xxxvii
2.2.2 Konsep Dasar Sistem Pakar
Konsep Dasar Sistem Pakar mencakup beberapa persoalan mendasar, antara lain siapa yang disebut pakar, apa yang dimaksud
dengan keahlian, bagaimana keahlian dapat ditransfer, dan bagaimana sistem bekerja.
Pakar adalah orang yang memiliki pengetahuan, penilaian, pengalaman, metode khusus, serta kemampuan untuk menerapkan
bakat ini dalam memberi nasihat dan memecahkan masalah. Pakar
biasa memiliki beberapa konsep umum. Pertama, harus mampu memecahkan persoalan dan
mencapai tingkat performa yang secara signifikan ebih baik dari orang kebanyakan.
Kedua, pakar adalah relatif. Pakar pada satu waktu atau satu wilayah mungkin tidak menjadi pakar di waktu atau wilayah lain.
Misalnya, mahasiswa kedokteran mungkin disebut pakar dalam penyakit dibanding petugas administrasi, tetapi bukan pakar di
rumah sakit terkemuka. Biasanya pakar manusia mampu melakukan hal berikut :
Mengenali dan merumuskan persoalan, Memecahkan persoalan dengan cepat dan tepat, Menjelaskan solusi tersebut, Belajar dari
pengalaman, Menyusun ulang pengetahuan, Membagi-bagi aturan jika
diperlukan, Menetapkan
relevansi Keahlian
adalah
xxxviii pengetahuan ekstensif yang spesifik terhadap tugas yang dimiliki
pakar. Keahlian sering dicapai dari pelatihan, membaca, dan
mempraktikkan. Keahlian mencakup pengetahuan eksplisit, misalnya teori yang dipelajari dari buku teks atau kelas, dan
pengetahuan implisit
yang diperoleh
dari pengalaman.
Pengembangan sistem pakar dibagi menjadi dua generasi. Kebanyakan sistem pakar generasi pertama menggunakan aturan
jika-maka untuk
merepresentasikan dan
menyimpan pengetahuannya. Sistem pakar generasi kedua jauh lebih fleksibel
dalam mengadopsi banyak representasi pengetahuan dan metode pertimbangan.
Pengalihan keahlian dari para ahli ke media elektronik seperti komputer untuk kemudian dialihkan lagi pada orang yang
bukan ahli, merupakan tujuan utama dari sistem pakar. Proses ini
membutuhkan 4 aktivitas yaitu: tambahan pengetahuan dari para ahli atau sumber-sumber lainnya, representasi pengetahuan ke
komputer, inferensi pengetahuan, dan pengalihan pengetahuan ke user. Pengetahuan yang disimpan di komputer disebut sebagai basis
pengetahuan, yaitu: fakta dan prosedur biasanya berupa aturan.
Salah satu fitur yang harus dimiliki oleh sistem pakar adalah kemampuan untuk menalar. Jika keahlian-keahlian sudah tersimpan
xxxix
sebagai basis pengetahuan dan tersedia program yang mampu
mengakses basis data, maka komputer harus dapat diprogram untuk membuat inferensi. Proses inferensi ini dikemas dalam bentuk
motor inferensi inference engine. Dan setiap sub sistem mempunyai sifat dari sistem untuk menjalankan suatu fungsi sistem
tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan. Terdapat beberapa alasan untuk mengadopsi sistem pakar.
Pertama, pakar di suatu perusahaan atau instansi bisa pensiun, keluar, atau telah meninggal. Kedua, pengetahuan perlu
didokumentasikan atau dianalisis. Ketiga, pendidikan dan pelatihan adalah hal penting tetapi merupakan tugas yang sulit. Sistem pakar
memungkinkan pengetahuan ditransfer lebih mudah dengan biaya lebih rendah. Rahmat, 2005
2.2.3 Struktur Sistem Pakar