METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian yang berjudul “Sjafruddin Prawiranegara dalam Percaturan Politik di Indonesia Tahun 1945-1961”, dilakukan menggunakan teknik pengumpulan data melalui studi pustaka dengan membaca literatur-literatur yang terdapat di berbagai perpustakaan maupun koleksi pribadi. Beberapa lokasi perpustakaan yang dipergunakan guna melakukan penelitian studi pustaka antara lain:

a. Perpustakaan Program Pendidikan Sejarah, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Sebelas Maret Surakarta;

b. Perpustakaan Fakultas dan Keguruan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta;

c. Perpustakaan Pusat Universitas Sebelas Maret Surakarta;

d. Perpustakaan Daerah Surakarta;

e. Perpustakaan Monumen Pers (perpustakaan, arsip surat kabar dan majalah) Surakarta;

f. Perpustakaan Daerah Yogyakarta;

g. Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi, Daerah Istimewa Yogyakarta;

h. Jogja Library Center;

i. Perpustakaan Ignatius Yogyakarta; j. Perpustakaan Nasional Republik Indonesia; k. Arsip Nasional Republik Indonesia; l. Buku koleksi Pribadi.

commit to user

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian yang digunakan untuk penelitian ini direncanakan mulai dari disetujuinya judul skripsi yaitu pada bulan Juli 2011 sampai selesainya penulisan skripsi ini pada bulan Juli 2012.

B. Metode Penelitian

Sejak penelitian dan penulisan sejarah dilakukan secara ilmiah, maka penelitian dan penulisan sejarah menggunakan metode sejarah. Metode itu sendiri berarti suatu cara, prosedur, atau teknik untuk mencapai sesuatu tujuan secara efektif dan efisien. Metode bersifat lebih praktis ialah memberikan petunjuk mengenai cara, prosedur, atau teknik pelaksanaannya secara sistematik.

Pada umumnya, metode diketahui sebagai cara atau prosedur untuk mendapatkan objek. Juga didefinisikan metode adalah cara untuk berbuat atau mengerjakan sesuatu dalam suatu sistem yang terencana dan teratur. Jadi, metode erat hubungannya dengan prosedur, proses, atau teknis yang sistematis untuk melakukan penelitian disiplin tertentu. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan objek penelitian (Gottschalk&Garraghan dalam Suhartono, 2010: 11).

Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode historis atau

metode sejarah. Metode historis digunakan karena penelitian ini bertujuan untuk merekonstruksi peristiwa masa lampau secara sistematis dan obyektif, dengan cara mengumpulkan, mengevaluasi, memverifikasi serta mensintesiskan bukti- bukti untuk menegakkan fakta dan untuk memperoleh kesimpulan yang kuat. Metode sejarah dapat diartikan sebagai metode penelitian dan penulisan sejarah dengan menggunakan cara, prosedur atau teknik yang sistematik sesuai dengan asas-asas dan aturan ilmu sejarah.

Pengertian metode historis secara konvensional adalah telaah terhadap dokumen atau sumber lain yang berisi informasi tentang masa lampau dan dilaksanakan secara sistematis. Penelitian dengan metode historis menitik- beratkan pada telaah dokumen yang merupakan hasil rekaman para ahli dari berbagai bidang (Suharsimi Arikunto, 2003: 332).

commit to user

Nasir (1985: 55-56) menyatakan metode historis atau metode sejarah adalah usaha untuk merekonstruksi masa lampu secara objektif dan sistematis dengan mengumpulkan, mengevaluasi fakta dan menarik kesimpulan secara tepat. Metode historis juga menjadi suatu prosedur pemecahan masalah dengan menggunakan data masa lalu atau peninggalan untuk memahami kejadian atau suatu keadaan yang berlangsung pada masa lalu terlepas dari keadaan masa sekarang. Serta memahami kejadiaan masa sekarang dalam hubungannya dengan kejadian masa lampau (Nawawi, 1993: 79).

Gilbert J. Garragan, S. J (1957: 33) dalam bukunya A Guide to Historical Method mendefinisikan metode sejarah sebagai seperangkat asas dan aturan yang sistematik yang didesain guna membantu secara efektif untuk mengumpulkan sumber-sumber sejarah, menilainya secara kritis, dan menyajikan sintesis hasil- hasil yang dicapainya, yang pada umumnya dalam bentuk tertulis.

Richard F. Clarice (1927: 462) dalam bukunya Logic (London and New York, 1927) mengartikan metode sejarah sebagai sistem prosedur yang benar untuk mencapai kebenaran sejarah. Louis Gottschalk (1983:18;19;32) memaknai metode sejarah sebagai proses menguji dan menganalisis secara kritis rekaman, dokumen-dokumen, dan peninggalan masa lampau yang otentik dan dapat dipercaya, serta membuat interpretasi dan sintesis atas fakta-fakta tersebut menjadi kisah sejarah yang dapat dipercaya (Daliman, 2012: 27).

Menurut Nugroho dalam Louis Gottschalk (1987: 18) prosedur penelitian dan penulisan sejarah bertumpu pada empat kegiatan pokok, yaitu:

a. Pengumpulan objek yang berasal dari suatu jaman dan pengumpulan bahan-bahan tertulis dan lisan yang relevan;

b. Menyingkirkan bahan-bahan yang tidak otentik;

c. Menyimpulkan kesaksian yang dapat dipercaya dari bahan-bahan yang otentik;

d. Penyusunan kesaksian yang dapat dipercaya itu menjadi suatu kisah atau suatu penyajian yang berarti.

e. Prosedur itulah yang disebut metode sejarah Sejarah.

commit to user

Metode historis yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan cara: pertama, mencari dan mengumpulkan sumber-sumber yang terkait dengan Sjafruddin Prawiranegara tahun 1945-1961 di Indonesia. Kedua, sesudah sumber terkumpul, dilakukan pengujian dan analisis sumber dengan cara membandingkan antara satu sumber dengan sumber yang lain. Apabila dari sumber yang dibandingkan mempunyai kesamaan isi, berarti sumber tersebut valid. Maksudnya apabila sumber satu dengan lainnya menuliskan berita yang sama tentang Peranan Sjafruddin Prawiranegara dalam Percaturan Politik masa Revolusi di Indonesia, berarti sumber tersebut dapat dijadikan sebagai data dalam penulisan karya ilmiah ini. Ketiga, mencari dan mengumpulkan dokumen atau arsip yang terkait dengan Peran Sjafruddin Prawiranegara Masa Revolusi Indonesia. Selanjutnya dokumen tersebut dijadikan sebagai alat penguji kebenaran bagi sumber sekunder yang berhasil dikumpulkan, di samping sebagai sumber primer. Melalui metode sejarah, usaha merekontruksi secara kritis dilakukan sebagai upaya menghasilkan historiografi sejarah yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

C. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data sejarah. Helius Sjamsuddin (1994:73) mengemukakan tentang pengertian sumber sejarah, yaitu segala sesuatu yang langsung atau tidak langsung menceritakan kepada kita tentang sesuatu kenyataan atau kegiatan manusia pada masa lalu (past actuality ). Sumber sejarah merupakan bahan-bahan mentah (raw materials) yang mencakup segala macam avidensi (bukti). Bukti itu menunjukkan segala aktivitas mereka di masa lalu, baik berupa tulisan atau lisan serta sudah ditinggalkan manusia.

Sumber data dalam penulisan ini menggunakan sumber tertulis. Sumber tertulis dibedakan menjadi sumber primer dan sekunder. Sumber primer adalah kesaksian seorang saksi secara empiris. Dapat juga seperti alat mekanis seperti dektafon yakni orang atau alat yang hadir pada peristiwa yang diceritakannya.

commit to user

Sedangkan sumber sekunder, yakni kesaksian dari siapapun yang bukan saksi dan tidak hadir pada peristiwa yang dikisahkannya (Louis Gottschalk, 1986:35).

Penelitian ini menggunakan sumber primer dan sumber sekunder. Sumber tertulis primer berupa arsip dan koran. Sumber primer arsip seperti Arsip Sjafruddin Prawiranegara (Arsip no 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 9, 10, 12, 14, dan 15), Arsip Mohammad Rasjid (Arsip no. 5, 25, 28, 32, 57, dan 80), dan Arsip Kementerian Penerangan (Arsip no. 1, 23, 139, dan 216). Sumber primer koran seperti: Kedaulatan Rakjat tahun 1945, tahun 1946, tahun 1949, dan tahun 1950.

Sumber tertulis sekunder berupa buku-buku yang relevan. Sumber sekunder yang digunakan antara lain: Refleksi Pergumulan Lahirnya Republik Nasionalisme dan Revolusi di Indonesia karya George Mc Turnan Kahin tahun 1995. Islam sebagai Pedoman Hidup: Kumpulan Karangan Terpilih Jilid I karya Sjafruddin Prawiranegara yang disunting Ajip Rosidi tahun 1986. Ekonomi dan Keuangan: Makna Ekonomi Islam Kumpulan Karangan Terpilih Jilid 2 karya Sjafruddin Prawiranegara yang disunting Ajip Rosidi tahun 2011. Revolusi Nasional Indonesia karya Anthony J. S. Reid tahun 1996. Ekonomi Neo-Klasik dan Sosialisme Religius: Pragmatisme Pemikiran Ekonomi Politik Sjafruddin Prawiranegara karya M. Dawam Rahardjo Tahun 2011. Terminologi Sejarah 1945-1950 & 1950-1959 karya A.B. Lapian, Susanto Zuhdi, Sumardi, dkk tahun1996. Sjafruddin Prawiranegara Lebih Takut Kepada ALLAH SWT karya Ajip Rosidi tahun 2011. Ekonomi dan Keuangan. Makna Ekonomi Islam. Kumpulan Karangan Terpilih Jilid 2 karya Sjafruddin Prawiranegara, yang disunting Ajip Rosidi tahun 2011.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik studi pustaka. Studi pustaka merupakan cara untuk mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis berupa arsip dan buku-buku tentang pendapat, teori, dalil, atau hukum yang berhubungan dengan masalah penyelidikan. Untuk mempermudah seorang peneliti dalam melakukan studi pustaka, diperlukan

commit to user

pengetahuan tentang peraturan dan organisasi perpustakaan sebagai sumber literatur yang diperlukan. Di samping itu, diperlukan juga pemahaman tentang sistem bibiliography dan cara mencari materi yang berhubungan dengan masalah yang diselidiki dari literatur yang tersedia (Nawawi, 1993: 133).

Kegiatan studi pustaka pada penelitian ini dilakukan dengan langkah- langkah sebagai berikut: (1) mengumpulkan sumber primer, sumber sekunder, ensiklopedi dan buku-buku literatur yang terkait dengan Sjafruddin Prawiranegara; (2) membaca, mencatat, meminjam dan memfotokopi buku-buku literatur karangan sejarawan yang dianggap penting dan relevan dengan tema penelitian yaitu tentang Sjafruddin Prawiranegara, berdasarkan periodisasi waktu atau secara kronologis; (3) mengumpulkan data yang sudah diperoleh dari perpustakaan untuk digunakan dalam penyusunan karya ilmiah.

E. Analisis Data

Dalam penelitian ini, teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis historis. Menurut Kuntowijoyo dalam Dudung Abdurahman (2007: 73) interpretasi sejarah sering kali disebut juga dengan analisis sejarah. Analisis sendiri berarti menguraikan, dan secara terminologis berbeda dengan sintesis yang menyatukan. Analisis dan sintesis dipandang sebagai metode-metode utama dalam interpretasi.

Analisis pada penelitian ini dilakukan sesudah kegiatan pengumpulan data. Tindakan analisis dimulai dari klasifikasi data. Data-data yang diklasifikasikan, selanjutnya diseleksi dan dibandingkan. Kemudian diinterpretasikan menjadi keterangan lengkap tentang fakta sejarah. Fakta sejarah tersebut dirangkai menjadi satu kesatuan di dalam penulisan.

F. Prosedur Penelitian

Penulisan ini menggunakan metode penelitian historis. Tahap-tahap prosedur penulisannya melalui langkah-langkah heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Prosedur penulisan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

commit to user

Gambar 2. Prosedur Penelitian Sejarah

Keterangan:

1. Heuristik

Kegiatan pengumpulan data yang relevan dilakukan melalui studi kepustakaan, yaitu usaha mendapatkan data tertulis dari buku-buku literatur, majalah, surat kabar, dan sumber tertulis lainnya. Heuristik merupakan keterampilan dalam menemukan, menangani, dan memerinci, bibilografi, atau mengklasifikasikan dan merawat catatan-catatan (Abdurahman, 2007). Tak lupa tindakan membaca buku-buku tersebut satu per satu dan pencatatan apabila ditemukan bagian yang terkait dengan tema penulisan. Melalui usaha tersebut data-data yang relevan dapat terkumpul guna kepentingan penulisan.

2. Kritik

Sumber-sumber yang telah berhasil dikumpulkan tidak begitu saja diterima. Langkah berikutnya yaitu menyaringnya secara kritis. Langkah-langkah inilah yang disebut kritik sumber. Yang dimaksud dengan kritik adalah kerja intelektual dan rasional yang mengikuti metodologi sejarah guna mendapatkan objektivitas suatu kejadian (Gottschalk&Garraghan dalam Suhartono, 2010: 35). Tindakan kritik diperlukan guna memperoleh keabsahan sumber.

Heuristik

Kritik

Peristiwa Fakta Sejarah Sejarah

Interpretasi

Historiografi

commit to user

Data-data sejarah yang terpercaya yang dapat digunakan dalam pendirian sejarah sebagai bukti-bukti sejarah. Bukti-bukti sejarah adalah kumpulan fakta- fakta atau informasi-informasi sejarah yang sudah diuji kebenarannya melalui proses validasi, yang dalam ilmu sejarah disebut kritik. Melalui kritik sumber diinginkan supaya setiap data sejarah yang diberikan informan diuji terlebih dahulu validitas dan reliabilitasnya, sehingga semua data itu sesuai dengan fakta- fakta sejarah yang sesungguhnya. Kritik meliputi kritik ekstern dan kritik intern.

a. Kritik Ekstern Kritik ekstern adalah usaha mendapatkan otentisitas sumber dengan melakukan penelitian fisik terhadap suatu sumber. Kritik ekstern ini mengarah pada pengujian terhadap aspek luar dari sumber. Otentisitas mengarah pada materi sumber yang sejaman. Jenis-jenis fisik dari materi sumber seperti kertas dengan ukuran, jenis, kualitas dan bahan yang bagaimana, dokumen ditulis atau diketik, atau diketik komputer, jenis tinta yang bagus atau isi ulang (Suhartono,2010: 36).

Menurut Helius Sjamsuddin (1996: 104) kritik ekstern adalah cara melakukan verifikasi atau pengujian terhadap aspek-aspek luar dari sumber sejarah. Kritik ekstern mencoba menguji otentisitas serta integritas sebuah sumber sejarah. Jadi, setiap sumber harus dinyatakan dahulu otentik dan integralnya.

Aktivitas lain yang dilakukan dalam kegiatan kritik ekstern ialah mengkaji satu per satu sumber-sumber yang digunakan dalam penulisan. Pengkajian meliputi siapa pengarangnya, apakah pengarangnya seorang sejarawan atau tidak? Umumnya kalau pengarangnya seorang sejarawan maka sumber tersebut dapat dipercaya. Kalau bukan dapat diragukan kebenaran sumber itu. Selanjutnya usaha pengkajian bahasa dan tulisannya apakah masih menggunakan ejaan lama atau ejaan yang telah disempurnakan. Kajian terakhir ialah melihat kapan dan di mana sumber itu dibuat. Kegiatan kritik ekstern tersebut juga berlaku pada sumber- sumber yang lain.

b. Kritik Intern

commit to user

Kritik intern adalah kritik yang mengacu pada kredibilitas sumber, maksudnya apakah isi dokumen itu terpercaya, tidak dimanipulasi, mengandung bias, dikecohkan, dan sebagainya. Kritik intern ditujukan untuk memahami isi teks. Pemahaman isi teks diperlukan latar belakang pikiran dan budaya penulisnya. Isi teks sering bermakna ganda dan dimaksudkan sesuai dengan sudut pandang penulis. Dalam teks banyak hal yang tersembunyi dan tidak disampaikan dalam bahasa yang lugas, tetapi dalam bahasa yang tertutup dan berlebihan (Suhartono, 2010: 37). Kritik intern mencoba melihat dan menguji dari dalam reliabilitas dan kredibilitas isi dari sumber-sumber sejarah (Helius Sjamsuddin, 1996: 118).

Aktivitas dalam melakukan kegiatan kritik intern ialah membaca satu per satu sumber-sumber yang digunakan dalam penulisan. Usaha memahami isi dari masing-masing sumber tersebut diperlukan untuk menafsirkan semua yang ditulis dalam sumber itu benar adanya dan dapat dipercaya. Untuk membuktikan kebenaran tersebut perlu dibandingkan antara satu sumber dengan lainnya. Perbandingan tersebut merupakan upaya mendapatkan fakta sejarah yang dapat mendukung karya ilmiah ini.

3. Interpretasi

Interpretasi dapat dilakukan dengan analisis dan sintesis. Menganalisis sama dengan menguraikan. Dari data yang berfariasi dapat dianalisis setelah ditarik sacara induktif sehingga dapat disimpulkan. Sedangkan sintesis melakukan penyatuan. Data yang dikelompokkan menjadi satu kemudian disimpulkan. Proses berpikir kedua cara ini memang bisa dibedakan namun hasil yang diharapkan tidak berbeda (Suhartono, 2010: 56).

Bentuk upaya interpretasi pada penelitian ini dilakukan dengan meninggalkan unsur subyektivitas. Karena keanekaragaman data yang diperoleh dari berbagai buku diperlukan usaha membandingkan dengan diperlukan sikap obyektif. Interpretasi dalam penulisan penelitian ini, dilakukan dengan menetapkan makna serta hubungan fakta-fakta yang ada.

commit to user

4. Historiografi

Historiografi merupakan cara penulisan, pemaparan atau pelaporan hasil penelitian sejarah yang telah dilakukan. Historiografi harus dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai proses penelitian dari awal (fase perencanaan) sampai dengan akhir (penarikan kesimpulan). Jadi dapat dilihat mutu dari penelitian itu sendiri (Dudung Abdurahman, 2007: 76).

Syarat umum yang harus diperhatikan peneliti dalam pemaparan sejarah adalah peneliti harus memiliki kemampuan mengungkapkan dengan bahasa yang baik; terpenuhinya kesatuan sejarah; menjelaskan apa yang ditemukan peneliti dengan menyajikan bukti-buktinya dan membuat garis-garis umum yang akan diikuti secara jelas oleh pemikiran pembaca; pemaparan haruslah argumentatif, maksudnya saat mengerahkan ide-idenya dalam merekostruksi masa lampau itu didasarkan atas bukti-bukti yang terseleksi, bukti yang cukup lengkap, dan detail fakta yang akurat. Alur pemaparan data harus selalu diurutkan kronologisnya, walaupun yang ditunjukkan dalam pokok setiap pembahasan adalah tema tertentu (Dudung Abdurahman, 2007: 76-77). Dari langkah-langkah tersebut dapat tersusun sebuah hasil penelitian berupa skripsi dengan judul “Sjafruddin Prawiranegara Dalam Percaturan Politik Di Indonesia Tahun 1945-1961”.

commit to user