Kepentingan Negara Mekong

4.2 Kepentingan Negara Mekong

Masing-masing negara tepian mengalami peningkatan kebutuhan hidup, seperti air untuk pertanian, industri dan rumah tangga, energi dan sumber daya lainnya. Hal ini menyebabkan mereka menjadi agresif dan ambisius untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai kepentingan masing-masing, terutama melalui proyek bendungan hydropower, transportasi, infrastruktur dan lainnya.

Dimana sebagian besar negara tepian mengalami peningkatan konsumsi energi dan permintaan air untuk sektor pertanian, industri dan rumah tangganya. Grafik 4.1 menunjukan jumlah konsumsi energi akhir di negara-negara tepian, sedangkan Tabel 4.1 menunjukan sebagian besar permintaan air datang untuk pertanian dari negara-negara Asia Tenggara.

Grafik 4.1 Konsumsi Energi Final, GMS (ktoe)

Thailand

70.000 Kamboja Laos

50.000 Vietnam Myanmar

30.000 Guanxi PRC

10.000 Yunnan PRC

2013 Sumber : GMS-EOC, Final Energy consumption.

59 Susanne Schmeier. 2009. Regional Cooperation Efforts in the Mekong River Basin: Mitigating river-related security threats and promoting regional development. Austrian Journal of

South-East Asian Studies,2(2), pp28-52. Hlm 31

Berdasarkan grafik 4.1 terlihat bahwa terjadi peningkatkan yang signifikan secara keseluruhan pada 2012 yaitu 300.585, dan peningkatan tertinggi berada di Thailand, disusul Yunnan, Guanxi, sedangkan Vietnam, Myanmar dan Kamboja mengalami peningkatan yang relatif rendah, namun Kamboja mengalami penurunan.

Tabel 4.1 Ketersediaan Air Bersih dan Withdrawals, GMS Countrie Availability

Withdrawals (2005-2010) s

(2010) Annual total

For For resources per-

Total water

For

withdrawal

agricult industr domestic

capita (m 3 )

per-capita (m 3 ) ure (%) y (%) use (%)

Yunnan Laos

Sumber: ADB. 2012. GMS Altas environment, 2nd edition. Hlm 179.

Dan untuk Tabel 4.1 menunjukan peningkatan permintaan air untuk pertanian, industri dan rumah tangganya, dimana sebagian besar permintaan air datang untuk pertanian dari negara-negara Asia Tenggara, yang memang mata pencaharian utama negara Asia berada disektor pertanian. Walaupun demikian, proses pembangunan telah berkontribusi pada peningkatan perekonomian negara tepian, terlihat dari pertumbuhan GDP per-kapita di masing-masing negara.

Grafik 4.2 GDP negara anggota GMS (US$/Orang)

China ra 515

Sumber: GMS-EOC, akses dari http://portal.gms-eoc.org/charts/overview/gross-domestic-product- current-prices )

Dibawah ini penulis paparkan masing-masing kepentingan negara tepian di sungai Mekong.

4.2.1 Kepentingan Masing-Masing Negara Mekong - China (Hulu)

China (atau The People’s Republic of China) yang berada di hulu Mekong, memiliki bagian sungai sekitar 21% dari aliran Mekong, memiliki kepentingan yang besar pada energi hidro dan navigasi sungai. 60 Dimana sejak tahun 1980-an,

setelah liberalisasi ekonomi secara bertahap masuk ke China, perlahan China telah membuka ekonominya pada dunia luar, dimana kondisi ini telah memungkinkan mereka untuk menerima bantuan asing dan investasi untuk mendorong pembangunan ekonomi China melalui pembangunan infrastruktur daerah dan proyek bendungan hidro. 61

60 Yorth, Bunny.Op cit. Hlm 9. 61 Pittock, Jamie. 2014. Devil’s Bargain? Hydropower vs food trade-offs in the Mekong basin. In

wolrd rivers review. Interational rivers, 29(4),pp. 1-15.Hlm 15.

Sejak tahun itu juga, hubungan politik China dan negara tepian di hilir mulai mendingin. Seiring dengan meningkatnya proyek pembangunan bendungan di aliran utama sungai Mekong, dimana saat ini telah dibangun 7 bendungan di aliran utama dari 21 rencana proyek serta ribuan bendungan di anak sungai, hal ini menyebabkan gelombang kritik hadir dari negara tetangga, karena dilakukan tanpa pemberitahuan dan konsultasi negara tetangga, dimana negara tetangganya menganggap terlalu agresif tanpa mempertimbangkan dampaknya pada negara hilir dan lingkungan sungai Mekong. 62 Karena memang tidak pernah ada penilaian akan

dampak lingkungan dari proyek bendungan di China, dan negara tetangga tidak memiliki banyak power karena tidak adanya perjanjian atau kerjasama yang mengatur sungai Mekong. 63

Dengan meningkatnya jumlah bendungan, China menjadi negara dengan pengembangan sumber energi hidro terbesar didunia, dengan total eksploitasi sumber 378 juta kw dan kapasitas lebih dari 15.000 MW (sebanyak 30% yang telah dieksploitasi), dan berencana menjadi cadangan energi bagi China dan negara-

negara Asia Tenggara. 64 Karena memang permintaan energi tidak hanya datang dari dalam negeri namun negara tetangga seperti Thailand, Vietnam dan negara lain.

Dan ntuk memenuhi permintaan yang terus meningkat, China juga aktif terlibat dalam pembangunan bendungan di wilayah lain sehingga dapat membeli listrik dari negara tersebut, dimana China telah terlibat dalam pembangunan sekitar 330

62 Ibid. Hlm 16. 63 Trandem, Ame. 2014. Is the Mekong at a Tipping Point?,In world rivers review. Interational

rivers, 29( 4),pp.1-15. Hlm 14. 64 Goh, Evelyn. 2004. China in the Mekong River Basin: the regional security implications of

resource development on the Lancang Jiang . [the institute of defence and strategic studies].

bendungan di 74 negara, terutama di Afrika dan Asia Tenggara, seperti bendungan Kamchay (Kamboja), Mytsone (Myanmar), dan lain-lain. 65

- Myanmar (Hulu)

Disisi lain Myanmar yang juga berada di hulu, yang memiliki area 3% aliran sungai adalah negara yang diberkahi tanah yang subur, juga memiliki sumber kelautan dan air tawar yang luas, serta simpanan mineral yang penting termasuk minyak dan gas, namun Myanmar terlihat kurang ambisius dalam pengembangan bendungan hidro di sungai Mekong, hal ini disebabkan fakta bahwa luas area sungai

yang sebesar 3%. 66 Selain itu, masyarakat Myanmar juga banyak menolaknya, dimana bendungan Myitsone di sungai Irrawaddy di negara bagian Kachin, menjadi

pelajaran bagi penderitaan masyarakat tepi sungai selama bertahun-tahun. 67 Bersamaan dengan itu pula, Myanmar tidak tertarik untuk terlibat dengan kerjasama

dalam mengelola sumber daya sungai yaitu MRC, bersama China yang berada di hulu.

Jika melihat kepentingan Myanmar pada sungai Mekong, Myanmar terlihat lebih berfokus pada irigasi untuk mendukung mata pencaharian dan produksi pertanian yang lebih intensif, hal ini terlihat dari data FAO dimana produksi beras Myanmar mencapai 29,5 juta ton tahun 2014, meningkat dibandingkan tahun lalu yang mencapai 28,8 juta ton, sedangkan ekspornya selama 2014-2015 1,7 juta ton

65 Internation River. 2014. China’s global role in dam building. (online, https://www.internationalrivers.org/campaigns/china-s-global-role-in-dam-building , 1 Juli 2016).

66 ADB. Op cit. Hlm 37. 67 International River. 2015. Sustainable hydropower pitch for Bruma difficult to shallow. (online,

https://www.internationalrivers.org/blogs/254 , 1 Juli 2016).

atau US$ 645 juta. 68 Dimana Myanmar menempati peringkat ketiga untuk produksi dan ekspor terbesar dengan Thailand dan Vietnam pertama dan kedua.

Namun bukan tidak memiliki kepentingan, Myanmar memilih mengembangkan kebijakan energy mix bersama energi matahari, angin, biomassa dan biofuel dengan hidro menjadi sumber energi utama untuk memenuhi kebutuhan energi dalam negeri (terutama di pedesaan) dan ekspor negara tetangga, yang

tergambar dari kebijakan energi Myanmar. 69 Dimana pasar ekspor hydroelectricity Myanmar seperti pada China dan Thailand, dengan kapasitas yang ditandatangi

sekitar 38.610 MW dengan China dan 8.360 MW dengan Thailand. 70

- Laos (Hilir)

Laos sebagai negara di hilir mendapatkan bagian sungai lebih besar yaitu 25% dari aliran sungai, menjadikan air sebagai bagian penting bagi kehidupan dan budaya mereka, walaupun tidak secara khusus menjadi tujuan nasional, namun kesejahteraan Laos terikat dengan air, yang sebagian besar proyek utama pembangunan nasional terealisasi melalui pengembangan sumber daya air, seperti proyek 71 hidropower , navigasi, perikanan, irigasi dan pasokan air bersih.

Dengan menyadari potensi energi hidro yang besar, Laos sebagai negara sosialis satu partai menggunakan sumber daya air untuk produksi pertanian skala kecil dan intensif, namun kunci strategi pembangunan terletak dari

68 Mizzima. 2015. Myanmar’s rice exports up 40 percent. Mizzima news. (online, http://www.mizzima.com/business- domestic/myanmar’s-rice-exports-40-percent , 21 Juli 2016).

69 ENER, A. and DEVEL, Y. 2015. Renewable energy developments and potential in the GMS. Asian Development Bank. Hlm 54-56.

70 Khaing, Min. 2015. Myanmar’s hydropower strategy and its implication on regional development. PPT – World Hydropower Congress 2015. (online, https://www.hydropower.org/sites/default/files/publications-docs/Min-Khaing-Government-of-

Myanmar-regional-development-World-Hydropower-Congress.pdf , 1 September). 71 International River. Op cit. Hlm 13.

mengembangkan hydropower untuk menciptakan pasokan yang lebih dan menjadi ‘battery of South East Asia’. 72 Untuk mencapai tujuan tersebut, Laos terus

mengembangkan energi hidro, dan saat ini ekspor listrik hidro menjadi pendapatan utama bagi perekonomian Laos.

Walaupun demikian, rencana ini banyak mendapatkan kritik dari masyarakat Laos, peneliti lingkungan internasional dan negara tetangga, seperti contoh ketika rencana bendungan Xayaburi dimulai, dimana Vietnam dan Kamboja menyarankan penundaan pembangunan karena mengkhawatirkan dampak lintas negara dari bendungan, dan masyarakat Laos yang melakukan aksi demontrasi yang

berasal dari Laos, Kamboja, Thailand dan Vietnam pada 2012 (lihat gambar 4.2). 73 Menanggapi hal tersebut, pemerintah Laos mengungkapkan rasa prihatin terhadap

perubahan yang terjadi di Mekong, dan berkomitmet untuk mengembangkan energi terbarukan hidro yang bersih menjadi sumber kebanggaan nasional untuk Laos

keberlanjutan sumber litrik di Mekong. 74

72 Meslaoui, Nicolas. 2014. Lower Mekong Dams: hegemonic globalization and the struggle to resist . [master thesis in Aalborg University].

73 RFA. 2012. Hundreds protest Lao dam project. Radio Free Asia News. (online, http://www.rfa.org/english/news/cambodia/dam-06292012165509.html , 30 Juli 2016).

74 Parameswaran, P. 2014. Laos dam risks damaging Mekong river, igniting tensions with Vietnam. The Diplomat. (online, http://thediplomat.com/2014/12/laos-dam-risks-damaging-

mekong-river-igniting-tensions-with-vietnam/, 1 September 2016.

Gambar 4.2 Aksi Demontrasi menolak Pembangunan bendungan

Sumber : international rivers.

- Kamboja (Hilir)

Kamboja sebagai negara paling kecil di subregional Mekong, yang memiliki area sungai sekitar 20% menjadikan perikanan sebagai sumber daya penting bagi mata pencaharian masyarakat dan pendapatan perekonomian negara yang

berkontribusi sekitar 16% pada GDP Kamboja. 75 Dimana perikanan paling menonjol berasal dari Tonle Sap, dimana Tonle Sap menjadi salah satu danau

dengan perikanan air tawar paling produktif di dunia, yang juga menyediakan sumber air untuk irigasi persawahan, dan sumber daya alam lainnya. 76

Hal ini sekaligus menunjukan sungai Mekong sebagai sumber daya potensial bagi Kamboja untuk sumber kehidupan dan memajukan negara mereka, selaras dengan ungkapan Menteri Perhubungan Kamboja, Khy Tainglim, yang mengungkapkan bahwa “ water is our oil, our mines of gold, our main natural resource” 77 .

75 Hirsch, Philip & Jensen Morck, Kurt. Op cit. Hlm 15-16. 76 Ibid. Hlm 14. 77 Goh, evelyn. Op cit.

Selain memiliki kepentingan kuat pada sektor perikanan, Kamboja juga memiliki kepentingan pada sektor energi melalui pembangunan bendungan hidro, yang masih berada dalam proses pengembangan dan menarik pada investor untuk menanamkan modal di sektor energi. Namun kepentingannya tidak sebesar pada sektor perikanan, hal ini terlihat dari belum adanya bendungan besar di Kamboja. Dimana dampak yang timbulkan bendungan Yali Fall Vietnam menjadi peringatan

akan penderitaan masyarakat di hilir dari gangguan ekosistem yang diciptakan. 78 Selain itu, Kamboja juga menjadi salah satu negara yang banyak mengkritiki

proyek bendungan di aliran utama Mekong, karena dianggap dapat merugikan ekosistem Tonle Sap terutama cadangan ikannya. 79 Untuk memenuhi

kebutuhannya, Kamboja mengimpor listrik dari Thailand, Vietnam dan Laos.

Sebenarnya Kamboja tidak hanya menghadapi masalah proyek bendungan, melainkan masalah lainnya, seperti overfishing yang mengancam kesehatan dan

keberlanjutan perikanan di Kamboja. 80

- Thailand (Hilir)

Thailand sebagai negara hilir yang paling maju dibandingkan negara hilir lainnya dengan area sungai sebesar 23% memiliki industrilisasi dan pertumbuhan ekonomi yang pesat, membuat kebutuhan air mereka terus meningkat dan

78 Ratner, D., Blake. Op cit. 79 VOA. 2011. International petition calls for Thailand, Laos to cancel xayaburi dam. VOA.

(online, http://www.voanews.com/content/international-petition-calls-for-thailand-laos--to-cancel- xayaburi-dam-134744578/168243.html , 12 Juli 2016).

80 Mony, say. 2013. On Tonle Sap, collusion, corruption mean overfishing. VOA Cambodia. (online, http://www.voacambodia.com/a/on-tonle-sap-collusion-corruption-mean-overfishing-

cambodia/1791021.html , 14 September 2016).

kebutuhan energi-pun ikut meningkat pesat. Thailand menjadi negara pengguna air dan listrik yang intensif di Mekong. 81

Untuk memenuhi kebutuhan tersebut Thailand terus mengembangkan proyek hidropower , dimana telah dilakukan sejak tahun 1990 dan saat ini telah dibangun 14 bendungan. 82 Namun sebagai negara demokrasi dengan masyarakat

sipil yang kuat dan track record bendungan Pak Moon yang buruk telah menyebabkan tingginya masyarakat dan kritikus yang menolak dilanjutkan pembangunan di Thailand, namun mendorong pembangunan diluar wilayah Thailand, terutama Laos, maka dari itu Thailand saat ini aktif terlibat dalam pembangunan bendungan dinegara tetangganya. 83 Hal ini telah menunjukan

kepentingan besar Thailand untuk memenuhi permintaan energi dalam negeri dan kebutuhan industrilisasinya.

- Vietnam (Hilir)

Vietnam berada di akhir sungai dengan total area 8% memiliki pemukiman yang padat dengan pertumbuhan ekonomi yang terus meningkat dan ekologi yang sensitif dari setiap perkembangan pembangunan di hulu Mekong dan perubahan

iklim. 84 Sebagai negara sosialis satu partai, pemerintah Vietnam berkomitmen pada upaya modernisasi ekonomi, salah satunya melalui pengembangan sumber daya air

Mekong, karena Mekong memainkan peran penting dalam perencanaan pembangunan di Vietnam, melalui irigasi pertanian dan perikanan. Selain itu, juga untuk menghasilkan energi alternatif ( hydropower ) melalui pembangunan

81 International Rivers. 2014. Toward more democratic power planning in the Mekong region. In wolrd rivers review. Interational rivers, 29(4),pp.1-15. Hlm 12.

82 Ibid. 83 Watson, Julie, E. Op cit. Hlm 43.

84 Hirsch, Philip & Jensen Morck, Kurt. Op cit. Hlm 15.

bendungan di wilayah tengah Vietnam, selain itu Vietnam juga aktif terlibat di pembangunan bendungan negara tetangga, sehingga Vietnam dapat membeli listrik pada negara tetangga seperti Laos, Kamboja dan China. 85

Namun pembangunan bendungan Vietnam tidak sebanyak negara tetangganya, karena kepentingan paling kuat Vietnam terletak di irigasi pertanian dan perikanan, dimana terlihat dari tingginya penggunaan air sungai sekitar 78-94% dari total keseluruhan air, dan menjadi sektor ekspor Vietnam utama. Selain itu, Vietnam juga menjadi negara yang sangat mengkritiki rencana pembangunan bendungan dan mengusulkan penundaan bendungan di hilir untuk 10 tahun

kedepan. 86