KAJIAN TEORI

B. Kerangka Pemikiran

Gambar 1. Kerangka Berpikir

Keterangan: Rakyat Indonesia berhasil mencapai kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945. Negara yang baru terbentuk ini tidak langsung muncul menjadi negara yang teratur, negara yang serasi, melainkan adanya pertarungan antara individu-individu dan kekuatan sosial yang bertentangan. Pada periode ini penuh dengan kekacauan, pemberontakan dan perang saudara. Aksi dilancarkan sebagai pertahanan stabilitas kedaulatan Republik Indonesia dalam bentuk kontak senjata pada tahun 1945-1950 yang dikenal sebagai masa Revolusi Fisik Indonesia.

Selain membentuk Badan Kelengkapan negara, dan juga dilaksankan kebijakan pendirian berbagai partai politik yang berlandaskan Maklumat Wakil Presiden no X tanggal 3 November 1945. Parta-partai politik dibentuk atas dasar pemikiran-pemikiran revolusioner dari para anggotanya. Partai-partai politik ini mengelompok menurut kelompok solidaritas budaya atau aliran. Aliran dalam hal ini berarti tiap partai politik senantiasa terkait dengan para pengikut dari suatu kebudayaan tingkat bawah. Elit birokrasi priyayi bergabung dalam PNI, kaum

Kemerdekaan Republik Indonesia

Peran Politik Sjafruddin Prawiranegara

Percaturan Politik Indonesia

Revolusi Fisik

Indonesia

commit to user

abangan dalam PKI, dan kaum santri dalam Masyumi. Sjafruddin Prawiranegara yang hidup di lingkungan muslim yang taat memilih untuk ikut bergabung menjadi anggota partai Masyumi.

Unsur dasar dari proses politik ditopang dengan adanya peran individu yang berpolitik. Sjafruddin Prawiranegara merupakan salah satu tokoh Indonesia yang memiliki peran politik penting, baik dalam bidang ekonomi maupun politik. Setelah Indonesia merdeka, Ia menjadi anggota Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) yang dibentuk pada bulan Oktober 1945. Pada kabinet Sjahrir yang ke-2, Sjafruddin Prawiranegara duduk sebagai Menteri Muda Keuangan.

Pada kabinet Hatta yang diumumkan pada 29 Januari 1948, Sjafruddin Prawiranegara duduk sebagai Menteri Kemakmuran. Menjadi Ketua Pemerintah Darurat Republik Indonesia di Sumatera Barat saat terjadinya Agresi Militer Belanda II tanggal 19 Desember 1948. Pada masa RIS dalam kabinet Hatta, Sjafruddin Prawiranegara menjadi Menteri Keuangan. Salah satu kebijakan ekonomi yang diterapkan yaitu “Gunting Sjafruddin”. Menjadi Gubernur Bank Indonesia yang pertama tahun 1953. Sjafruddin terlibat dalam Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia tahun 1958 sebagai Perdana Mentri sekaligus Menteri Keuangan.

commit to user