BAB II KAJIAN TEORI
A. Integrasi
Dalam kamus Bahasa Indonesia, Integrasi berarti “penyatuan hingga menjadi kesatuan yang utuh atau bulat”.
3
Menurut Achmad Maulana dkk, integrasi adalah penyatuan menjadi kesatuan yang utuh, penyatuan, penggabungan dan
pemaduan.
4
Sanusi berpendapat bahwa integrasi adalah suatu kesatuan yang utuh, tidak berpecah belah dan bercerai berai. Integrasi meliputi kebutuhan atau kelengkapan
anggota-anggota yang membentuk suatu kesatuan dengan jalinan hubungan yang erat, harmonis dan mesra antara anggota kesatuan itu.
5
Jadi dapat disimpulkan bahwa integrasi adalah penyatuan dan penggabungan anatar dua hal atau lebih.
B. Pendidikan Nilai
1. Pengertian Pendidikan Nilai Nilai dalam bahasa inggris adalah valuesedangkan dalam bahasa latin
valere yang dimaknai dengan Internalized beliefs considered worthy by the individual
6
keyakinan yang terinternalisasi atas pertimbangan berfaedah atau bermanfaatnya sesuatu oleh individu. Dalam kamus besar bahasa indonesia nilai
diartikan sebagai sifat-sifat yang penting atau berguna bagi kemanusiaan, atau
3
Dendy Sugono Pemimpin Redaksi, 2008,Kamus Bahasa Indonesia, Jakarta: Pusat Bahasa, hal.598
4
Achmad Mulana, dkk, 2004,Kamus ilmiyah Populer: Lengkap dengan EYD dan pembentukan istilah serta akronomi Bahasa Indonesia, Yokyakarta: Absolute, hal.
173
5
Qiqi Yliati Zakiyah dan H. A. Rusdiana, 2014,Pendidikan Nilai; Kajian Teori dan Praktek di Sekolah, Bandung: Pustaka Setia, hal.199
6
P.M. Lohithaksan, 2002,Dictionary of Education; A Practical Approach,New Delhi: Kanishka Publishers,hal.418
diartikan juga sebagai suatu yang menyempurnakan manusia sesuai dengan hakikatnya.
7
Nilai di masyarakat selalu diartikan dalam good sesuatu baik, desirable sesuatu yang diinginkan, atau important sesuatu yang penting. Nilai juga
berkenaan dengan pemikiran yang diyakini oleh individu atau kelompok tentang standart baik dan buruk, dan apakah hal itu diinginkan atau tidak diinginkan.
8
Beberapa tokoh mengartikan konsep nilai,seperti: a Michael Poole “Values typically involve thinking, feeling and willing.
Valued beliefs are sometimes referreed toas ‘disposiitions’ or ‘commitments’. The element of commitment is not bypassed by choosing
not to make decisions”.
9
Nilai biasanya melibatkan pikiran, perasaan dan kerelaan. Keyakinan terhadap nilai kadang-kadang disebut sebagai
‘disposisi’ atau ‘komitmen’. Unsur komitmen tidak dilewati dengan memilih untuk tidak membuat keputusan.
b Fraenkel “a value in an idea-a concept-about what someone thinks is infortant in life”
10
nilai adalah ide atau konsep tentang apa yang difikirkan seseorang atau dianggap penting oleh seseorang.
c Danandjaja menjelaskan bahwa nilai merupakan pengertian-pengertian conception yang dihayati seseorang mengenai apa yang lebih penting
7
Sugono,Kamus Besar, hal.1074
8
Joseph Zajda and Holger Daud ed, 2009,Global Values Education, Teaching Democrasy and Peace,New York: Springer, hal. xiii
9
Michael Poole, 1995,Beliefs and Values in Science Education, Buckingham: Open University Press, hal.15
10
J.Markh Halstead and Monica J. Taylor ed, 2005,Values in Education and Education in Values,London: UK The Falmer Prees, hal.4
atau kurang penting, apa yang lebih baik atau kurang baik dan apa yang lebih benar atau kurang benar.
11
Jadi nilai bersifat ideal, abstrak, dan tidak dapat disentuh oleh pancaindra. Yang dapat ditangkap hanyalah gejala-gejala yang mewujud tingkah laku yang
mengandung standar yang baik dan buruk. Sedangkan pendidikan nilai adalah menurut beberapa tokoh yaitu:
1 Sastrapratedja memahami bahwa pendidikan nilai adalah penanaman dan pengembangan nilai-nilai pada diri seseorang.
12
2 Dahlan berpendapat bahwa pendidikan nilai sebagai suatu proses kegiatan yang dilaksanakan secara sistematis untuk melahirkan
manusia yang memiliki komitmen kognitif, komitmenafektif, dan komitmen pribadi yang berlandaskan nilai-nilai agama.
13
3 Mardimadja mendefinisikan pendidikan nilai sebagai bantuan terhadap peserta didik agar menyadari dan mengalami nilai-nilai serta
menempatkannya secaras integral dalam keseluruhan hidupnya.
14
Dari beberapa pendapat para tokoh tentang pendidikan nilai maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan nilai adalah penanaman dan pengembangan nilai
dalam diri peserta didik hingga peserta didik mampu memahami dan menyadari nilai-nilai serta mampu menempatkannya secara integral dalam kehidupan.
11
Rizali Hadi, 2015,Pembelajaran Nilai kejujran dalam berbisnis suatu pengalaman empris,Yogyakarta: Aswaja Pressindo, hal.25
12
Rohmat Mulayana, 2004,Mengartikulasikan Pendidikan Nilai, Bandung: Alfabeta, hal.119
13
Qiqi Yliati Zakiyah dan H. A. Rusdiana, 2014,Pendidikan Nilai; Kajian Teori dan Praktek di Sekolah,Bandung: Pustaka Setia, hal.61
14
Zaim Elmubarok, 2009,Membumikan Pendidikan Nilai; Mengumpulkan yang Terserak, Menyambung yang Terputus, dan Menyatukan yang Tercerai, Bandung:
Alfabeta, hal.12
2. Landasan Pendidikan Nilai a Landasan yuridis
Landasan-landasan yuridis yang dapat dijadikan pijakan pendidikan nila meliputi empat landasan, yaitu:
1 Pancasila sebagai landasan ideal bangsa. Sebagai kristalisasi nilai-nilai luhur bangsa, pancasila kaya akan pesan nilai, moral, dan etika asli
bangsa. 2 UUD RI tahun 1945 sebagi landasan konstitusional bangsa.
Sebagaimana Pancasila, UUD 1945 memiliki pesan nilai, moral, dan norma bangsa.
3 Garis-Garis Besar Haluan Negara GBHN tahun 1993 sebagi landasan operasional bangsa. Sebagai penjabaran dari norma-norma hukum
terdapat dalam UUD RI 1945, GBHN dapat dijadikan rujukan yang lebih jelas tentang tujuan pendidikan, terutama pendidikan nilai.
4 Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional UUSPN No.20 tahun 2003 sebagai landasan oprasional penyelenggaraan pendidikan
nasional. Dengan ditetapkannya UUSPN ini sebagai pengganti UUSPN No.2 tahun 1989, status dan peran pendidikan nilai semakin
kuat.
15
b Landasan religi Landasan pendidikan dalam persfektif Islam mencakup semua dimensi
Islam yang mengandung pesen nilai-nilai kebaikan dan kebenaran yang diperlukan oleh umat manusia. Dengan demikian dapat diasumsikan bahwa secara
umum pendidikan nilai dalam perspektif Islam adalah pendidikan agama Islam itu sendiri.Contohnya terdapat pada QS. Lukman: 12-15
15
Zakiyah, Pendidikan Nilai, hal.98
Artinya: dan sesungguhnya telah kami berikan hikmah kepada Luqman, yaitu: “Bersyukurlah kepada Allah Dan barang siapa yang bersyukur
kepada Allah maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barang siapa yang tidak bersyukur kufur, maka sesungguhnya Allah
Maha Kaya, Maha terpuji 12. Dan ingatlah ketika luqman berkata kepada anaknya, ketika dia memberikan pelajaran kepadanya, “Wahai
anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah benar-benar kezaliman yang besar. 13
dan kami perintahkan kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang
bertambah-tambah dan menyepihnya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah kepadaku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada aku
kembalimu.14 dan jika keduanya meamksamu untuk mempersekutukan aku dengan sesuatu yang engkau tidak mempunyai ilmu tentang itu, maka
janganlah engkau menaati keduanya, dan pergaulilah keduanya didunia ini dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku. Kemudian
hanya kepada-Ku tempat kembalimu maka akan aku beritahukan apa yang telah kamu kerjakan 15
16
Dari paparan ayat di atas dapat diketahui bahwa pendidikan nilai itu adalah pendidikan agama islam itu sendiri. Karena di dalam pendidikan agama
islam pasti mengandung pendidikan nilai. Landasan religi yang mengutamakan pentingnya pendidikan nilai dalam
perspektif Islam dapat dilihat dari hakikat firtah sebagai potensi dasar yang positif.Fitrah adalah kekuatan inti pencerahan batin manusia yang secara
signifikan berbeda dari konsep tabularasa.Akan tetapi karena pada diri manusia
16
Al-Qur’an dan Terjemahan Depertemen Agama RI, hal.412
terdapat akal, nafsu dan hati yang saling mengalahkan.
17
Potensi dasar ini biasa saja tidak berkembang, ia ditutupi oleh nafsu yang melakukan pembangkangan
terhadap eksistensinya, sehingga ketajaman intuisi ketauhidan menjadi tumpul dan kurang berkembang. Karenanya dinamika ruhaniah yang terjadi pada diri
manusia perlu dibimbing ke arah kesadaran nilai dan tindakan yang bernilai melalui upaya pendidikan nilai yang berbasis pada nilai beragama.
18
3. Tujuan Pendidikan Nilai Didalam bukunya Zain Elmubarok dikatakan bahwa pendidikan nilai
bertujuan mendampingi dan mengantar peserta didik kepada kemandirian, kedewasaan, kecerdasan, agar menjadi manusia profesional artinya mempunyai
keterampilan skil, komitmen pada nilai-nilai dan semangat dasar pengabdianpengorbanan yang beriman dan bertanggung jawab akan
kesejahteraan dan kemakmuran warga masyarakat, nusa dan bangsa indonesia.
19
Tujuan nilai secara global adalah mencapai manusia yang seutuhnya atau manusai purnawan.
20
Tujuan pendidikan nilai secara khusus menurut Komite APEID ASIS and The Pasific Programme of Educational innovation for
Development, adalah untuk: a menerapkan pembentukan nilai kepada anak,
b mengahasilkan sikap yang mencerminkan nilai-nilai yang diinginkan, c membimbing perilaku yang konsisten dengan nilai-nilai tersebut.
21
17
Ibid, hal.98
18
Rohmat Mulayana, 2004,Mengartikulasikan Pendidikan Nilai, Bandung: Alfabeta, hal.155
19
Elmubarok,Membumikan Pendidikan, hal.14
20
Ibid, hal.16
21
Mulayana,Mengartikulasikan, hal.120
Dengan demikian tujuan pendidikan nilai meliputi tindakan mendidik yang berlangsung mulai dari usaha menyadari nilai sampai pada perwujudan perilaku-
perilaku yang bernilai 4. Peroleh Pendidikan Nilai
Secara garis besar ada dua jalur peserta didik dapat memperoleh nilai yaitu:
22
a Melalui otak dan fungsi akal. Secara umum, perolehan nilai melalui pintu otak berlangsung sacara logis-empiris. Seperti diyakini oleh para
fungsionalis, pengetahuan diperoleh melalui proses pengindraan, diikuti oleh sikap, kemudia melahirkan keyakinan, dan disusul oleh kesadaran.
Semua itu berlangsung dalam proses berfikir yang terjadi dalam otak. b Melalui hati dan fungsi rasa. Berbeda dari cara perolehan nilai melalui
otak, cara ini tidak lagi menyertakan pertimbangan logis filsafat atau logis-empiris ilmu pengetahuan. Karena itu perolehan nilai dalam
pradigma hanya dapat ditangkap oleh ketajaman mata hati. Tuhan, mailaikat, surga, neraka dan jinmerupakan alam gaib yang kecerdasan otak
tidak lagi mempu membuktikan secara tuntas.
C. Pendidikan Agama Islam