Contoh Kewajiban Hukum Negara
3. Contoh Kewajiban Hukum Negara
Dalam Principles and Guidelines International Standard of Human Trafficking Victims Identification yang diterbitkan oleh IOM, dinyatakan bahwa ketidakberhasilan mengidentifikasi orang yang mengalami perdagangan manusia secara benar selanjutnya bisa mengakibatkan hilangnya hak-hak orang tersebut.Oleh karena itu, Negara berkewajiban
memastikan dilakukannya upaya identifikasitersebut. 21
Negara berkewajiban pula melakukan due diligence (kesungguhan) dalammengidentifikasi pelaku perdagangan manusia, termasuk mereka yang terlibatdalam pengendalian dan upaya eksploitasi terhadap orang yang mengalamiperdagangan manusia.Jika mungkin, Negara dan organisasi-organisasi antarpemerintah dan lembagaswadaya masyarakat,
hendaknya mempertimbangkan: 22
a. Pembuatan panduan dan prosedur bagi para pemerintah Negara terkait dan para petugas, seperti polisi, petugas penjaga perbatasan, petugas imigrasi dan pihakpihak yang terlibat dalam upaya deteksi, penahanan, penerimaan dan pengurusan kaum migran tidak biasa, melakukan
21 United Nations Principles and Guidelines International Standar of Human Trafficking VictimsIdentification, IOM = International Organization for Migration, 2005; sebagaimana ada dalam
Zaky Alkazar Nasution; Op Cit., h. 193.
22 Ibid; h. 194.
identifikasi yang cepat dan akurat terhadap orang yang mengalami perdagangan manusia.
b. Penyediaan pelatihan yang tepat bagi para pemerintah negara terkait dan petugasdalam mengidentifikasi orang yang mengalami perdagangan manusia, sertapenerapan yang benar atas panduan dan prosedur tersebut di atas.
c. Kepastian kerjasama antara pemerintah yang relevan, petugas dan lembagaswadaya masyarakat untuk mempermudah identifikasi dan penyediaanpendampingan bagi orang yang mengalami perdagangan manusia. Upayapembentukan dan penerapan kerjasama hendaknya dilakukan secara resmi gunamemaksimalkan efektivitas-nya.
d. Mengidentifikasi beberapa pokok intervensi guna memastikan bahwa para migrandan calon migran mendapat peringatan tentang kemungkinan bahaya dan akibatperdagangan manusia dan memperoleh informasi yang membuat mereka mampumencari bantuan jika diperlukan.
e. Kepastian bahwa orang yang mengalami perdagangan manusia tidak diadilikarena melanggar hukum keimgrasian atau sejumlah kegiatan yang melibatkanmereka sebagai akibat langsung situasi sebagai orang yang mengalami perdaganganmanusia.
f. Kepastian bahwa orang yang mengalami perdagangan manusia, dalam keadaanapapun, terkena tahanan imigrasi atau bentuk-bentuk penahanan lainnya.
g. Kepastian bahwa terdapat prosedur maupun proses untuk menerima danmempertimbangkan permintaan suaka, baik dari orang yang mengalamiperdagangan manusia maupun para pencari suaka gelap, dan kepastian bahwaprinsip non-refoulement senantiasa dihormati dan ditegakkan. Selanjutnya, berkaitan dengan perlakuan terhadap Korban Tindak
pidana bersifat sensitif dan penting karenalembaga-lembaga dan petugas penegakan hukum didukung oleh beberapa standar berikut ini. 23
a. Semua korban tindak pidana, penyelewengan wewenang atau pelanggaran hakasasi manusia hendaknya diperlakukan dengan belas kasihan dan dihargai
b. Korban hendaknya memperoleh akses pada mekanisme peradilan dan langkahperbaikan langsung
c. Prosedur langkah perbaikan hendaknya cepat, adil, murah dan dapat diakses
d. Korban hendaknya diberitahu hak-haknya untuk memperoleh pemulihan danperlindungan
e. Korban hendaknya diberitahu peran mereka dalam prosedur resmi, lingkup,penentuan waktu dan kemajuan proses serta penempatan kasus mereka
23 International Organization for Migration – Combating the Human Trafficking in IndonesiaThrough Law Enforcement, Bandung, 2006, Hal 30; sebagaimana ada dalamZaky
Alkazar Nasution; Ibid, h. 200 – 201.
f. Korban hendaknya diperkenankan menyampaikan pandangan dan perasaannyamengenai segala hal berkaitan kerugian terhadap kepentingan pribadi mereka
g. Korban hendaknya memperoleh semua upaya pendampingan hukum, material,medis, psikologis dan pendampingan sosial dan diberi tahu ketersediannya
h. Korban hendaknya tidak mendapat penanganan kasus secara minimal
i. Privasi dan keselamatan korban hendaknya dilindungi j. Hendaknya dihindari penundaan penanganan kasus korban k. Jika memungkinkan, para pelanggar hendaknya memperoleh
pemulihan l. Pemerintah hendaknya melakukan pemulihan jika pejabat publik
keliru m. Ganti rugi finansial hendaknya ditanggung oleh pihak pelanggar atau,
jika tidak mungkin, oleh Negara
n. Polisi hendaknya terlatih dalam memenuhi kebutuhan korban, dan
hendaknya disediakan panduan guna menjamin bantuan yang tepat dan segera