Menurut Kompilasi Hukum Islam KHI

gugatan itu disertai hasil-hasil sejak saat itu. Selain dari itu diberikan kewajiban memberikan ganti rugi kepada pemberi hibah, untuk hipotik dan beban-beban lainnya telah dilakukan olehnya diatas benda-benda tidak bergerak, juga sebelum gugatan dimasukkannya.

b. Menurut Kompilasi Hukum Islam KHI

Dalam KHI hibah merupakan pemberian hak harta secara sukarela kepada orang lain dengan tujuan yang baik. Dalam penelitian ini penulis mengetahui bahwa tujuan pemberian hibah ini adalah untuk menyelesaikan sengketa perdata pada waktu tersebut serta pemberian hibah tersebut ditujukan kepada Yayasan Moderen Kyai Ageng Pandanaran Semarang. Dalam hal ini hibah diberikan dengan tujuan yang baik akan tetapi dalam pelaksanaan hibah berupa tanah tersebut tidak ditujukan seperti yang ditujukan untuk Yayasan tetap diubah untuk kepentingan pribadi. Dalam Kompilasi Hukum Islam KHI menyatakan bahwa hibah dikatakan syah apabila memenuhi syarat-syarat hibah. Salah satu persyaratan hibah yaitu syarat-syarat pemberi hibah. Syarat-syarat pemberi hibah antara lain ; 1. Dewasa, baliq dan berakal sehat 2. Pemberi adalah pemilik sah benda yang dihibahkan. 3. Pemberi tidak sedang dalam pengawasan orang lain atau mengalami perkara karena suatu sebab. 4. Tidak tertekan oleh beberapa pihak. Berdasarkan point tersebut dapat diketahui bahwa point 1, 2 dan 4 sudah dipenuhi persyaratannya oleh pemberi hibah akan tetapi pada point tiga yang menyatakan bahwa pemberi hibah tidak dalam perkara. Pada kasus penelitian ini pemberi hibah sedang dalam perkara yaitu perkara Perdata dengan No.114Pdt.G1989PNSMG dengan Bank Asia yang akan menyita obyek sengketa tanah ini dan Penggugat ataupun pemberi hibah merupakan Tergugat II pada kasus Perdata tersebut, sehingga pada saat tersebut pemberi hibah menghibahkan tanahnya kepada Drs. Abdul Razak Ali Subekti. Berdasarkan persyaratan untuk syarat-syarat pemberi hibah maka salah satu persyaratan tersebut tidak dipenuhi sehingga hibah dalam kasus ini tidak syah menurut ajaran Islam. Selanjutnya salah satu syarat yaitu sighah ataupun ijab Qabul dalam perjanjian hibah ini. Persyaratan syahnya sighah ataupun ucapan perjanjian hibah apabila terdapat saksi dalam pemberian hibah ini. Dalam kasus ini ucapan perjanjian berupa surat pernyataan pemberian hibah yang dilakukan di bawah tangan onderhands sehingga tidak mempunyai kekuatan hukum, dan menurut Kompilasi Hukum Islam surat pernyataan levering tersebut harus berdasarkan saksi, sehingga hukumnya kuat akan tetapi dalam kasus ini surat pernyataan penghibahan ini tidak ada saksi dan hanya dibuat oleh penghibah ataupun Penggugat. Pada syarat-syarat penerima hibah yaitu tidak meminta dan kehadirannya ada. Pada kasus ini penerima memang tidak meminta untuk dihibahkan akan tetapi memberikan solusi untuk menyelesaikan perkara perdata pada saat itu dengan cara menghibahkan obyek sengketa berupa tanah tersebut kepada penerima hibah, sehingga tanpa secara tidak langsung penerima hibah sudah meminta kepada penghibah untuk menghibahkan tanahnya walaupun hanya selaku mandataris dari Yayasan Pondok Moderen Kyai Ageng Pandanaran Semarang. Dalam KHI penarikan hibah terhadap harta yang telah dihibahkan tidak mungkin untuk dilakukan, kecuali hibah yang dilakukan oleh orang tua kepada anaknya Pasal 213. Penarikan hibah juga boleh dilakukan apabila pada kasus tertentu. Seperti contohnya dalam kasus ini penarikan hibah boleh dilakukan dikarenakan tujuan hibah itu ditujukan kepada Yayasan dimana pemberi hibah merupakan mandataris dari Yayasan tersebut dan bukan diberikan untuk milik pribadi, akan tetapi dalam kenyataanya penerima hibah mengubah isi hibah tersebut dan membuat akta hibah atas nama sendiri tanpa sepengetahuan pemberi hibah ataupun Penggugat dan Yayasan Pondok Moderen Kyai Ageng Pandanaran Semarang. Menurut Kompilasi Hukum Islam bahwa hibah dalam kasus ini tidak sah dan dapat dilakukan penarikan ataupun pencabutan kembali karena tidak sesuainya tujuan utama penghibahan dengan kenyataan yang telah dilakukan oleh pemberi hibah. Dalam kasus ini penarikan dan pembatalan hibah boleh dilakukan dikarenakan ada beberapa persyaratan yang tidak dapat dipenuhi dalam pemberian hibah.

c. Menurut Hukum Adat