51
BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN
4.1. Pembentukan Propinsi Sulawesi Tengah.
Sebelum pemerintahan Belanda berkuasa tahun 1905, Wilayah Sulawesi Tengah merupakan wilayah pemerintahan raja-raja yang berdiri sendiri. Namun dalam
pemerintahan kolonial Belanda 1905–1918 Sulawesi Tengah diperintah dari tiga tempat yaitu, bagian barat yang kini dikenal sebagai bagian wilayah Kabupaten Donggala dan
wilayah Buol Toli-toli, menjadi bagian Gubernur Sulawesi dengan pusat pemerintahan di Makasar. Bagian tengah yang terdiri atas wilayah bagian timur dari Kabupaten Donggala,
dan wilayah Kabupaten Poso terletak di teluk Tomini, menjadi bagian dari karesidenan Sulawesi Utara dengan pusat pemerintahan di Manado Bagian timur, yang kini dikenal
sebagai wilayah Kabupaten Banggai dan sebagian wilayah Kabupaten Poso. Pada tahun 1919 diadakan pembagian administratif baru dengan menempatkan
seluruh wilayah Sulawesi Tengah sebagai bagian dari karesidenan Sulawesi Utara. Sejak
tahun itu pula raja-raja memperbaharui janji setia mereka kepada pemerintah Hindia Belanda dengan menanda tangani Korte Verklaring, sedangkan pemerintah atau wilayah
raja-raja diatur dengan peraturan tanah-tanah “berpemerintahan sendiri” self bertuursregelen. Kondisi ini berlangsung sampai tahun 1942 disaat pemerintahan Jepang
berkuasa. Tahun 1945 setelah Negara Republik Indonesia memperoleh kemerdekaan situasi
dalam negeri masih diwarnai oleh berbagai persoalan politik, dan Sulawesi Tengah melalui berbagai elemen masyarakatnya yang terhimpun dalam berbagai organisasi massa
seperti GPPST Gerakan Penuntut Propinsi Sulawesi Tengah, terbentuk tanggal 17
52 Agustus 1957 di Palu, GPST Gerakan Pemuda Sulawesi Tengah dibentuk tahun 1957
di Poso dengan tugas utamanya adalah menuntut kepada pemerintah pusat mengenai berdirinya Propinsi Sulawesi Tengah.
Melalui proses yang panjang akhirnya di tahun 1964 keinginan masyarakat Sulawesi Tengah menjadi kenyataan setelah Pemerintah Pusat mengeluarkan peraturan
pemerintah pengganti Undang-Undang Perpu Nomor II1964 Tentang pembentukan Propinsi Sulawesi Tengah dengan ibukota Palu, yang disyahkan dengan Undang-undang
Nomor 131964 dan tanggal 13 April dilangsungkan upacara serah terima daerah Karesidenan Koordinator Sulawesi tengah dari Gubernur J.F Tumbelaka selaku penguasa
Sulawesi Utara Tengah, kepada Gubernur Anwar Gelar Datuk Basa Nan Kuning sebagai Gubernur Propinsi Sulawesi Tengah sesuai Keputusan Presiden No: 361964 tanggal 13
Februari 1964, dan tanggal 13 April ditetapkan sebagai hari ulangtahun Propinsi Sulawesi Tengah.
4.2. Letak Geografis