T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perlindungan Hukum terhadap Anak yang Berpotensi Menjadi Korban Perdagangan Manusia (Human Trafficking) T1 BAB II

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, HASIL PENELITIAN DAN ANALISA

A. Tinjauan Pustaka

A.1 Konsep Hak Asasi Manusia (HAM)

1.1 Pengertian Hak Asasi Manusia

  a. Menurut Pasal 1 Angka 1 UU RI No. 39 Tahun 1999 tentang Hak asasi Manusia, HakAsasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dandilindungi oleh negara, hukum, Pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkatdan martabat manusia.

  b. Menurut Soetandyo Wignjosoebroto, HAM adalah hak-hak mendasar (fundamental) yang diakui secara universal sebagai hak-hak yang

  melekat pada manusia karena hakikat dan kodratnya sebagai manusia. 1

  c. Menurut Jack Donnely, HAM adalah hak-hak yang dimiliki manusia semata-mata karena ia manusia. Umat manusia memilikinya bukan karena diberikan kepadanya oleh masyarakat atau berdasarkan hukum

  1 Soetandyo Wignjosoebroto (2003), Hak-hak Asasi Manusia: Konsep Dasar Dan Pengertianya Yang Klasik Pasa Masa masa Awal Perkembangannya dalam Toleransi Keragaman, Dalam: Rahayu,

  Hukum Hak Asasi Manusia (HAM); Universitas Diponegoro, Semarang, Cet. II, 2012, h. 2.

  positif, melainkan semata-mata berdasarkan martabatnya sebagai manusia. 2

1.2 Pengertian Kewajiban Asasi Manusia

  Menurut Pasal 1 Angka 2 UU RI Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, Kewajiban Dasar Manusia adalah Kewajiban dasar manusia adalah seperangkat kewajiban yang apabila tidak dilaksanakan, tidak memungkinkan terlaksana dan tegaknya hak asasi manusia.

1.3 Pengertian Pelanggaran HAM

  Pasal 1 Angka 6 UU RI No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, mendefinisikan bahwa: Pelanggaran hak asasi manusia adalah setiap perbuatan seseorang atau

  kelompok orang termasuk aparat negara baik disengaja maupun tidak disengaja atau kelalaian yang secara melawan hukummengurangi, menghalangi, membatasi, dan atau mencabut hak asasi manusia seseorang atau kelompokorang yang dijamin oleh Undang-undang ini, dan tidak mendapatkan, atau dikhawatirkan tidak akanmemperoleh penyelesaian hukum yang adil dan benar, berdasarkan mekanisme hukum yang berlaku.

A.2 Konsep Perlindungan Hukum dan Anak

2.1 Pengertian Perlindungan Hukum

  Ada banyak pakar atau penulis yang memberikan definisi mengenai perlindungan hukum. Beberapa dapat dicantumkan di bawah ini. 3

  a. Satjipto Raharjo, mendefinisikan Perlindungan Hukum adalah memberikan pengayoman kepada hak asasi manusia yang dirugikan

  2 Jack Donnely dalam Knut D. Asplund, Suparman Marzuki, Eko Riyadi (PenyuntingEditor); Op Cit., h. 28.

  3 Definisi Perlindungan Hukum ini diambil dari: http:tesishukum.compengertian-perlindungan-hukum-menurut-para-ahli

  Dikunjungi pada tanggal17 Januari 2017 pukul. 21.18 WIB.

  orang lain dan perlindungannya tersebut diberikan kepada masyarakat agar mereka dapat menikmati semua hak-hak yang diberikan oleh hukum.

  b. Philipus M. Hadjon berpendapat bahwa Perlindungan Hukum adalah perlindungan akan harkat dan martabat, serta pengakuan terhadap hak- hak asasi manusia yang dimiliki oleh subyek hukum berdasarkan ketentuan hukum dari kesewenangan.

  c. Abdul Mukhtie Fadjar menyebutkan bahwa perlindungan hukum adalah penyempitan arti dari perlindungan, dalam hal ini hanya perlindungan oleh hukum saja. Perlindungan yang diberikan oleh hukum, terkait pula dengan adanya hak dan kewajiban, dalam hal ini yang dimiliki oleh manusia sebagai subyek hukum dalam interaksinya dengans esama manusia serta lingkungannya. Sebagai subyek hukum manusia memiliki hak dan kewajiban untuk melakukan suatu tindakan hukum. Sehubungan dengan beberapa pengertian tersebut, perlindungan

  hukum adalah segala daya upaya yang dilakukan secara sadar oleh setiap orang maupun lembaga pemerintah, swasta yang bertujuan mengusahakan pengamanan, penguasaan dan pemenuhan kesejahteraan hidup sesuai dengan hak-hak asasi yang ada sebagaimana diatur dalam Undang-undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak-hak Asasi Manusia.Pada prinsipnya perlindungan hukum tidak membedakan terhadap kaum pria maupun wanita. Indonesia sebagai negara hukum berdasarkan pancasila haruslah hukum adalah segala daya upaya yang dilakukan secara sadar oleh setiap orang maupun lembaga pemerintah, swasta yang bertujuan mengusahakan pengamanan, penguasaan dan pemenuhan kesejahteraan hidup sesuai dengan hak-hak asasi yang ada sebagaimana diatur dalam Undang-undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak-hak Asasi Manusia.Pada prinsipnya perlindungan hukum tidak membedakan terhadap kaum pria maupun wanita. Indonesia sebagai negara hukum berdasarkan pancasila haruslah

  Perlindungan Hukum terhadap anak adalah segala kegiatan yang menjamin dan melindungi anak dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh dan berkembang dan berpartisipasi, secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi sebagaimana yang diatur dalam Pasal 1 ayat (2) Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.

2.2 Pengertian Anak dan Hak Anak

  a. Pasal 1 Deklarasi Umum Hak Asasi Manusia tanggal 10 Desember 1948 menegaskan secara umum tentang hak semua orang, termasuk anak-anak, ketika menentukan bahwa: Semua orang dilahirkan merdeka dan mempunyai martabat dan hak-hak yang sama. Mereka dikaruniai akal dan hati nurani dan hendaknya bergaul satu sama lain dalam persaudaraan.

  b. Pasal 2 Deklarasi Umum Hak Asasi Manusia tanggal 10 Desember 1948 menegaskan secara umum tentang hak setiap orang, termasuk anak-anak, ketika menentukan bahwa:Setiap orang berhak atas semua hak dan kebebasan-kebebasan yang tercantum di dalam Deklarasi ini b. Pasal 2 Deklarasi Umum Hak Asasi Manusia tanggal 10 Desember 1948 menegaskan secara umum tentang hak setiap orang, termasuk anak-anak, ketika menentukan bahwa:Setiap orang berhak atas semua hak dan kebebasan-kebebasan yang tercantum di dalam Deklarasi ini

  c. Pasal 28B ayat (2) UUD RI Tahun 1945 menentukan bahwa setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang sertaberhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.

  d. Pasal 1 Angka 5 UU RI No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia mengatakan bahwa Anak adalah setiap manusia yang berusia di bawah 18 (delapan belas) tahun dan belum menikah,termasuk anak yang masih dalam kandungan apabila hal tersebut adalah demi kepentingannya.

  e. Pasal 1 Angka 1 UU RI No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak; juga Pasal 1 Angka 1 UU RI No. 35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas UU RI No. 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, mengatakan bahwa Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalamkandungan.

  f. Pasal 1 Angka 5 UU RI No. 21 Tahun 2007 tentang Perdagangan Orang mengatur bahwa Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan.

  g. Pasal 1 Angka 12 UU RI No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak mengatur bahwa hak anak adalah bagian dari hak asasi manusia g. Pasal 1 Angka 12 UU RI No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak mengatur bahwa hak anak adalah bagian dari hak asasi manusia

  h. Pasal 1 Angka 12 UU RI No. 35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas UU RI No. 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, mengatur bahwa hak anak adalah bagian dari hak asasi manusiayang wajib dijamin, dilindungi, dan dipenuhi olehOrang Tua, Keluarga, masyarakat, negara,pemerintah, dan pemerintah daerah.

2.3 Pengertian Perlindungan Anak

  Pengertian perlindungan anak juga dapat ditemukan dalam beberapa pendapat dan ketentuan hukum.

  a. Eugene Ehrlich dalam Arif Gosita mengatakan tentang perlindungan anak bahwa perlindungan itu dilakukan dalam bentuk hukum tertulis maupun tidak tertulis yang menjamin hak-hak terhadap anak benar-

  benar dapat diberikan kepadanya sebagai anak. 4

  b. Bismar Siregar mengatakan bahwa perlindungan anak lebih dipusatkan pada pemberian hak-hak anak yang diatur oleh hukum dan bukan kewajiban, mengingat secara hukum bahwa anak belum bisa

  dibebani kewajiban. 5

  c. Pasal 1 Angka 2 UU RI No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, mengatur bahwa perlindungan anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi anak dan hak-haknya agardapat

  4 Arif Gosita, Masalah Perlindungan Anak; Akademika, Jakarta, 1985, h.. 53. 5 Irma Setyowati Soemitro;Aspek Hukum Perlindungan Anak; Penerbit BumiAksara, Jakarta, 1990,

  h. 15.

  hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi, secara optimal sesuai dengan harkat dan martabatkemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.

  d. Pasal 1 Angka 2 UU RI No. 35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas UU RI No. 23 Tahun 2002, mengatur bahwa perlindungan anak adalah segala kegiatan untukmenjamin dan melindungi Anak dan hak- haknyaagar dapat hidup, tumbuh, berkembang, danberpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapatperlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. Perlindungan anak dapat diartikan secara luas dan sempit. Secara luas

  diartikan segala aturan hidup yang memberikan perlindungan kepada anak atau yang belum dewasa untuk berkembang. Sedangkan dalam pengertian sempit diartikan sebagai perlindungan yang dimaksud dalam ketentuan yuridis saja.

2.4 Pengertian Perlindungan Khusus

  Dalam hal ini perlindungan khusus dari hal-hal tertntu dalam rangka pemenuhan hak anak secara detail, bersifat menyeluruh, dan nyata berlaku.

  a. Pasal 1 Angka 15 UU RI No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak mengatur bahwa: Perlindungan khusus adalah perlindungan yang diberikan kepada anak

  dalam situasi darurat, anak yangberhadapan dengan hukum, anak dari kelompok minoritas dan terisolasi, anak yang dieksploitasi secaraekonomi danatau seksual, anak yang diperdagangkan, anak yang menjadi korban penyalahgunaannarkotika, alkohol, psikotropika, dalam situasi darurat, anak yangberhadapan dengan hukum, anak dari kelompok minoritas dan terisolasi, anak yang dieksploitasi secaraekonomi danatau seksual, anak yang diperdagangkan, anak yang menjadi korban penyalahgunaannarkotika, alkohol, psikotropika,

  b. Pasal 1 Angka 15 UU RI No. 35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas UU RI No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak mengatur bahwa Perlindungan Khusus adalah suatu bentuk perlindungan yang diterima oleh Anak dalam situasi dan kondisi tertentu untuk mendapatkan jaminan rasa aman terhadap ancaman yang membahayakan diri dan jiwa dalam tumbuh kembangnya.

  c. Pasal 59 ayat (1) UU RI No. 35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas UU RI No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak menentukan bahwa: Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan lembaga negara lainnya

  berkewajiban dan bertanggung jawab untuk memberikan

  Perlindungan Khusus kepada Anak. Selanjutnya Pasal 59 ayat (2) mengatur bahwa: Perlindungan Khusus kepada Anak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan kepada:

  a) Anak dalam situasi darurat;

  b) Anak yang berhadapan dengan hukum;

  c) Anak dari kelompok minoritas dan terisolasi;

  d) Anak yang dieksploitasi secara ekonomi danatau seksual;

  e) Anak yang menjadi korban penyalahgunaan narkotika, alkohol, psikotropika, dan zat adiktif lainnya;

  f) Anak yang menjadi korban pornografi;

  g) Anak dengan HIVAIDS;

  h) Anak korban penculikan, penjualan, danatau perdagangan;

  i) Anak korban Kekerasan fisik danatau psikis; j) Anak korban kejahatan seksual; k) Anak korban jaringan terorisme; l) Anak Penyandang Disabilitas; m) Anak korban perlakuan salah dan penelantaran; n) Anak dengan perilaku sosial menyimpang; dan o) Anak yang menjadi korban stigmatisasi dari pelabelan terkait

  dengan kondisi OrangTuanya.

  d. Selanjutnya, secara khusus Pasal 68 UU RI No. 35 Tahun 2014, mengatur tentang anak korban penculikan, penjualan, danatau perdagangan, dengan menentukan bahwa: Pasal 68 : Perlindungan Khusus bagi Anak korban penculikan, penjualan, danatau perdagangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59 ayat 2 huruf h dilakukan melalui upaya pengawasan, perlindungan, pencegahan, perawatan, dan rehabilitasi.

2.5 Prinsip Hukum Kepentingan Terbaik Anak

  Pasal 3 Konvensi Hak Anak PBB yang sudah diratifikasi oleh Indonesia melalui Keputusan Presiden No. 36 Tahun 1990, menentukan bahwa: Dalam semua tindakan yang menyangkut anak-anak, baik yang dilakukan oleh lembaga-lembaga kesejahteraan sosial pemerintah atau swasta, pengadilan, penguasa-penguasa pemerintahan atau badan legislatif, kepentingan terbaik dari anak-anak harus mennjadi pertimbangan utama.

2.6 Pengertian Perlindungan Korban

  Barda Nawawi Arief menyatakan bahwa pengertian perlindungan korban dapat dilihat dari dua makna, yaitu: 6

  a. dapat diartikan sebagai “perlindungan hukum untuk tidak menjadi korban tindak pidana”, (berarti perlindungan HAM atau kepentingan hukum seseorang)

  b. dapat diartikan sebagai “perlindungan untuk memperoleh jaminansantunanhukum atas penderitaan kerugian orang yang telah

  6 Barda Nawawi Arief; Masalah Penegakan Hukum dan Kebijakan Hukum Pidanadalam Penanggulangan Kejahatan; Kencana, Jakarta, 2007, h. 61.

  menjadi korban tindak pidana”, (jadi identik dengan “penyantunan korban”). Bentuk santunan itu dapat berupa pemulihan nama baik (rehabilitasi), pemulihan keseimbangan batin (antara lain dengan pemaafan),

  kompensasi,jaminansantunan kesejahteraan sosial), dan sebagainya.

A.3 Konsep Perdagangan Orang

3.1 Pengertian Diskriminasi

  Pasal 1 Angka 3 UU RI No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, mengatur bahwa: Diskriminasi adalah setiap pembatasan, pelecehan, atau pengucilan yang

  langsung ataupun tak langsung didasarkan pada pembedaan manusia atas dasar agama, suku, ras, etnik, kelompok, golongan, status sosial, status ekonomi, jenis kelamin, bahasa, keyakinan politik. yang berakibat pengurangan, penyimpangan atau penghapusan pengakuan, pelaksanaan atau penggunaan hak asasi manusia dan kebebasan dasar dalam kehidupan baik individual maupun kolektif dalam bidang politik, ekonomi, hukum, sosial, budaya. dan aspek kehidupan lainnya.

1.2 Pengertian Penyiksaan

  Pasal 1 Angka 3 UU RI No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, mengatur bahwa: Penyiksaan adalah setiap perbuatan yang dilakukan dengan sengaja,

  sehingga menimbulkan rasa sakit atau penderitaan yang hebat, baik jasmani maupun rohani, pada seseorang untuk memperolehpengakuan atau keterangan dari seseorang atau dari orang ketiga, dengan menghukumnya atas suatuperbuatan yang lelah dilakukan atau diduga telah dilakukan oleh seseorang atau orang ketiga, ataumengancam atau memaksa seseorang atau orang ketiga. atau untuk suatu alasan yang didasarkan padasetiap bentuk diskriminasi, apabila rasa sakit atau penderitaan tersebut ditimbulkan oleh, atas hasutandari, dengan persetujuan, atau sepengetahuan siapapun dan atau pejabat publik.

1.3 Pengertian Kekerasan

  a. Pasal 1 Angka 15a UU RI No. 35 Tahun 2014, mengartikan bahwa kekerasan adalah setiap perbuatan terhadap Anak yang berakibat timbulnya kesengsaraan ataupenderitaan secara fisik, psikis, seksual, danatau penelantaran, termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan secara melawan hukum.

  b. Pasal 1 Angka 11 UU RI No. 21 Tahun 2007 tentang Perdagangan Orang menyebutkan bahwa: Kekerasan adalah setiap perbuatan secara melawan hukum, dengan atau tanpa menggunakan sarana terhadap fisik dan psikis yang menimbulkan bahaya bagi nyawa, badan, atau menimbulkan terampasnya kemerdekaan seseorang.

1.4 Pengertian Perdagangan Orang

  Pasal 1 Angka 1 UU RI No. 21 Tahun 2007 tentang Perdagangan Orang, mengatur bahwa: Perdagangan Orang adalah tindakan perekrutan, pengangkutan,

  penampungan, pengiriman, pemindahan, atau penerimaan seseorang dengan ancaman kekerasan, penggunaan kekerasan, penculikan, penyekapan, pemalsuan, penipuan, penyalahgunaan kekuasaan atau posisi rentan, penjeratan utang atau memberi bayaran atau manfaat, sehingga memperoleh persetujuan dari orang yang memegang kendali atas orang lain tersebut, baik yang dilakukan di dalam negara maupun antar negara, untuk tujuan eksploitasi atau mengakibatkan orang tereksploitasi.

1.5 Pengertian Tindak Pidana Perdagangan Orang

  Pasal 1 Angka 2 UU RI No. 21 Tahun 2007, menentukan bahwa Tindak Pidana Perdagangan Orang adalah setiap tindakan atau Pasal 1 Angka 2 UU RI No. 21 Tahun 2007, menentukan bahwa Tindak Pidana Perdagangan Orang adalah setiap tindakan atau

1.6 Pengertian Korban

  Pasal 1 Angka 3 UU RI No. 21 Tahun 2007 tentang Perdagangan Orang mendefinisikanbahwa Korban adalah seseorang yang mengalami penderitaan psikis, mental, fisik, seksual, ekonomi, danatau sosial, yang diakibatkan tindak pidana perdagangan orang.

B. Hasil Penelitian

  Hasil Penelitian dalam skripsi ini akan berusaha memperlihatkan beberapa dokumen yang memberitakan perdagangan manusia, khususnya perdagangan anak, dalam rangka memberi gambaran tentang persoalan hukum perdagangan anak. Dokumen pemberitaan ini tidak sebagai unit amatan dalam rangka studi kasus, tetapi nantinya akan dihubungkan dengan pentingnya penguatan norma hukum dalam ketentuan-ketentuan hukum, dan demi bekerjanya hukum secara nyata dalam kehidupan anak-anak.

1. Gambaran Umum Masalah Perdagangan Anak di Indonesia

  Indonesia adalah salah satu negara didunia yang memiliki jumlah populasi penduduk yang besar saat ini, yakni sekitar 250 juta jiwa lebih. Tingginya pertumbuhan penduduk tersebut, menjadikan Indonesia memiliki jumlah angkatan kerja yang tinggi. Namun akibat tinggnya jumlah penduduk tersebut menimbulkan masalah dalam bidang ketenagakerjaan Indonesia, yakni ketimpangan antar jumlah angkatan Indonesia adalah salah satu negara didunia yang memiliki jumlah populasi penduduk yang besar saat ini, yakni sekitar 250 juta jiwa lebih. Tingginya pertumbuhan penduduk tersebut, menjadikan Indonesia memiliki jumlah angkatan kerja yang tinggi. Namun akibat tinggnya jumlah penduduk tersebut menimbulkan masalah dalam bidang ketenagakerjaan Indonesia, yakni ketimpangan antar jumlah angkatan

  Hongkong, Taiwan, Singapura dan beragai negara lain. 7

  Di Indonesia, Perdagangan perempuan di bawah usia 18 tahun kini mencapai dua pertiga dalam seluruh kasus perdagangan anak. Perdagangan anak-anak, kebanyakan perempuan, kini sebesar 27 persen dari seluruh kasus perdagangan orang. Kantor Perserikatan Bangsa-bangsa untuk Narkotika dan Kriminalitas (UN Office on Drugs and CrimeUNODC) dalam laporan tahunannya menyebut perdagangan perempuan di bawah 18 tahun kini mencapai dua pertiga dalam seluruh kasus perdagangan anak, dengan persentase sebesar 15 hingga 20 persen dari seluruh korbanyang terdata Angka ini naik terus dibandingkan tahun- tahun sebelumnya.

  Laporan itu berbasis pada data resmi yang diserahkan oleh 132 negara antara 2007-2010. Mayoritas korban perdagangan manusia adalah perempuan, yang angkanya sebesar 55 hingga 60 persen korban.

  7 I Sonhaji, 2003, Aspek Hukum Perlindungan TKI Perempuan Di Luar Negeri, Jurnal Masalah- Masalah Hukum Universitas Diponegoro, Semarang, : 254; dalam Suparmin;Implementasi

  Pencegahan Tindak Pidana Perdagangan Orang (Human Trafficking);Makalah dalam Seminar Nasional yang diselenggarakan oleh PJTKI Jawa Tengah, tema “ Perlindungan Terhadap CTKI ke Luar Negeri, Mencegah Perdagagan Orang ke Luar Negeri, Pembinaan PPTKIS Kantor Cabang Jawa Tengah” di Hotel Citra Dewi Bandungan, hari Kamis , Tanggal 05 September 2013, h. 1 – 2.

  Sementara total korban perdagangan perempuan dan anak mencapai 75 persen."Perdagangan manusia membutuhkan respon kuat dalam pendampingan dan perlindungan korban, penguatan sistem hukum kriminal, kebijakan migrasi yang kokoh dan aturan yang ketat dalam pasar tenaga kerja," kata Direktur UNODC, Yury Fedotov, dalam statemen di laporan tahunan itu,yang dirilis hari itu. Angka sesungguhnya dalam perdagangan manusia, disebut jauh lebih tinggi daripada yang tercatat dalam data. Dalam laporan tahunan itu juga tersembul kenyataan miris: 16 persen negara melaporkan tak ada satu pun tersangka dalam kasus perdagangan manusia mendapatkan hukuman pidana antara 2007 hingga 2010. Segi positifnya, sudah 154 negara anggota PBB meratifikasi

  Protokol Perdagangan Manusia PBB. 8

  Provinsi-provinsi di Indonesia yang menjadi sumber maupun tujuan perdagangan manusia terutama adalah Jawa diikuti kemudian oleh Kalimantan Barat, Lampung, Sumatra Utara, Banten Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Sulawesi Utara. Perdagangan gadis remaja terutama dari wilayah Kalimantan Barat ke Taiwan yang berpura-pura sebagai pengantin wanita masih terus terjadi.

  Setiba disana, mereka dipaksa menjadi pelacur. 9

  8 Suparmin; Ibid, h. 2. Baca juga: Nur Rochaeti, 2005, Traffecking (Perdaganagan) Perempuan Dan Anak Di Indonesia Sebagai Pelanggaran Hak Asasi Manusia, Jurnal Masalah-Masalah Hukum

  Universitas Diponegoro, Semarang Akreditasi No.: 26DIKTIKep2005.

  9 Suparman; Ibid, h. Baca juga Sri Palupi; Urgensi Amandemen Undang-undang No. 39 Tahun 2004, tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia. Yogyakarta: Institute for

  Ecosoc Rights 2009.

  Ada beberapa bentuk tindak perdagangan orang yang harus diwaspadai, karena terkadang masyarakat tidak sadar bahwa dirinya sudah menjadi korban dari perdagangan orang. Ada beberapa bentuk tindak

  pidana perdagangan orang. 10 Pertama, kerja paksa seks dan eksploitasi seks – baik di luar negeri maupun di wilayah Indonesia. Dalam banyak

  kasus, perempuan dan anak-anak dijanjikan bekerja sebagai buruh migran, PRT, pekerja restoran, penjaga toko, atau pekerjaan-pekerjaan lain tanpa keahlian tetapi kemudian dipaksa bekerja pada industri seks saat mereka tiba di daerah tujuan.

  Kedua, Pembantu Rumah Tangga (PRT) – baik di luar ataupun di wilayah Indonesia. PRT baik yang di luar negeri maupun yang di Indonesia diperdagangkan ke dalam kondisi kerja yang sewenang-wenang termasuk jam kerja wajib yang sangat panjang, penyekapan ilegal, upah yang tidak dibayar atau yang dikurangi, kerja karena jeratan hutang, penyiksaan fisik ataupun psikologis, penyerangan seksual, tidak diberi makan atau kurang makanan, dan tidak boleh menjalankan agamanya atau diperintah untuk melanggar agamanya. Beberapa majikan dan agen menyita paspor dan dokumen lain untuk memastikan para pembantu tersebut tidak mencoba melarikan diri.

  Ketiga, Bentuk Lain dari Kerja Migran – baik di luar atau pun di wilayah Indonesia. Meskipun banyak orang Indonesia yang bermigrasi

  10 Suparmin; Ibid, h. 9 – 10. Baca Juga Anis Hamim dan Agustinanto; Mencari Solusi Keadilan Bagi Perempuan Korban Perdagangan; Sulistyowati Irianti (ed). Perempuan dan Hukum, Menuju Hukum

  yang Berperspektif Kesetaraan dan Keadilan. Jakarta: Yayasan Obor; 2008.

  sebagai PLRT, yang lainnnya dijanjikan mendapatkan pekerjaan yang tidak memerlukan keahlian di pabrik, restoran, industri cottage, atau toko kecil. Beberapa dari buruh migran ini diperdagangkan ke dalam kondisi kerja yang sewenang-wenang dan berbahaya dengan bayaran sedikit atau bahkan tidak dibayar sama sekali. Banyak juga yang dijebak di tempat kerja seperti itu melalui jeratan hutang, paksaan, atau kekerasan.

  Keempat, Penari, Penghibur dan Pertukaran Budaya – terutama di luar negeri. Perempuan dan anak perempuan dijanjikan bekerja sebagai penari duta budaya, penyanyi, atau penghibur di negara asing. Pada saat kedatangannya, banyak dari perempuan ini dipaksa untuk bekerja di industri seks atau pada pekerjaan dengan kondisi mirip perbudakan.

  Kelima, Pengantin Pesanan – terutama di luar negeri. Beberapa perempuan dan anak perempuan yang bermigrasi sebagai istri dari orang berkebangsaan asing, telah ditipu dengan perkawinan. Dalam kasus semacam itu, para suami mereka memaksa istri-istri baru ini untuk bekerja untuk keluarga mereka dengan kondisi mirip perbudakan atau menjual mereka ke industri seks.

  Keenam, Beberapa Bentuk BuruhPekerja Anak – terutama di Indonesia. Beberapa (tidak semua) anak yang berada di jalanan untuk mengemis, mencari ikan di lepas pantai seperti jermal, dan bekerja di perkebunan telah diperdagangkan ke dalam situasi yang mereka hadapi saat ini. Dan terakhir, Penjualan Bayi – baik di luar negeri ataupun di Indonesia. Beberapa buruh migran Indonesia (TKI) ditipu dengan Keenam, Beberapa Bentuk BuruhPekerja Anak – terutama di Indonesia. Beberapa (tidak semua) anak yang berada di jalanan untuk mengemis, mencari ikan di lepas pantai seperti jermal, dan bekerja di perkebunan telah diperdagangkan ke dalam situasi yang mereka hadapi saat ini. Dan terakhir, Penjualan Bayi – baik di luar negeri ataupun di Indonesia. Beberapa buruh migran Indonesia (TKI) ditipu dengan

2. Beberapa Contoh Dokumen Pemberitaan Perdagangan Anak

  a. Perdagangan Manusia: Kasus-kasus Perdagangan Manusia 2004- 2008. 11

  25 April 2004:Empat orang, tiga di antaranya wanita,

  mendekam di tahanan Kepolisian Wilayah Kota Besar Semarang karena diduga terlibat dalam penjualan gadis di bawah umur. Empat orang tersebut adalah Aryani Ningsih (44 tahun) dan anaknya, Fitri Yuliana (18), warga Cilosari Dalam, Semarang; serta Sri Puryanti (46), warga Jalan Pengapon, Kota Semarang, yang menjual seorang gadis berusia 14 tahun kepada Ibnu (40), warga Ungaran, Kabupaten Semarang.

  11 Juni 2004:Perdagangan bayi terungkap. Tan dan Aiwah

  serta Lily ditangkap. Tan adalah orang yang bertugas mendistribusikan atau menjual bayi-bayi dari Indonesia ke Singapura. Untuk mendapatkan bayi-bayi dari Indonesia, para peminat harus membayar Rp 30 juta sampai Rp 35 juta. Pembayaran dilakukan setelah terbitnya

  11 Kompas – 18 April 2008; Teguh Susanti (Litbang Kompas); Kasus-kasus Perdagangan Manusia 2004-2008; Lihat:

  http:nasional.kompas.comread2008041802302585kasus-kasus.perdagangan.manusia.2004-2008 Dikunjungi pada Selasa 14 Maret 2017, pukul 05.58 WIB.

  surat-surat adopsi yang sah. Aiwah disebut sebagai orang yang bertugas mengumpulkan bayi-bayi di Jakarta dari Lily. Lily menjual Rp 5 juta per bayi.

  25 Juni 2004: Dua dari tiga perempuan warga Kalimantan

  Barat yang dipulangkan dari Malaysia dan tiba di Bandara Supadio, Pontianak, mengaku menjadi korban perdagangan manusia. Mereka dijanjikan akan dipekerjakan sebagai buruh pabrik di Malaysia, tapi ternyata dijerumuskan menjadi pekerja seks komersial di Kuala Lumpur. Ketiga korban itu adalah Sun (18), warga Jeruju (Kabupaten Pontianak); Yan (17) dari Siantan (Pontianak Utara); dan NH (17), warga Anjungan, Kabupaten Pontianak.

  24 Juli 2004: Kasus perdagangan wanita yang dipekerjakan

  sebagai pekerja seks komersial di Pekanbaru, Riau, terungkap di kawasan lokalisasi Teleju. Tujuh wanita asal Jawa Tengah dan Jawa Barat yang akan dipekerjakan sebagai pelacur di kawasan itu diselamatkan dari lokalisasi. Seorang "penadah" bersama seorang pengantar ditangkap.

  7 November 2005: Pihak Polda Metro Jaya berhasil menangkap FA, oknum yang memperdagangkan KS, wanita pencari kerja yang menderita patah tulang betis dan pinggang setelah meloncat dari gedung tempat ia disekap. KS hendak dijadikan pekerja seks komersial di Sarawak, Malaysia. Ia diberangkatkan FA yang mengaku dari PT Binhasan Maju Sejahtera yang beralamat di Kebon Baru, Tebet,

  Jakarta Selatan. Setelah dilakukan penyelidikan, Binhasan Maju Sejahtera ternyata tidak mengirimkan korban. Diduga kuat, FA sengaja memperdagangkan KS ke Malaysia dengan memanfaatkan nama perusahaan itu.

  26 Desember 2005: Majelis hakim Pengadilan Negeri

  Tangerang menghukum pelaku perdagangan anak berkedok adopsi. Mereka adalah Ny Rosdiana (54) dan anaknya, Ny Maretha Fandyanasari, masing-masing dihukum sembilan dan delapan tahun penjara, ditambah denda Rp 50 juta atau kurungan lima bulan. Kejahatan itu dilakukan Rosdiana sejak tahun 2000 sampai 2005. Perbuatan terdakwa terungkap setelah pegawai Departemen Sosial dan polisi menyamar sebagai pembeli bayi bernama Andre untuk dibawa ke luar negeri.

  24 Februari 2006: Kepolisian Daerah Sumatera Utara

  membongkar sindikat perdagangan manusia oleh sebuah komplotan internasional yang beroperasi sejak tahun 2003. Mereka memperdagangkan tenaga kerja yang sebelumnya tertangkap dan ditahan di Malaysia karena tidak memiliki dokumen imigrasi.

  Agustus 2006: Tujuh gadis asal Kecamatan Kutayasa dan Kecamatan Sumbang, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, dijual oleh sebuah jaringan perdagangan wanita yang beroperasi di Banyumas. Para korban awalnya dijanjikan akan dipekerjakan di kafe, namun Agustus 2006: Tujuh gadis asal Kecamatan Kutayasa dan Kecamatan Sumbang, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, dijual oleh sebuah jaringan perdagangan wanita yang beroperasi di Banyumas. Para korban awalnya dijanjikan akan dipekerjakan di kafe, namun

  2 September 2006: Polisi berhasil membongkar jaringan perdagangan perempuan yang menjerumuskan 14 gadis asal Jawa Barat ke dunia prostitusi di lokalisasi Sambung Giri, Bangka.

  Desember 2006: Perdagangan perempuan berkedok tenaga kerja wanita yang melibatkan jaringan Jakarta-Pontianak-Malaysia terbongkar setelah NM, perempuan warga Cikampek, Jawa Barat, yang dipaksa menjadi PSK di Hotel Imperial berhasil melarikan diri.

  23 Januari 2007: Sebanyak 327 TKW berusia di bawah 18

  tahun asal Nusa Tenggara Timur di Papua dijadikan PSK. Mereka berangkat ke Jayapura, Papua, dengan tujuan menjadi pembantu rumah tangga. Namun, setiba di Jayapura dan kota lainnya di Papua mereka dijadikan PSK oleh para penadah.

  29 Mei 2007: Polri ungkap sindikat perdagangan perempuan

  untuk dipaksa bekerja sebagai PSK secara terselubung di Malaysia. Jaringan sindikat itu berkedok perusahaan jasa pengerah tenaga kerja fiktif berinisial PT KSP yang menjual korban dengan harga 4.800 RM (Rp 12,37 juta).

  29 Juni 2007: Jajaran Kepolisian Wilayah Kota Besar

  Surabaya meringkus Suryatin (48) yang diduga otak komplotan perdagangan bayi yang beroperasi di Surabaya. Komplotan ini Surabaya meringkus Suryatin (48) yang diduga otak komplotan perdagangan bayi yang beroperasi di Surabaya. Komplotan ini

  Agustus 2007: Karena dijanjikan gaji besar oleh calo TKI, dua remaja, Ela (17) dan Ratna (16), justru dipaksa menjadi PSK di Sibu, Sarawak, Malaysia, dan Entikong. Keduanya tidak pernah dibayar.

  15 Januari 2008: Sebanyak 16 perempuan muda dipaksa

  menjadi pemijat dan pekerja seks di sebuah panti pijat di Kelapa Gading, Jakarta Utara. Korban yang kemudian berhasil dibebaskan itu, seorang di antaranya mengaku sebelumnya ditawari pekerjaan sebagai pelayan di sebuah restoran di Jakarta.

  3 April 2008: Tiga remaja berusia 15-18 tahun asal Jateng menjadi korban perdagangan manusia di Kalimantan Timur. Mereka dipaksa menjadi pekerja seks di kompleks pelacuran di Kabupaten Kutai Kartanegara.

  b. Eksploitasi Anak: Polisi Tangkap Pengemis yang Eksploitasi Anak 12

  Polres Metro Jakarta Selatan menangkap dua orang perempuan tersangka kasus perdagangan orang, masing-masing berinisial I alias Mama Wiwit (35) dan NH (43) pada Rabu (2332016).

  12 Kompas – 24 Maret 2016; Nibras Nada Najlufar (Penulis) Egidius Patnistik (Editor); Polisi Tangkap Pengemis yang Eksploitasi Anak; Lihat:

  http:megapolitan.kompas.comread2016032421401761Polisi.Tangkap.Pengemis.yang.Eksploitasi .Anak Dikunjungi pada Selasa 14 Maret 2017, pukul 06.26 WIB.

  Mereka ditangkap di daerah Blok M dengan barang bukti sebuah bungkus happy tos, sejumlah uang tunai, dua ponsel, foto, dan rekaman suara. Salah satu dari mereka merupakan ibu kandung yang memanfaatkan anaknya untuk meminta-minta atau menjadi pengemis. "Modusnya anak berusia lima sampai dengan enam tahun. Dalam kesehariannya dipaksa untuk mengamen, minta-minta, apabila tidak mengikuti perintah tersebut, dipukul. Kemudian ada juga yang disewakan," kata Kapolres Jakarta Selatan, Kombes Pol Wahyu Hadiningrat.

  Setelah membekuk dua tersangka, polisi melakukan operasi untuk membekuk pelaku lainnya, Kamis sore. Polisi mengamankan delapan orang dewasa dan 17 anak dari usia bayi hingga 6 tahun. Saat ini pihak kepolisian masih menginventarisasi pihak-pihak yang ditangkap apakah termasuk orangtua atau penyewa anak. Jaringan dan cara kerja mereka juga akan didalami.

  Dari hasil pemeriksaan sementara, polisi mengungkapkan bahwa dalam sehari, seorang anak bisa menghasilkan hingga Rp 200.000."Mereka bekerja dari pagi sampai menjelang magrib. Penghasilan tergantung dan diserahkan untuk yang bawa," kata Kombes Pol Wahyu.Dua tersangka itu selanjutnya dikenakan UU Nomor 21 tahun 2007 tentang Tindak Pidana Perdagang Orang dan UU Nomor 35 tahun 2014 tentang Perlindungan Anak. Tersangka Dari hasil pemeriksaan sementara, polisi mengungkapkan bahwa dalam sehari, seorang anak bisa menghasilkan hingga Rp 200.000."Mereka bekerja dari pagi sampai menjelang magrib. Penghasilan tergantung dan diserahkan untuk yang bawa," kata Kombes Pol Wahyu.Dua tersangka itu selanjutnya dikenakan UU Nomor 21 tahun 2007 tentang Tindak Pidana Perdagang Orang dan UU Nomor 35 tahun 2014 tentang Perlindungan Anak. Tersangka

  c. Sindikassi: Mengungkap Sindikat Perdagangan Anak di Jakarta. 13

  Sejak Rabu pekan lalu (2332016), Polres Metro Jakarta Selatan telah menetapkan tujuh orang tersangka kasus eksploitasi dan perdagangan anak. Dari hasil penyidikan, polisi berhasil membuktikan adanya sindikat perdagangan anak di Jakarta."Tapi kita masih dalami lagi apakah ada jaringan lain yang lebih luas," kata Wakapolres Metro Jakarta Selatan, AKBP Surawan di kantornya, Kamis (3132016).

  Rabu lalu (2332016), IR alias Mama Wiwit (35) dan NH (43) dibekuk di kawasan Blok M, setelah polisi melakukan operasi penyamaran selama dua bulan untuk membuktikan bahwa mereka penyewa anak."Satu orang inisial IR tahu adanya jaringan perdagang anak. Dari info itu kami kembangkan," ujar Surawan.

  Pengakuan IR mengarahkan polisi kepada KD alias Nias (46), seorang perantara penjual anak.KD berteman dengan W alias Mama Dina (42), perantara lain yang kenal dengan SW (30), seorang pembantu rumah tangga yang akan menjual bayinya. Polisi pun kembali melakukan penyamaran dengan berpura-pura sebagai pembeli

  13 Kompas – 31 Maret 2016; Nibras Nada Najlufar (Penulis) Indra Akuntono (Editor); Mengungkap Sindikat Perdagangan Anak di Jakarta; Lihat:

  http:megapolitan.kompas.comread2016033117163271Mengungkap.Sindikat.Perdagangan.Anak. di.Jakarta Dikunjungi pada Selasa 14 Maret 2017, pukul 06.31 WIB.

  bayi SW."Harga disepakati Rp 40 juta, setelah kita pancing benar. Ketiga tersangka (KD, W, SW) membawa bayi ke tempat yang ditentukan," kata Surawan.Dari Rp 40 juta yang rencananya akan mereka terima, sebanyak Rp 14 juta akan menjadi milik SW sebagai ibu kandung.Sedangkan W mendapat upah Rp 2,5 juta dan KD mendapat Rp 23 juta.

  Surawan berjanji akan terus memburu sindikat lain dalam kasus penjualan anak-anak. Ia juga menyebutkan adanya kendala dalam membongkar kasus semacam ini. "Kalau anaknya terbukti dikasih obat-obatan, bisa kita menetapkan tersangka. Atau saat transaksi perdagangan anak. Tapi kalau anaknya sehat, agak susah kita mempidanakannya," ujar Surawan.

  Dari hasil keterangan tersangka, diketahui pengemis membawa anak, bahkan bayi, untuk mendulang rasa iba. Sementara untuk anak yang yang lebih besar, diancam agar mau mengemis.Seorang anak biasanya disewakan dengan harga Rp 200.000. Dengan membawa anak, pengemis bisa mendapat keuntungan hingga Rp 500.000 setiap harinya.Di lain pihak, fenomena mengemis dengan mengeksploitasi anak juga menjadi perhatian Dinas Sosial. Kepala Suku Dinas Jakarta Selatan, Mursidin mengatakan pihaknya hanya memiliki kewenangan untuk menjangkau."Petugas Pelayanan Pengawasan dan Pengendalian Sosial (P3S) itu nanti menjangkau, dibawa ke panti sosial. Selanjutnya kalau ada indikasi itu anak hasil perdagangan, itu panti yang Dari hasil keterangan tersangka, diketahui pengemis membawa anak, bahkan bayi, untuk mendulang rasa iba. Sementara untuk anak yang yang lebih besar, diancam agar mau mengemis.Seorang anak biasanya disewakan dengan harga Rp 200.000. Dengan membawa anak, pengemis bisa mendapat keuntungan hingga Rp 500.000 setiap harinya.Di lain pihak, fenomena mengemis dengan mengeksploitasi anak juga menjadi perhatian Dinas Sosial. Kepala Suku Dinas Jakarta Selatan, Mursidin mengatakan pihaknya hanya memiliki kewenangan untuk menjangkau."Petugas Pelayanan Pengawasan dan Pengendalian Sosial (P3S) itu nanti menjangkau, dibawa ke panti sosial. Selanjutnya kalau ada indikasi itu anak hasil perdagangan, itu panti yang

  d. Perdagangan Anak: LPA Ungkap Pihak-pihak yang Bantu Membongkar Kasus Perdagangan Anak di Bali. 14

  Lembaga Perlindungan Anak Indonesia mengungkap sejumlah pihak yang mengambil peran dalam menguak dugaan kasus tindak pidana perdagangan orang oleh perusahaan spa di Bali dengan korban belasan anak-anak.Sekjen LPA Indonesia, Samsul Ridwan dalam siaran pers, Senin (182016) siang, mengatakan, pihaknya sangat berterima kasih kepada keluarga korban yang telah mempercayakan LPA Lampung untuk membantu sejak awal mengungkap kasus ini.

  Ia menjelaskan, penanganan komprehensif atas kejahatan terorganisasi ini bisa terealisasi berkat sinergi antarlembaga. Atas dasar itu, LPA Indonesia mengapresiasi atensi langsung yang diberikan Kapolri dan jajaran Polri dengan menindak para pelaku."LPA Indonesia berharap Polri tidak berhenti pada penangkapan para operator lapangan, tetapi juga menciduk otak di balik kejahatan eksploitasi manusia atas manusia lain tersebut serta

  14 Kompas – 1 Agustus 2016; Syahrul Munir (Kontributor Ungaran) Farid Assifa (Editor); LPA Ungkap Pihak-pihak yang Bantu Membongkar Kasus Perdagangan Anak di Bali; Lihat:

  http:regional.kompas.comread2016080117102241lpa.ungkap.pihakpihak.yang.bantu.membongka r.kasus.perdagangan.anak.di.bali Dikunjungi pada Selasa 14 Maret 2017, pukul 06 49 WIB.

  menelusuri kemungkinanan adanya korban lebih banyak lagi," kata Samsul.

  Menurut Samsul, tindak pidana perdagangan orang (TPPO) merupakan salah satu kejahatan internasional dengan skala masif. Data menunjukkan, TPPO "berlomba" dengan perdagangan narkoba sebagai kejahatan dengan peringkat tertinggi sedunia.

  LPA Indonesia meyakini, kejahatan tersindikasi semacam itu hanya bisa diatasi dengan penanganan yang terorganisasi pula. Ia menceritakan, keluarga korban kasus TPPO Bali dapat terfasilitasi untuk bertemu dengan para korban berkat sokongan Dompet Dhuafa. Kontribusi penuh makna juga diberikan oleh Yayasan Sahabat Anak Bali yang telah turut membantu pengadaan logistik keluarga korban selama berada di Bali. Sedangkan untuk pendampingan hukum untuk korban maupun keluarga ditangani oleh LBH APIK."Demikian pula dengan LPA Bali yang, sesuai wilayah kerjanya, akan mengikuti secara intens penanganan dugaan kasus TPPO ini," tandasnya.

  Sebelumnya dikabarkan, pihak kepolisian menelusuri dugaan eksploitasi anak pada salah satu spa di Bali. Di tempat itu, ada 11 anak di bawah umur yang menjadi terapis.Kasubdit III Direktorat Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri, Kombes Umar Surya Fana mengatakan, awalnya diperoleh informasi bahwa terjadi perdagangan orang di tempat tersebut."Saat kami datang ke lokasi ternyata Sebelumnya dikabarkan, pihak kepolisian menelusuri dugaan eksploitasi anak pada salah satu spa di Bali. Di tempat itu, ada 11 anak di bawah umur yang menjadi terapis.Kasubdit III Direktorat Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri, Kombes Umar Surya Fana mengatakan, awalnya diperoleh informasi bahwa terjadi perdagangan orang di tempat tersebut."Saat kami datang ke lokasi ternyata

  e. Usia Masih Anak-anak: Kasus Perdagangan Manusia, 20 TKW Ditukar dengan Mobil. 15

  Aparat Kepolisian Resor Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), mulai membongkar sindikat mafia jaringan perdagangan manusia di wilayah itu.Berdasarkan enam laporan yang masuk ke Kepolisian Resor Kupang, aparat Reserse dan Kriminal kemudian bergerak cepat dan menangkap sedikitnya 13 orang pelaku dari tujuh kelompok jaringan perdagangan manusia.

  Kepala Kepolisian Resor Kupang Ajun Komisaris Besar Polisi Adjie Indra Dwiatma mengatakan, berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap para pelaku, mereka mengaku harga jual calon tenaga kerja wanita (TKW) asal NTT di Malaysia bervariasi, mulai dari Rp 4,5 juta hingga Rp 27 juta.“Harga jual calon TKW ini paling murah sebesar Rp 4,5 juta per orang. Selain itu, ada juga harga Rp 9,5 juta per orang, Rp 12,5 juta per orang, dan yang paling mahal Rp 27,5 juta per orang. Ada persaingan dalam perdagangan anak. Jika ada yang (menawar) lebih mahal, mereka menjual ke situ,” ujar Adjie.

  15 Kompas – 23 Agustus 2016; Sigiranus Marutho Bere (Kontributor Kupang) Erlangga Djumena (Eeditor); Kasus Perdagangan Manusia, 20 TKW Ditukar dengan Mobil; Lihat:

  http:regional.kompas.comread2016082311460081kasus.perdagangan.manusia.20.tkw.ditukar.den gan.mobil Dikunjungi pada Selasa 14 Maret 2017 pukul 07.02 WIB.

  Harga para calon TKI ini, lanjut Adjie, sama seperti hukum pasar, yakni ketika stok calon TKW tidak ada maka harga akan mengalami kenaikan.“Anak-anak asal NTT yang berusia rata-rata 15 sampai 16 tahun ini sama seperti sapi yang dijual di pasar, tergantung perusahaan yang membutuhkan. Jika ada tawaran yang lebih mahal, maka mereka (pelaku perdagangan orang) akan menjualnya ke situ. Para pelaku akan mencari untung yang sebesar-besarnya,” kata dia.

  Bahkan, sebut dia, ada agen perekrut asal Surabaya, Jawa Timur, yang berani menukarkan mobil jenis Daihatsu Xenia dengan 20 orang calon TKW asal NTT.Para calon TKW yang direkrut secara ilegal itu kemudian dibawa bekerja ke Sumatera Utara dan Malaysia. Sebelumnya diberitakan, Kepolisian Daerah (Polda) NTT mencatat, 1.667 orang calon TKW asal NTT dikirim keluar daerah secara ilegal atau menjadi korban human trafficking (perdagangan manusia).

  Kepala Polda NTT Brigjen (Pol) Estasius Widyo Sunaryo dalam jumpa pers di Markas Polda NTT, Senin (2282016), mengatakan, para calon TKW itu dikirim oleh sejumlah jaringan perdagangan manusia untuk bekerja di Sumatera Utara dan Malaysia.Sunaryo merinci, sebanyak 941 orang calon TKW diberangkatkan pada periode 1 Januari 2015 sampai dengan 31 Desember 2015. Selanjutnya, pada periode 1 Januari 2016 hingga Juli 2016, sebanyak 726 orang.

  f. Sindikasi Pemalsuan Identitas: Sindikat Perdagangan Manusia Palsukan Identitas Korbannya Berkali-kali 16

  Belasan orang yang tergabung dalam sindikat perdagangan manusia memalsukan identitas korbannya setiap tiba di tempat baru. Hal itu diungkapkan oleh Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri Brigadir Jenderal Polisi Agus Andrianto saat membawa belasan perempuan korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO) di Terminal 1C Bandara Soekarno-Hatta, Selasa (1682016)."Modus operandi tersangka, mereka memanipulasi data korban saat berangkat dari NTT sampai ke Jawa Timur maupun ke Sumatera Utara. Mereka pakai KTP palsu semua. Setelah sampai di Tanjung Balai, mereka mengubah KTP lagi, membuat proses dokumen keimigrasian yang juga dipalsukan," kata Agus, kepada Kompas.com.

  Menurut Agus, pihaknya masih mendalami cara kerja komplotan perdagangan manusia ini. Polisi juga masih mencari tahu hubungan jaringan perdagangan manusia ini dengan sindikat pemalsu identitas yang bisa jadi merupakan kelompok yang berbeda.Dari pengungkapan sementara, ada 14 orang tersangka yang telah diamankan oleh polisi. Adapun korban yang berhasil diselamatkan sampai saat ini sebanyak 16 orang perempuan.

  16 Kompas – 16 Agustus 2016; Andri Donnal Putera (Penulisa) Indra Akuntono (Editor); Sindikat Perdagangan Manusia Palsukan Identitas Korbannya Berkali-kali; Lihat:

  http:megapolitan.kompas.comread2016081618112241sindikat.perdagangan.manusia.palsukan.id entitas.korbannya.berkali-kali Dikunjungi pada Selasa 14 Maret 2017, pukul 07.15 WIB.

  Meski begitu, Agus memperkirakan, jumlah tersangka masih bisa bertambah. Sama halnya dengan jumlah korban, diyakini masih ada yang lain karena salah satu tersangka mengaku bisa mengumpulkan sepuluh korban dalam waktu sepekan.Dari tempat asalnya, para korban dijanjikan berangkat ke Malaysia sebagai tenaga kerja Indonesia (TKI). Mereka juga diiming-imingi bayaran mulai dari Rp 3-4 juta sebagai upah sebulan bekerja di sana.

  Agus belum menjelaskan lebih lanjut sejak kapan sindikat ini beroperasi. Pihaknya akan memberikan informasi lengkap saat konferensi pers di Bareskrim Polri.Pengungkapan TPPO ini bermula dari adanya kasus penjualan organ tubuh yang menjadi atensi dari Kapolri Jenderal (Pol) Tito Karnavian, belum lama ini. Dari kasus tersebut, Kapolri memerintahkan penyidik untuk mendalaminya hingga terungkap salah satu jaringan perdagangan manusia dengan korban yang baru dipulangkan ini.

  Para korban akan dibawa ke rumah aman milik Kementerian Sosial di Jakarta Timur untuk menjalani proses pemulihan. Dari pemeriksaan sementara, ke-16 korban diketahui berasal dari Nusa Tenggara Timur, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Utara, dan Tanjung Balai.

  g. Anak dan Kerentanan: Anak-anak Rentan Jadi Korban Perdagangan Manusia. 17

  Ima Matul Maisaroh, mantan tenaga kerja wanita asal Malang, Jawa Timur, mengingatkan agar orangtua dan anak-anak mewaspadai praktik perdagangan manusia.Ima kini menjadi salah satu penasihat Pemerintah Amerika Serikat soal perdagangan manusia.

  Senin (31102016) kemarin, wanita asal Malang, Jawa Timur, itu berbagi pengalamannya dengan sejumlah siswa di Yayasan Miftahul Ulum Desa Kanigoro, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Malang, Jawa Timur."Ini untuk berbagi ilmu kepada anak-anak juga supaya waspada tentang pedagangan manusia yang terjadi pada anak- anak juga. Biar mereka hati-hati dan waspada, tidak gampang teriming-iming ke sesuatu yang dijanjikan kepada mereka," kata Ima seusai memberikan pengetahuan tentang perdagangan manusia kepada para siswa itu. Ima menyebutkan anak-anak termasuk rentan menjadi korban perdagangan manusia.Selain menjadi pekerja, biasanya mereka dijual untuk diambil organ tubuhnya atau bahkan menjadi budak seks para lelaki hidung belang.

  17 Kompas – 1 November 2016; Andi Hartik (Kontributor Malang) Laksono Hari Wiwoho (Editor):Anak-anak Rentan Jadi Korban Perdagangan Manusia; Lihat:

  http:regional.kompas.comread2016110107262101anakanak.rentan.jadi.korban.perdagangan.man usia Dikunjungi pada Selasa 14 Maret 2017, pukul 09.28 WIB.

  Selama berada di Indonesia, ia bersama rombongannya sudah berkeliling ke tiga daerah lain untuk tujuan yang sama, yakni Bogor, Cianjur, Bali, dan Malang yang menjadi tempat kelahirannya.Ia berharap, dengan pengalaman yang sudah dibagikannya kepada anak- anak itu, mereka bisa waspada ketika hendak menjadi TKW di luar negeri."Kalau mau bekerja ke luar negeri harus tahu informasi tentang negara tujuan dan informasi soal pekerjaannya," kata dia.

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Pengangguran, Kemiskinan dan Fasilitas Kesehatan terhadap Kualitas Sumber Daya Manusia di Kabupaten Jember Tahun 2004-2013

21 388 5

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

Analisis terhadap hapusnya hak usaha akibat terlantarnya lahan untuk ditetapkan menjadi obyek landreform (studi kasus di desa Mojomulyo kecamatan Puger Kabupaten Jember

1 88 63

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

Hubungan Antara Kompetensi Pendidik Dengan Kecerdasan Jamak Anak Usia Dini di PAUD As Shobier Kecamatan Jenggawah Kabupaten Jember

4 116 4

Kekerasan rumah tangga terhadap anak dalam prespektif islam

7 74 74

Analisis pengaruh modal inti, dana pihak ketiga (DPK), suku bunga SBI, nilai tukar rupiah (KURS) dan infalnsi terhadap pembiayaan yang disalurkan : studi kasus Bank Muamalat Indonesia

5 112 147

Peningkatan keterampilan menyimak melalui penerapan metode bercerita pada siswa kelas II SDN Pamulang Permai Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014

20 223 100

Pengaruh model learning cycle 5e terhadap hasil belajar siswa pada konsep sistem ekskresi

11 137 269

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan manajemen mutu terpadu pada Galih Bakery,Ciledug,Tangerang,Banten

6 163 90