ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini menggunakan data primer melalui penyebaran kuesioner. Di dalam penelitian ini, kuesioner disebarkan kepada responden yang bekerja di Kantor Inspektorat di Surakarta, Karanganyar, Sukoharjo dan Wonogiri secara langsung. Penyebaran kuesioner dimulai pada Akhir bulan April 2010 dan datanya dapat terkumpul pada Akhir bulan Mei 2010. Jadi, proses penyebaran dan pengumpulan kuesioner untuk dijadikan data membutuhkan waktu sekitar kurang Penelitian ini menggunakan data primer melalui penyebaran kuesioner. Di dalam penelitian ini, kuesioner disebarkan kepada responden yang bekerja di Kantor Inspektorat di Surakarta, Karanganyar, Sukoharjo dan Wonogiri secara langsung. Penyebaran kuesioner dimulai pada Akhir bulan April 2010 dan datanya dapat terkumpul pada Akhir bulan Mei 2010. Jadi, proses penyebaran dan pengumpulan kuesioner untuk dijadikan data membutuhkan waktu sekitar kurang

25 responden pada kantor Inspektorat Sukoharjo dan 25 responden pada kantor Inspektorat Wonogiri. Dari 25 kuesioner untuk responden pada kantor Inspektorat Surakarta yang disebarkan oleh peneliti, sebanyak 19 kuesioner yang kembali dan dapat diolah. Sebanyak 25 kuesioner untuk responden pada kantor Inspektorat Karanganyar, sebanyak 16 kuisioner kembali dan dapat diolah, 25 lembar kuesioner untuk responden dari kantor Inspektorat Wonogiri yang kembali dan dapat diolah sebanyak 17 lembar kuesioner. Untuk kantor Inspektorat Kabupaten Sukoharjo, dari 25 kuisioner yang disebar, sebanyak 14 kuisioner kembali dan yang dapat diolah sebanyak 13 kuisioner.

Tabel IV. 1

Distribusi Kuesioner dan Pengembalian

Jumlah

Jumlah

Jumlah Tingkat

Kuisioner Responden / Instansi

yang dapat per Instansi

Inspektorat Kota

Inspektorat Kabupaten

Karanganyar Inspektorat Kabupaten

13 Sukoharjo

Inspektorat Kabupaten

Sumber: Data primer yang diolah

Dari tabel di atas diketahui bahwa jumlah seluruh kuesioner yang disebar adalah 100 lembar kuesioner. Total kuesioner yang diterima sebanyak 66 lembar kuesioner, sehingga dapat diketahui bahwa tingkat pengembalian kuesioner sebesar 66% dan yang dapat diolah sebesar 65%.

B. Analisis Uji Instrumen

Absahnya hasil dari suatu penelitian ditentukan oleh alat ukur yang digunakan untuk mengukur variabel yang diteliti, terutama penelitian yang dilakukan dengan data primer. Apabila alat ukur yang digunakan dalam proses pengumpulan data tidak valid dan tidak dapat dipercaya, maka hasil penelitian tidak akan menggambarkan keadaan yang sebenarnya, karena itu suatu alat ukur perlu diuji dengan pengujian validitas, dan reliabilitas.

1. Uji Validitas Tujuan pengujian validitas adalah untuk mengetahui sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya.

Suatu instrumen pengukuran dikatakan mempunyai validitas yang tinggi bila alat ukur tersebut memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut. Uji yang menghasilkan data yang tidak relevan dengan tujuan pengukuran dikatakan sebagai uji yang memiliki validitas rendah.

Uji validitas dilakukan untuk menilai seberapa baik suatu instrumen ataupun proses pengukuran terhadap konsep yang diharapkan untuk mengetahui apakah yang kita tanyakan dalam kuesioner sudah sesuai dengan konsepnya (Ghozali, 2005). Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan pearson correlation product moment dengan bantuan program SPSS 16.0 for windows . Data dikatakan valid apabila skor masing-masing butir pertanyaan berkorelasi secara signifikan terhadap skor total.

Hasil uji validitas terhadap item pertanyaan untuk variabel independensi dengan menggunakan pearson correlation product moment dapat dilihat pada tabel IV.2. Keseluruhan pertanyaan mengenai independensi ini adalah valid.

Tabel IV.2 Hasil Uji Validitas Independensi

Nilai

Sig

Pertanyaan

Pearson

(2-tailed)

Keterangan

Correlation

A1 0,704**

0.000

Valid

A2 0,545**

0.000

Valid

** Correlation is significant at the 0,01 level (2-tailed) * Correlation is significant at the 0,05 level (2-tailed) Sumber : Data primer yang diolah

Pengujian validitas kedua adalah untuk item pertanyaan mengenai obyektifitas. Hasil dari pengujian validitas dengan menggunakan pearson correlation product moment ditunjukkan pada tabel IV.3. Keseluruhan item pertanyaan mengenai obyektifitas adalah valid.

Tabel IV.3 Hasil Uji Validitas Obyektifitas

Nilai

Sig

** Correlation is significant at the 0,01 level (2-tailed) * Correlation is significant at the 0,05 level (2-tailed)

Sumber : Data primer yang diolah

Pengujian validitas ketiga adalah untuk item pertanyaan mengenai pengalaman kerja. Hasil dari pengujian validitas dengan menggunakan pearson correlation product moment ditunjukkan pada tabel IV.4. Keseluruhan item pertanyaan mengenai pengalaman adalah valid.

Tabel IV.4 Hasil Uji Validitas Pengalaman

Nilai

Sig

Pertanyaan

Pearson

(2-tailed)

Keterangan

Correlation

C1 0,717**

Valid

** Correlation is significant at the 0,01 level (2-tailed) * Correlation is significant at the 0,05 level (2-tailed) Sumber : Data primer yang diolah

Pengujian validitas keempat adalah untuk item pertanyaan mengenai pengetahuan. Hasil dari pengujian validitas dengan menggunakan pearson correlation product moment ditunjukkan pada tabel IV.5. Keseluruhan item pertanyaan mengenai pengetahuan adalah valid.

Tabel IV.5 Hasil Uji Validitas Pengetahuan

Nilai

Sig

Pertanyaan

Pearson

(2-tailed)

Keterangan

Correlation

D1 0,510**

Valid

D2 0,828**

Valid

D3 0,759**

Valid

D4 0,786**

Valid

D5 0,676**

Valid

** Correlation is significant at the 0,01 level (2-tailed) * Correlation is significant at the 0,05 level (2-tailed)

Sumber : Data primer yang diolah

Pengujian validitas kelima adalah untuk item pertanyaan mengenai integritas. Hasil dari pengujian validitas dengan menggunakan pearson correlation product moment ditunjukkan pada tabel IV.6. Keseluruhan item pertanyaan mengenai integritas adalah valid.

Tabel IV.6 Hasil Uji Validitas Integritas

Nilai

Sig

Pertanyaan

Pearson

(2-tailed)

Keterangan

Correlation

E1 0,597**

Valid

E2 0,623 **

Valid

E3 0,698**

Valid

E4 0,578 **

Valid

E5 0,634**

Valid

E6 0,632 **

Valid

E7 0,784 **

Valid

E8 0,532 **

Valid

E9 0,658 **

Valid

E10

Valid E11

Valid E12

Valid E13

Valid E14

** Correlation is significant at the 0,01 level (2-tailed) * Correlation is significant at the 0,05 level (2-tailed) Sumber : Data primer yang diolah

Hasil uji validitas terhadap item pertanyaan untuk kualitas hasil audit dengan menggunakan pearson correlation product moment dapat dilihat pada tabel IV.7 Keseluruhan pertanyaan mengenai kualitas hasil audit ini adalah valid.

Tabel IV.7 Hasil Uji Validitas Kualitas Hasil Audit

Nilai

Sig

Pertanyaan

Pearson

(2-tailed)

Keterangan

Correlation

F1 0,697 **

Valid

F2 0,587 **

Valid

F3 0,714 **

Valid

F4 0,636 **

Valid

F5 0,806 **

Valid

F6 0,638 **

Valid

** Correlation is significant at the 0,01 level (2-tailed) * Correlation is significant at the 0,05 level (2-tailed) Sumber : Data primer yang diolah

2. Uji Reliabilitas Setelah pengujian validitas, maka tahap selanjutnya adalah pengujian reliabilitas. Uji reliabilitas mengindikasikan bahwa suatu indikator tidak bias dan sejauh mana suatu indikator handal pada waktu, tempat dan orang yang berbeda-beda (Sekaran, 2006). Untuk mengukur reliabilitas dari indikator penelitian ini dilakukan dengan menggunakan koefisien Cronbach’s Alpha. Koefisien Cronbach’s Alpha yang mendekati 1 menandakan reliabilitas konsistensi yang tinggi.

Uji reliabilitas merupakan uji yang dilakukan untuk mengukur apakah kuesioner benar-benar merupakan indikator yang mengukur suatu variabel. Suatu kuesioner dikatakan reliabel apabila jawaban seseorang konsisten dari waktu ke waktu. Ghozali (2005) menjelaskan suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach’s Alpha > 0,60. Reliabilitas dalam penelitian ini diuji dengan metode Cronbach’s Alpha Uji reliabilitas merupakan uji yang dilakukan untuk mengukur apakah kuesioner benar-benar merupakan indikator yang mengukur suatu variabel. Suatu kuesioner dikatakan reliabel apabila jawaban seseorang konsisten dari waktu ke waktu. Ghozali (2005) menjelaskan suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach’s Alpha > 0,60. Reliabilitas dalam penelitian ini diuji dengan metode Cronbach’s Alpha

Tabel IV.8 Hasil Uji Reliabilitas

Number of

cronbach’s alpha

Independensi

Reliabel Obyektifitas

Reliabel Pengalaman

Reliabel Pengetahuan

Reliabel Integritas

Reliabel Kualitas Hasil Audit

Reliabel Sumber : Data primer yang diolah Dari hasil Uji Reliabilitas pada tabel IV.8. semua item-item yang digunakan dalam kuesioner penelitian terbebas dari kesalahan, sehingga memberikan hasil pengukuran yang konsisten pada kondisi yang berbeda dan pada masing-masing butir dalam instrumen. Maka dapat disimpulkan bahwa semua item dinyatakan reliabel karena memiliki cronbach’s alpha lebih besar dari 0,60.

C. Uji Normalitas

Sebelum data yang diperoleh diolah untuk dianalisis lebih lanjut, maka terlebih dahulu dilakukan uji normalitas. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui kepastian distribusi data yang diperoleh apakah memenuhi syarat Sebelum data yang diperoleh diolah untuk dianalisis lebih lanjut, maka terlebih dahulu dilakukan uji normalitas. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui kepastian distribusi data yang diperoleh apakah memenuhi syarat

Pada penelitian ini uji normalitas dilakukan dengan menggunakan teknik one-sample kolmogorov smirnov test yang terdapat dalam program SPSS 15.0 for

windows , yaitu pengujian dengan menggunakan dua sisi untuk membandingkan nilai taraf signifikansinya. Dalam penelitian ini diterapkan nilai taraf signifikansi 5%. Data dikatakan terdistribusi dengan normal apabila residual terdistribusi dengan normal yaitu memiliki tingkat signifikansi di atas 5% (Ghozali, 2005). Apabila hasil uji normalitas diperoleh nilai probabilitas lebih besar dari 0,05, maka data berdistribusi normal dan sebaliknya apabila nilai probabilitas kurang

dari 0,05, maka data berdistribusi tidak normal. Hasil uji normalitas berdasarkan masing-masing responden disajikan pada tabel IV.9 berikut ini.

Tabel IV.9. Hasil Uji Normalitas Data

Status Variabel

Asymp Sig.

Distribusi Independensi

(2-tailed)

Normal Obyektifitas

Normal Pengalaman

Normal

Pengetahuan

Normal Integritas

Normal Kualitas Hasil Audit

Normal Sumber : Data primer yang diolah Berdasarkan tabel IV.9 di atas dapat dilihat bahwa nilai Asymp Sig. (2-tailed) untuk Independensi sebesar 0,406 lebih besar dari 0,05, sehingga datanya berdistribusi normal. Obyektifitas bernilai Asymp Sig. (2-tailed) sebesar 0,179 lebih besar dari 0,05 sehingga datanya berdistribusi normal. Untuk Pengalaman nilai Asymp Sig. (2-tailed) sebesar 0,056 lebih besar dari 0,05 sehingga datanya berdistribusi normal. Untuk Pengetahuan nilai Asymp Sig. (2-tailed) sebesar 0,112 lebih besar dari 0,05 sehingga datanya berdistribusi normal. Untuk Integritas nilai Asymp Sig. (2-tailed) sebesar 0,465 lebih besar dari 0,05 sehingga datanya juga berdistribusi normal, sehingga data keseluruhan berdistribusi normal.

D. Uji Asumsi Klasik

1. Uji Multikolinearitas Uji Multikolinearitas diperlukan untuk mengetahui ada tidaknya variabel independen yang memiliki kemiripan dengan variabel independen lain dalam satu model. Untuk mendeteksi adanya multikolinearitas, penelitian ini menggunakan Variance Inflation Factor (VIF). Syarat suatu data tidak 1. Uji Multikolinearitas Uji Multikolinearitas diperlukan untuk mengetahui ada tidaknya variabel independen yang memiliki kemiripan dengan variabel independen lain dalam satu model. Untuk mendeteksi adanya multikolinearitas, penelitian ini menggunakan Variance Inflation Factor (VIF). Syarat suatu data tidak

Tabel IV.10. Hasil Uji Multikolinearitas

Keterangan Independensi

Non Multikolinearitas Obyektifitas

Non Multikolinearitas Pengalaman

Non Multikolinearitas Pengetahuan

Non Multikolinearitas Integritas

Non Multikolinearitas Sumber : Data primer yang diolah

Dari tabel IV.10 di atas dapat dilihat bahwa variabel – variabel tersebut mempunyai nilai VIF < 10 dan nilai Tolerance > 0,1. Jadi dapat disimpulkan bahwa model regresi tersebut bebas multikolinearitas.

2. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Pada penelitian ini untuk menguji ada atau tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan residualnya (SRESID). Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED, apabila penyebaran tidak ada pola maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2005).

Dari grafik hasil pengujian diketahui bahwa seluruh model regresi memiliki grafik scatterplot dengan titik-titik menyebar secara acak, tidak membentuk pola tertentu dengan jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan dibawah angka 0 (nol) pad sumbu Y. Dengan demikian dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi. Hasil pengujian tersebut dapat dilihat pada Tabel IV.11 berikut.

Tabel IV.11. Hasil Uji Heteroskedastisitas

Sumber : Data primer yang diolah

E. Pengujian Hipotesis

Analisis regresi digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen. Variabel-variabel tersebut adalah independensi, obyektifitas, pengalaman kerja, pengetahuan dan integritas auditor terhadap variabel dependen kualitas hasil audit. Hasil analisis data dapat dilihat pada tabel-tabel dibawah ini:

Tabel IV.12 Hasil Regeresi Linear Berganda

Coefficients a Standardized

Unstandardized Coefficients

Coefficients

Model

t Sig. 1 (Constant)

B Std. Error

2.297 .025 a. Dependent Variable: kualts

Sumber : Data primer yang diolah Pada tabel IV.12 di atas dapat dirumuskan suatu persamaan regresi linear berganda sebagai berikut:

Y= 2,587 - 0,006 x 1 + 0,232 x 2 + 0,229 x 3 + 0,328 x 4 + 0,169 x 5 +e

t= -0,134 2,032 2,265 2,221 2,297 sig=

1. Uji Regresi Parsial (Uji t) Uji t bertujuan untuk menguji apakah variabel independen (independensi, obyektifitas, pengalaman, pengetahuan, dan integritas auditor) secara parsial atau individual mampu mempengaruhi besarnya variabel dependen (kualitas hasil audit). Hasil tersebut dapat dilihat dalam tabel IV.14 sebagai berikut :

Tabel IV.13 Hasil Uji t

Coefficients a Standardized

Unstandardized Coefficients

Coefficients

Model

t Sig. 1 (Constant)

B Std. Error

-.012 -.134 .894 oby

.293 2.297 .025 a. Dependent Variable: kualts

Sumber : Data primer yang diolah Untuk menjelaskan hasil uji t tabel IV.14 dapat dilihat pada tabel

IV.15

Tabel IV.14 Keterangan Hasil Uji t

Variabel

sig.

Status

Keterangan

Independensi

Tolak H 1 Tidak Signifikan Obyektifitas

Terima H 2 Signifikan Pengalaman

Terima H 3 Signifikan Pengetahuan

Terima H 4 Signifikan Integritas

Terima H 5 Signifikan Sumber : Data primer yang diolah

Hasil pengujian sampel dengan uji t membuktikan bahwa independensi mempunyai nilai t sebesar -0,134 dan nilai probabilitas 0,894, untuk obyektifitas mempunyai nilai t sebesar 2,032 dan nilai probabilitas sebesar 0,047. untuk pengalaman kerja mempunyai nilai t sebesar 2,265 dan nilai probabilitas sebesar 0,027, untuk pengetahuan mempunyai nilai t sebesar 2,221 dan nilai probabilitas sebesar 0,030 dibuktikan juga bahwa integritas mempunyai nilai t sebesar 2,297 dan nilai probabilitas 0,025.

a. Independensi Untuk variabel independensi mempunyai nilai t sebesar -0,134 dan nilai probabilitas 0,894 yang melebihi taraf signifikansi 0,05. Karena nilai p value 0,894 > 0,05 dapat disimpulkan bahwa Ha ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa variabel independensi tidak berpengaruh secara statistik terhadap variabel kualitas hasil audit di lingkungan pemerintah daerah.

b. Obyektifitas

Untuk variabel obyektifitas mempunyai nilai t sebesar 2,032 dan nilai probabilitas 0,047 yang tidak melebihi taraf signifikansi 0,05. Karena nilai p value 0,047 < 0,05 dapat disimpulkan bahwa Ha diterima. Hal ini menunjukkan bahwa variabel obyektifitas berpengaruh secara statistik terhadap variabel kualitas hasil audit di lingkungan pemerintah daerah.

c. Pengalaman Untuk variabel pengalaman kerja mempunyai nilai t sebesar 2,265 dan nilai probabilitas 0,027 yang tidak melebihi taraf signifikansi 0,05. Karena nilai p value 0,027 < 0,05 dapat disimpulkan bahwa Ha diterima. Hal ini menunjukkan bahwa variabel pengalaman kerja secara signifikan berpengaruh terhadap variabel kualitas hasil audit di lingkungan pemerintah daerah.

d. Pengetahuan Untuk variabel pengetahuan mempunyai nilai t sebesar 2,221 dan nilai probabilitas 0,030 yang tidak melebihi taraf signifikansi 0,05. Karena nilai p value 0,030 < 0,05 dapat disimpulkan bahwa Ha diterima. Hal ini menunjukkan bahwa variabel pengetahuan secara signifikan berpengaruh terhadap variabel kualitas hasil audit di lingkungan pemerintah daerah.

e. Integritas Untuk variabel integritas mempunyai nilai t sebesar 2,297 dan nilai probabilitas 0,025 yang tidak melebihi taraf signifikansi 0,05. Karena nilai p value 0,025 < 0,05 dapat disimpulkan bahwa Ha diterima. Hal ini e. Integritas Untuk variabel integritas mempunyai nilai t sebesar 2,297 dan nilai probabilitas 0,025 yang tidak melebihi taraf signifikansi 0,05. Karena nilai p value 0,025 < 0,05 dapat disimpulkan bahwa Ha diterima. Hal ini

2. Uji Regresi Simultan (Uji F) Pengujian ini dilakukan untuk menguji adanya pengaruh variabel independen (independensi, obyektifitas, pengalaman, pengetahuan, dan integritas auditor) secara simultan atau bersama-sama terhadap variabel dependen (kualitas hasil audit).

Tabel IV.15 Hasil Uji F

ANOVA b

Model

F Sig. 1 Regression

Sum of Squares

df Mean Square

5 82.530 24.305 .000 a Residual

a. Predictors: (Constant), int, ind, pengl, pengt, oby b. Dependent Variable: kualts

Sumber : Data primer yang diolah Pada tabel IV.13 hasil uji F diperoleh nilai F sebesar 24,305 dengan nilai probabilitas sebesar 0,000. Nilai probabilitas 0,000 jauh lebih kecil dari taraf signifikansi 0,05, maka variabel independensi, obyektifitas, pengalaman, pengetahuan, dan integritas auditor secara bersama-sama atau simultan Sumber : Data primer yang diolah Pada tabel IV.13 hasil uji F diperoleh nilai F sebesar 24,305 dengan nilai probabilitas sebesar 0,000. Nilai probabilitas 0,000 jauh lebih kecil dari taraf signifikansi 0,05, maka variabel independensi, obyektifitas, pengalaman, pengetahuan, dan integritas auditor secara bersama-sama atau simultan

3. Koefisien Determinasi (R 2 ) Koefisien determinasi (R 2 ) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai

koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R 2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel

dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk mempredikasi variasi variabel dependen (Ghozali 2005).

Tabel IV.16

Hasil Uji Koefisiensi Determinasi (R 2 )

Model Summary b

Std. Error of the

Model

R Square

Adjusted R Square

a. Predictors: (Constant), int, ind, pengl, pengt, oby

b. Dependent Variable: kualts

Sumber : Data primer yang diolah

Koefisien determinasi (R Square = R 2 ) sebesar 0,673, dengan koefisiensi determinasi yang terkoreksi dari faktor bias kesalahan (Adjusted R

Square ) sebesar 0,645, menyatakan besarnya pengaruh variabel independen, yaitu independensi, obyektifitas, pengalaman, pengetahuan, dan integritas auditor dengan variabel dependen, yaitu kualitas hasil audit. Artinya sebesar 64,5% keragaman variabel kualitas hasil audit ditentukan oleh independensi, obyektifitas, pengalaman, pengetahuan, dan integritas auditor, sedangkan sisanya 35,5 % ditentukan oleh faktor lain (di luar persamaan model regresi).

F. Pembahasan

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis diatas, hasil melalui Uji t untuk variabel independensi menunjukkan nilai t sebesar -0,134 dan nilai probabilitas 0,894 > 0,05. Nilai ini menunjukkan bahwa variabel independensi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas hasil audit di lingkungan pemerintah daerah, artinya hipotesis pertama dalam penelitian ini ditolak. Hasil ini tidak mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Christiawan (2002), Trisnaningsih (2007), Elfarini (2007), dan Alim dkk, (2007) yang menyatakan independensi berpengaruh terhadap kualitas audit. Perbedaan hasil penelitian ini disebabkan oleh beberapa alasan, yaitu:

1. Penelitian ini dilakukan pada lingkungan pemerintah daerah, sedangkan penelitian sebelumnya tersebut dilakukan pada auditor independen di KAP.

2. Independensi tidak mempengaruhi kualitas audit di lingkungan pemerintah daerah karena auditor pemerintah derah dalam penyusunan program audit masih terdapat campur tangan dari pimpinan/inspektur untuk menentukan, mengeliminasi atau memodifikasi bagian-bagian tertentu yang diperiksa. Hal ini dilihat dari jawaban responden pada pernyataan nomor 1 yang sebagian besar menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju.

3. Independensi tidak mempengaruhi kualitas audit di lingkungan pemerintah daerah karena auditor pemerintah derah dalam penyusunan program audit masih terdapat intervensi dari pimpinan tentang prosedur yang dipilih auditor. Hal ini dilihat dari jawaban responden pada pernyataan nomor 2 yang sebagian besar menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju.

Hasil ini mendukung hasil penelitian dari Sukriah dkk, (2009) yang menyatakan bahwa independensi tidak berpengaruh terhadap kualitas hasil audit di lingkungan pemerintah daerah.

Untuk variabel obyektifitas, menunjukkan nilai t sebesar 2,032 dan nilai probabilitas 0,047 < 0,05. Nilai ini menunjukkan bahwa variabel obyektifitas berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas hasil audit di lingkungan pemerintah daerah, artinya hipotesis kedua dalam penelitian ini diterima. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat obyektifitas auditor, maka semakin baik kualitas hasil auditnya. Hasil penelitian ini mendukung pernyataan Sunarto (2003) dan Pusdiklatwas BPKP (2005) bahwa prinsip obyektifitas mengharuskan auditor bersikap adil, tidak memihak, tidak berprasangka atau bias, serta bebas Untuk variabel obyektifitas, menunjukkan nilai t sebesar 2,032 dan nilai probabilitas 0,047 < 0,05. Nilai ini menunjukkan bahwa variabel obyektifitas berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas hasil audit di lingkungan pemerintah daerah, artinya hipotesis kedua dalam penelitian ini diterima. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat obyektifitas auditor, maka semakin baik kualitas hasil auditnya. Hasil penelitian ini mendukung pernyataan Sunarto (2003) dan Pusdiklatwas BPKP (2005) bahwa prinsip obyektifitas mengharuskan auditor bersikap adil, tidak memihak, tidak berprasangka atau bias, serta bebas

Untuk variabel pengalaman kerja menunjukkan nilai t sebesar 2,265 dan nilai probabilitas 0,027 < 0,05. Nilai ini menunjukkan bahwa variabel pengalaman kerja berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas hasil audit di lingkungan pemerintah daerah, artinya hipotesis ketiga dalam penelitian ini diterima. Dari hasil ini menunjukkan bahwa semakin banyak pengalaman kerja seorang auditor maka semakin meningkat kualitas hasil audit yang dilakukan. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Christiawan (2002), Kidwell dkk, (1987) dalam Budi dkk, (2004), Suraida (2005), Asih (2006), Purnamasari (2005) dalam Asih (2006), Herliansyah dkk, (2006) Elfarini (2007), Alim dkk, (2007) dan Sukriah dkk, (2009).

Untuk variabel pengetahuan menunjukkan nilai t sebesar 2,221 dan nilai probabilitas 0,030 < 0,05. Nilai ini menunjukkan bahwa variabel pengetahuan berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas hasil audit di lingkungan pemerintah daerah, artinya hipotesis keempat dalam penelitian ini diterima. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Brown dan Stanner (1983) dalam Mardisar dan Sari (2007), Tubbs (1992), Tan dan Alison (1999) serta Elfarini (2007).

Untuk variabel integritas menunjukkan nilai t sebesar 2,297 dan nilai probabilitas 0,025 < 0,05. Nilai ini menunjukkan bahwa variabel integritas berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas hasil audit di lingkungan pemerintah daerah, artinya hipotesis kelima dalam penelitian ini diterima. Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian Sukriah dkk, (2009) dimana untuk variabel integritas mempunyai nilai probabilitas sebesar 0,701 yang melebihi taraf signifikansi 0,05, sehingga variabel integritas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas hasil audit. Hasil yang berbeda tersebut disebabkan objek penelitian dan sampel penelitian yang berbeda atas variabel dependen yang berbeda.

Hasil analisis tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas hasil audit di lingkungan pemerintah daerah, bahwa independensi, obyektifitas, pengalaman, pengetahuan serta integritas secara simultan berpengaruh positif atau signifikan terhadap kualitas hasil audit di lingkungan pemerintah daerah, terbukti dengan Uji F yang menunjukkan nilai sebesar 24,305 dengan nilai probabilitas sebesar 0,000. Nilai probabilitas sebesar 0,000 jauh lebih kecil dari taraf signifikan 0,05, maka variabel independensi, obyektifitas, pengalaman, pengetahuan dan integritas berpengaruh secara statistik signifikan terhadap kualitas hasil audit. Hasil penelitian penulis ini diperkuat dengan hasil penelitian Sukriah (2009) yang menguji pengaruh pengalaman kerja, independensi, obyektifitas, integritas dan kompetensi terhadap kualitas hasil audit dengan menggunakan uji F dengan nilai 29,733 dan nilai probabilitas sebesar 0,000 yang Hasil analisis tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas hasil audit di lingkungan pemerintah daerah, bahwa independensi, obyektifitas, pengalaman, pengetahuan serta integritas secara simultan berpengaruh positif atau signifikan terhadap kualitas hasil audit di lingkungan pemerintah daerah, terbukti dengan Uji F yang menunjukkan nilai sebesar 24,305 dengan nilai probabilitas sebesar 0,000. Nilai probabilitas sebesar 0,000 jauh lebih kecil dari taraf signifikan 0,05, maka variabel independensi, obyektifitas, pengalaman, pengetahuan dan integritas berpengaruh secara statistik signifikan terhadap kualitas hasil audit. Hasil penelitian penulis ini diperkuat dengan hasil penelitian Sukriah (2009) yang menguji pengaruh pengalaman kerja, independensi, obyektifitas, integritas dan kompetensi terhadap kualitas hasil audit dengan menggunakan uji F dengan nilai 29,733 dan nilai probabilitas sebesar 0,000 yang

Dengan koefisien determinasi yang terkoreksi dari faktor bias kesalahan (Adjusted R Square) sebesar 0,645 menyatakan besarnya pengaruh variabel independen, yaitu independensi, obyektifitas, pengalaman, pengetahuan dan integritas dengan variabel dependen, yaitu kualitas hasil audit di lingkungan pemerintah daerah. Artinya sebesar sebesar 64,5 % keragaman variabel kualitas hasil audit di lingkungan pemerintah daerah ditentukan oleh independensi, obyektifitas, pengalaman, pengetahuan dan integritas, sedangkan sisanya 35,5 % ditentukan oleh faktor yang lain.