Pemahaman Perusahaan (Responden) Terhadap Peraturan Perundang- undangan di Bidang Pasar Modal tentang Go Public/IPO

4.2. Pemahaman Perusahaan (Responden) Terhadap Peraturan Perundang- undangan di Bidang Pasar Modal tentang Go Public/IPO

Berdasarkan tabulasi data hasil survey studi/penyebaran kuesioner diperoleh informasi bahwa pemahaman perusahaan-perusahaan (responden) terhadap peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal cukup tinggi (79.5%). Ketentuan yang ada dalam peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal cukup mudah untuk dipahami (66.7%). Tingginya pemahaman tentang peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal di didorong oleh akses informasi yang cukup dan memadai terkait ketentuan yang mengatur go public/IPO (61.5%).

Grafik 11. Pemahaman Responden

Terhadap Peraturan Perundang-undangan di Bidang Pasar Modal

Terkait dengan isi ketentuan yang ada dalam peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal, mayoritas perusahaan (responden) menyatakan bahwa peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal telah memberikan pengaturan yang jelas dan kepastian hukum kepada perusahaan yang bermaksud/melakukan go public/IPO (79.5%). Peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal juga telah memberikan cukup kemudahan bagi perusahaan untuk melakukan go public/IPO (69.2%). Hal ini juga sejalan dengan tanggapan sebagian besar perusahaan/responden yang menyatakan bahwa ketentuan dalam peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal terkait ketentuan go public/IPO telah cukup memberikan kondisi yang kondusif bagi perusahaan yang bermaksud/melakukan go public/IPO (71.8%). Sedangkan yang menyatakan bahwa Terkait dengan isi ketentuan yang ada dalam peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal, mayoritas perusahaan (responden) menyatakan bahwa peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal telah memberikan pengaturan yang jelas dan kepastian hukum kepada perusahaan yang bermaksud/melakukan go public/IPO (79.5%). Peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal juga telah memberikan cukup kemudahan bagi perusahaan untuk melakukan go public/IPO (69.2%). Hal ini juga sejalan dengan tanggapan sebagian besar perusahaan/responden yang menyatakan bahwa ketentuan dalam peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal terkait ketentuan go public/IPO telah cukup memberikan kondisi yang kondusif bagi perusahaan yang bermaksud/melakukan go public/IPO (71.8%). Sedangkan yang menyatakan bahwa

4.3. Peran Regulator dan Pihak Terkait Dalam Mendorong Perusahaan Melakukan Go Public/IPO

Grafik 12. Peran Bapepam-LK dalam Mendorong Perusahaan Go Public/IPO

Berdasarkan tabulasi data hasil survey studi/penyebaran kuesioner seperti terlihat pada grafik 12 diperoleh informasi bahwa peran Bapepam-LK telah cukup dan memadai dalam mendorong perusahaan-perusahaan melakukan go public/IPO (79.5%). Sementara perusahaan-perusahaan (responden) menyatakan bahwa peran Bapepam-LK dalam mendorong perusahaan-perusahaan melakukan go public/IPO belum cukup dan kurang memadai (15,4%) dan perusahaan-perusahaan (responden) yang tidak menjawab (5,1%).

Grafik 13. Peran/Kebijakan yang diharapkan dari Bapepam-LK agar Perusahaan

tertarik Melakukan Go Public/IPO

Pada grafik 13 diatas, dalam rangka meningkatkan peran Bapepam dan LK dalam mendorong perusahaan melakukan go public/IPO maka perusahaan-perusahaan (responden) yang mengungkapkan bahwa peran Bapepam-LK belum/kurang memadai Pada grafik 13 diatas, dalam rangka meningkatkan peran Bapepam dan LK dalam mendorong perusahaan melakukan go public/IPO maka perusahaan-perusahaan (responden) yang mengungkapkan bahwa peran Bapepam-LK belum/kurang memadai

Kemudian pada grafik 14 dibawah diperoleh informasi pula bahwa Bapepam-LK perlu kiranya melakukan kerjasama dengan organisasi/asosiasi/perkumpulan perusahaan dalam mendorong perusahaan melakukan go public/IPO dimana perusahaan-perusahaan (responden) menjawab perlu adanya kerjasama tersebut (87.2%) dan perusahaan (responden) menyatakan tidak perlu (10,3%) sedangkan sisanya tidak memberikan jawaban (2,6%).

Grafik 14. Kerjasama Bapepam-LK dengan Organisasi/Asosiasi/Perkumpulan

Perusahaan dalam Mendorong Perusahaan Melakukan Go Public/ IPO

Grafik 15. Pihak-Pihak yang Perlu Dilibatkan dalam Kerjasama dengan Bapepam-LK

untuk Mendorong Perusahaan Melakukan Go Public/IPO

Pada grafik 15 diatas dari 39 responden diperoleh informasi bahwa pihak-pihak yang perlu dilibatkan yaitu : SRO (BEI, KSEI, KPEI) (14.77%); KADIN (9.66%); HIPMI (7.39%); Kementerian Perdagangan (7.39%); Kementerian Perindustrian (6.82%); Kementerian Hukum dan HAM (5.68%); APPI (3.98%); Kementerian BUMN (15.34%); Kementerian Koperasi dan UKM (5.68%); Asosiasi Perusahaan Efek (9.66%); Asosiasi Emiten Indonesia (9.66%); INKINDO (0.57%); Media Massa (0.57%); ASGANJA (0.57%); Lawyer (0.57%); Financial Advisor (0.57%); Jasa Penilai (0.57%); dan KAP (0.57%).

Selanjutnya, perusahaan-perusahaan (responden) mengungkapkan seperti yang terdapat pada grafik 16 bahwa bentuk kerjasama yang diharapkan dengan organisasi/asosiasi/perkumpulan pengusaha dalam mendorong perusahaan melakukan go public/IPO adalah Tim asistensi bersama (34.85%); Kerjasama pelatihan (33.33%); Tim studi bersama (19.70%); MoU (7.58%); Sosialisasi (3.03%); dan Koordinasi (1.52%).

Grafik 16. Bentuk Kerjasama Bapepam-LK dengan Organisasi/Asosiasi/Perkumpulan

Pengusaha dalam Mendorong Perusahaan Go Public/IPO

Sementara itu, bentuk kerjasama tersebut diatas, kiranya dapat dituangkan lebih lanjut dalam bentuk workshop bersama (39.47%), pendidikan dan pelatihan (30.26%), seminar bersama (26.32%), asistensi (2.63%), dan pembinaan secara langsung (1.32%).

Perusahaan-perusahaan (responden) juga menyatakan (grafik 17) bahwa perlu kiranya ada sosialisasi atau kunjungan dalam rangka mendorong perusahaan go public/IPO karena masih sedikit perusahaan yang telah dikunjungi (17.9%) sedangkan banyak perusahaan yang menyatakan belum pernah ada sosialisasi atau kunjungan (79.5%) dan tidak menjawab (2.6%).

Grafik 17. Kunjungan atau Sosialisasi (Bapepam-LK, BEI atau Pihak Lain ) dalam

Rangka Mendorong Perusahaan Melakukan Go Public/IPO

Khusus perusahaan-perusahaan (responden) yang telah memperoleh sosialisasi, diperoleh informasi bahwa sosialisasi yang diterima diperoleh dalam bentuk seminar/workshop (71.43%), kunjungan (14.29%), dan tidak menjawab (14.29%).

Grafik 18. Bentuk dan Materi Sosialisasi Terkait Go Public/IPO dari Bapepam-LK

Sudah Cukup Informatif/Memadai

Dalam hal bentuk dan materi sosialisasi dari Bapepam-LK seperti tampak pada grafik 18 di atas, perusahaan-perusahaan (responden) menyatakan bahwa bentuk dan materi sosialisasi yang diberikan oleh Bapepam-LK belum/kurang informatif dan memadai (41%) sedangkan yang memandang bahwa bentuk dan materi sosialisasi sudah informatif/memadai (12.8%) dan tidak menjawab (46.2%).

Grafik 19. Bentuk dan Materi Sosialisasi yang Diharapkan Dilakukan

Oleh Bapepam-LK

Sejalan dengan hal tersebut di atas, responden seperti pada grafik 19 di atas menyatakan bahwa Bapepam-LK perlu melakukan seminar/workshop (35.90%), training (35.90%), kunjungan (25.64%), dan pengiriman leaflet (2.56%). Berkaitan dengan hal tersebut

kiranya Bapepam-LK meningkatkan/menyempurnakan bentuk dan materi sosialisasi terkait go public/IPO agar lebih informatif/memadai.

diatas,

terkait

sosialisasi,

perlu

Grafik 20. Peran BEI dalam Mendorong Perusahaan Go Public/IPO

Pada grafik 20 diatas diperoleh informasi bahwa pihak terkait seperti BEI dipandang telah cukup berperan dalam mendorong perusahaan dalam melakukan go public/IPO (61.5%). Sementara yang memandang BEI belum berperan dalam mendorong perusahaan melakukan go public/IPO sebanyak 25.6% dan yang tidak menjawab sebanyak 12,8%.

Grafik 21. Peran/Kebijakan yang Diharapkan dari BEI agar Perusahaan

Melakukan Go Public/IPO

Pada grafik 21 diatas diperoleh informasi bahwa responden yang memandang BEI belum cukup berperan dalam mendorong perusahaan melakukan go public/IPO perlu kiranya BEI melakukan sosialisasi, kunjungan langsung dan pelatihan (30%), asistensi dan konsultasi (30%), sosialisasi (10%), membuka pusat informasi di daerah serta seminar, training dan workshop (10%), pendidikan/pelatihan, seminar dan workshop (10%), dan tidak menjawab (10%).

Selanjutnya, responden mengungkapkan seperti tampak pada grafik 22 dibawah ini bahwa BEI selaku SRO dan Pihak terkait dalam mendorong perusahaan melakukan go public/IPO perlu meningkatkan perannya dalam mendorong perusahaan melakukan go public/IPO dengan melakukan kerjasama dengan organisasi/asosiasi/perkumpulan perusahaan (82.1%). Sementara yang menyatakan tidak perlu ada kerjasama (12.8%) dan tidak menjawab (5.1%).

Grafik 22. Kerjasama BEI dengan Organisasi/Asosiasi/Perkumpulan Perusahaan dalam

Mendorong Perusahaan Melakukan Go Public/ IPO

Grafik 23. Pihak-Pihak yang Perlu Dilibatkan dalam Kerjasama dengan BEI untuk

Mendorong Perusahaan Melakukan Go Public/IPO

Pada grafik 23 di atas terlihat bahwa kerja sama yang diharapkan adalah BEI perlu melakukan kerjasama dengan semua pihak seperti dengan : Kementerian BUMN (16%), KADIN (16%), HIPMI (12%), Asosiasi Industri Sektoral (6%), KSEI dan KPEI (6%), Asosiasi Perusahaan Efek (4%), Asosiasi Perusahaan (4%), Sedangkan pihak-pihak lain yang mendapatkan masing-masing 1 responden adalah sebagai berikut : APINDO (2%), HIPPI (2%), Asosiasi Perusahaan Milik Pemerintah/Daerah (2%), INKINDO (2%), GAPENSI (2%), GAPEKNAS (2%), Perusahaan Jasa Penunjang Pasar Modal (2%), Bapepam-LK (2%), Media Massa (2%), APPI (2%), Asosiasi Emiten Indonesia (2%), Organisasi Pelaku Pasar Modal (2%), Asosiasi Pengusaha (2%), Forum Executive (2%), BUMN (2%), Masyarakat (2%), Underwriter (2%), dan Lembaga Pendidikan (2%).

Adapun bentuk kerjasama yang diharapkan antara BEI dengan organisasi/asosiasi/perkumpulan perusahaan dalam mendorong perusahaan melakukan go public/IPO seperti pada grafik 24 dibawah adalah workshop bersama (36.11%), pendidikan dan pelatihan (33.33%), seminar bersama (29.17%), dan sosialisasi (1.39%).

Grafik 24. Bentuk Kerjasama yang Diharapkan antara BEI dengan

Organisasi/Asosiasi/Perkumpulan Pengusaha dalam Mendorong Perusahaan Go Public/IPO

Grafik 25. Isi Kerjasama BEI dengan Organisasi/Asosiasi/Perkumpulan Pengusaha

dalam Mendorong Perusahaan Go Public/IPO

Pada grafik 25 diatas terlihat bahwa responden mengharapkan bentuk kerjasama antara BEI dengan organisasi/asosiasi/perkumpulan perusahaan tersebut dituangkan lebih lanjut dalam bentuk tim asistensi bersama khusus (39.34%), tim studi bersama (26.23%), MoU (16.39%), pembentukan unit kerja (9.84%), pertemuan berkala (3.28%), training/workshop/seminar (3.28%), dan tim task force (1.64%).

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI