Kerangka Berpikir

2.3 Kerangka Berpikir

PKn merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib diberikan untuk anak jenjang Sekolah Dasar, karena mata pelajaran ini berkaitan langsung dengan kehidupan sehari-hari. Permendiknas No.22 tahun 2006, mendefinisikan PKn adalah suatu mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945. PKn merupakan pendidikan nilai demokrasi, pendidikan moral, pendidikan sosial, dan masalah pendidikan politik. Susanto (2015: 225), menjelaskan bahwa PKn adalah mata pelajaran yang digunakan sebagai wahana untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia. Nilai luhur tersebut diharapkan dapat tertanam dalam diri siswa dan diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari.

Pelaksanaan pembelajaran PKn lebih sering berupa menghafal materi. Bidang kajian PKn sangat luas menyebabkan guru lebih memilih metode konvensional untuk menyampaikan materi. Metode ceramah sering menjadi Pelaksanaan pembelajaran PKn lebih sering berupa menghafal materi. Bidang kajian PKn sangat luas menyebabkan guru lebih memilih metode konvensional untuk menyampaikan materi. Metode ceramah sering menjadi

Sehubungan dengan hal tersebut, diperlukan suatu strategi yang mampu meningkatkan dan memberikan inovasi dalam pembelajaran PKn. Salah satu cara yang dapat digunakan adalah dengan memperbaiki proses pembelajaran PKn. Selama ini pembelajaran PKn lebih berpusat pada guru (teacher centered). Pembelajaran harus memberikan kesempatan siswa untuk berpikir tentang pengalamannya supaya siswa berpikir kreatif, kritis dan imajinatif yang akhirnya dapat memotivasi siswa untuk belajar.

Model STAD memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama dalam kelompok untuk menyelesaikan suatu tugas tertentu. Dalam model STAD melatih siswa untuk mampu berkomunikasi dan berani mengeluarkan ide dan gagasannya. Selain itu model pembelajaran STAD juga mampu meningkatkan partisipasi siswa dalam pembelajaran. Jika siswa ingin kelompoknya mendapatkan penghargaan, maka mereka harus membantu teman sekelompoknya mempelajari materi yang diberikan. Diperlukan kerjasama dalam kelompok agar Model STAD memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama dalam kelompok untuk menyelesaikan suatu tugas tertentu. Dalam model STAD melatih siswa untuk mampu berkomunikasi dan berani mengeluarkan ide dan gagasannya. Selain itu model pembelajaran STAD juga mampu meningkatkan partisipasi siswa dalam pembelajaran. Jika siswa ingin kelompoknya mendapatkan penghargaan, maka mereka harus membantu teman sekelompoknya mempelajari materi yang diberikan. Diperlukan kerjasama dalam kelompok agar

Selain model STAD, ada model pembelajaran lain sebagai alternatif dalam pembelajaran PKn di SD, yaitu TPS. Model pembelajaran TPS merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk memengaruhi pola interaksi siswa. Melalui model pembelajaran TPS, memungkinkan siswa untuk bekerja sama dengan orang lain dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan partisipasinya kepada orang lain. Model pembelajaran TPS menggunakan metode diskusi kelas. Dengan model pembelajaran ini, siswa dilatih bagaimana mengutarakan pendapat dengan tetap mengacu pada materi atau tujuan pembelajaran.

Dalam penelitian ini, peneliti mengujikan keefektifan model pembelajaran inovatif STAD dan TPS. Peneliti membandingkan aktivitas dan hasil belajar yang lebih optimal diantara kelas yang menggunakan model pembelajaran STAD atau kelas yang menggunakan model pembelajaran TPS. Dengan adanya perbedaan aktivitas dan hasil belajar yang ditunjukkan itu, diharapkan dapat memberi masukan bagi guru sebagai bahan pertimbangan untuk mengatasi masalah dalam pembelajaran PKn khususnya materi Menghargai Keputusan Bersama, sehingga nantinya pembelajaran PKn dapat mencapai tujuan yang optimal.

Berdasarkan uraian tersebut dapat dijelaskan dalam bagan kerangka berpikir di bawah ini.

Siswa

Kelas Eksperimen 1

Kelas Eksperimen 2

Kelas Kontrol

Model STAD

Model TPS

Model Konvensional (ceramah, diskusi, tanya jawab dan penugasan)

Tes Akhir (Posttest)

Tes Akhir (Posttest)

Tes Akhir (Posttest)

Adanya perbedaan aktivitas dan hasil belajar siswa

Model pembelajaran yang paling efektif terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir

Dokumen yang terkait

EFEKTIFITAS BERBAGAI KONSENTRASI DEKOK DAUN KEMANGI (Ocimum basilicum L) TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR Colletotrichum capsici SECARA IN-VITRO

4 157 1

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

PENYESUAIAN SOSIAL SISWA REGULER DENGAN ADANYA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SD INKLUSI GUGUS 4 SUMBERSARI MALANG

64 523 26

PENGEMBANGAN TARI SEMUT BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER DI SD MUHAMMADIYAH 8 DAU MALANG

57 502 20

FENOMENA INDUSTRI JASA (JASA SEKS) TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL ( Study Pada Masyarakat Gang Dolly Surabaya)

63 375 2

PROSES KOMUNIKASI INTERPERSONAL DALAM SITUASI PERTEMUAN ANTAR BUDAYA STUDI DI RUANG TUNGGU TERMINAL PENUMPANG KAPAL LAUT PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA

97 602 2

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24