Tingkat Pelayanan dan Pelayanan Purna Jual

BAB BAB BAB BAB BAB

Modul Spesifikasi & HPS Judul Modul Pelatihan

 Metoda pengujian.  Alat uji yang digunakan dan cara melakukan uji.  Kriteria dan batas keberterimaan material.  Format laporan hasil uji.

Akan sangat sempurna bila Lembaga yang melakukan uji dan inspeksi tersebut merupakan pihak ketiga yang independen dan kredibel.

2.2.2. Menentukan Spesifikasi Jumlah Barang/ Jasa

Pengadaan barang harus mempertimbangkan pola konsumsi/penggunaan barang di masa lalu dan memperkirakan kecenderungan kebutuhan barang tersebut di masa yang akan datang.

Tipe Kebutuhan Barang

Terdapat 2 (dua) tipe kebutuhan barang :

a. I ndependent Demand, merupakan jenis barang yang jumlah kebutuhannya tidak ditentukan oleh kebutuhan barang yang lain. Misalnya, pembelian kertas tidak dipengaruhi oleh kebutuhan barang yang lain. Jenis barang ini yang akan dapat diramalkan kebutuhannya dengan metode yang akan dijelaskan pada Teknik

Peramalan Kebutuhan Barang.

b. Dependent Demand, merupakan jenis barang yang jumlah kebutuhannya ditentukan oleh kebutuhan barang yang lain. Pembelian ban mobil, misalnya, dipengaruhi oleh jumlah mobil yang dimiliki oleh kantor yang bersangkutan. Dengan demikian, kebutuhan barang jenis ini tidak memerlukan teknik peramalan, tinggal dihitung seperti biasa.

Teknik Peramalan Kebutuhan Barang

Kebutuhan barang dapat diramalkan berdasarkan beberapa pendekatan berikut ini :

TEKNIK PERAMALAN

Gambar 2.1 Teknik peramalan kebutuhan Barang

L LKPP LKPP K PP Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah LKPP

BAB BAB BAB BAB BAB

n tiha Modul Spesifikasi & HPS dul Pela dul Mo Ju

Pendekatan Delphi, merupakan pendekatan yang melibatkan sekelompok pakar di bidang masing-masing untuk melakukan prediksi/ramalan atas kebutuhan sesuatu barang. Para pakar ini bekerja secara independen dan tanpa saling tahu antar mereka. Biasanya digunakan untuk meramalkan kebutuhan akan teknologi informasi masa depan, moda transportasi masa depan, atau kebutuhan akan barang/jasa yang kompleks. Hasil pendekatan ini sifatnya kualitatif, jadi tidak dapat digunakan dalam praktek, hanya diperlukan untuk memberikan indikasi peningkatan atau penurunan kebutuhan suatu barang dimasa yang akan datang.

Pendekatan Judgement, bisa berupa executive judgement (pendapat para eksekutif – pelaksana kegiatan) atau expert judgement (pendapat para pakar). Pendekatan ini dipilih bila kebutuhan akan barang/jasa yang sering berubah dan perubahannya sangat cepat sehingga tidak ditemukan data historis atau data historis tidak mampu mendukung untuk meramalkan kebutuhan di masa yang akan datang. Misalnya kebutuhan akan teknologi komunikasi yang bertumbuh sangat cepat akhir akhir ini. Sejalan dengan pendekatan Delphi, hasil pendekatan ini sifatnya juga kualitatif, jadi tidak dapat digunakan dalam praktek pengadaan sehari-hari, hanya diperlukan untuk memberikan indikasi peningkatan atau penurunan kebutuhan suatu barang di masa yang akan datang.

Pendekatan Moving Average (rata-rata bergeser), merupakan pendekatan kuantitatif yang paling mudah dan paling banyak digunakan dalam praktek.

KEBUTUHAN BARANG di Tahun 2012

MOVING AVERAGE, 3 TAHUN

MOVING AVERAGE, 4 TAHUN

MOVING AVERAGE, 6 TAHUN

Gambar 2.2 gambar contoh tabel kebutuhan barang di tahun 2012

27 888 L LKPP LKPP K PP Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah LKPP

BAB BAB BAB BAB BAB

Modul Spesifikasi & HPS Judul Modul Pelatihan

MOVING AVERAGE DENGAN BOBOT

BULAN

TOTAL KE BUTUHAN

Agustu s

30 { ( 3 x 26 ) + ( 2 x 23 ) + 19 } = 23 5/6

Septemb er

Nop ember

BOBOT YANG DIGUNAKAN

PERIOD 3 Bu lan lalu 2 Dua bulan lalu

1 Tiga bu lan lalu 6 JUML AH BOBOT

Gambar 2.3 Moving Average dengan Bobot

Pendekatan Regresi Sederhana juga dapat digunakan untuk menentukan kebutuhan di masa yang akan datang.

MODEL REGRESI SEDERHANA

Y = a + bx

Dep endent Variable

Indepen dent Variable

Y = 2.071,6 + 807,1x Forecast tahun 2012 x = 8, Y (93) = 2.071,6 + 807,1 (8) = 8.528

Gambar 2.4 Model regresi sederhana

L LKPP LKPP K PP Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah LKPP

BAB BAB BAB BAB BAB

n tiha Modul Spesifikasi & HPS dul Pela dul Mo Ju

Jumlah Order Yang Ekonomis

Biaya yang harus dikeluarkan untuk memesan, mendapatkan, menyimpan, dan menggunakan suatu barang dapat dikelompokkan sebagai berikut :

a. Biaya Pesan ( Ordering Cost) Merupakan biaya yang proporsional dengan frekwensi pemesanan barang tersebut. Termasuk dalam biaya pesan adalah biaya administrasi, biaya bongkar muat, biaya pemeriksaan, dan lain-lain.

b. Biaya Penyimpanan Biaya yang proporsional dengan jumlah barang yang disimpan. Termasuk dalam biaya ini adalah biaya gudang, biaya modal, biaya kerusakan akibat penyimpanan.

c. Biaya Barang Biaya yang digunakan untuk membeli barang. Misalnya harga satuan barang tersebut.

Interaksi antara biaya pesan dan biaya penyimpanan terlihat seperti gambar di bawah ini:

Biaya Tahunan

TC

Biaya

Biaya Penyimpanan

Minimum

Biaya Pemesanan

EOQ

Jumlah pesanan =Q

Gambar 2.5 interaksi antara biaya pesan dan biaya penyimpanan

Dari gambar di atas terlihat bahwa makin besar jumlah barang yang dipesan pada tiap kali pesanan akan berdampak pada menurunnya biaya pemesanan, tetapi akan berdampak kepada meningkatnya biaya penyimpanan barang.

Kondisi sebaliknya, makin sedikit jumlah barang yang dipesan pada tiap kali pesanan akan berdampak pada meningkatnya biaya pemesanan (karena dalam satu akan terpaksa pesan beberapa kali untuk memenuhi kebutuhan akan barang tersebut) , tetapi akan berdampak kepada menurunnya biaya penyimpanan barang.

29 888 L LKPP LKPP K PP Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah LKPP

BAB BAB BAB BAB BAB

Modul Spesifikasi & HPS Judul Modul Pelatihan

Biaya total per tahun adalah :

Biaya Total = O ( B/ Q) + C ( Q/ 2) + B P

Keterangan :

Biaya Pemesanan

Total kebutuhan barang dalam satu tahun

Jumlah barang dalam sekali order

tingkat suku bunga

Biaya Penyimpanan

Jumlah pesan barang yang ekonomis (EOQ) adalah :

2BO EOQ=

C = i.p

EOQ = jumlah pesanan ekonomis (unit/tahun)

B = jumlah kebutuhan/tahun (unit/tahun) O = biaya pesan/pengadaan, (Rp/pesanan)

C = biaya penyimpanan, (Rp/unit/tahun)

i = % biaya penyimpanan, (25%-35%)/tahun p = harga barang, (Rp/unit)

Gambar 2.6 Rumus EOQ

L LKPP LKPP K PP Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah LKPP

BAB BAB BAB BAB BAB

n tiha Modul Spesifikasi & HPS dul Pela dul Mo Ju

Contoh Penerapan EOQ

Nama item : ORDNER BESAR

Kebutuhan (B)

= 5.000 unit/tahun

Harga (p)

= Rp. 20.000,-/ unit

Biaya pemesanan (O)

= Rp. 200.000,-/pemesanan

Prosentase biaya simpan (i) = 25% / tahun

EOQ = 2BO ip

EOQ = 2 (5000)(200.000)= 633 (0.25)(20.000)

Artinya : Jumlah ORDNER setiap kali pesan = 633 unit Frekuensi pesan = B / Q = 5000 / 633

8 kali pesan setahun

= pesan tiap 1,5 bulan

Gambar 2.7 Contoh penerapan Rumus EOQ

Menyiasati Besarnya Biaya Pemesanan dan Biaya Penyimpanan

Bila dalam perhitungan dihasilkan nilai EOQ yang cukup besar, maka secara otomatis biaya Penyimpanan akan meningkat. Dengan memecah jumlah pesanan yang besar tadi ke dalam beberapa kali pengiriman akan menurunkan nilai biaya penyimpanan. Pendekatan ini sekaligus menurunkan biaya pemesanan dan biaya penyimpanan.

Berdasarkan pendekatan ini, pengadaan dilakukan dalam satu payung kontrak namun pengiriman barang dilakukan beberapa kali sesuai dengan estimasi kebutuhan barang yang sudah dilakukan sebelumnya.

2.2.3. Menetapkan Spesifikasi Waktu

Termasuk dalam spesifikasi waktu adalah spesifikasi jadwal kedatangan barang/jasa ( de- livery time and schedule), lokasi kedatangan barang (the point’s of delivery), metode transportasi dan pengepakan ( transportation method and packing).

31 888 LKPP LKPP L K PP Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah LKPP

BAB BAB BAB BAB BAB

Modul Spesifikasi & HPS Judul Modul Pelatihan

Menetapkan Jadw al Kedatangan Barang/ Jasa

Pernyataan as soon as possible (secepatnya) yang tertuang dalam kontrak, tentu saja berbeda dengan paling lama 14 (empat belas) hari, sehingga akan berdampak besar dalam penawaran harga dari penyedia barang/jasa.

Spesifikasi waktu dianjurkan memuat waktu kedatangan barang/jasa, lokasi kedatangan barang, dan bila memungkinkan memuat pula lead time (waktu tenggang) antara penandatanganan kontrak sampai dengan kedatangan barang.

Untuk memastikan penetapan spesifikasi waktu tersebut masuk akal dan dapat dicapai oleh penyedia barang/jasa, maka informasi mengenai rincian schedule (jadwal) hendaknya diminta agar disusun oleh penyedia barang/jasa pada saat memasukkan dokumen penawaran.

Menetapkan Lokasi Kedatangan Barang

Lokasi kedatangan barang akan berdampak kepada biaya pengiriman dan/atau biaya transportasi, dan lead time (waktu tenggang) sehingga perlu dinyatakan dengan jelas dalam spesifikasi.

Menetapkan Metoda Transportasi dan Pengepakan

Ketika lead time (waktu tenggang) perlu diminimalkan, metoda transportasi perlu dinyatakan dengan jelas dalam spesifikasi, karena akan berdampak besar pada biaya pengiriman. Pengiriman melalui pesawat udara akan jauh lebih mahal dari pada lewat darat.

Dalam kaitannya dengan pilihan moda transportasi, kemungkinan kerusakan dan kehilangan barang/jasa hendaknya di antisipasi dalam spesifikasi melalui teknik pengepakan yang disyaratkan. Terlebih lagi bila barang tersebut kecil, mahal, dan mudah dibawa.

Beberapa special transport arrangement harus dinyatakan jelas dalam spesifikasi jika barang tersebut bisa busuk, rusak, atau pecah. Misalnya, perlu refrigerator untuk makanan, penahan pecah untuk kaca.

2.2.4. Menyusun Spesifikasi Tingkat Pelayanan Penyedia Barang/ Jasa

Tingkat pelayanan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam kontrak dan ber- dampak biaya bagi penyedia barang/jasa, sehingga akan mempengaruhi besarnya nilai penawaran. Untuk itu perlu dinyatakan dengan jelas, lengkap, dan rinci dalam spesifikasi.

L LKPP LKPP K PP Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah LKPP

BAB BAB BAB BAB BAB

n tiha Modul Spesifikasi & HPS dul Pela dul Mo Ju

Tingkat Pelayanan Penyedia Barang/ Jasa

Tuntutan terhadap tingkat pelayanan dari penyedia barang/jasa hendaknya dinyatakan secara spesifik dan terukur, misalnya :

 Penyedia barang/jasa hendaknya menetapkan seorang manager yang kompeten dan didedikasikan khusus untuk melaksanakan pekerjaan ini.

 Penyedia barang/jasa, selama masa trial operation hendaknya menyediakan helpdesk service (jasa bantuan) yang siap selama 24 jam tiap hari.

Pelatihan dan Bantuan Teknik dari Penyedia Barang/ Jasa

Untuk menjamin barang/jasa yang dibeli dapat digunakan dengan baik, dalam spesifikasi hendaknya dicantumkan beberapa hal, seperti :

 Petunjuk mengoperasikan barang/jasa tersebut, bilamana perlu dipersyaratkan dalam bahasa Indonesia.  Pelatihan penggunaan dan cara memelihara, dan juga dinyatakan jumlah jam yang harus dialokasikan penyedia barang/jasa dalam melakukan pelatihan.  Jenis jenis pelatihan yang harus dilakukan oleh penyedia barang/jasa.  Bantuan teknis selama waktu tertentu pada masa pengoperasian awal.  Jumlah dan jenis teknisi yang diperbantukan pada pengguna barang/jasa selama

waktu tertentu pada masa pengoperasian awal.

Pemeliharaan

Aspek maintenance dan repair harus dinyatakan dalam ruang lingkup spesifikasi dalam barang/jasa memerlukan hal tersebut dan/atau tidak ada orang dalam unit kerja pengguna barang/jasa yang mampu melakukannya.

Pernyataan dalam spesifikasi hendaknya rinci, misalnya : “Teknisi penyedia barang/jasa harus sudah berada di lapangan paling lambat 48

jam begitu mendapatkan pemberitahuan melalui e-mail dari pengguna barang/ jasa”.

“ Spare part yang kritis, langka, dan mudah rusak harus terdefinisikan dalam dokumen penawaran dan tersedia di lokasi kerusakan paling lambat 24 jam begitu mendapatkan pemberitahuan dari pengguna barang/jasa

melalui e-mail yang

disepakati bersama dalam kontrak”.

33 888 L LKPP LKPP K PP Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah LKPP

BAB BAB BAB BAB BAB

Modul Spesifikasi & HPS Judul Modul Pelatihan

2.2.5. Contoh Contoh Barang : Lift

Spesifikasi

Contoh

Spesifikasi Fungsi dan Kapasitas : 15 orang

Kinerja

Jumlah stop : 9 stop/9 lantai Door type : Center Opening Door open : 900 mm Tinggi pintu : 2100 mm

Spesifikasi Mutu

Travel Height : Lihat Gambar dan Spesifikasi

Barang

Total Height : Lihat Gambar dan Spesifikasi Ukuran shaft : 2300 x 2300 Pit Dept : 2100 mm Over Head : Lihat Gambar dan Spesifikasi Operation Control : Computerized Control – Group Power Listrik : Max 20 Kw/380 V/3 Ph/ 50 Hz Automatic bypass (75% loading) Oveload devices, safety door edge Fire emergency return Emergency Light

dan seterusnya

Jumlah

2 (dua) buah

Waktu

Sudah dapat di operasikan paling lambat tanggal 15 Oktober 20xx

Tingkat Pelayanan

Calon Penyedia Barang/Jasa wajib menyampaikan biaya pengoperasian dan biaya pemeliiharaan sampai dengan 5 (lima) tahun

Masa Pemeliharaan untuk lift ini adalah selama 1 tahun/365 hari

Dll

Ketentuan khusus

Jaminan Pelaksanaan muka sebesar 5% dari nilai kontrak dari Bank Pemerintah dan bersifat unconditional dan irrecovable .

Jaminan diserahkan paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah tanggal penandatanganan kontrak.

Masa berlaku Jaminan pelaksanaan sampai dengan 2 (dua) bulan setelah Berita Serah Terima I

dan seterusnya

Tabel 2.6 Contoh Barang Lift

L LKPP LKPP K PP Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah LKPP

BAB BAB BAB BAB BAB

n tiha Modul Spesifikasi & HPS dul Pela dul Mo Ju

Contoh Spesifikasi Jasa Konstruksi

Pekerjaan Pondasi

I tem Spesifikasi

Deskripsi

Lingkup Pekerjaan 1. Pekerjaan pondasi yang akan dilaksanakan adalah pondasi plat setempat untuk pondasi tangga

2. Ukuran, elevasi kedalaman, dan spesifikasi teknis yang tidak tertuang disini dapat dilihat dalam gambar teknis terlampir

Persyaratan bahan 1. Untuk tulangan pondasi plat setempat digunakan tulangan polos diameter

12 mm jarak 150 mm 2. Beton K 300

Pedoman Pelaksanaan 1. Sebelum pondasi dipasang, terlebih dahulu diadakan pengukuran pengukuran untuk As Pondasi sesuai dengan gambar konstruksi dan dimintakan persetujuan Direksi/Konsultan Pengawas tentang Kesempurnaan Galian

2. Pemasangan pondasi harus rapi dan sesuai dengan Gambar Teknis terlampir

Tabel 2.7 Contoh Spesifikasi Jasa Konstruksi

Contoh Spesifikasi Jasa Konsultansi

Penyusunan Modul Pelatihan

I tem Spesifikasi

Deskripsi

Maksud Kegiatan Maksud kegiatan jasa konsultansi ini adalah memperoleh materi pelatihan barang/jasa yang berkualitas, dalam rangka meningkatkan mutu penyelenggaraan pelatihan.

Tujuan Kegiatan Adapun tujuan dari diselenggarakannya kegiatan ini adalah tersedianya modul pelatihan Penyusunan Spesifikasi dan HP

Uraian Kegiatan 1) Melaksanakan persiapan penyusunan modul pelatihan Penyusunan Spesifikasi

dan HPS berbasis kompetensi antara lain:  Melakukan review, identifikasi, dan analisa terhadap modul pelatihan

pengadaan yang sudah ada,  Mengkaji peraturan perundang-undangan yang berlaku, dan metode yang

menunjang penulisan modul pelatihan berbasis kompetensi.  Mempelajari literatur/referensi best practice tentang Penyusunan

Spesifikasi dan HPS, baik di lingkungan pemerintah maupun swasta. 2. Menyusun materi-materi dalam modul pelatihan. 3. Melaksanakan koordinasi dengan tenaga ahli lainnya dalam penyusunan

modul pelatihan.

4. Melaksanakan rapat pembahasan dan FGD dengan Tim Penyusunan Materi Pelatihan LKPP. 5. Menyusun laporan kegiatan 6.

Indikator Kinerja

1) Tersedianya metodologi penyusunan modul 2) Terlaksananya rapat-rapat pembahasan kegiatan 3) Tersedianya modul pelatihan berbasis kompetensi

4) Tersedianya laporan kegiatan

Indikator Keluaran

Laporan Kegiatan

Keluaran

1) 1 Laporan Pendahuluan 2) 1 Laporan Antara

1 Laporan Akhir.

35 888 L LKPP LKPP K PP Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah LKPP

BAB BAB BAB BAB BAB

Modul Spesifikasi & HPS Judul Modul Pelatihan

Tahapan Kegiatan Alokasi waktu yang diberikan kepada Konsultan untuk melakukan kegiatan untuk Konsultan

penyusunan modul pelatihan spesifikasi dan HPS adalah 3 bulan, yang mencakup kegiatan-kegiatan antara lain:

Mengiventarisasi semua undang-undang, peraturan-peraturan pemerintah, Peraturan Presiden, Keputusan Presiden, Peraturan Menteri, Standar, dan sebagainya yang mengatur tentang penyelenggaraan pelatihan.

Mengiventarisasi semua referensi best practices kurikulum/sylabus pelatihan-pelatihan yang terkait dengan materi Penyusunan Spesifikasi dan HPS.

Melakukan kajian dan pembahasan dengan Tim Penyusunan Materi Pelatihan tentang metode pelaksanaan penyusunan modul.

Menyusun modul pelatihan Penyusunan Spesifikasi dan HPS berbasis kompetensi.

Melaksanakan rapat-rapat pembahasan dengan Tim Penyusunan Materi Pelatihan.

Menyusun laporan kegiatan.

Pelaporan

Konsultan diwajibkan membuat dan menyerahkan Laporan yang mencakup: Laporan Pendahuluan memuat latar belakang, maksud dan tujuan disusunnya modul pelatihan, lingkup, tahapan dan metodologi pekerjaan penyusunan modul pelatihan. Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya 2 minggu sejak SPK diterbitkan, sebanyak 3 buku laporan.

Laporan antara memuat draft final modul Pelatihan Penyusunan Spesifikasi dan HPS. Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya 2 bulan sejak SPK diterbitkan, sebanyak 3 buku laporan.

Laporan Akhir memuat hasil akhir dari seluruh kegiatan penyusunan modul pelatihan, termasuk perbaikan dari revisi hasil pembahasan dengan Tenaga

Ahli lainnya.

Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya akhir bulan ketiga sejak SPK diterbitkan sebanyak 3 buku laporan

Kualifikasi

a. Konsultan perorangan yang akan dilibatkan dalam kegiatan ini harus memiliki

Penyedia Jasa

pengalaman bekerja selama 10 tahun dan berpendidikan S-1 serta mempunyai pengalaman kerja menyusun/mengajar/mengevaluasi Spesifikasi dan HPS minimal sebanyak 3 kali sesuai dengan aturan yang berlaku.

b. Pada saat acara negosiasi dan klarifikasi, calon konsultan perorangan diminta untuk mempresentasikan metode pelaksanaan yang terkait dengan kegiatan yang diusulkan.

Jadwal Kegiatan

Waktu pelaksanaan kegiatan adalah selama 3 bulan, dilaksanakan mulai bulan Agustus s.d. Desember (Intermiten).

Tabel 2.8 Contoh Spesifikasi Jasa Konsultansi

L LKPP LKPP K PP Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah LKPP

BAB BAB BAB BAB BAB

n tiha Modul Spesifikasi & HPS dul Pela dul Mo Ju

Contoh Spesifikasi Jasa Lainnya

Pelatihan Penyusunan HPS

I tem Spesifikasi

Deskripsi

Maksud Kegiatan Maksud kegiatan melaksanakan pelatihan Penyusunan Harga Perkiraan Sendiri

Tujuan Kegiatan Meningkatkan kompetensi peserta pelatihan dalam menyusun Harga Perkiraan Sendiri

Uraian Kegiatan

1. Melakukan analisis kebutuhan pelatihan 2. Menyusun sasaran dan pokok bahasan 3. Menyusun bahan pelatihan 4. Melaksanakan pelatihan 5. Melakukan Pre Test dan Post Test 6. Melaporkan Pelaksanaan Pelatihan

Indikator Kinerja 1. Tersedianya analisis kebutuhan pelatihan, sasaran dan pokok

bahasan, dan bahan pelatihan

2. Terlaksananya pelatihan 3. Terlaksananya Pre Test dan Post Test 4. Tersedianya laporan Pelaksanaan Pelatihan

Indikator Keluaran

Tingkat kepuasan dan kelulusan Peserta Pelatihan diatas 75%

Keluaran

Laporan Pelaksanaan Pelatihan

Kualifikasi Penyedia 1. Instruktur dalam kegiatan ini harus memiliki pengalaman bekerja selama 10 Jasa

tahun dan berpendidikan minimal S-1 serta mempunyai pengalaman kerja menyusun/mengajar/mengevaluasi Spesifikasi dan HPS minimal sebanyak 3 kali sesuai dengan aturan yang berlaku.

Jadwal Kegiatan Waktu pelaksanaan kegiatan adalah selama 3 hari, dilaksanakan bulan Desember tahun 20xx

Tabel 2.9 Contoh Spesifikasi Jasa Lainnya

2.2.6. I nformasi Lain yang perlu masuk dalam spesifikasi

Berikut ini merupakan beberapa informasi tentang Unit Layanan Pengadaan (ULP) yang penting untuk diberikan kepada penyedia barang/jasa.

a. Contact Person Untuk meningkatkan komunikasi yang efektif dan efisien antara penyedia barang/ jasa dengan pejabat pembuat komitmen dan/atau pejabat pengadaan. Misalnya : pengguna barang/jasa. Fungsi Contact Person ini untuk menciptakan akses informasi yang mudah bagi penyedia barang/jasa memahami kebutuhan barang/jasa.

b. Latar belakang pengadaan barang/jasa Informasi organisasi tempat pengadaan tersebut berada, latar belakang pengadaan barang/jasa, maksud dan tujuan pengadaan barang/jasa, dan beberapa hal lain yang membantu penyedia barang/jasa mendapatkan gambaran besar posisi barang/jasa yang ditawarkan dengan kepentingan keseluruhan organisasi.

37 888 LKPP LKPP L K PP Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah LKPP