Kondisi dan Permasalahan Tenaga Kerja Indonesia di Singapura

A. Kondisi dan Permasalahan Tenaga Kerja Indonesia di Singapura

  Selama berada di luar negeri, bahkan ketika masih berada di dalam penampungan menunggu keberangkatan ke luar negeri, ada kalanya sebagian dari

  TKI menghadapi masalah yang merugikan TKI tersebut 53 . Persoalannya adalah apa penyebab munculnya masalah, dan bagaimana kadar masalah yang dihadapi tersebut,

  serta seberapa banyak TKI yang mengalaminya serta instansi Pemerintahan mana yang harus menangani hingga melakukan penyelesaian masalah baik sebelum maupun sesudah penempatan di luar negeri. Hal ini penting untuk dipertimbangkan dengan menggunakan pemikiran positif agar tidak muncul kesan bahwa seakan-akan semua TKI mengalaminya, sehingga tidak jarang muncul pendapat yang menggugat program penempatan TKI di luar negeri dan meminta agar pemerintah menghentikannya.

  Masalah yang muncul pada awalnya ialah dokumentasi hingga kurang cakapnya pengetahuan dimiliki Calon TKI (CTKI) mengenai hal yang dipersiapkan sebelum penempatan (yang mana ini merupakan masalah teknis), di samping itu diindikasikannya adanya permainan oknum dari instansi terkait dalam proses

  53 www.bnp2tki.go.id

  prapenempatan CTKI tersebut. Sebab sebagaimana hasil wawancara penulis dengan Bapak Yulius Madakaka, menurutnya penempatan pekerja lintas Negara ini masih menjadi sasaran dalam mendapatkan kepentingan di dalamnya. Sehingga ada pihak yang sengaja mencari keuntungan dalam proses penempatan tersebut walaupun ada juga pihak pengguna (user) bertindak curang dengan pihak di Indonesia (mitra atau agen penyalur) seperti direct hiring. Dimana hal ini membuat dilemma bagi pemerintah, dikarenakan tidak melalui mekanisme pemerintah dalam proses penempatan sehingga tidak adanya kontrol dan pengawasan atas keberadaan CTKI di Negara penempatan termasuk data maupun dokumen termasuk hak-kewajiban yang bersangkutan.

  Biasanya masalah ini terjadi pada sector informal, antara Pelaksana Tata Laksana Rumah Tangga (PLRT) dengan Majikan (user). Masalah yang dialami oleh Warga Negara Indonesia khususnya Tenaga Kerja Indonesia itu paling banyak dan sering dilaporkan dalam pengaduan yakni berupa masalah ketenagakerjaan. Sebagaiamana yang penulis dapatkan informasinya untuk masalah ketenagakerjaan yang termasuk ke dalam jenis kasus perdata tidak perlu diselesaikan melalui mediator pihak ketiga namun sudah cukup diselesaikan antara majikan (user) dengan PLRT.

1. Permasalahan Hukum Kasus Perdata

  Secara umum, sistem hukum yang berlaku di dunia ini dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu pertama sistem civil law yang dianut oleh negara-negara Eropa

  Daratan seperti antara lain Belanda, Perancis Italia, termasuk Indonesia. Kedua adalah sistem common law yang dianut oleh negara-negara Anglo Saxon seperti Amerika Serikat, Inggris, Australia, Singapura, Malaysia serta sebagian besar negara-

  negara persemakmuran dan sebagainya 54 .

  Pada intinya sistem common law Singapura mempunyai karakteristik doktrin judicial precedent (stare decicis) 55 . Menurut doktrin tersebut, hukum dibentuk oleh

  hakim melalui penerapan prinsip-prinsip hukum terhadap fakta-fakta atau peristiwa- peristiwa dalam kasus-kasus yang terjadi. Dalam hal ini, hakim-hakim hanya diharuskan untuk menerapkan alasan-alasan atau pertimbangan-pertimbangan yang dapat diterima dalam menjatuhkan putusan (the ratio decidendi) pada pengadilan yang lebih tinggi dalam hirarkhi yang sama. Oleh karena itu, di Singapura, the ratio

  decidendi 56 dapat ditemukan dalam putusan-putusan hakim pada pengadilan Singapura.

  Dari sudut definisinya, masalah kasus perdata ialah peraturan atau ketentuan yang mengatur hubungan pribadi dengan pribadi (perseorangan dengan perseorangan) maupun perseorangan dengan badan hukum ataupun antar badan hukum dengan

  54 Jurnal berjudul Selayang Pandang Tentang Hukum Acara Perdata Singapura oleh Elfa Laela Fakhriah pada Pustaka UNPAD Hukum Acara Perdata Singapura

  55 Jurnal berjudul Selayang Pandang Tentang Hukum Acara Perdata Singapura oleh Elfa Laela Fakhriah pada Pustaka UNPAD Hukum Acara Perdata Singapura

  56 Rau Kumar, General Principles of the Malaysian Legal System, International Law Books Services, Petaling Jaya - Selangor Darul Ehsan - Malaysia, 2006 hlm 132: “In all judicial precedents the

  courts have to state the legal reasoning for the dicision, wich in legal parlance is known as ratio decidendi.” (dalam setiap putusan hakim courts have to state the legal reasoning for the dicision, wich in legal parlance is known as ratio decidendi.” (dalam setiap putusan hakim

  kasus hukum perdata, baik dilakukan antar TKI dengan TKI lain atau TKA (Tenaga Kerja Asing) lain yang bekerja maupun dilakukan antara TKI dengan Majikan (biasanya terjadi pada sector informal). Ataupun biasanya yang pernah dilakukan antar TKI dengan tempat kerjanya (seperti pada sector formal dan juga termasuk

  ekspatriat yang bekerja di kantor sesuai dengan keahliannya) 58 .

  Jenis –jenis masalah yang termasuk ke dalam kategori kasus hukum perdata bagi TKI-B di Singapura antara lain dapat diklasifikasikan dari berbagai pengaduan TKI yang datang kepada Fungsi Protokol dan Konsuler Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Singapura (termasuk Direktorat Perlindungan WNI dan Bantuan Hukum Indonesia) dengan dibantu Fungsi Keimmigrasian serta berkoordinasi pada fungsi-fungsi lain KBRI di Singapura dalam pelayanan dan perlindungan terhadap WNI maupun TKI. Masalah yang paling banyak secara jumlah (kuantitas) dilaporkan

  ke KBRI ialah Masalah Ketenagakerjaan 59 .

  Masalah ketenagakerjaan yang sering dilaporkan diantaranya masalah gaji yang tidak dibayarkan oleh majikan atau pemotongan gaji yang tidak sesuai dengan

  57 Penjelasan Kitab Undang – Undang Hukum Perdata 58 Penjelasan Kitab Undang – Undang Hukum Perdata 59 Hasil wawancara dengan Bapak Yulius Mada Kaka, Kepala Seksi Amerika Utara dan ASEAN Non

  Malaysia Direktorat Pelayanan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia Malaysia Direktorat Pelayanan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia

  sepesifik yang tidak sesuai dengan Standar Operasional (SOP) yang berlaku, lalu penyebab berikutnya kurang cakap dalam penguasaan bahasa setempat yang membuat sering adanya kesalahpahaman berkomunikasi serta penampilan yang kurang sesuai dengan kebiasaan atau aturan yang berlaku. Masalah ketenagakerjaan yang masih sering muncul hingga periode saat ini walaupun tidak terlalu pelik seperti halnya masalah lainnya akan tetapi juga menyangkut hak asasi manusia TKI kita yakni pengaturan pembagian waktu kerja, istirahat dan juga hari libur. Walaupun Hukum Ketenagakerjaan Singapura telah mengatur lebih lengkap terhadap hak dan kewajiban Tenaga Kerja Asing termasuk TKI di Singapura namun masih ada juga beberapa majikan (User) atau pimpinan perusahaan yang belum mengindahkan pembagian waktu kerja hingga hari libur tersebut. Maka dari itu yang dapat dilakukan KBRI mengkomunikasikan dengan Ministry of Man Power (MOM) melalui pemberian surat edaran yang akan disosialisasikan dan direalisasikan kepada

  Pengguna (User) dari TKI tersebut 61 .

  Kemudian masalah ketenagakerjaan yang dianggap pelik termasuk oleh Pemerintah ialah metode direct hiring yang dilakukan oleh majikan (user), dimana

  60 Hasil wawancara dengan Bapak Hendry Prayitno, Koordinator Crisis Center BNP2TKI pada tanggal

  24 Februari 2016 61 Hasil wawancara dengan Bapak Yulius Mada Kaka, Kepala Seksi Amerika Utara dan ASEAN Non

  Malaysia Direktorat Pelayanan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia Malaysia Direktorat Pelayanan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia

  penempatan seperti adanya pelatihan CTKI, keadaan penempatan hingga suatu saat dilakukan pemulangan TKI baik karena faktor ijin tinggal habis maupun melanggar hukum yang konsekuensinya harus dideportasi ke Negara asal. Hal ini yang sering mendatangkan masalah dikarenakan utamanya tidak adanya pengawasan dan kontrol perwakilan pemerintah dalam hal ini KBRI di Singapura karena tidak adanya laporan resmi yang masuk utamanya dari calon Tenaga Kerja Indonesia (CTKI). Di mana CTKI tidak melakukan pedaftaran diri saat awal mereka datang ke Singapura, hingga pengurusan terhadap hak dan kewajiban CTKI tersebut. Termasuk pada perpanjangan ijin tinggal dan bekerja TKI di Singapura, di mana saat perpanjangan tersebut majikanlah yang melakukan dengan TKI menyertainya. Tidak hanya itu menurut Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Indonesia untuk Singapura, Andri Hadi berdasarkan ketentuan dalam ISO pula, setiap perpanjangan kontrak PLRT harus naik gaji minimal 10-20 persen dan persentase jumlah PLRT yang naik gaji harus

  mencapai minimal 90 persen dari keseluruhan kontrak 63 . Saat itulah KBRI akan menanyakan bagaimana perkembangan kinerja TKI tersebut ketika melakukan

  pekerjaan termasuk apakah mereka telah mendapatkan hak – hak TKI sesuai dengan

  62 Hasil wawancara dengan Bapak Hendry Prayitno, Koordinator Crisis Center BNP2TKI pada tanggal

  24 Februari 2016

  63 http:bisniskeuangan.kompas.comread2013061102324896menilik.perlindungan.tki.di.singapu

  ra diupload pada tanggal 11 Juni 2013 dan diakses pada tanggal 3 Juli 2017 ra diupload pada tanggal 11 Juni 2013 dan diakses pada tanggal 3 Juli 2017

  utamanya keabsahan dokumen dan gaji yang harus dibayarkan. Hal ini yang membuat Pemerintah dan dilemma akan kasus ini.

  Masalah ketenagakerjaan berikutnya yang dikeluhkan TKI yakni Cost Structure atau disebut juga biaya penempatan yang terlalu tinggi hingga pernah

  ditemukan hingga enam (6) kali lipat dari harga semula 65 . Disebabkan selama ini dalam penentuan cost structure belum ada acuan yang tetap dan berkuatan hukum

  atau berlegal hukum. Sejauh ini yang menjadi acuan bagi TKI mengenai cost structure ini yaitu berasal dari surat edaran yang dikeluarkan oleh KBRI di Singapura yakni sebesar 1 bulan gaji. Namun harus dikaitkan juga dengan aturan ILO (Internasional Labour Organisation) mengenai Cost Structure ini, karena menyangkut harkat hidup TKI dan Singapura juga merupakan Negara yang establish hukumnya dan juga disiplin. Walaupun Indonesia secara bilateral belum memiliki MoU ketenagakerjaan dengan Singapura, namun berita positifnya seperti Singapura,

  64 Hasil wawancara dengan Bapak Yulius Mada Kaka, Kepala Seksi Amerika Utara dan ASEAN Non Malaysia Direktorat Pelayanan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia Kementerian

  Luar Negeri Republik Indonesia

  65 Hasil wawancara dengan Bapak Yulius Mada Kaka, Kepala Seksi Amerika Utara dan ASEAN Non Malaysia Direktorat Pelayanan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia Kementerian

  Luar Negeri Republik Indonesia

  Taiwan, Hongkong di dalam perundang-undangannya telah mengatur masalah Tenaga Kerja Asing termasuk Tenaga Kerja Indonesia 66 .

  Masalah ketenagakerjaan lainnya yang kerap menimpa TKI kita yang awalnya statusnya berposisi sebagai korban dapat merubahnya sebagai pelaku. Hal ini dapat kita lihat dengan adanya laporan yang menjelaskan tindakan sewenang – wenang oleh majikan terhadap TKInya yang dilakukan di tempat kerja atau rumah majikannya

  (khususnya pada sector informal) 67 . Walaupun awalnya ada yang disebabkan karena faktor kelalaian oknum TKI dalam menjalankan pekerjaan tidak sesuai SOP yang

  berlaku (contohnya dalam mengoperasikan suatu barang, diketemukan TKI tersebut telah melakukan kecerobohan atau tidak mengindahkan aturan pakai yang tertera pada suatu produk, di mana berakibat pada kondisi yang tidak diharapkan seperti

  terjadinya kerusakan) 68 . Namun, ada juga memang adanya faktor internal dari oknum majikan seperti pembawaan sifat temperamental yang tidak dapat melihat kesalahan

  sedikit dari TKInya hingga berakibat terjadinya tindakan kekerasan verbal maupun fisik. Awalnya masalah ini merupakan kasus hukum perdata yang terjadi antara Majikan dan TKI yang dapat diselesaikan secara kekeluargaan namun apabila

  Hasil wawancara dengan Bapak Yulius Mada Kaka, Kepala Seksi Amerika Utara dan ASEAN Non Malaysia Direktorat Pelayanan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia

  67 Hasil wawancara dengan Bapak Hendry Prayitno, Koordinator Crisis Center BNP2TKI pada tanggal

  24 Februari 2016 68 Hasil wawancara dengan Bapak Yulius Mada Kaka, Kepala Seksi Amerika Utara dan ASEAN Non

  Malaysia Direktorat Pelayanan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia Malaysia Direktorat Pelayanan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia

  

  terbukti, barangtentu terlebih dahulu melalui proses pengadilan Hukum Singapura 69 .

  Masalah berikutnya yang dilaporkan oleh WNI maupun TKI kepada Fungsi Protokol dan Konsuler dengan Fungsi Keimmigrasian KBRI di Singapura ialah Masalah Keimmigrasian. Hal ini kita ambil contoh seperti masalah overstayer TKI –

  B tersebut, di mana waktu ijin tinggal dan bekerja TKI yang telah kadaluwarsa serta tidak diperbarui kembali 70 . Dalam hal ini KBRI menekankan bagi majikan sebagai

  penjamin TKI sebagai karyawan di rumah atau perusahaannya untuk melakukan perpanjangan untuk ijin tinggal dan bekerja bagi TKInya ke Fungsi Imigrasi KBRI Singapura. Namun apabila tidak diindahkan TKI tersebut akan dicabut ijinnya dan dapat dicekal bahkan dipulangkan oleh pihak imigrasi Singapura melalui KBRI juga akhirnya. Sedangkan bagi WNI non foreign domestik worker seperti PLRT, baik yang bekerja sebagai ekspatriat, kontruksi hingga pelajar maka yang melakukan proses perpanjangan ijin tinggal ialah diri mereka sendiri dengan mendatangi Fungsi

  Imigrasi KBRI 71 .

  69 ibid 70 Hasil wawancara dengan Bapak Yulius Mada Kaka, Kepala Seksi Amerika Utara dan ASEAN Non

  Malaysia Direktorat Pelayanan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia

  71 http:bisniskeuangan.kompas.comread2013061102324896menilik.perlindungan.tki.di.singapu

  ra diupload pada tanggal 11 Juni 2013 dan diakses pada tanggal 1 Juli 2017

  Kemudian masalah berikutnya yang muncul pada keimigrasian Singapura dimana ada oknum TKI yang dicekal masuk atau keluar Singapura, banyak pihak termasuk TKI tersebut yang mempertanyakan keabsahan data pencekalan tersebut ke immigrasi. Setelah respon diberikan itu baru KBRI memberikan pernyataan kepada TKI maupunWNI yang dicekal tersebut dan pihak-pihak yang mengetahui atau terkait. Adapun juga tindakan pencekalan kepada WNI ataupun TKI yang diindikasikan diduga teroris akan dipulangkan, karena Pemerintah Singapura juga konsen terhadap kasus terorisme tersebut di samping kasus peredaran narkoba yang sedang marak di Negara itu termasuk pada kegiatan masuknya barang dan orang ke Imigrasi Singapura. Tindakan diduga terorisme dan peredaran narkoba merupakan contoh jenis kasus pidana dan berat yang diatur oleh Hukum Singapura. Di samping tindakan kasus pidana lainnya yang akan dijelaskan selanjutnya. Bahkan untuk kasus –kasus pidana seperti diduga terorisme terlebih dahulu akan menjalani persidangan di pengadilan Hukum Singapura baru setelah itu menurut yang penulis ketahui dari studi lapangan akan dipulangkan ke Negara masing-masing.

  Faktor – faktor lain yang menyebabkan terjadinya TKI-B di Singapura seperti Unfit kondisi dari Calon TKI (CTKI) tersebut, di sini dapat dijelaskan seperti kondisi TKI yang kurang dimungkinkan untuk berangkat namun dipaksakan berangkat dengan salah satunya rekayasa atau memanipulasi dokumen menyangkut kesehatan

  CTKI prapenempatan 72 . Termasuk juga saat penempatan pun apabila diketemukan kondisi TKI unfit akan berpeluang untuk menghadirkan permasalahan saat dia

  bekerja baik antar sesama tenaga kerja maupun terhadap majikannya. Di mana akan mengganggu produktivitas kinerja oknum TKI tersebut, sehingga akan mengakibatkan beberapa hal yang tidak diharapkan tersebut. Seperti kurang puasnya Majikan (User) atas kinerja tenaga kerja unfit yang berakibat pada perlakuan kurang menyenangkan terhadap TKI tersebut. Apalagi jika ditemukan perpanjangan perkembangan penyakit yang diderita TKI unfit tersebut menjadi penyakit menular, tidak hanya mengganggu kondusifitas kerja namun juga akan meresahkan bagi

  sesama rekan kerjanya maupun majikannya (User) 73 . Maka dari itu harus adanya transparansi dokumen termasuk yang menyangkut kesehatan CTKI saat

  prapenempatan dikarenakan akan masuk kepada sistem database bersangkutan yang akan diverifikasi kemudian oleh Fungsi tertentu di KBRI saat penempatan telah dilaksanakan. Lalu sebaiknya dilakukan medical checkup terhadap kondisi TKI yang dihimbau oleh KBRI kepada majikan untuk bekerjasama dengan bagian medis dalam menyikapi masalah ini.

  72 Hasil wawancara dengan Bapak Gimbar, Staf Subdit Asia Pasifik Direktorat Kerjasama Luar Negeri Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan TKI (BNP2TKI). Saat penulis melakukan magang

  periode Januari 2016

  73 Hasil wawancara dengan Bapak Gimbar, Staf Subdit Asia Pasifik Direktorat Kerjasama Luar Negeri Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan TKI (BNP2TKI). Saat penulis melakukan magang

  periode Januari 2016

  Faktor berikutnya yang menyebabkan timbulnya permasalahan TKI-B di Singapura ialah Kondisi geografis (kedekatan wilayah) dan adanya beberapa celah

  „jalan tikus‟ 74 . Faktor kedekatan wilayah ini setidaknya telah menjadi salah satu faktor pendorong yang dimungkinkan banyak TKI maupun TKW yang menjatuhkan

  pilihan Singapura sebagai tempat bekerja di Luar Negeri. Hal ini pun sering dilakukan pada penempatan TKI di Negeri Jiran Seperti Malaysia, Brunei Darussalam, dam sebagainya termasuk Singapura yang menjadi fokus negera

  Pengirim pada penelitian ini 75 . Apalagi telah dilakukan persiapan matang yang dilakukan Pemerintah Indonesia dalam membekali CTKI dengan skill maupun

  kemampuan lainnya melalui Program Pembekalan Akhir Pemberangkatan (PAP), yang mana merupakan hasil koordinasi instansi – instansi terkait seperti Kemlu ,

  Kemenakertrans , BNP2TKI maupun kerjasama dengan PPTKIS 76 .

  Dengan adanya faktor kedekatan wilayah ini, memungkinkan bagi pihak- pihak yang ingin memanfaatkan kondisi ini untuk kepentingannya dengan menggunakan celah „jalan tikus‟ untuk melanggengkan proses transaksi pengiriman

  74 Hasil wawancara dengan Bapak Gimbar, Staf Subdit Asia Pasifik Direktorat Kerjasama Luar Negeri Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan TKI (BNP2TKI). Saat penulis melakukan magang

  periode Januari 2016

  75 http:www.beritasatu.comnasional194148-bnp2tki-sosialisasi-pencegahan-tki-non-prosedural- di-perbatasan-entikong.html diupload pada tanggal 3 Juli 2014 dan diakses pada tanggal 8 Juli 2017

  76 http:www.bnp2tki.go.idread10527Kurangi-Risiko-TKI-BNP2TKI-Upgrade-Instruktur-dan- Materi-Pembekalan diupload pada tanggal 10 September 2015 dan diakses pada tanggal 7 Juli 2017 76 http:www.bnp2tki.go.idread10527Kurangi-Risiko-TKI-BNP2TKI-Upgrade-Instruktur-dan- Materi-Pembekalan diupload pada tanggal 10 September 2015 dan diakses pada tanggal 7 Juli 2017

  Indonesia. Dalam proses pengiriman tenaga kerja lintas Negara tidak dapat dilepaskan dari peran Cukong atau Tekong bahkan pihak-pihak yang bersedia mensponsori proses transaks tersebut. Peran mereka yang mementingkan kepentingannya sudah berbentuk jaringan dan bersistem sudah terbiasa dalam menjlankan proses pengiriman. Menurut beberapa hasil wawancara yang dilakukan penulis, oknum TKI yang diberangkatkan melalui jalur ini rawan mengalami masalah

  dari kasus hukum perdata hingga kasus hukum pidana dan berat 78 . KBRI memiliki kekurangan dalam mengihimpun data resmi mengenai oknum TKI yang

  memanfaatkan jalur jalan tikus ini, sehingga KBRI tidak dapat mewadahi pengaduan laporan masalah hak dan kewajiban yang seharusnya diterima oleh TKI tersebut. Serta KBRI tidak dapat memfasilitasi dalam proses penyelesaian masalah jika suatu saat tersandung masalah dimana apabila dibutuhkan pihak mediator dalam

  penyelesaian tersebut 79 .

  77 Hasil wawancara dengan Bapak Gimbar, Staf Subdit Asia Pasifik Direktorat Kerjasama Luar Negeri Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan TKI (BNP2TKI). Saat penulis melakukan magang

  periode Januari 2016

  78 Hasil wawancara dengan Bapak Yulius Mada Kaka, Kepala Seksi Amerika Utara dan ASEAN Non Malaysia Direktorat Pelayanan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia Kementerian

  Luar Negeri Republik Indonesia

  79 Hasil wawancara dengan Bapak Yulius Mada Kaka, Kepala Seksi Amerika Utara dan ASEAN Non Malaysia Direktorat Pelayanan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia Kementerian

  Luar Negeri Republik Indonesia

  Konsekuensi yang harus dihadapi bagi TKI-B yang melanggar masalah kasus hukum perdata tersebut, seharusnya dapat diproses secara hukum di pengadilan Singapura. Badan peradilan di Singapura, terdiri dari the Subordinate Courts yang meliputi Small Claim Tribunal, Coroners’ Court, Family and Juvenile Court, Magistrate Court, District Court; dan the Supreme Court yang terdiri dari High

  Court dan Court of Appeal 80 . Baik Subordinate Court dan Supreme Court keduanya menangani baik kasus-kasus perdata maupun pidana (kriminal). Kewenangan

  (yurisdiksi) setiap pengadilan ditentukan oleh besarnya nilai gugatan untuk kasus perdata dan untuk kasus pidana tergantung pada jenis perbuatan dan lamanya hukuman. Sebagaimana telah dikemukakan di atas, Supreme Court terdiri dari High Court dan Copurt of Appeal. Kasus-kasus perdata yang dapat diajukan ke High Court yaitu gugatan yang nilainya melebihi S250,000; persoalan-persoalan hibah wasiat yang nilainya melebihi S3 juta; dan persoalan-persoalan tambahan dalam urusan

  harta keluarga yang nilainya mencapai S1.5 juta atau lebih 81 .

  KBRI menghimbau untuk masalah kasus hukum perdata terutamanya masalah ketenagakerjaan yang paling banyak jumlahnya dilaporkan dalam pengaduan Fungsi Protokol dan Konsuler KBRI Singapura, dapat diselesaikan secara kekeluargaan

  80 Jurnal berjudul Selayang Pandang Tenatang Hukum Acara Perdata Singapura oleh Elfa Laela Fakhriah pada Pustaka UNPAD Hukum Acara Perdata Singapura

  81 Reference to Singapore Laws, Civil Procedure, chapter 2, hlm.1, 18 Pebruari 2007 dalam Jurnal berjudul Selayang Pandang Tenatang Hukum Acara Perdata Singapura oleh Elfa Laela Fakhriah pada

  Pustaka UNPAD Hukum Acara Perdata Singapura Pustaka UNPAD Hukum Acara Perdata Singapura

2. Permasalahan Hukum Kasus Pidana

  Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya, sistem hukum yang dianut oleh Singapura ialah common law. Di mana dalam Hukum Internasional, sistem hukum common law biasanya digunakan oleh Negara – Negara yang dahulu kolonialisme dan imperialism Inggris atau yang masuk ke dalam anggota

  commonwealth 83 . Dalam peradilan pun terdapat badan yang mengurus kasus perdata maupun pidana tetapi ada juga yang mengurus keduanya. Hukum Singapura yang

  sudah establish dalam penegakan hukumnya pun tidak memihak kepada subjek hukumnya baik itu warga Negaranya maupun warga Negara asing. Hal ini pun yang berlaku pada perundang – undangan ketenagakerjaan yang berlaku pula pada Tenaga Kerja Asing (TKA) termasuk Tenaga Kerja Indonesia (TKI). Maka dari itu dalam beberapa kasus hukum khusus dan berat Hukum Singapura menerapkan vonis hukuman maksimal kepada pelakunya termasuk kepada TKA termasuk TKI-B tersebut. Dari definisinya menurut sumber yang diperoleh, Tindak pidana adalah suatu pelanggaran norma-norma yang oleh pembentuk undang-undang ditanggapi dengan suatu hukuman pidana. Maka, sifat-sifat yang ada di dalam setiap tindak

  82 Hasil wawancara dengan Bapak Yulius Mada Kaka, Kepala Seksi Amerika Utara dan ASEAN Non Malaysia Direktorat Pelayanan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia Kementerian

  Luar Negeri Republik Indonesia

  83 Jurnal berjudul Selayang Pandang Tenatang Hukum Acara Perdata Singapura oleh Elfa Laela Fakhriah pada Pustaka UNPAD Hukum Acara Perdata Singapura 83 Jurnal berjudul Selayang Pandang Tenatang Hukum Acara Perdata Singapura oleh Elfa Laela Fakhriah pada Pustaka UNPAD Hukum Acara Perdata Singapura

  masalah kasus hukum yang tergolong pidana, bersifat khusus dan berat. Di mana mereka harus diproses secara Hukum Pidana maupun Hukum Acara Pidana Singapura.

  Bentuk - bentuk permasalahan yang telah dilanggar oleh WNI dalam hal ini TKI-B, yang masuk ke dalam kategori khusus dan kasus pidana menurut hasil

  wawancara penulis akan dijelaskan sebagai berikut 85 .Seperti adanya tindakan kekerasan verbal maupun fisik yang dilakukan oknum majikan atau TKI-B yang

  berakibat terjadinya korban luka bahkan korban jiwa, dari salah satu pihak. Apabila sampai ada korban luka atau korban jiwa dapat diindikasikan masuk ke dalam kategori tindakan percobaan pembunuhan atau motif murni pembunuhan. Pembunuhan yang dilakukan dapat berasaskan sengaja dilakukan atau karena alasan membela diri hingga dilakukan tindakan tersebut. Motifnya pun bermacam – macam yang akan diselidiki oleh tim penyidik Kepolisian Singapura, di mana setelah pemberkasan selesai dan lengkap akan diserahkan ke proses pengadilan hukum Singapura. Pernah dilaporkan juga ditemukan kasus pembunuhan yang dilakukan

  84 Wirjono Prodjodikoro, 2006, Tindak-Tindak Pidana Tertentu di Indonesia, Bandung: Refika Aditama, hal. 1.

  85 Hasil wawancara dengan Bapak Yulius Mada Kaka, Kepala Seksi Amerika Utara dan ASEAN Non Malaysia Direktorat Pelayanan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia Kementerian

  Luar Negeri Republik Indonesia Luar Negeri Republik Indonesia

  Kasus-kasus khusus yang masuk ke dalam kategori berat dan harus melalui proses pengadilan dalam penyelesaian kasusnya. Singapura juga merupakan Negara yang menerapkan hukuman mati bagi terdakwa atau pihak yang diindikasi telah melanggar kasus-kasus khusus tersebut termasuk terhadap Tenaga Kerja asing seperti TKI. Kasus-kasus yang masuk ke dalam ketegori berat dan pidana tersebut seperti kasus-kasus khusus criminal semisal pembunuhan, pemilikan senjata api (senpi),

  penculikan, narkoba dan juga diduga teroris 87 .

  Peredaran narkoba merupakan suatu masalah khusus yang bersifat kejahatan transnasional (karena sindikatnya hingga lintas Negara) yang berdampak besar dan masif bagi masyarakat termasuk bagi Hukum Singapura. Peredaran narkoba di Singapura tidak jarang melibatkan TKI bahkan TKW, mereka menjadi sindikat baik sadar maupun tidak (sebagai kurir) masuk dan keluar atau hanya transit saja di Singapura. Ada kasus di mana oknum TKW membawa diduga narkotika dari Hongkong kemudian transit di Singapura hingga tertangkap di Balikpapan,

  86 http:bisniskeuangan.kompas.comread2013061102324896menilik.perlindungan.tki.di.singapu

  ra diupload pada tanggal 11 Juni 2013 dan diakses pada tanggal 1 Juli 2017

  87 Hasil wawancara dengan Bapak Yulius Mada Kaka, Kepala Seksi Amerika Utara dan ASEAN Non Malaysia Direktorat Pelayanan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia Kementerian

  Luar Negeri Republik Indonesia

  Kalimantan Timur oleh Aparat Bea Cukai dan Kepolisian Republik Indonesia 88 . Biasanya dalam pendekatan penangkapan dilakukan kerjasama antara Pemerintah

  Singapura dan Pemerintah Indonesia melalui instansi terkait seperti Bea Cukai, BNN maupun Kepolisian Singapura dan sebagainya. Dalam menerapkan Hukuman mati bagi terduga terdakwa peredaran narkoba dilakukan secara konsekuen terhadap vonis hukuman bagi terdakwa terduga peredaran narkoba.

  Hingga Badan Nasional Narkotika Republik Indonesia ingin mencontoh bagaimana efektifnya hukuman mati bagi terdakwa peredaran narkoba, di mana dapat membuat efek jera mengurangi angka pertumbuhan dan perkembangan peredaran narkoba di Negara Singa tersebut. Sebagaimana pernyataan Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Badan Narkotika Nasional (BNN) Komisaris Besar Polisi Sumirat Dwiyanto, "Siapapun yang memasukan narkoba ke sana termasuk kemarin ada warga Australia yang memasukan narkoba ke sana pun dieksekusi mati oleh Singapura, akhirnya apa, peredaran narkotika di Singapura itu, jarang sekali," ujar dia. Menurut dia, dengan dilakukan hukuman mati bagi para terpidana narkoba memengaruhi orang lain untuk berpikir ulang apabila ingin melakukan transaksi atau mengedarkan narkoba 89 . Walaupun kebijakan hukuman mati menuai pro maupun kontra dari

  88 https:transindonesia.co201408pasok-narkoba-dari-singapura-tkw-tertangkap-bawa-sabu- senilai-rp314-m diupload pada tanggal Tuesday, 5 August 2014, 11:42:57 | TRANSKALIMANTAN

  diakses pada tanggal 16 Juni 2017

  89 http:nasional.republika.co.idberitanasionalhukum150122nik5ln-hukuman-mati-pengedar- narkoba-bnn-contoh-singapura diupload Kamis , 22 Januari 2015, 09:58 WIB diakses pada tanggal 15

  Juni 2017 Juni 2017

  

  Kasus khusus hukum pidana lainnya ialah kasus diduga terorisme. Terorisme juga merupakan kasus khusus yang diperhatikan oleh Hukum Singapura di samping gencarnya Dunia Internasional dalam mencegah serta memberantas kasus terorisme. Kasus terorisme tidak hanya mengganggu keamanan Negara tersebut akan tetapi dapat mengacaukan stabilitas kawasan bahkan internasional. Walaupun telah dilakukan pendataan sejak awal bagi pendatang baru ke Singapura melalui keimmigrasian Singapura, baik yang masuk maupun keluar Singapura. Hingga keluarnya notice pencekalan bagi diduga teroris termasuk terhadap WNI maupun TKI diduga teroris baik di bandara maupun pelabuhan yang sering mendapatkan kedatangan dan keberangkatan warga Negara asing. Apabila diminta oleh Interpol seperti Daftar Pencarian Orang (DPO) contohnya dapat ditangkap oleh Kepolisian Singapura ketika memasuki Wilayah Hukum Singapura. Bagi oknum WNI atau TKI yang terduga teroris akan dilakukan pencekalan oleh keimmigrasian Singapura, maka mereka tidak diperbolehkan masuk ke Singapura atau akan dideportasi ke Negara

  masing – masing 90 .

  90 Hasil wawancara dengan Bapak Yulius Mada Kaka, Kepala Seksi Amerika Utara dan ASEAN Non Malaysia Direktorat Pelayanan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia Kementerian

  Luar Negeri Republik Indonesia

  Beda halnya dengan contoh kasus apabila ditemukan oknum WNI atau TKI yang berniat atau telah melakukan tindak terorisme terencana di Wilayah Hukum Singapura, maka dapat dilakukan penangkapan oleh Kepolisian Singapura ataupun Keimmigrasian Singapura baik yang berada di bandara atau pelabuhan atau dimana tempat kejadian perkara tersebut berlangsung. Yang mana akan diserahkan kepada pihak berwenang untuk dilakukan pendalaman penyelidikan hingga kepada penyerahan berkas ke pengadilan sembari menungggu putusan vonis, terdakwa tetap berada di penjara. Kebijakan kemudian setelah vonis dibacakan, apakah akan dieksekusi sesuai dakwaan di Wilayah Hukum Singapura atau akan dideportasi ke Negara masing sambil berkoordinasi dengan pihak Kepolisian Negara asal atau pengirim maupun International Police (Interpol) termasuk apabila ditemukan upaya tindakan terorisme dapat dilakukan kerjasama penangkapan di antara Kepolisian

  kedua negara 91 .

  Kasus hukum pidana bersifat khusus lainnya yang pernah dilaporkan kepada Fungsi Protokol dan Konsuler KBRI di Singapura, baik yang dilakukan oleh WNI

  maupun sedikit oleh TKI-B ialah kasus kepemilikan senjata api (senpi) 92 . Telah beredar masalah kasus kepemilikan senjata api (senpi) secara bebas bagi warga sipil

  di Singapura, yang mana cukup membuat masyarakat merasa terancam dengan

  91 https:www.merdeka.comperistiwangerinya-teroris-ri-mau-luncurkan-roket-ke-marina-bay- singapura.html dipload Sabtu, 6 Agustus 2016 09:28 diakses pada tanggal 16 Juni 2017

  92 Hasil wawancara dengan Bapak Yulius Mada Kaka, Kepala Seksi Amerika Utara dan ASEAN Non Malaysia Direktorat Pelayanan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia Kementerian

  Luar Negeri Republik Indonesia Luar Negeri Republik Indonesia

  

  pada oknum WNI maupun TKI-B. yang mana akan memungkinkan digunakan untuk kegiatan ataupun tindakan criminal lainnya atau hanya sekadar memicu timbulnya kejahatan yang lain.

  Secara umum ada dua kasus yang selama ini kita handle mengenai hukuman mati, TKI di antara kasus pembunuhan dan kasus narkoba 94 . Sampai saat ini ada

  beberapa WNI kita yang terancam hukuman mati di persidangan namun belum divonis. Hingga pembacaan vonis dakwaan akan melakukan upaya pendampingan hukum secara maksimal atau all out dengan tetap dibatasi oleh asas perlindungan WNI utamanya TKI-B di Luar Negeri. Yang mana upaya perlindungan termasuk penyelesaian masalah akan dibahas pada bab selanjutnya dalam penelitian ini. Dengan KBRI mengupayakan tugas pelayanan dan perlindungan terhadap proses – proses hukum yang akan dijalani tersebut, dengan tujuan supaya hak – hak WNI khususnya TKI-B terlindungi secara adil di hadapan Hukum Singapura.

  Konsekuensi yang harus ditempuh WNI yang mana dalam hal dikhususkan bagi TKI-B yang telah melanggar masalah kasus hukum pidana dan juga khusus ini (sebagaimana bentuk – bentuknya telah dijelaskan sebelumnya) ialah bersedia

  93 http:beritasore.com20131223124-kasus-kepemilikan-senjata-apitajam-di-singapura diupload 23 Desember, 2013 diakses pada tanggal 17 Juni 2017

  94 Hasil wawancara dengan Bapak Yulius Mada Kaka, Kepala Seksi Amerika Utara dan ASEAN Non Malaysia Direktorat Pelayanan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia Kementerian

  Luar Negeri Republik Indonesia

  dilakukan penyelidikan oleh pihak berwenang secara mendalam untuk menggali motif apa yang melatarbelakangi hingga kepada pengumpulan bukti-bukti baik bersifat materiil maupun non materiil (di mana ini merupakan proses awal yang harus dilalui pada laiknya menjalani proses hukum yang ada) hingga kepada acara pemberkasan selesai dilakukan. Kemudian barang bukti telah dirasa cukup dan memadai akan diserahkan kepada proses persidangan di Pengadilan Hukum Singapura. Sebagaiamana kita ketauhui bersama bahwa Singapura menganut sistem command law dan juga anglo saxon, yang mana badan persidangan, sumber hukumnya berbeda dengan sitem civil law seperti yang dianut banyak Negara termasuk Indonesia..

  Badan peradilan Hukum Singapura seperti halnya kasus perdata, Peradilan ada yang khusus mengurus kasus pidana ataupun keduanya. Seperti Subordinate Court dan Supreme Court keduanya menangani baik kasus-kasus perdata maupun

  pidana (kriminal) 95 . Kewenangan (yurisdiksi) setiap pengadilan ditentukan oleh besarnya nilai gugatan untuk kasus perdata dan untuk kasus pidana tergantung pada

  jenis perbuatan dan lamanya hukuman. Court of Appeal merupakan pengadilan tertinggi di Singapura. Banding dari High Court dapat diajukan ke Court of Appeal. Pengajuan banding dari High Court ke Court of Appeal dapat meliputi baik perkara- perkara perdata maupun pidana. High Court merupakan pengadilan yang menangani

  95 Jurnal berjudul Selayang Pandang Tenatang Hukum Acara Perdata Singapura oleh Elfa Laela Fakhriah pada Pustaka UNPAD Hukum Acara Perdata Singapura 95 Jurnal berjudul Selayang Pandang Tenatang Hukum Acara Perdata Singapura oleh Elfa Laela Fakhriah pada Pustaka UNPAD Hukum Acara Perdata Singapura

  Kasus-kasus pidana yang diajukan ke High Court meliputi kejahatan kejahatan dengan hukuman penjara selama 10 tahun atau lebih serta kejahatan yang diancam dengan hukuman mati (capital offences). .

  96 Jurnal berjudul Selayang Pandang Tenatang Hukum Acara Perdata Singapura oleh Elfa Laela Fakhriah pada Pustaka UNPAD Hukum Acara Perdata Singapura

  BAB IV

  Analisa Pelayanan Warga Negara Indonesia (WNI) serta Perlindungan Hukum terhadap Tenaga Kerja Indonesia Bermasalah (TKI-B)

  A. Sistem Pelayanan Warga Negara Indonesia (WNI) oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia di Singapura Dalam menganalisa permasalahan yang diajukan pada pertanyaan penelitian sebelumnya, penulis berusaha menggunakan pendekatan teori dalam Ilmu Hubungan Internasional. Teori yang akan difokuskan untuk diaplikasikan pada bab ini ialah First Track Diplomacy dan Neoliberalisme. Dalam menentukan ingin menggunakan bentuk track atau jalur yang mana dari diplomasi yang sesuai untuk menjelaskan permasalahan pelayanan WNI dan diutamakan pada perlindungan terhadap TKI bermasalah (TKI-B), di mana melibatkan elemen terkait antar kedua Negara. Dengan tujuan supaya lebih terlihat bagaimana upaya yang dilakukan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Singapura sebagai garda terdepan Perwakilan Pemerintah Republik Indonesia di Luar Negeri (dalam penelitian ini ialah Singapura) dalam memberikan pelayanan WNI dan perlindungan terhadap TKI-B dalam melakukan komunikasi dengan Pihak Pemerintah Singapura terkait dengan Ketenagakerjaan seperti Ministry of Man Power (MOM). Barangtentu juga melihat respon Pemerintah Singapura dalam menanggapi permasalahan ini, yang mana juga akan mempengaruhi Hubungan Indonesia dan Singapura yang telah terjalin selama 50 tahun. Di mana Singapura telah memperlihatkan upaya peningkatan kerjasama A. Sistem Pelayanan Warga Negara Indonesia (WNI) oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia di Singapura Dalam menganalisa permasalahan yang diajukan pada pertanyaan penelitian sebelumnya, penulis berusaha menggunakan pendekatan teori dalam Ilmu Hubungan Internasional. Teori yang akan difokuskan untuk diaplikasikan pada bab ini ialah First Track Diplomacy dan Neoliberalisme. Dalam menentukan ingin menggunakan bentuk track atau jalur yang mana dari diplomasi yang sesuai untuk menjelaskan permasalahan pelayanan WNI dan diutamakan pada perlindungan terhadap TKI bermasalah (TKI-B), di mana melibatkan elemen terkait antar kedua Negara. Dengan tujuan supaya lebih terlihat bagaimana upaya yang dilakukan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Singapura sebagai garda terdepan Perwakilan Pemerintah Republik Indonesia di Luar Negeri (dalam penelitian ini ialah Singapura) dalam memberikan pelayanan WNI dan perlindungan terhadap TKI-B dalam melakukan komunikasi dengan Pihak Pemerintah Singapura terkait dengan Ketenagakerjaan seperti Ministry of Man Power (MOM). Barangtentu juga melihat respon Pemerintah Singapura dalam menanggapi permasalahan ini, yang mana juga akan mempengaruhi Hubungan Indonesia dan Singapura yang telah terjalin selama 50 tahun. Di mana Singapura telah memperlihatkan upaya peningkatan kerjasama

  Diplomasi merupakan jalur yang diupayakan oleh suatu Negara dalam permasalahan untuk merealisasikan tujuan atau kepentingan nasionalnya (dalam hal ini hak dan kewajiban WNI terutama TKI-B di Singapura terlindungi oleh Hukum Singapura). Banyak hal yang bentuk dan tipe dalam diplomasi yang dapat dilakukan,

  di mana inti dari diplomasi ialah perundingan 97 . Dalam mencapai suatu hasil perundingan tertentu dapat disepakati tidak hanya di meja perundingan namun juga

  dapat terjadi sewaktu permainan golf berlangsung di antara juru runding dengan tetap melakukan lobi – lobi untuk mencapai kesepakatan tertentu 98 . Sebagaimana fungsi

  dari kegiatan diplomasi antara lain (menurut Norman dan Howard c parkins, 1957 ) seperti representing (mewakili kepentingan Pemerintahan Negara Pengirim di Negara Penerima) dapat berupa Kedutaan Besar, Konsulat Jenderal maupun Kantor Perwakilan lainnya, negotiating (negosiasi berupa perundingan yang juga merupakan inti dari kegiatan diplomasi tersebut), protecting ( perlindungan terhadap WNI termasuk TKI yang berada di luar negeri, dalam membahas penelitian ini fungsi diplomasi yang satu ini menjadi teori pokok dari pembahasan ini di samping teori Neoliberalisme), promoting (dalam hal ini Kantor Perwakilan Diplomatik dapat

  97 Mohsin, Aiyub Drs.MA.,MM., Diktat Diplomasi:Teori dan Praktek, 2010 98 Catatan hasil pembelajaran penulis pada mata kuliah Teori dan Praktik Diplomasi yang diampu oleh

  Dosen Pembimbing penulis, Drs. Aiyub Mohsin MA.

  menjadi media promosi seperti bagi kekayaan nilai budaya dan pariwisata Pemerintah Indonesia di Negara Penerima, hal dapat menjadi salah satu penguatan di bidang pariwisata bagi hubungan kedua Negara), reporting (fungsi diplomasi dalam hal melaporkan hal-hal penting yang terjadi di Negara Penerima maupun program kerja yang telah dilaksanakan oleh Kantor Perwakilan Diplomatik kepada Kementerian

  Luar Negeri Republik Indonesia di Jakarta) 99 .

  Jalur atau track yang digunakan pada teori Diplomasi dalam membahas permasalahan ini yakni The First Track Diplomacy. Alasan penulis ingin menerapkan teori Diplomasi dengan The First Diplomacy karena permasalahan perlindungan terhadap TKI-B di Singapura melibatkan elemen penting kedua Negara baik Pemerintah Indonesia maupun Pemerintah Singapura terkait ketenagakerjaan Tenaga Kerja Asing termasuk TKI. Elemen atau pihak yang terlibat tersebut merupakan perwakilan resmi dari kedua Pemerintahan (KBRI sebagai kepanjangan tangan dari Kemlu RI maupun Kemenakertrans RI dibantu perannnya oleh BNP2TKI dengan MOM Singapura, maka jalur diplomasi yang dilakukan pun melibatkan diplomasi antar kedua Negara (official diplomacy). De Magalhaes (1988) menggambarkan Diplomasi Resmi (official diplomacy) sebagai, "instrumen kebijakan luar negeri untuk pembentukan dan pengembangan kontak antara pemerintah negara-negara yang berbeda melalui penggunaan perantara yang saling diakui oleh masing-masing pihak"

  99 http:www.gurupendidikan.comdiplomasi-pengertian-menurut-para-ahli-fungsi-tujuan diupload

  11 Januari 2017 dan diakses pada tanggal 21 Juni 2017

  (hal.17) 100 . Menurut asumsi penulis, dalam penjelasan De Magalhaes tersebut telah disebutkan bahwasanya hubungan yang terjalin oleh Negara yang berbeda dengan

  saling upaya merealisasikan kepentingan nasional yang diwujudkan dalam kebijakan luar negeri melalui perwakilan diplomatik Negara Pengirim maupun Negara Penerima.

  Fitur terpenting The First Track Diplomacy membedakan dengan bentuk diplomasi yang lainnya diantaranya adanya aplikasi formal di tingkat antarnegara (Pemerintah Negara Pengirim dengan Pemerintah Negara Penerima), di mana setiap Negara terkait menjadi penandatangan dari kesepakatan atau perjanjian internasional

  tersebut 101 . Teori Diplomasi ini biasanya dianggap sebagai alat pembuatan perdamaian utama dari kebijakan luar negeri suatu negara. Hal ini dilakukan oleh

  para diplomat, pejabat tinggi pemerintah, dan kepala negara dan bertujuan untuk mempengaruhi struktur kekuasaan politik 102 . Pada proses negosiasi Pemerintah dari

  masing-masing Negara mengirimkan utusan pejabat secara bergantian dari tinggi- rendah ke tinggi-tinggi, hal ini dapat mencerminkan keseriusan dari komitmen

  100 Magalhaẽs, C. J. (1988). The pure concept of diplomacy. New York: Greenwood Press. Dalam jurnal berjudul

  Track One and a Half Diplomacy and the Complementarity of Tracks oleh Jeffrey Mapendere, Assistant Director Conflict Resolution Program Carter Center dengan COPOJ – Culture of Peace Online Journal, 2(1), 66-81. ISSN 1715-538X www.copoj.ca. 101 Jurnal berjudul Track One and a Half Diplomacy and the Complementarity of Tracks oleh Jeffrey

  Mapendere, Assistant Director Conflict Resolution Program Carter Center dengan COPOJ – Culture of Peace Online Journal, 2(1), 66-81. ISSN 1715-538X www.copoj.ca.

  102 Nan, A. S. (2005). Track one-and-a-Half Diplomacy: Contributions to Georgia-South Ossetian Peacemaking. In R. J. Fisher (Ed.), Paving the Way (pp. 161-173). Lanham: Lexington Books dalam

  Jurnal berjudul Track One and a Half Diplomacy and the Complementarity of Tracks oleh Jeffrey Mapendere, Assistant Director Conflict Resolution Program Carter Center dengan COPOJ – Culture of Peace Online Journal, 2(1), 66-81. ISSN 1715-538X www.copoj.ca.

  hubungan yang berlangsung 103 . Di setiap tingkat interaksi, jenis interaksi The First Diplomacy berkisar dari komunikasi tertulis, pertemuan formal, hingga percakapan

  santai. Banyak negosiasi resmi melibatkan kombinasi bentuk interaksi. Dokumen tertulis yang berkaitan dengan sebuah kesepakatan dapat dipertukarkan, para diplomat dapat bertemu untuk membahas draf kesepakatan secara formal, dan percakapan di sisi informal selama jeda dapat membawa komponen tambahan ke

  perundingan 104 . Di mana akhirnya kan ditandatangani oleh utusan Pemerintah masing-masing dan terikat atasnya.

  Meskipun First Track Diplomacy banyak digunakan sebagai solusi penyelesaian kasus tertentu seperti resolusi dan resolving dari konflik yang terjadi, dapat juga diaplikasikan baik dalam bentuk kerjasama hingga penguatannya pada hubungan antarnegara dalam tingkat Pemerintah Negara masing-masing (dalam hal ini hubungan Indonesia – Singapura terutama masalah ketenagakerjaan dan Perlindungan TKI-B di Singapura).

  Klasifikasi dari The First Track Diplomacy atau ada juga yang menyebutnya dengan The Track One Diplomacy antara lain 105 memiliki kecenderungan lebih

  bersifat pada suatu bentuk proses komunikasi antara negara satu dengan negara lain

  103 http:www.beyondintractability.orgessaytrack1-diplomacy juni 2003 diakses pada 24 Juni 2017 104 Official (Track One) Diplomacy. (1999). University of Colorado Conflict Research Consortium.

  Retrieved March 25, 2004, from: http:www.colorado.educonflictpeacetreatmenttrack1.htm dalam website http:www.beyondintractability.orgessaytrack1-diplomacy juni 2003 diakses pada

  24 Juni 2017 105 https:www.academia.edu8216235First_Track_Diplomacy_and_second_Track_Diplomacy

  secara official atau resmi melalui Pemerintah maupun utusannya termasuk Kedutaan Besar (dalam hal ini Kedutaan Besar Republik Indonesia di Singapura) daripada bentuk organisasi politik lainnya. Walaupun dalam penelitian ini terdapat Badan setingkat Kementerian terkait ketenagakerjaan ikut berpartisipasi aktif berkomunikasi dengan Pemerintah maupun Perwakilan Pemerintah Singapura seperti Asosiasi Pekerja termasuk juga pergerakannya bersama mitra agen yang telah diseleksi oleh KBRI di Singapura. Lalu, Diplomasi dilakukan secara rahasia serta dikarakteristikkan oleh peraturan dan prosedur yang khusus, secara rahasia di sini tidak membutuhkan banyak pihak dari rakyat semisal dalam proses perundingan hingga kepada pengeluaran kebijakan oleh Pemangku Kepentingan dalam hal ini Negara. Kemudian klasifikasi berikutnya dari teori ini, memiliki agenda yang berorientasikan high politics, seperti isu perang, perjanjian perdamaian, serta batas-batas negara. Dalam penelitian alasan mengapa mengambil teori diplomasi yang satu ini, menurut penulis dikarenakan sesuai dengan apa yang akan dibahas dengan merujuk pada pertanyaan penelitian dalam skripsi ini. Yang mana masalah ketenagakerjaan ini merupakan salah satu hal hal yang subtansial dan potensial karena menyangkut martabat Negara maupun Bangsa yang terlibat dalam penempatan pekerja asing lintas Negara ini. Apabila dalam proses penempatan tidak ditemukan masalah ringan maupun berat (ataupun minimal secara jumlah) maka akan membawa nama baik bagi Negara Pengirim maupun negara Penerima yang dapat dikatakan sukses dalam penyelenggaraanya. Hingga di dalamnya banyak aspek yang mempengaruhi serta secara official atau resmi melalui Pemerintah maupun utusannya termasuk Kedutaan Besar (dalam hal ini Kedutaan Besar Republik Indonesia di Singapura) daripada bentuk organisasi politik lainnya. Walaupun dalam penelitian ini terdapat Badan setingkat Kementerian terkait ketenagakerjaan ikut berpartisipasi aktif berkomunikasi dengan Pemerintah maupun Perwakilan Pemerintah Singapura seperti Asosiasi Pekerja termasuk juga pergerakannya bersama mitra agen yang telah diseleksi oleh KBRI di Singapura. Lalu, Diplomasi dilakukan secara rahasia serta dikarakteristikkan oleh peraturan dan prosedur yang khusus, secara rahasia di sini tidak membutuhkan banyak pihak dari rakyat semisal dalam proses perundingan hingga kepada pengeluaran kebijakan oleh Pemangku Kepentingan dalam hal ini Negara. Kemudian klasifikasi berikutnya dari teori ini, memiliki agenda yang berorientasikan high politics, seperti isu perang, perjanjian perdamaian, serta batas-batas negara. Dalam penelitian alasan mengapa mengambil teori diplomasi yang satu ini, menurut penulis dikarenakan sesuai dengan apa yang akan dibahas dengan merujuk pada pertanyaan penelitian dalam skripsi ini. Yang mana masalah ketenagakerjaan ini merupakan salah satu hal hal yang subtansial dan potensial karena menyangkut martabat Negara maupun Bangsa yang terlibat dalam penempatan pekerja asing lintas Negara ini. Apabila dalam proses penempatan tidak ditemukan masalah ringan maupun berat (ataupun minimal secara jumlah) maka akan membawa nama baik bagi Negara Pengirim maupun negara Penerima yang dapat dikatakan sukses dalam penyelenggaraanya. Hingga di dalamnya banyak aspek yang mempengaruhi serta

  Neoliberalisme digunakan dalam pendekatan pembahasan pada penelitian ini, sebagaimana telah dijelaskan dalam sub bagian landasan teori, bahwasanya kepentingan nasional dalam hubungan internasional (lebih kepada bidang politik) yang merupakan salah satu pokok dalam berhubungan oleh aktor – aktor baik Negara maupun non Negara. Kepentingan nasional merupakan dasar untuk menjelaskan

  perilaku luar negeri suatu Negara 106 Bagi Neolib dalam hubungan internasional tidak harus direalisasikan dengan menggunakan kekerasan atau diakhiri dengan perang,

  walaupun pada dasarnya manusia dalam keadaan anarkis. Namun dapat direalisasikan melalui kerjasama dan perdamaian. Kerjasama dilakukan antar Negara baik bilateral maupun multilateral. Kerjasama dapat dikategorikan dalam upaya diplomasi sebagi softpower yang dilakukan Pemerintah masing-masing Negara yang terlibat untuk mendapatkan kepentingan nasionalnya. Dalam Neoliberalisme pun dikenal dengan konsep institusionalisme yang dikemas untuk menyelesaikan permasalahan dan merealisasikan kepentingan nasionalnya tersebut. Dalam penelitian ini institusi dikemas dalam Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Singapura sebagai garda terdepan Pemerintah Indonesia yang megupayakan perlindungan terhadap Tenaga Kerja Indonesia (TKI-B) dengan dikomando oleh Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Transmigrasi dan Tenaga Kerja serta dibantu teknisnya oleh Badan

  106 Anak Agung Banyu Perwita dan Yanyan Mochamad Yani, Pengantar Ilmu Hubungan Internasional ,2005, PT. Remaja Rosdakarya :Bandung

  Nasional Penempatan dan Perlindungan TKI (BNP2TKI) dengan berkoordinasi aktif dengan Ministry of Man Power Singapura beserta Asosiasi Pekerja Asing. Di sini dikedepankan jalur diplomasi antar tingkat Negara untuk lebih meningkatkan Pelayanan WNI terutama Perlindungan terhadap TKI-B di Singapura yang tersandung masalah kasus hukum perdata maupun pidana.

  1. Kondisi internal ataupun eksternal Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Singapura Kondisi Internal Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Singapura

  akan dijelaskan dengan melihat bagaimana struktur staff korps diplomatik yang tergabung di dalamnya. Termasuk di dalamnya bagaimana komunikasi yang dibangun dari staff atau personel perwakilan (dalam hal ini KBRI) melaksanakan tugas dan komitmennya untuk meningkatkan kinerja utamanya melayani dan memberikan perlindungan hukum terhadap Warga Negara Indonesia (WNI) khususnya Tenaga Kerja Indonesia Bermasalah (TKI-B). Memberikan perlindungan hukum di sini termasuk juga kepada fungsi bagian Badan Hukum Indonesia (BHI). Struktur dalam perwakilan dapat diruntun dari posisi yang lebih senior atau lebih tinggi dalam jabatan maupun golongan kepangkatan karier itu sendiri. Di mana di setiap perwakilan seperti laiknya di KBRI Singapura dipimpin oleh seorang Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh (LBBP) pada satu Negara akreditasi pada kasus ini yakni Singapura. Di KBRI Singapura posisi Duta Besar LBPP dijabat oleh

  H.E. Ngurah Swajaya 107 . Diikuti dengan beberapa fungsi yang terdapat di kantor

  perwakilan baik yang langsung menyentuh kepada pelayanan kepentingan WNI maupun Bantuan Hukum Indonesia (BHI) TKI seperti yang diemban oleh Fungsi

  Protokol dan Kekonsuleran 108 . Di mana pada fungsi ini yang berkaitan langsung dengan penelitian kasus penulis ini. Pada Fungsi Protokol dan Konsuler ini dijabat

  oleh oleh seorang pejabat diplomat Minister Counselor dengan dibantu oleh seorang Counselor dan dua orang diplomat Sekretaris Tiga dengan ditambah seorang Staff Teknis Tenaga Kerja.

  Walaupun masih ada fungsi lain dari KBRI yang juga berada di KBRI Singapura sebagaimana peraturan Kementerian Luar Negeri mengenai Staff seperti Fungsi Politik, Fungsi Ekonomi, Fungsi Penerangan dan Sosial Budaya, dan Fungsi Komunikasi. Di mana dalam pembagian tugasnya di beberapa bidang terdapat beberapa atase yang menanganinya, sebagai kepanjangan tangan dari peran lembaga - lembaga di perwakilan. Atase – atase yang ditugaskan tersebut antara lain di bidang Atase Pertahanan, Atase Keimigrasian, Atase Kepolisian, Atase Pendidikan, Atase Perhubungan, Atase Keuangan, Atase Perdagangan, dibantu dengan bagian administrasi kemudian Badan yang bertugas untuk penanaman modal atau investasi

  107 http:kemlu.go.idsingaporeidtentang-perwakilanpejabat-dan-staff.aspx diakses pada tanggal

  20 Mei 2017 108 http:kemlu.go.idsingaporeidtentang-perwakilanpejabat-dan-staff.aspx diakses pada tanggal

  20 Mei 2017 20 Mei 2017

  

  Di setiap Fungsi dari KBRI tersebut dipimpin oleh pejabat diplomat di berbagai tingkatan golongan dengan dibantu beberapa orang staff, pengecualian bagi beberapa Atase yang menangani bidang keamanan, pendidikan, adminitrasi dan BKPM. Di mana biasanya fungsi dan atase tertentu dijabat oleh diplomat yang dalam hal ini dikategorikan sebagai Pejabat Dinas Luar Negeri (PDLN), namun untuk beberapa atase yang telah disebutkan sebelumnya dijabat oleh perwakilan staff instansi di Indonesia ataupun pihak yang dianggap kompeten serta memiliki integritas di bidangnya terkait sebagai utusan yang dikoordinasikan dengan Kementerian Luar Negeri ataupun Kementerian lain terkait termasuk bekerjasama dengan International Police (Interpol) bagi Atase Kepolisian. Di mana waktu jabatan maupun standard aturan telah ditentukan sebagaimana kesepakatan yang telah dikoordinasikan sebelumnya.

  Sebagaimana hasil wawancara penulis terhadap bagaimana kondisi internal Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Singapura 109 , secara jumlah staff

  maupun kondisi hubungan antar staff telah berkomitmen dan telah menunjukkan kesolidan dalam upayanya untuk meningkatkan kinerjanya dalam pelayanan terhadap Warga Negara Indonesia (WNI) termasuk Tenaga Kerja Indonesia (TKI) melalui

  109 Hasil wawancara dengan Bapak Yulius Mada Kaka, Kepala Seksi Amerika Utara dan ASEAN Non Malaysia Direktorat Pelayanan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia Kementerian

  Luar Negeri

  fungsinya masing-masing. Dalam hal ini lebih difokuskan kepada bagaimana peran utama dari Fungsi Protokol dan Konsuler Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Singapura tersebut laiknya pelaksana tugas rutinitas pada KBRI di Negara akreditasi lainnya. Dalam mengkoordinasikan peran dan fungsinya antarpersonel dalam meningkatkan kinerja dapat dilaksanakan melalui beberapa kesempatan yang dapat dimanfaatkan seperti diadakannya evaluasi staff yang diinisiasi dalam selang waktu tertentu agar setiap personel dapat memanage dan introspek untuk kemajuan berikutnya, ada lagi perencanaan rangkaian kegiatan apa yang akan dilakukan sebagai proses memanajemen sebuah organisasi.

  Lalu proses pelaksanaan dari apa yang telah direncanakan sebelumnya oleh staff dan pimpinannya. Hingga dilanjutkan kepada tindakan pengawasan dan pemeriksa oleh badan yang bertanggungjawab dan kompeten di bidangnya. Hal ini dengan tujuan bersama untuk dapat mengetahui bagaimana hasil kinerja yang telah dilaksanakan sejauh ini dan membuat progress kemajuan manajemen organisatoris, di samping pelaksanaan evaluasi yang telah disebutkan sebelumnya.

  Kondisi eksternal yang dilakukan oleh KBRI di Singapura telah dilaksanakan dengan baik dan aktif sesuai SOP yang telah ditentukan. KBRI tidak hanya berkoordinasi dengan badan atau lembaga di dalamnya tetapi juga mengadakan komunikasi dengan pihak-pihak lain yang terkait. Komunikasi secara aktif dan berkesinambungan telah dilakukan dengan Ministry of ManPower (MOM) Singapura apabila di Indonesia setara dengan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Hal Kondisi eksternal yang dilakukan oleh KBRI di Singapura telah dilaksanakan dengan baik dan aktif sesuai SOP yang telah ditentukan. KBRI tidak hanya berkoordinasi dengan badan atau lembaga di dalamnya tetapi juga mengadakan komunikasi dengan pihak-pihak lain yang terkait. Komunikasi secara aktif dan berkesinambungan telah dilakukan dengan Ministry of ManPower (MOM) Singapura apabila di Indonesia setara dengan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Hal

  tersebut 110 .

  Walaupun tidak dapat mengintervensi KBRI akan berusaha dalam memenuhi aspirasi WNI ataupun TKI tersebut. Hal lain yang dapat dilakukan KBRI ke pihak eksternal yakni berkomunikasi dengan Bank Negara Indonesia (BNI) dan BII Maybank yang telah memiliki perwakilan di beberapa Negara di Luar Negeri termasuk Singapura. Hal - hal yang telah dilakukan antara lain kerjasama untuk memfasilitasi WNI hal ini lebih kepada TKI dalam proses penggajian antara User dengan agen dan TKI (baik kasus TKI informal maupun formal). Kemudian BNI memberikan usulan program kepada KBRI yakni pelaksanaan remitansi atau dengan pengertian memudahkan pengiriman uang atau gaji TKI kepada keluarganya di Tanah Air.

  Salah satu langkah yang dihimbau oleh pemerintah kepada calon TKI (CTKI) untuk melakukan proses pembukaan rekening atas nama TKI di Singapura sebelum TKI berangkat sehingga nomer rekening pembayaran gaji dapat dimasukkan ke

  110 Hasil wawancara dengan Bapak Yulius Mada Kaka, Kepala Seksi Amerika Utara dan ASEAN Non Malaysia Direktorat Pelayanan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia Kementerian

  Luar Negeri Luar Negeri

  

  pemotongan gaji berlebihan oleh Pelaksana Penempatan TKI Swasta (PPTKIS) bisa dihindari. Selain itu, tentunya remitansi juga akan naik seiring dengan meningkatnya instrument keuangan formal. Disebabkan dalam beberapa kasus yang sering dikeluhkan TKI adanya pemotongan gaji yang tidak sesuai jumlahnya dengan cost structure yang mengakibatkan pemotongan gaji hingga 6 kali lipat. Dengan pemotongan gaji itu, maka take home pay yang diterima oleh TKI hanya menjadi 50-

  70 SGD, dan hal ini berjalan selama 8 bulan 112 . Tidak hanya itu, hal yang diharapkan multiplier effect dari adanya program ini adalah meleknya TKI dan keluarganya

  dengan instrumen keuangan dan akses terhadap jasa keuangan formal sehingga remitansi dari TKI di Singapura akan meningkat tiga lipat.

  2. Sistem pelayanan Warga Negara Indonesia (WNI) oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Singapura

  111 http:www.bnp2tki.go.idread10594Rekening-TKI-Solusi-Tingkatkan-Remitansi-dan-Cegah- Potongan-Gaji-Berlebih diunggah 22 September 2015 13:27 WIB dan diakses pada tanggal 19 Mei

  2016 112 http:www.bnp2tki.go.idread10594Rekening-TKI-Solusi-Tingkatkan-Remitansi-dan-Cegah-

  Potongan-Gaji-Berlebih diunggah 22 September 2015 13:27 WIB dan diakses pada tanggal 19 Mei 2016

  Kondisi Warga Negara Indonesia (WNI) yang berada di Luar Negeri termasuk Singapura, dalam keadaan yang variatif dan beragam. Singapura yang terkenal dengan Negara menjadi salah satu tujuan warga dunia Internasional termasuk para WNI yang berkunjung maupun berdomisili di Negeri Singa ini. WNI yang berada di Singapura ini telah menjadi salah satu bagian dari beragamnya populasi warga dunia di Singapura. Mereka diaspora Indonesia ada yang berposisi sebagai pelajar atau mahasiswa yang menimba ilmu di Perguruan Tinggi terkenal di Singapura, ada juga sebagai ekspatriat yang ikut menggiatkan geliat perekonomian dan industry jasa yang sedang digalakkan di Singapura dan barang tentu para „pahlawan devisa‟ Negara Indonesia yakni Tenaga Kerja Indonesia (TKI) meliputi Tenaga Kerja Wanita (TKW)

  yang penyebaran penempatan di sector formal maupun informal 113 . Sikap KBRI dalam memberikan pelayanan terhadap WNI termasuk TKI dalam penelitian ini

  melalui prinsip atau asas yakni keberpihakan dan kepedulian. KBRI akan menjadi garda terdepan perwakilan Pemerintah Indonesia dalam memberikan pelayanan dan perlindungan hukum serta BHI kepada siapapun WNI termasuk terhadap TKI bermasalah (TKI-B), sehingga hak dan kewajibannya dapat terpenuhi dengan baik serta optimal.

  113 http:www.bnp2tki.go.idread12024Data-Penempatan-dan-Perlindungan-TKI.html bagian Subbid Pengolahan Data , Bidang Pengolahan dan Penyajian Data (PUSLITFO BNP2TKI) diakses pada

  tanggal 11 Februari 2016

  Dalam melaksanakan tugas dan fungsi pelayanan Warga Negara Indonesia (WNI) oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Singapura telah sesuai dengan Prosedur Tetap (Protap) Kementerian Luar Negeri yang telah dikeluarkan bagi kantor perwakilan di Negara Akreditasi atau penempatan. Fungsi protocol dan konsuler lebih diutamakan perannya dengan dibantu oleh fungsi imigrasi pada KBRI dalam melayani kepentingan WNI dalam administrasi dan keimmigrasian dari awal kedatangan hingga kepulangan ke Tanah Air termasuk berlaku untuk TKI di Singapura. Fungsi protocol dan konsuler merupakan wadah bagi WNI dan TKi apabila ada keluhan yang disampaikan melalui pengaduan termasuk apabila ada masalah ketenagakerjaan hingga masalah berat yang menyangkut kasus berat hingga membutuhkan mediator dalam penyelesaian masalah sebagaiamana yang akan dijelaskan pada bagian berikutnya.

  Pelayanan yang digalakkan oleh Kementerian Luar Negeri (Kemlu RI) melalui Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Singapura yang telah diatur dan diterapkan dalam kurun waktu lama tersebut disebut berikutnya dengan Indonesian

  Citizen Service, di mana hampir KBRI di negara penempatan menjalankannya 114 . Dalam program Citizen Service ini KBRI telah melaksanakan layanan kekonsuleran,

  keimiggrasian termasuk layanan perlindungan WNI dan Bantuan Hukum Indonesia (PWNI-BHI). Layanan-layanan tersebut merupakan hak dan kewajiban WNI termasuk TKI yang akan dan sedang berada di Luar Negeri, maka dari itu WNI dan

  114 http:kemlu.go.idsingaporeidtentang-perwakilanpejabat-dan-staff.aspx diakses pada tanggal

  20 Mei 2017

  TKI diharapkan berkoperatif serta aktif dalam mencari informasi untuk kelengkapan dokumen yang menyertai. Hal ini bagi TKI merupakan suatu keharusan apabila ingin mendaftarkan diri pada awal kedatangan hingga mengurus layanan kekonsuleran dan ijin untuk tinggal, beraktifitas hingga bekerja di Luar Negeri. Bagi KBRI ini merupakan tugas kelanjutan dari melakukan verifikasi bagi WNI yang akan dan baru datang termasuk TKI sebagai database perlindungan konsuler dan layanan PWNI- BHI.

  Pelayanan WNI oleh KBRI di Singapura melalui fungsi protocol dan kekonsuleran telah dilaksanakan sejak awal kedatangan WNI maupun TKI melalui berbagai alat transportasi baik dari pelabuhan laut dan Bandar udara telah disambut dengan program awal yang diberi nama Sort Massage Service (SMS) Blast. KBRI bekerjasama dengan beberapa provider pengembang tertentu dalam memberikan informasi awal bagi WNI maupun TKI yang baru tiba di Singapura. Layanan SMS ini secara teknis akan menjelaskan lokasi KBRI Singapura dan bagian Fungsi Protokol dan Konsuleran, Fungsi imigrasi dan Fungsi PWNI-BHI, hal ini apabila WNI maupun CTKI yang ingin melaporkan diri pada fase awal kedatangan, mengurus dokumen imigrasian (kelajutan dari kelengkapan dokumen imigrasi di bandara), pelayanan kekonsuleran termasuk apabila di waktu akan datang diketemukan masalah yang membutuhkan mediator pihak KBRI dapat mengubungi layanan PWNI-BHI.

  Hasil dari wawancara penulis saat menanyakan apakah efektif sejauh ini akan adanya program SMS Blash 115 , maka sejauh ini menurut beliau bahwasanya „cukup

  efektif bagi WNI maupun TKI yang baru datang disebabkan memudahkan mereka saat ingin mendaftarkan diri waktu baru datang dan melarporkan diri apabila ada pengaduan kasus termasuk perpanjang paspor maupun visa‟.

  Pelayanan Protokol dan Konsuler oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Singapura dalam menjalankan tugas dan perannya untuk menerima serta memberikan solusi apa yang diajukan oleh WNI maupun TKI kepadanya. Dalam pelayanan protocol dan konsuler kepada WNI yang datang ke KBRI memiliki beberapa mekanisme terdiri dari penerimaan dokumen dan pengambilan dokumen yang waktunya berlangsung setiap hari kerja yakni Senin hingga Jumat. Fungsi Protokol dan Konsuler dalam pelayanan Kekonsuleran di dalam kinerjanya tidak dapat dipisahkan dan saling berkesinambungan dengan Fungsi Imigrasi yang dibackup oleh layanan PWNI-BHI (yang tergabung juga dalam Fungsi Protokol dan Konsuler). Adapun jenis pelayanan kekonsuleran yang mana merupakan layanan yang sering dihadapi oleh WNI maupun TKI termasuk siapa yang membutuhkan perlindungan hukum di suatu saat mendatang. Jenis pelayanan kekonsuleran antara

  lain 116

  115 Hasil wawancara dengan Bapak Yulius Mada Kaka, Kepala Seksi Amerika Utara dan ASEAN Non Malaysia Direktorat Pelayanan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia

  116 http:www.kemlu.go.idsingaporeidlayanan-konsulerpelayanan-wniPagesLayanan- Kekonsuleran.aspx diakses 2 Mei 2017

  1. Pencatatan Kelahiran WNI yang lahir di Singapura (termasuk anak dari pernikahan WNI dan WNA yang lahir di Singapura terhitung mulai 1 Agustus 2006) diminta untuk mencatatkan kelahirannya di KBRI Singapura untuk mendapatkan kewarganegaraan Indonesia.

  2. Pernikahan di Singapura Bagi WNI yang hendak melangsungkan pernikahannya di Singapura diminta untuk mendaftarkannya secara langsung kepada Pemerintah Singapura, yaitu kepada Registry of Muslim Marriages (ROMM) jika kedua WNI beragama Islam, atau kepada Registry of Marriages (ROM) jika salah satu WNI beragama non-Islam. Sedangkan Khusus bagi WNI yang bekerja sebagai domestic worker dan akan menikah dengan Warga Negara Singapura atau WNA lainnya di Singapura harus mendapatkan persetujuan dari Ministry of Manpower (MOM) Singapura terlebih dahulu, baru diperkenankan mendaftarkan pernikahannya pada ROM atau ROMM.

  3. Pencatatan Pernikahan WNI yang melangsungkan pernikahan di Singapura diminta untuk melaporkan pernikahannya ke KBRI Singapura guna dicatatkan dan mendapatkan Kutipan Akta Perkawinan.

  Kutipan Akta Perkawinan yang dikeluarkan KBRI Singapura selanjutnya harus dilaporkan oleh yang bersangkutan (ybs) kepada perangkat pemerintah yang melaksanakan pelayanan administrasi kependudukan terdekat di wilayah tempat tinggalnya, paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak ybs tiba kembali di Indonesia.

  4. Legalisasi Dokumen KBRI Singapura menyediakan layanan ini bagi mereka (individuperusahaan) yang memerlukan bantuan berikut:

  1. Legalisasi dokumen yang dikeluarkan di Singapura untuk digunakan di Indonesia;

  2. Legalisasi dokumen yang dikeluarkan di Indonesia untuk digunakan di Singapura

  5. Surat Keterangan To Whom It May Concern Pelayanan ini disediakan bagi WNI yang membutuhkan referensi pendukung untuk menerangkan sebuah informasi mengenai data diri (nama, tempat lahir, tanggal lahir, status, tempat tinggal, dsb.) agar lebih jelas. Bidang Konsuler KBRI Singapura hanya akan menerbitkan Surat Keterangan (To Whom It May Concern) apabila dokumen yang akan diterangkan lengkap, sah (asli), dan bisa dipertanggungjawabkan. Surat Keterangan ini tidak dapat digunakan untuk MENGUBAH mau pun

  MENGGANTI sebuah informasi mengenai data diri yang telah tercantum di dalam suatu dokumen resmi, melainkan hanya mempertegas suatu informasi agar lebih terang dan jelas

  Fungsi imigrasi pada KBRI di Singapura dalam memberikan pelayanan keimmigrasian menyangkut dokumen-dokumen resmi yang wajib dipenuhi oleh WNI dan TKI baik yang akan dan sedang berada di Singapura hingga kembali ke Tanah Air. Pada Fungsi ini KBRI memberikan kemudahan bagi WNI yang ingin membuat, memperpanjang paspor maupun visa hingga pengaturan mekanisme pembuatan dokumen yang hilang, rusak atau akibat tindakan laiinya seperti kecurian atau kelalaian dari WNI atau TKI tersebut. Jadi bagai yang berkepentingan dengan imigrasi tidak perlu ke kantor imigrasi Singapura melainkan dapat melaporkan diri ke Fungsi Imigrasi di KBRI Singapura. Namun apabila yang terjadi atau diketemukan masalah atau kasus TKI yang telah menyalahi aturan keimigrasian Singapura seperti halnya masalah overstayer yang tidak segera diselesaikan segera dan kasus berat yang telah menyebabkan oknum WNI maupun TKI tersebut dicekal oleh migrasi Singapyra baik untuk masuk maupun keluar daerah Negara Singapura. Maka pihak oknum WNI atau TKI-B tersebut harus melaporkan diri ke kantor Imigrasi Singapura untuk proses penyelesaian masalah tersebut apabila dibutuhkan pihak KBRI untuk perlindungan hukum sebagai mediator maka pihak KBRI akan memberikan pendampingan hukum secara maksimal agar terpenuhinya hak-hak WNI atau TKI-B tersebut (bagi kasus berat yang telah dilanggarnya).

  Jenis-jenis pelayanan imigrasi pada KBRI Singapura yang sering dilaporkan dan dihadapi oleh WNI maupun TKI sebagaimana Standard Operasional (SOP) Kementerian Luar Negeri Indonesia, hal ini pun berlaku pada laiknya KBRI di Negara-negara penempatan atau akreditasi lainnya. Pelayanan yang diberikan oleh KBRI ini seperti halnya fungsi kekonsuleran dilaksanakan pada hari kerja, yang mana meliputi diantaranya:

  1. Layanan Paspor Layanan Paspor yang ditangani oleh KBRI meliputi : Pembuatan atau memperpanjang waktu berlakunya Paspor dan perubahan data paspor. Pembuatan Paspor di KBRI diperuntukkan bagi beberapa klarifikasi dengan masing-masing persyaratannya

  2. Layanan Visa Jika akan melakukan perjalanan atau kunjungan singkat ke Luar Negeri visa menjadi kelengkapan dokumen, namun di beberapa Negara termasuk Singapura visa tidak menjadi kelengkapan dokumen tersebut. Namun bagi Calon Tenaga Kerja (CTKI), visa kerja butuh dimiliki. Beberapa jenis Work Pass Permit (Surat Ijin Kerja) di Singapura, disesuaikan dengan kebutuhan, kriteria (level pekerjaan) dari masing-masing orang. Work pass ini akan diurus oleh pihak perusahaan atau pihak perorangan yang ingin memperkerjakan pekerja 2. Layanan Visa Jika akan melakukan perjalanan atau kunjungan singkat ke Luar Negeri visa menjadi kelengkapan dokumen, namun di beberapa Negara termasuk Singapura visa tidak menjadi kelengkapan dokumen tersebut. Namun bagi Calon Tenaga Kerja (CTKI), visa kerja butuh dimiliki. Beberapa jenis Work Pass Permit (Surat Ijin Kerja) di Singapura, disesuaikan dengan kebutuhan, kriteria (level pekerjaan) dari masing-masing orang. Work pass ini akan diurus oleh pihak perusahaan atau pihak perorangan yang ingin memperkerjakan pekerja

  adalah Visa Kerja 118 . Visa selain Visa Kerja tidak bisa digunakan untuk bekerja di Negara penempatan dan jika dipaksakan untuk

  bekerja, anda akan dianggap sebagai pekerja ilegal. Dengan Visa Kerja, CTKI akan diizinkan bekerja di negara tujuan selama jangka waktu tertentu.

  2. Layanan Surat Perjalanan Laksana Paspor (SPLP) Surat Perjalanan Laksana Paspor (SPLP) adalah Surat Perjalanan Republik Indonesia yang dikeluarkan oleh Perwakilan RI (KBRIKJRIKRI) di luar negeri kepada WNI karena paspor yang bersangkutan hilang akibat kelalaian, rusak, atau sebab-sebab yang lainnya. SPLP diberikan kepada WNI agar yang bersangkutan dapat melakukan perjalanan pulang kembali ke tanah air. SPLP memiliki masa berlaku lebih pendek daripada paspor, dan hanya dapat diperpanjang satu kali. SPLP tidak diperuntukkan sebagai pengganti paspor.

  3. Layanan Surat-Surat Keimigrasian Lainnya

  117 http:www.wisatasingapura.web.id20090630work-permit-pass-surat-ijin-kerja-di-singapore diakses pada tanggal 18 Mei 2017

  118 https:buruhmigran.or.id20120710syarat-membuat-visa-tki dipublish 10 Juli 2012 dan diakses pada tanggal 20 Mei 2017

  Hal ini terdiri dari Surat pindah ke Indonesia dan Surat melahirkan di Singapura.

  4. Pendaftaran Diri Pelayanan ini diberikan ketika WNI maupun TKI yang baru masuk ke wilayah hukum Singapura, harus terlebih dahulu mendaftarkan diri ke KBRI sebagai bukti bahwa dia telah tiba dengan tujuan yang ia maksudkan. Bagi TKI yang telah mendapatkan Kartu Tanda Tenaga Kerja Luar Negeri (KTKLN) di mana dikeluarkan isntansi terkait di Indonesia akan diverifikasi database ulang oleh KBRI, untuk memastikan bagaimana mekanisme penempatan sesuai kontrak antara User dan agen penyalur (PTKIS) termasuk dengan CTKInya dengan prosedur yang dimiliki KBRI. Warga Negara Indonesia yang akan kembali ke tanah air dari Singapura dan atau akan menetap di tempat lain, juga perlu melaporkan kepulangannya. Silahkan menghubungi ke bagian Fungsi Imigrasi KBRI di Singapura.

  5. Piket Keimigrasian Pelayanan imigrasi yang dilakukan secara piket dan melakukan sistem shift staff terutama apabila ada WNI atau TKI yang melaporkan permasalahan di hari libur.

  B. Penyelesaian masalah dan Perlindungan Hukum terhadap Tenaga Kerja Indonesia Bermasalah (TKI-B) oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia di Singapura

  1. Perlindungan Hukum yang diberikan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Singapura terhadap Tenaga Kerja Indonesia Bermasalah (TKI-B)

  Untuk mengetahui bagaimana peran KBRI di Singapura dalam memberikan perlindungan hukum terhadapa WNI terutama TKI bermasalah (TKI-B), terlebih dahulu kita harus mengetahui Masalah – masalah apa saja yang muncul dan diadukan oleh WNI maupun TKI kepada KBRI. Setelah itu KBRI akan mengklarifikasin tingkat keseriusan atau beban dari masalah ataupun kasus tersebut. Masalah-masalah TKI yang sering dilaporkan dan diterima oleh KBRI di Singapura yakni datang dari sector informal yakni dari pekerja domestik (foreign domestic worker) terdiri dari masalah ketenagakerjaan. Masalah-masalah ketenagakerjaan yang berkaitan dengan gaji-gaji TKI yang dibayarkan dengan tidak seutuhnya sesuai dengan kontrak oleh majikan atau beberapa bulan atau tahun gaji mereka tidak dibayarkan.

  Masalah ketenagakerjaan berikutnya yang dikeluhkan TKI yakni Cost Structure atau disebut juga biaya penempatan yang terlalu tinggi hingga pernah

  ditemukan hingga enam (6) kali lipat dari harga semula 119 . Disebabkan selama ini dalam penentuan cost structure belum ada acuan yang tetap dan berkuatan hukum

  atau berlegal hukum. Sejauh ini yang menjadi acuan bagi TKI mengenai cost

  119 Hasil wawancara dengan Bapak Yulius Mada Kaka, Kepala Seksi Amerika Utara dan ASEAN Non Malaysia Direktorat Pelayanan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia Kementerian

  Luar Negeri Luar Negeri

  Klarifikasi masalah berikutnya yang sering dilaporkan TKI dan diterima oleh KBRI ialah kasus keimigrasian yang sering menimpa TKI di SIngapura. Hal ini kita ambil contoh seperti masalah overstayer TKI –B tersebut, di mana waktu ijin tinggal dan bekerja TKI yang telah kadaluwarsa serta tidak diperbarui kembali. Dalam hal ini KBRI menekankan bagi majikan sebagai penjamin TKI sebagai karyawan di rumah atau perusahaannya untuk melakukan perpanjangan untuk ijin tinggal dan bekerja bagi TKInya ke Fungsi Imigrasi KBRI Singapura. Namun apabila tidak diindahkan TKI tersebut akan dicabut ijinnya dan dapat dicekal bahkan dipulangkan oleh pihak imigrasi Singapura melalui KBRI juga akhirnya. Sedangkan bagi WNI non foreign domestik worker seperti PLRT, baik yang bekerja sebagai ekspatriat, kontruksi hingga pelajar maka yang melakukan proses perpanjangan ijin tinggal ialah diri mereka sendiri dengan mendatangi Fungsi Imigrasi KBRI.

  Kemudian masalah berikutnya yang muncul pada keimigrasian Singapura dimana ada oknum TKI yang dicekal masuk atau keluar Singapura, banyak pihak Kemudian masalah berikutnya yang muncul pada keimigrasian Singapura dimana ada oknum TKI yang dicekal masuk atau keluar Singapura, banyak pihak

  Singapura dengan tujuan menverifikasi data oknum TKI maupun WNI yang dicekal dengan mempertanyakan siapa dan alasan pencekalan namun KBRI tidak dapat mengintervensi hasil pencekalan oleh imigrasi Singapura (karena itu hak Imigrasi Singapura). Setelah respon diberikan itu baru KBRI memberikan pernyataan TKI maupunWNI yang dicekal tersebut dan pihak-pihak yang mengetahui atau terkait. Adapun juga tindakan pencekalan kepada WNI ataupun TKI yang diindikasikan diduga teroris akan dipulangkan, karena Pemerintah Singapura juga konsen terhadap kasus terorisme tersebut di samping kasus narkoba yang sedang marak di Negara itu termasuk pada kegiatan masuknya barang dan orang ke Imigrasi Singapura.

  Penulis akan berusaha memetakan masalah atau kasus apa saja yang terjadi terhadap TKI-B di SIngapura di mana apabila yang menimpa tersebut perlu atau

  tidaknya pihak KBRI sebagai pihak ketiga atau mediator kasus tersebut 121 . Menurut paparan narasumber yang diwawancarai bahwasanya ada kasus-kasus yang sifatnya

  perdata seharusnya dapat diselesaikan antara majikan dan karyawan (hal ini biasanya terjadi pada kasus Tenaga Kerja di bidang informal yakni PLRT), di mana tidak memerlukan pihak KBRI sebagai mediator namun sekiranya diperlukan peran KBRI

  120 Hasil wawancara dengan Servulus Bobo Riti, Kasubdit Asia dan Pasifik Direktorat Kerjasama Luar Negeri Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan TKI (BNP2TKI)

  121 Hasil wawancara dengan Bapak Yulius Mada Kaka, Kepala Seksi Amerika Utara dan ASEAN Non Malaysia Direktorat Pelayanan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia Kementerian

  Luar Negeri Republik Indonesia Luar Negeri Republik Indonesia

  Masalah selanjutnya yang masuk ke dalam kasus perdata berikutnya ialah kasus keimigrasian yang sudah disebutkan sebelumnya, yang mana KBRI yang diminta menanyakan data yang valid akan kasus pencekalan terhadap wni maupun TKI bermasalah tersebut. Setelah mendapatkan respon dari keimigrasian maka dishare kepada pengadu tadi hasil verifikasi yang dilakukan KBRI dengan tanpa adanya intervensi terhadap kebijakan imigrasi Singapura karena yang digunakan ialah hukum dan regulasi Negara Singapura. Kemudian Kasus-kasus khusus yang masuk ke dalam kategori beratdan harus melalui proses pengadilan dalam penyelesaian kasusnya. Singapura juga merupakan Negara yang menerapkan hukuman mati bagi terdakwa atau pihak yang diindikasi telah melanggar kasus-kasus khusus tersebut termasuk terhadap Tenaga Kerja asing seperti TKI. Kasus-kasus yang masuk ke dalam ketegori berat dan pidana tersebut seperti kasus-kasus khusus criminal semisal pembunuhan, penculikan, narkoba dan juga diduga teroris.

  Dalam hal ini TKI confidential pada kasus ini. Sejauh ini KBRI kita sedang menghandle dua kasus yang termasuk kasus pidan tersebut yakni pembunuhan dan Dalam hal ini TKI confidential pada kasus ini. Sejauh ini KBRI kita sedang menghandle dua kasus yang termasuk kasus pidan tersebut yakni pembunuhan dan

  dan sedang menunggu vonis pengadilan serta terancam hukuman mati. Jikalau kita perhatikan perwakilan Pemerintah Indonesia dalam hal ini KBRI Singapura, dalam memberikan perlindungan hukum bagi WNI maupun TKI-B, KBRI telah melakukan tugasnya secara all out dengan semua asset yang ada dengan semua simpul-simpul – simpul komunikasi yang dimiliki di Singapura, mereka telah memaksimalkan proses atau upaya perlindungan yang ada. Hal yang perlu diperhatikan bahwa adanya batas- batas dalam perlindungan, perlindungan itu intinya adalah keberpihakan dan kepedulian. Dimana dengan adanya keberpihakan dan kepedulian yang terdapat dalam perlindungan KBRI kepada WNI maupun TKI-B, tidak dapat menarik kembali tindakan pidana yang mereka lakukan. Akan tetapi apapun tindakan hukum yang dilanggar WNI maupun TKI di Luar Negeri baik pidana apalagi perdata, sikap KBRI memastikan hak TKI dan WNI tetap terlindungi dengan hukum Singapura.

  Namun tetap tidak dapat melakukan tindakan intervensi terhadap hasil atau vonis pengadilan akan tetapi KBRI akan memaksimalkan mungkin upaya pemberian perlindungan untuk kasus berat dan pidana secara teknis akan melakukan pendampingan hukum oleh Pihak KBRI dengan bekerjasama kepada pengacara setempat dalam proses pembelaan dan kuasa hukum terhadap WNI atau TKI-B

  122 Hasil wawancara dengan Bapak Yulius Mada Kaka, Kepala Seksi Amerika Utara dan ASEAN Non Malaysia Direktorat Pelayanan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia Kementerian

  Luar Negeri Republik Indonesia Luar Negeri Republik Indonesia

  protoko maupun kekonsuleran termasuk melibatkan bagian BHI dalam kasus ini, supaya dapat memperlancarkan proses hukum. Pendampingan hukum dilakukan dari pengadilan tingkat pertama atau pengadilan negeri hingga pengadilan tinggi atau hingga tingkat banding. KBRI selalu menghadirkan pengacara tersebut di setiap pengadilan untuk proses pembelaan terhadap jalannya proses pengadilan terhadap WNI amaupun TKI-B tersebut.

  2. Penyelesaian masalah dan Perlindungan Hukum terhadap Tenaga Kerja Indonesia Berrmasalah (TKI-B) oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Singapura

  Pada umumnya untuk Negara penempatan di Wilayah Asia Pasifik, ketentuan hukum nasionalnya telah mengatur pekerja asing, baik pekerja sector formal maupun sector informal. Namun demikian di sejumlah Negara cost structure menjadi salah satu persoalan utama pada masalah ketenagakerjaan yang perlu mendapatkan pemecahan agar tidak membebani dan memberatkan TKI. Berita positifnya Hukum ketenagakerjaan Singapura yang mengatur keberadaan pekerja asing dalam Employment of Foreign Manpower Act 1990, yang mengatur mengenai tatacara dan prosedur pekerja asing di Singapura termasuk juga larangan bekerja bagi pekerja

  123 Hasil wawancara dengan Bapak Yulius Mada Kaka, Kepala Seksi Amerika Utara dan ASEAN Non Malaysia Direktorat Pelayanan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia Kementerian

  Luar Negeri Republik Indonesia Luar Negeri Republik Indonesia

  Keberadaan pekerja rumah tangga diatur lebih lanjut melalui Employment of Foreign Manpower (work passes) Regulation yang dianggap cukup memadai sebagai instrument perlindungan terhadap para pekerja asing yang bekerja di sector rumah

  tangga 124 . Pemerintah Singapura sangat terbuka dengan masukan dari pemangku kepentingan termasuk Perwakilan asing di Singapura yang menjadi perpanjangan

  tangan Pemerintah Negara pengirim tenaga kerja. Di sinilah diharapkan peran KBRI dalam hal ini di Singapura sebagai garda terdepan Perwakilan diplomatic Pemerintah Republik Indonesia di luar negeri dalam berkomunikasi aktif terhadap instansi terkait seperti Ministry of ManPower sebagai hubungan eksternalnya untuk meningkatkan kinerja perlindungan dan pelayanan terhadap WNI maupun TKI. Apalagi menyoal mengenai hak dan keawajiban yang dibebankan kepada TKI dapat segera diselesaikan dan terlindungi dengan peraturan setempat. Termasuk masalah cost structure yang belum ada ketetapan peraturan berbadan hukum hingga saat ini.

  124 Kajian Peningkatan Kualitas Perlindungan dan Pelayanan TKI di Luar Negeri,2011. Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia bekerjasama

  dengan Unit Kajian Hukum Perlindungan Fakultas Hukum Universitas Airlangga

  Peraturan atau Kebijakan perlindungan terhadap tenaga kerja asing di Negara penempatan memegang peranan yang sangat penting dalam perlindungan TKI pada masa penempatan. Tanpa adanya dukungan peraturan di Negara setempat upaya

  perlindungan tidak mungkin dapat dilakukan secara maksimal 125 . Dari kajian yang telah dilakukan terhadap peraturan atau kebijakan Negara tujuan penempatan secara

  umum diperoleh gambaran bahwa peraturankebijakan yang ada sebagian besar hanya mengatur tenaga kerja sector formal dan belum secara jelas memasukkan tenaga kerja informal.

  Upaya penyelesaian masalah dalam kerangka pemberian perlindungan hukum dan BHI terhadap TKI bermasalah (TKI-B) untuk kasus – kasus berat dan pidana dilakukan KBRI telah memaksimalkan perlindungan dari proses penyelidikan hingga pembacaan vonis pengadilan dan pelaksanaan vonis tersebut. Dimulai melalui pendampinngan hukum dengan bekerjasama terhadap pengacara atau kuasa hukum Negara Singapura. Proses dilakukan dari masa penyelidikan , penuntutan termasuk pemberkasan perkara hingga pembuktian di pengadilan senantiasa KBRI bersama pengacara bersedia melakukan pembelaan di setiap pengadilan digelar. Sambil menunggu proses pembacaan vonis pengadilan bahkan setelah voni diputuskan pun, KBRI tetap melakukan pendampingan dengan memanfaatkan layanan kekonsuleran yakni kegiatan mengunjungi WNI maupun TKI-B ke penjara bersama pengacara

  125 Hasil wawancara dengan Bapak Yulius Mada Kaka, Kepala Seksi Amerika Utara dan ASEAN Non Malaysia Direktorat Pelayanan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia Kementerian

  Luar Negeri Republik Indonesia Luar Negeri Republik Indonesia

  Untuk meminimalisir penanganan masalah selain kasus pidana dan berat, KBRI pun telah all out dalam upaya perlindungan dan penyelesaian masalah perdata seperti ketenagakerjaan, keimigrasian dimulai dari melihat dan memverifikasi data base fungsi kekonsuleran dengan harus memahami referensi hukum setempat, hal ini untuk menjawab persoalan yang belum diatur dalam perundangan hukum Singapura mengenai hak-hak WNI maupun TKI seperti penetapan waktu kerja, istirahat dan juga hari Libur. Selain uapaya yang telah disebutkan sebelumnya KBRI dapat mengeluarakan surat edaran ke Ministry of ManPower (MOM) untuk direalisasikan kepada user perihal hal yang telah daitur tersebut.