Pendekatan Bounded Rationality dalam Pengambilan Keputusan.

Gambar 2. Pendekatan Bounded Rationality dalam Pengambilan Keputusan.

Rahmawati, Telaah Ulang Makna Informasi Akuntansi...344 laporan keuangan, merupakan perwujudan

Pengakuan terhadap “sang lain” dapat dari rasionalitas. Namun bentuk rasionali-

dilihat sebagai pengakuan atas hal-hal yang tas seperti ini, dianggap meniadakan instru-

berdimensi spiritual (Triyuwono 2003). Me- men “rasa” dan “intuisi” yang ada dalam lalui kesadaran spiritual ini diharapkan diri manusia (Triyuwono 2003). Alasan pan-

pelaku investasi dapat melakukan tindakan dangan ini adalah bahwa rasionalitas men-

yang berorientasi pada kesejahteraan batin, gidentikkan dirinya pada logika kuantitatif tidak terjebak pada orientasi materialistik. dan kalkulatif yang memisahkan diri dari Dalam kehidupan kita, tak jarang kita me- nilai-nilai di luar rasional. Sifat-sifat di luar

ngalami hal-hal yang tidak mampu dijelas- rasional ini, atau diistilahkan sebagai nilai-

kan dengan pendekatan rasio belaka. Ma- nilai feminis, dianggap berada di luar koridor

nusia dapat ditangkap sebagai realitas pen- obyektiitas dan kenetralan yang menjadi tu-

getahuan yang telah merasuk di hati/piki- juan laporan keuangan.

ran bawah sadar (subconsious mind ) (Espa Tujuan laporan keuangan adalah me-

2011:8). Intuisi dapat muncul berdasarkan nyediakan informasi yang bermanfaat bagi pengalaman masa lalu (Gunawan 2007). pengambilan keputusan ekonomis. Secara

Intuisi merupakan suatu kemampuan me- lebih spesiik FASB menjelaskan bahwa:

mahami sesuatu tanpa melalui penalaran rasional dan intelektualitas. Intuisi adalah

“Laporan keuangan seharusnya proses mengetahui secara langsung, tanpa menyediakan informasi yang ber-

perantaraan analisa. Itu sebabnya intuisi guna untuk sekarang ini kepada

disebut sebagai sudden knowledge, penge- investor, kreditor dan pengguna

tahuan yang datang tiba-tiba. Intuisi dapat lainnya dalam membuat keputu-

muncul berdasarkan pengalaman masa san investasi, keputusan kredit

lalu. Pengalaman secara bersamaan diben- dan keputusan-keputusan rasion-

tuk dan membentuk perilaku manusia itu al lainnya, serta menilai jumlah,

sendiri. Melalui kutipan wawancara berikut waktu dan ketidakpastian dari

dapat digambarkan peranan intuisi dalam prospektiitas yang merupakan

pengambilan keputusan:

penerimaan-penerimaan deviden “Pengalaman itu mempengaruhi, atau bunga dan hasil penjualan, tapi ya tidak menjamin juga. Ti- penebusan hutang dan surat-su- dak semua orang bisa begitu juga, rat berharga” (FASB 1978). ini si memang insting juga main”.

Melalui pernyataan tujuan laporan keuangan tersebut, secara implisit me- Pada saat memutuskan sesuatu, teru-

tama dalam waktu yang terbatas, kita tidak nyatakan bahwa laporan keuangan dibuat dapat mengabaikan perasaan (feeling). Otak

sebagian besar untuk mengakomodir ke- manusia diciptakan memiliki kemampuan pentingan investor dan kreditor di samping untuk berikir rasional sekaligus mencip- kepentingan pihak-pihak lainnya. Terdapat takan emosi. Hal ini menunjukkan bahwa anggapan bahwa melalui formulasi tujuan emosi merupakan bagian penting dari pros-

laporan keuangan seperti itu, maka laporan es pengambilan keputusan. Intuisi menun- keuangan sesungguhnya tidaklah benar-

jukkan peranannya terutama saat pelaku benar netral tetapi bias nilai, yaitu mement-

investasi dihadapkan pada peluang yang ingkan kepentingan pemilik modal (investor

membutuhkan pengambilan keputusan dan kreditor) dan yang tetap menghegemoni

yang cepat. Selain itu, keputusan intuisi bi- pihak “lain” (Triyuwono 2003).

asa dibuat saat pialang, khususnya, berada Pandangan bahwa akuntansi merupak-

pada kondisi dimana informasi konkret tidak an produk releksi dari rasionalitas ini juga

lagi relevan. Salah satu contohnya adalah berangkat dari keyakinan bahwa investor se-

pada praktek transaksi “saham gorengan”. lalu mendasarkan pertimbangannya dengan

Rasa sebagai penggerak utama pe- menggunakan rasionalitas mereka. Investor

ngambilan keputusan. Fenomena saham yang tidak rasional mempunyai kepercay-

gorengan memang bukan menjadi rahasia aan yang kuat terhadap penilaian yang mer-

lagi. Praktik seperti ini kerap terjadi. Salah eka miliki sendiri (Barber dan Odean 2002).

satu alasan kuat terjadinya hal ini adalah Hal ini menunjukkan adanya dimensi spiri-

ada sekelompok orang dengan uang yang be- tualitas berupa intuisi sebagai penggerak sar yang mencoba mencari keuntungan dari tindakan sosial.

pergerakan saham sesaat (Sinaga 2010).

Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 4, Nomor 3, Desember 2013, Hlm 330-349