PERTANGGUNGJAWABAN (LIABILITAS) DALAM PRAKTIK KEPERAWATAN

C. PERTANGGUNGJAWABAN (LIABILITAS) DALAM PRAKTIK KEPERAWATAN

Pada prinsipnya semua tenaga professional yang mempunyai kewenangan/ tanggungjawab tertentu dalam kehidupan professional sehari-hari tidak dapat lepas dari

risiko untuk berbuat kesalahan yang dapat berakhir dengan diajukan tuntutan kepadanya. Perawat professional mempunyai tanggungjawab terhadap setiap bahaya yang ditimbulkan dari kesalahan tindakannya. Liabilitas berarti tanggungan yang dimiliki oleh seseorang terhadap setiap tindakan atau kegagalan melakukan tindakan. Tanggungan yang dibebankan perawat dapat berasal dari berbagai kesalahan yang dilakukan oleh perawat dan dalam kasus berat dapat berupa tindakan kriminal berat (misalnya perawat salah memberikan obat sehingga menyebabkan kematian pasien) atau kesalahan yang ringan yang tidak mengancam jiwa pasien (misalnya berkata kasar kepada pasien atau memberi informasi yang tidak tepat).

Segala aspek hukum yang terkait dengan kesalahan diatur dalam KUHP. Laporan/pengaduan dari setiap pihak harus melalui proses penyelidikan/pemeriksaan yang

teliti sesuai kaidah hukum untuk menentukan apakah tindakan seseorang dapat dikategorikan sebagai bukan kesalahan, kesalahan, atau kriminal. Laporan adalah pemberitahuan yang disampaikan oleh seseorang karena hak atau kewajiban berdasarkan UU kepada pejabat yang berwenang tentang telah atau diduga akan terjadinya peristiwa pidana. Sedangkan pengaduan adalah pemberitahuan pejabat yang berwenang untuk menindak menurut hukum seseorang yang telah melakukan tindak pidana aduan yang merugikan.

Kelalaian merupakan masalah hukum yang lazim terjadi dalam keperawatan, akibat kegagalan menerapkan pengetahuan. Kelalaian dapat menyebabkan kerugian pasien. Bila terjadi kelalaian, institusi secara hukum tidak dapat bertanggungjawab, tetapi perawat yang bersangkutan yang harus bertanggungjawab dan dapat dituntut sebagai malpraktik. Malpraktik merupakan kelalaian yang dilakukan oleh tenaga professional yang menyebabkan kerusakan, cidera, atau kematian seseorang. Kegagalan dalam melaksanakan suatu fungsi tertentu yang berkaitan dengan peran dalam memberi asuhan keperawatan yang aman juga nyaman dianggap sebagai malpraktik.

Sebagai seorang perawat yang professional harus dapat mencegah malpraktik dengan meningkatkan kewaspadaan diri dan mengetahui kekuatan serta kelemahannya. Bila merasa kurang, segera meningkatkan kompetensi diri. Dalam melaksanakan tugas, jika merasa kesulitan jangan merasa sungkan untuk berkonsultasi kepada perawat yang lebih ahli. Dalam bekerja tidak boleh bertentangan dengan kode etik, standar profesi, dan kewenangan yang berlaku serta dalam setiap kegiatan menerapkan cara pencatatan yang secara hukum dapat diterima. Menurut Vestal (1995), pedoman guna mencegah terjadinya malpraktik adalah sebagai berikut:

1. Berikan kasih sayang pada pasien, sebagaimana Anda mengasihi diri sendiri. Layani pasien dan keluarganya dengan jujur dan penuh rasa hormat.

2. Gunakan pengetahuan keperawatan untuk menetapkan diagnosa keperawatan yang tepat dan laksanakan intervensi keperawatan yang diperlukan. Perawat mempunyai kewajiban untuk menyusun pengkajian dan melaksanakannya dengan benar.

3. Utamakan kepentingan pasien. Jika tim kesehatan lain ragu-ragu terhadap tindakan yang akan dilakukan atau kurang merespons perubahan kondisi pasien, diskusikan bersama dengan tim keperawatan guna memberikan masukan yang diperlukan bagi tim kesehatan lainnya.

4. Tanyakan saran dan pesan yang diberikan oleh dokter jika pesan tidak jelas, karena hal ini akan mengakibatkan tindakan yang tidak tepat.

5. Tingkatkan pengetahuan Anda secara terus menerus, sehingga pengetahuan atau kemampuan yang dimiliki senantiasa mutakhir. Ikuti perkembangan terbaru yang terjadi di lapangan.

6. Laksanakan asuhan keperawatan berdasarkan model proses keperawatan. Hindari kekuranghati-hatian dalam memberikan asuhan keperawatan.

7. Catat rencana keperawatan dan respons pasien selama dalam asuhan keperawatan. Tulislah secara lengkap dan jelas.

8. Lakukan konsultasi dengan anggota tim lainnya. Biasakan bekerja berdasarkan kebijakan organisasi atau rumah sakit dan prosedur tindakan yang berlaku.

9. Pelimpahan tugas secara bijaksana dan ketahui lingkup tugas masing-masing. Jangan pernah menerima atau meminta orang lain menerima tanggung jawab yang tidak dapat Anda tangani.