Rumusan Masalah Manfaat Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Prokrastinasi Akademik

1. Pengertian Prokrastinasi Akademik

Menurut Burka dan Yuen 2008 prokrastinasi adalah perilaku menunda-nunda suatu pekerjaan yang telah menjadi kebiasaan atau pola menetap yang selalu dilakukan seseorang ketika menghadapi tugas. Penundaan tersebut disebabkan karena adanya keyakinan-keyakinan yang irrasional dalam memandang tugas. Prokrastinasi dikatakan menjadi masalah ketika individu merasakan konsekuensi dari perilaku menunda yang dilakukan. Konsekuensi yang didapat oleh individu dapat berupa konsekuensi internal ataupun eksternal. Konsekuensi internal yang didapat prokrastinator yaitu berupa adanya perasaan bersalah, merasa sakit hati, dan menyesal hingga menyalahkan diri sendiri serta putus asa. Sedangkan konsekuensi eksternal dapat berupa shock yang timbul ketika ada hal yang terjadi di luar prediksi, seperti terkena hukuman ataupun sanksi. Prokrastinasi dapat dilakukan individu pada semua jenis area atau pekerjaan Burka Yuen, 2008. Prokrastinasi pada bidang akademik disebut dengan prokrastinasi akademik. Prokrastinasi akademik pada umumnya dilakukan oleh pelajar ataupun mahasiswa. Prokrastinasi akademik dan non-akademik merupakan istilah yang sering digunakan oleh para ahli untuk membagi jenis-jenis tugas yang cenderung ditunda oleh prokrastinator. Ferrari 1995 menjelaskan bahwa prokrastinasi merupakan suatu penundaan yang sering dilakukan oleh individu. 11 Prokrastinasi dilakukan individu ketika memulai atau menyelesaikan tugas sehingga tugas tidak dapat selesai tepat pada waktunya. Ferrari juga menegaskan bahwa prokrastinasi merupakan suatu penundaan yang tidak perlu dilakukan pada suatu tugas. Prokrastinasi akademik merupakan jenis penundaan yang dilakukan pada tugas-tugas formal yang berhubungan dengan jenis tugas akademik atau kinerja akademik, contohnya menulis paper, membaca buku-buku pelajaran, mengetik makalah, mengikuti tugas perkuliahan, mengerjakan tugas sekolah, belajar untuk ujian, maupun membuat karya ilmiah, misalnya membuat skripsi Aitken dalam Ferrari, 1995. Seseorang melakukan prokrastinasi akademik dengan tujuan untuk menghindari informasi diagnostik akan kemampuannya. Prokrastinasi tersebut dilakukan individu karena tidak ingin dikatakan mempunyai kemampuan yang rendah atau kurang dengan hasil kerjanya. Individu yang melakukan prokrastinasi apabila mengalami kegagalan pada tugasnya atau hasil yang tidak memuaskan akan merasa bahwa itu bukan karena rendahnya kemampuan yang dimilikinya. Prokrastinator justru menganggap hal tersebut terjadi karena adanya ketidaksungguhan dalam mengerjakan tugas yang dihadapi, yaitu dengan menunda-nunda Ferrari, 1995. Perilaku prokrastinasi yang dilakukan oleh individu dapat menjadikannya sebuah kebiasaan. Individu yang cenderung sering melakukan prokrastinasi akan menimbulkan prokrastinasi selanjutnya dan meluasnya area prokrastinasi. Burka dan Yuen 2008 menjelaskan bahwa para prokrastinator tanpa disadari akan selalu mengulang penundaan yang dilakukan. Saat menerima suatu tugas, prokrastinator akan penuh dengan harapan bahwa akan mengerjakan tugas dengan baik walaupun tidak mengerjakan tugas pada saat itu. Prokrastinator cenderung mengerjakan tugas secara spontan tanpa direncanakan. Pada akhirnya tugas yang diberikan tidak dapat diselesaikan dan prokrastinator terjebak dalam “the cycle of procrastination” lingkaran atau roda prokrastinasi, dimana hal ini akan menjadi pola kebiasaan yang akan terus dilakukan oleh prokrastinator. McCown dan Johnson dalam Ferrari, 1995 juga menambahkan bahwa prokrastinasi akademik dilakukan individu karena adanya obyek lain yang memberikan reward lebih menyenangkan daripada obyek yang diprokrastinasi. Dari pemaparan yang telah dijelaskan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa prokrastinasi akademik merupakan suatu bentuk perilaku penundaan dalam memulai atau menyelesaikan suatu tugas yang berhubungan dengan akademik untuk melakukan kegiatan lain yang lebih menyenangkan dan kurang bermafaat.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Prokrastinasi

Zuckerman 1991 dalam Ferrari, 1995 menjelaskan bahwa faktor penyebab prokrastinasi dapat ditinjau dengan menggunakan perspektif cognitive-behavior. Dalam perspektif cognitive-behavior, perilaku prokrastinasi terjadi karena : 1. Pemikiran yang salah irrational belief mengenai waktu yang tepat untuk memulai suatu pekerjaan Knaus, 1973 dalam Ferrari, et al, 1995. Pada hal ini invidu tidak yakin pada kemampuan yang dimiliki untuk menyelesaikan tugas. Akibatnya, individu cenderung untuk melakukan menundaan dan mengerjakan