor industri atas dasar harga berlaku kota Tebing Tinggi tahun 2007-2012. Untuk itu tahap selanjutnya adalah menghitung ramalan pendapatan PDRB :

m

b

a

F

tm

t

t

Berdasarkan data terakhir dapat dibuat peramalan untuk satuan tahun berikutnya dengan bentuk persamaan peramalan :

)

(

16

.

24920

20

.

306247

m

F

tm

Setelah diketahui model peramalan untuk PDRB maka dapat dihitung untuk 6 tahun kedepan untuk tahun 2007-2012, seperti yang tertera di bawah ini :

Untuk periode ke-11 (Tahun 2007) dengan m=1 = 306247.20+24920.16 (1) = 331167.36

Untuk periode ke-12 (Tahun 2008) dengan m=2 = 306247.20+24920.16 (2) = 356087.52

Untuk periode ke-13 (Tahun 2009) dengan m=3 = 306247.20+24920.16 (3) = 381007.68

Untuk periode ke-14 (Tahun 2010) dengan m=4 = 306247.20+24920.16 (4) = 405927.84

Untuk periode ke-15 (Tahun 2011) dengan m=5 = 306247.20+24920.16 (5) = 430848.00


(61)

Untuk periode ke-16 (Tahun 2012) dengan m=6 = 306247.20+24920.16 (6) = 455768.16

Gambaran mengenai hubungan antara perkembangan data aktual dengan peramalan dapat dilihat pada grafik berikut ini :

50000.00 100000.00 150000.00 200000.00 250000.00 300000.00 350000.00 400000.00 450000.00 500000.00

1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 TAHUN PE ND AP AT AN P DR B SE KT OR IN DU ST RI A DH B Pendapatan PDRB Rata-Rata Bergerak Tunggal Rata-Rata Bergerak Ganda Ramalan

Gambar 4.3 Peramalan Pendapatan PDRB Sektor Industri Atas Dasar Harga Berlaku

Sedangkan untuk mengetahui nilai kesalahannya dapat dilihat dalam tabel berikut ini :


(62)

Tabel 4.8 Nilai Kesalahan (1) Perio de (2) PDRB Sektor Industri

 

Xi

(3) Peramalan

 

Fi

(4) Kesalahan

XiFi

(5) Kesalahan Absolute i i F X(6) Kesalahan Kuadrat

2

i i F X(7) Kesalahan Persentase (PE)

100

i i i X F X (8) Kesalahan Persentase Absolute (APE) 100   i i i X F X

1 213012.27 223812.54 -10800.27 10800.27 116645832.10 -5.07 5.07

2 233674.76 229629.07 4045.69 4045.69 16367607.58 1.73 1.73

3 252813.59 251189.60 1623.99 1623.99 2637343.52 0.64 0.64

4 277691.84 272984.67 4707.17 4707.17 22157449.41 1.70 1.70

5 313475.69 296745.97 16729.72 16729.72 279883531.30 5.34 5.34

Jlh 37906.84 437691763.90 14.48

Dimana :

1. Nilai Tengah Kesalahan Kuadrat (Mean Squared Error)

78 . 87538352 5 90 437691763. 5 1 2   

n e

MSE i i

2. Nilai Tengah Kesalahan Persentase Absolute (Mean Absolute Percentage Error)


(63)

90 . 2 5.48 14

5 1

2

 

n e

MAPE i i

3. Nilai Tengah Deviasi Absolute (Mean Absolute Deviation)

37 . 7581 5 .84

37906

5

1 

n F X

MAD i i i

Peramalan pendapatan PDRB untuk sektor Industri atas dasar harga berlaku dari tahun 2007-2012 dapat ditarik kesimpulan bahwa pendapatan PDRB atas dasar harga berlaku untuk sektor industri setiap tahun semakin meningkat.

Dari perhitungan a dan b diatas maka telah dapat ditentukan ramalan pendapatan PDRB sektor industri atas dasar harga berlaku kota Tebing Tinggi tahun 2007-2012. Dan dari nilai e dilihat seberapa besar kesalahan peramalan yang dihitung, dimana dari perhitungan data diatas telah didapat nilai MSE = 87538352.78, nilai MAPE = 2.90 dan nilai MAD = 7581.37


(64)

Dari perhitungan a dan b diatas maka telah dapat ditentukan ramalan pendapatan PDRB sektor industri atas dasar harga konstan kota Tebing Tinggi tahun 2007-2012. Untuk itu tahap selanjutnya adalah menghitung ramalan pendapatan PDRB :

m

b

a

F

tm

t

t

Berdasarkan data terakhir dapat dibuat peramalan untuk satuan tahun berikutnya dengan bentuk persamaan peramalan :

)

(

07

.

1854

80

.

76174

m

F

tm

Setelah diketahui model peramalan untuk PDRB maka dapat dihitung untuk 6 tahun kedepan untuk tahun 2007-2012, seperti yang tertera di bawah ini :

Untuk periode ke-11 (Tahun 2007) dengan m=1 = 76174.80+1854.07 (1) = 78028.87

Untuk periode ke-12 (Tahun 2008) dengan m=2 = 76174.80+1854.07 (2) = 79882.94

Untuk periode ke-13 (Tahun 2009) dengan m=3 = 76174.80+1854.07 (3) = 81737.01

Untuk periode ke-14 (Tahun 2010) dengan m=4 = 76174.80+1854.07 (4) = 83591.08

Untuk periode ke-15 (Tahun 2011) dengan m=5 = 76174.80+1854.07 (5) = 85445.15


(65)

Untuk periode ke-16 (Tahun 2012) dengan m=6 = 76174.80+1854.07 (6) = 87299.22

Gambaran mengenai hubungan antara perkembangan data aktual dengan peramalan dapat dilihat pada grafik berikut ini :

50000.00 60000.00 70000.00 80000.00 90000.00 100000.00

1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 TAHUN

PE

ND

AP

AT

AN

P

DR

B

SE

KT

OR

IN

DU

ST

RI

A

DH

K

Pendapatan PDRB Rata-Rata Bergerak Tunggal Rata-Rata Bergerak Ganda Ramalan

Gambar 4.4 Peramalan Pendapatan PDRB Sektor Industri Atas Dasar Harga Konstan

Sedangkan untuk mengetahui nilai kesalahannya dapat dilihat dalam tabel berikut ini :


(66)

Tabel 4.10 Nilai Kesalahan (1) Perio de (2) PDRB Sektor Industri

 

Xi

(3) Peramalan

 

Fi

(4) Kesalahan

XiFi

(5) Kesalahan Absolute i i F X(6) Kesalahan Kuadrat

2

i i F X(7) Kesalahan Persentase (PE)

100

i i i X F X (8) Kesalahan Persentase Absolute (APE) 100   i i i X F X

1 69451.86 58461.17 10990.69 10990.69 120795266.70 15.82 15.82

2 71409.62 69547.31 1862.31 1862.31 3468198.54 2.61 2.61

3 71801.17 76432.85 -4631.68 4631.68 21452459.62 -6.45 6.45

4 73364.27 79212.37 -5848.10 5848.10 34200273.61 -7.97 7.97

5 77796.75 76498.23 1298.52 1298.52 1686154.19 1.67 1.67

Jlh 24631.30 181602352.70 34.52

Dimana :

1. Nilai Tengah Kesalahan Kuadrat (Mean Squared Error)

54 . 36320470 5 70 181602352. 5 1 2   

n e

MSE i i

2. Nilai Tengah Kesalahan Persentase Absolute (Mean Absolute Percentage Error)


(67)

90 . 6 5.52 34

5 1

2

 

n e

MAPE i i

3. Nilai Tengah Deviasi Absolute (Mean Absolute Deviation)

26 . 4926 5 .30

24631

5

1 

n F X

MAD i i i

Peramalan pendapatan PDRB untuk sektor Industri atas dasar harga konstan dari tahun 2007-2012 dapat ditarik kesimpulan bahwa pendapatan PDRB atas dasar harga konstan untuk sektor industri setiap tahun semakin meningkat.

Dari perhitungan a dan b diatas maka telah dapat ditentukan ramalan pendapatan PDRB sektor industri atas dasar harga konstan kota Tebing Tinggi tahun 2007-2012. Dan dari nilai e dilihat seberapa besar kesalahan peramalan yang dihitung, dimana dari perhitungan data diatas telah didapat nilai MSE = 36320470.54, nilai MAPE = 6.90 dan nilai MAD = 4926.26


(68)

Tabel 4.11

Pendapatan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Sektor Listrik,Gas dan Air Atas Dasar Harga Berlaku dan Konstan Kota Tebing Tinggi

Tahun Atas Dasar Harga Berlaku (Jutaan Rupiah)

Atas Dasar Harga Konstan (Jutaan Rupiah)

1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006

16278.79 20124.76 25634.48 30831.53 37210.78 38882.21 40253.08 41351.67 42772.83 43119.52

14115.75 14919.58 16725.27 18834.59 19908.82 19437.50 19571.79 19776.41 20074.59 20227.61

Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS)

Dari data diatas, untuk pendapatan PDRB Sektor Pertanian Atas Dasar Harga Berlaku maka penulis akan menganalisis data tersebut dan meramalkan pendapatan PDRB untuk tahun 2007-2012 dengan menggunakan metode pemulusan (smoothing) yaitu rata-rata bergerak ganda (Double Moving Averages)


(69)

Dari perhitungan a dan b diatas maka telah dapat ditentukan ramalan pendapatan PDRB sektor listrik, gas dan air atas dasar harga berlaku kota Tebing Tinggi tahun 2007-2012. Untuk itu tahap selanjutnya adalah menghitung ramalan pendapatan PDRB :

m

b

a

F

tm

t

t

Berdasarkan data terakhir dapat dibuat peramalan untuk satuan tahun berikutnya dengan bentuk persamaan peramalan :

)

(

28

.

1069

95

.

43483

m

F

tm

Setelah diketahui model peramalan untuk PDRB maka dapat dihitung untuk 6 tahun kedepan untuk tahun 2007-2012, seperti yang tertera di bawah ini :

Untuk periode ke-11 (Tahun 2007) dengan m=1 = 43483.95+1069.28 (1) = 44553.23

Untuk periode ke-12 (Tahun 2008) dengan m=2 = 43483.95+1069.28 (2) = 45622.51

Untuk periode ke-13 (Tahun 2009) dengan m=3 = 43483.95+1069.28 (3) = 46691.79

Untuk periode ke-14 (Tahun 2010) dengan m=4 = 43483.95+1069.28 (4) = 47761.07

Untuk periode ke-15 (Tahun 2011) dengan m=5 = 43483.95+1069.28 (5) = 48830.35


(70)

Untuk periode ke-16 (Tahun 2012) dengan m=6 = 43483.95+1069.28 (6) = 49899.63

Gambaran mengenai hubungan antara perkembangan data aktual dengan peramalan dapat dilihat pada grafik berikut ini :

10000.00 20000.00 30000.00 40000.00 50000.00

1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 TAHUN PE ND AP AT AN P DR B SE KT OR L IS TR IK , G AS & A IR A DH B Pendapatan PDRB Rata-Rata Bergerak Tunggal Rata-Rata Bergerak Ganda Ramalan

Gambar 4.5 Peramalan Pendapatan PDRB Sektor Listrik, Gas dan Air Atas Dasar Harga Berlaku

Sedangkan untuk mengetahui nilai kesalahannya dapat dilihat dalam tabel berikut ini :


(71)

Tabel 4.13 Nilai Kesalahan (1) Perio de (2) PDRB Sektor Listrik, Gas dan Air

 

Xi

(3) Peramalan

 

Fi

(4) Kesalahan

XiFi

(5) Kesalahan Absolute i i F X(6) Kesalahan Kuadrat

2

i i F X(7) Kesalahan Persentase (PE)

100

i i i X F X (8) Kesalahan Persentase Absolute (APE) 100   i i i X F X

1 38882.21 42053.34 -3171.13 3171.13 10056065.48 -8.15 8.15

2 40253.08 45326.29 -5073.21 5073.21 25737459.70 -12.60 12.60

3 41351.67 45913.30 -4561.63 4561.63 20808468.26 -11.03 11.03

4 42772.83 44096.40 -1323.57 1323.57 1751837.54 -3.09 3.09

5 43119.52 44108.55 -989.03 989.03 978180.34 -2.29 2.29

Jlh 15118.57 59332011.32 37.16

Dimana :

1. Nilai Tengah Kesalahan Kuadrat (Mean Squared Error)

26 . 11866402 5 2 59332011.3 5 1 2   

n e

MSE i i

2. Nilai Tengah Kesalahan Persentase Absolute (Mean Absolute Percentage Error)


(72)

43 . 7 5.16 37

5 1

2

 

n e

MAPE i i

3. Nilai Tengah Deviasi Absolute (Mean Absolute Deviation)

71 . 3023 5 .57

15118

5

1 

n F X

MAD i i i

Peramalan pendapatan PDRB untuk sektor listrik, gas dan air tahun 2007-2012 dapat ditarik kesimpulan bahwa pendapatan PDRB atas dasar harga berlaku untuk sektor listrik, gas dan air setiap tahun semakin meningkat.

Dari perhitungan a dan b diatas maka telah dapat ditentukan ramalan pendapatan PDRB sektor listrik, gas dan air atas dasar harga berlaku kota Tebing Tinggi tahun 2007-2012. Dan dari nilai e dilihat seberapa besar kesalahan peramalan yang dihitung, dimana dari perhitungan data diatas telah didapat nilai MSE = 11866402.26, nilai MAPE = 7.43 dan nilai MAD = 3023.71


(73)

Dari perhitungan a dan b diatas maka telah dapat ditentukan ramalan pendapatan PDRB sektor listrik, gas dan air atas dasar harga konstan Tebing Tinggi tahun 2007-2012. Untuk itu tahap selanjutnya adalah menghitung ramalan pendapatan PDRB :

m

b

a

F

tm

t

t

Berdasarkan data terakhir dapat dibuat peramalan untuk satuan tahun berikutnya dengan bentuk persamaan peramalan :

)

(

52

.

216

72

.

20242

m

F

tm

Setelah diketahui model peramalan untuk PDRB maka dapat dihitung untuk 6 tahun kedepan untuk tahun 2007-2012, seperti yang tertera di bawah ini :

Untuk periode ke-11 (Tahun 2007) dengan m=1 = 20242.72+216.52 (1) = 20459.24

Untuk periode ke-12 (Tahun 2008) dengan m=2 = 20242.72+216.52 (2) = 20675.76

Untuk periode ke-13 (Tahun 2009) dengan m=3 = 20242.72+216.52 (3) = 20892.28

Untuk periode ke-14 (Tahun 2010) dengan m=4 = 20242.72+216.52 (4) = 21108.80

Untuk periode ke-15 (Tahun 2011) dengan m=5 = 20242.72+216.52 (5) = 21325.32


(74)

Untuk periode ke-16 (Tahun 2012) dengan m=6 = 20242.72+216.52 (6) = 21541.84

Gambaran mengenai hubungan antara perkembangan data aktual dengan peramalan dapat dilihat pada grafik berikut ini :

10000.00 15000.00 20000.00 25000.00 30000.00

1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 TAHUN PE ND AP AT AN P DR B SE KT OR L IS TR IK , G AS & A IR A DH K Pendapatan PDRB Rata-Rata Bergerak Tunggal Rata-Rata Bergerak Ganda Ramalan

Gambar 4.6 Peramalan Pendapatan PDRB Sektor Listrik, Gas dan Air Atas Dasar Harga Konstan


(1)

Gambar 5.4 Tampilan Menu Data Analysis

Gambar 5.5 Tampilan Menu Moving Average

4. Masukkan Input Rangepada menu input dengan memasukkan range pada data aktual yang telah dimasukkan di excel, lalu masukkan angka sebagai periode dari rata-rata bergerak. Nilai interval dalam pengolahan ini adalah 3.

5. Kemudian masukkan Output Range pada menu Output Option yang berfungsi sebagai tempat hasil output. Lalu klik OK, maka hasil output untuk rata-rata bergerak 3 tahunan akan muncul pada range yang telah ditentukan.

6. Untuk mencari rata-rata bergerak yang kedua digunakan formula yang sama yaitu dengan memasukkan data hasil moving average sebagai input rangepada menuinput.


(2)

7. Untuk menghitung nilai a, b, nilai peramalan (F), dan nilai kesalahan digunakan data angka (numerik) yaitu karakter nilai konstanta dan karakter khusus yang dibaca dalam format data angka (numerik) yaitu terdiri dari angka dan tanda-tanda khusus seperti *, +, -, /, % dan lain-lain.


(3)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan

Kesimpulan-kesimpulan yang dapat diambil penulis dalam perhitungan peramalan pendapatan PDRB di Kota Tebing Tinggi yaitu sebagai berikut :

1. Dari plot data dapat kita lihat bahwa terdapat kecenderungan nilai pendapatan PDRB yaitu meningkat dari tahun ketahun, kecuali Pendapatan PDRB Sektor Pertanian Atas Dasar Harga Konstan yang mengalami sedikit penurunan.

2. Dari data yang telah diramalkan diatas dapat diketahui bahwa ramalan pendapatan PDRB Sektor Pertanian, Industri, Listrik, Gas dan Air atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga konstan meningkat dari tahun ke tahun yaitu dari tahun 2007-2012. Maka akan dapat pula peramalan perhitungan pertumbuhan secara berkesinambungan akan meningkat.

3. Dari hasil pengolahan pada bab 4 yaitu Analisa dan Evaluasi, maka dapat disimpulkan bahwa dari Pendapatan PDRB Sektor Pertanian, Industri, Listrik, Gas dan Air berdasarkan harga berlaku dan harga konstan, Sektor Industri Atas Dasar Harga Berlaku dan Konstan yang merupakan sektor


(4)

yang paling dominan dan pendapatan yang paling terbesar di kota Tebing Tinggi, yang kedua yaitu Sektor Pertanian.

4. Nilai kesalahan yang didapat dari hasil pengolahan tidak terlalu besar, dan dari grafik juga dapat dilihat bahwa data aktual dan peramalan yang disajikan tidaklah mempunyai perbedaan nilai yang mencolok.

5. Laju pertumbuhan pendapatan PDRB yang semakin meningkat dapat memacu pertumbuhan volume eksport pada sektor-sektor PDRB, yang mana apabila volume eksport meningkat maka ini akan mengakibatkan meningkatnya devisa Negara.

6.2 Saran

Adapun saran-saran yang dapat penulis berikan adalah sebagai berikut :

1. Diharapkan kepada kantor Badan Pusat Statistik (BPS) agar dapat mengumpulkan data-data baik itu PDRB, data produksi dari hasil pertanian, maupun data lainnya lebih akyrat dan terpercaya.

2. Diharapkan kepad kantor Badan Pusat Statistik (BPS) agar bisa labih cepat mengumpulkan data tiap tahunnya, karena di dalam tugas akhir ini penulis juga kesulitan pengumpulan data karena terdapat data yang tidak dapat ditemukan oleh penulis yaitu data tahun 2007 yang semestinya data itu tidak perlu diramalkan karena data itu seharusnya sudah tersedia.


(5)

perkapita masyarakat, maka diharapkan taraf kemakmuran masyarakat khususnya masyarakat kota Tebing Tinggi akan dapat meningkat pula. 4. Diharapkan kepada pemerintah maupun swasta dapat meningkatkan

maupun memacu pertumbuhan pendapatan PDRB, karena apabila semakin meningkatnya jumlah pendapatan PDRB khususnya kota Tebing Tinggi maka akan dapat pula meningkatkan volume eksport yang akhirnya akan menaikkan atau meningkatkan devisa Negara.

5. Diharapkan kepada Pemerintah untuk lebih meningkatkan pendapatan dari setiap sektor khususnya sektor industri dengan berbagai upaya dan tidak lupa juga untuk lebih meningkatkan sektor-sektor lain agar pendapatan yang didapat bisa seimbang dengan sektor industri, karena itu semua akan berguna untuk meningkatkan kemakmuran masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat kota Tebing Tinggi.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Makridakis, Spyros. 1993.Metode dan Aplikasi Peramalan. Jakarta : Erlangga. Assauri, Sofjan. 1984.Teknik & Metode Peramalan. Jakarta : Fakultas Ekonomi

Universitas Indonesia

Badan Pusat Statistik (BPS). Bulu Laporan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Kota Tebing Tinggi. Badan Pusat Statistik.

Badan Pusat Statistik (BPS). 2006. Tebing Tinggi Dalam Angka 2006. Badan Pusat

Statistik.

Tosin, Rijanto. 1999.Microsoft Excel 2000, Kilat 24 Jurus, edisi ke-1. Jakarta : Dinastindo