TELAAH ULANG MAKNA INFORMASI AKUNTANSI D

TELAAH ULANG MAKNA INFORMASI AKUNTANSI DARI PERSPEKTIF PIALANG SAHAM

Setya Ayu Rahmawati

UD. Radin Jl. Jupiter 29 Malang, 65144. Surel: setyaayu.rahmawati@gmail.com

Abstract: The Meaning of Accounting Information Analysis from Stock Bro-

kers Perspective. This study aims to analyse the process of investment decision making. It uses the stockbroker perspective to view reality. Selected stock brokers are professionals who already have a WPPE certiicate in Batavia Prosperindo Se- curities. The research employed a closer approach to research subjects to learn how stock brokers make investment decision. This study used an interpretive paradigm with the method of phenomenological analysis. The results of this study indicate that decision making is a multi-factors consideration process involving rationality, level of satisfaction, and intuition.

Abstrak: Telaah Ulang Makna Informasi Akuntansi dari Perspektif Pialang

Saham. Penelitian ini bertujuan untuk memahami proses pengambilan kepu- tusan investasi. Penelitian ini menggunakan sudut pandang pialang saham dalam memandang realitas. Pialang saham yang dipilih merupakan pialang saham profesional yang telah memiliki sertiikat WPPE di Batavia Prosperindo Sekuritas. Pendekatan yang lebih dekat dengan subyek penelitian dibutuhkan untuk mempelajari bagaimana pialang saham melakukan pengambilan keputus- an. Penelitian ini menggunakan paradigma interpretif dengan metode analisis fenomenologi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pengambilan kepu- tusan adalah sebuah proses yang melibatkan banyak faktor pertimbangan, yaitu rasional, tingkat kepuasan, dan intuisi.

Kata Kunci: Informasi Akuntansi, Pialang, Fenomenologi, Keputusan Investasi

Fenomena pasar modal Indo- nesia menunjukkan sebuah indi- kasi bahwa disamping perbankan, pasar modal sudah menjadi alter- natif sebuah investasi bagi pemilik modal atau investor. Pasar modal memiliki peran besar bagi pereko- nomian suatu negara karena pa- sar modal menjalankan dua fung- si sekaligus yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Bagi inves- tor, untuk menanamkan modal- nya, benar-benar mempelajari maupun mengetahui berbagai hal mengenai kondisi perusahaan se- belum menentukan investasinya, salah satunya melalui laporan keuangan.

Laporan keuangan yang diterbitkan oleh suatu perusa- haan yang merupakan hasil pro- ses akuntansi dimaksudkan un-

tuk menyajikan informasi keuang- an yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan berbagai pihak luar terutama investor dan penyedia dana lainnnya (bank). Tujuan utama pelaporan keuang- an adalah menyediakan informasi yang relevan bagi investor seperti yang dinyatakan Statement of Fi- nancial Accounting Concept (SFAC) Nomor 1 dalam Financial Account- ing Standard Board (FASB) adalah:

“Laporan keuangan se- harusnya menyediakan informasi yang berguna untuk sekarang ini ke- pada investor, kreditor dan pengguna lainnya dalam membuat kepu- tusan investasi, kepu- tusan kredit dan kepu-

Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 4, Nomor 3, Desember 2013, Hlm 330-349 tusan-keputusan rasional lain-

nya, serta menilai jumlah, waktu dan ketidakpastian dari prospektif kas yang merupakan penerimaan- penerimaan deviden atau bunga dan hasil penjualan, penebusan hutang dan surat-surat berhar- ga”. (FASB 1978)

Intinya, FASB menyatakan bahwa laporan keuangan seharusnya memberikan informa- si yang berguna untuk investor dan kreditor saat ini dan potensial untuk membuat kepu- tusan investasi, kredit dan keputusan lain yang sejenis.

Manfaat laporan keuangan menurut Standar Akuntansi Keuangan dapat dilihat dari kandungan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan bersifat umum. Ketentuan penyusunan laporan keuangan dibuat untuk memenuhi kebutuhan pe- makai, terutama investor dan kreditor. De- ngan demikian terlihat bahwa posisi inves- tor sangat penting. Hal ini sesuai dengan Theory of Investment yang menunjukkan manfaat dari laporan keuangan. Laporan keuangan diharapkan dapat menjadi alat dan bahan pertimbangan mengenai resiko dan hasil dari investasi. Informasi akuntansi dikatakan relevan jika informasi tersebut di- gunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan (Barth et al. 2001). Suatu laporan keuangan dikatakan memiliki kandungan informasi dalam dunia investasi bila pub- likasi laporan keuangan tersebut menyebab- kan bergeraknya reaksi pasar. Istilah reaksi

pasar ini mengacu pada prilaku investor dan pelaku pasar lainnya untuk melakukan transaksi membeli ataupun menjual saham

(Adjie 2003). Francis dan Schipper (1999) menyatakan bahwa informasi akuntansi me- miliki relevansi nilai jika informasi tersebut

mampu memprediksi atau mempengaruhi harga saham.

Meskipun telah banyak berbagai metode pengukuran relevansi nilai, namun terdapat pula studi-studi yang umumnya gagal untuk menemukan relevansi nilai (Col- lins et al. 1997; Francis dan Schipper 1999). Penyebab menurunnya ini di antaranya disebabkan oleh karena kualitas informasi akuntansi yang rendah (Lev 1989), prak-

tik manajemen laba yang dilakukan secara oportunis yang merugikan pengguna laporan keuangan (Habib 2004), masalah keagenan arus kas bebas (Rahman dan Norman 2008).

Selama ini secara umum, dalam pe- nilaian kinerja saham perusahaan dapat dilakukan dengan dua pendekatan yaitu pendekatan fundamental dan pendekatan

teknikal. Pada pendekatan fundamental in- vestor melakukan analisis terhadap infor- masi yang disediakan oleh emiten menge- nai kondisi perusahaannya. Informasi ini terangkum dalam laporan keuangan. Se- dangkan pada pendekatan teknikal, analisis dilakukan lebih pada melihat pergerakan harga saham di bursa. Namun dalam prak- teknya, bagaimana informasi yang ada (baik informasi akuntansi dan non akuntansi) di- gunakan untuk analisis pergerakan harga saham sebenarnya lebih dipengaruhi oleh pertimbangan dari masing-masing investor, karena pengambilan keputusan masing-ma- sing individu dipengaruhi preferensi individu

tersebut. Perbandingan cara menganalisis suatu saham dapat berbeda satu dengan lainnya.

Pertimbangan atas penilaian saham ini dipengaruhi oleh perilaku investor. Perilaku investor merupakan akumulasi dari tindak- an profesionalismenya, pengalaman, dan in- sting dari investor tersebut. Dyckman dan Morse (1986) menyatakan harga sekuritas merupakan hasil releksi dari informasi keti- ka terjadi perubahan harga yang disebabkan oleh pergeseran keyakinan investor. Artinya disini bahwa pertimbangan investor yang direpresentatikan melalui pialang sebagai perantara perdagangan efek merupakan ha- sil dari pertimbangan komprehensif dari ber- bagai informasi. Investor yang dimaksud di sini adalah investor yang melakukan tran- saksi jual beli di bursa. Kebanyakan tran- saksi ini dilakukan melalui suatu lembaga perantara perdagangan efek atau yang dise- but pialang (broker).

Berkaitan dengan peran pialang sa- ham sebagai perantara perdagangan efek, terdapat suatu kondisi yang memungkinkan terjadinya asimetri informasi. Investor yang melakukan transaksi perdagangan efek me- lalui perantara (pialang saham), mengandal- kan sebagian besar informasi yang berasal dari pialang sahamnya. Hal ini memungkin- kan terjadi agency problem, investor sebagai principal dan pialang saham sebagai agent. Transfer informasi mengenai investasi, baik informasi akuntansi maupun non akuntan- si, sangat dimungkinkan terjadi reduksi. Se- lain itu posisi seorang pialang dapat dinilai tidak sepenuhnya berpihak pada investor.

Rahmawati, Telaah Ulang Makna Informasi Akuntansi...332 Karena pada dasarnya, kepentingan pialang

Cara pandang, persepsi dan prefer- bukan pada untung atau ruginya investor,

ensi merupakan hak setiap manusia dalam namun seberapa sering dilakukan transaksi

memandang realitas. Satu-satunya realitas di bursa. Karena fee yang diperoleh oleh pi-

adalah kenyataan yang dikonstruksikan alang didasarkan pada jumlah transaksinya.

oleh individu yang terlibat dalam konteks Berdasarkan pertimbangan tersebut, tertentu (Salim 2001). Dalam penelitian ini penelitian ini bertujuan untuk menjawab realitas yang ingin diamati adalah manfaat pertanyaan penelitian yakni bagaimana informasi akuntansi. Sesuatu dikatakan proses pengambilan keputusan investasi memiliki manfaat adalah ketika hal tersebut yang dilakukan oleh pialang saham. Pene-

digunakan, memberi pengaruh, atau mem- litian ini ingin melihat bagaimana investor berikan kesan bagi manusia.

menggunakan informasi akuntansi dalam Untuk dapat menangkap realitas keber- pertimbangan pengambilan keputusan in-

manfatan informasi akuntansi secara lebih vestasi tersebut.

mendalam, maka pertimbangan dari segi Penelitian ini diharapkan dapat mem-

epistemologi perlu diperhatikan. Hubung- beri manfaat terhadap pengembangan ilmu

an antara peneliti dan objek penelitian ti- dan pengetahuan di bidang akuntansi dak dapat dipisahkan dalam kondisi yang

keuangan dan pasar modal. Selain itu pene- sepenuhnya independen. Justru jarak anta- litian ini diharapkan dapat menemukan ra keduanya diusahakan seminimal mung-

bagaimana bentuk dan komponen dari lapor- kin sehingga peneliti dapat merasakan dan an keuangan yang sebebarnya dibutuhkan

mengamati dengan lebih baik objek peneli- para pelaku investasi di pasar modal.

tiannya. Hal ini berdampak pada aspek ak- Kontribusi yang diharapkan melalui siologis, yaitu peran nilai-nilai dalam suatu

penelitian ini adalah kontribusi teoritis sum- penelitian. Dengan berinteraksi secara lang- bangan pemikiran terhadap teori pengambi- sung dengan objek penelitian, nilai-nilai yang lan keputusan, terutama yang terkait dengan muncul dalam proses tersebut tidak dapat peran kebermanfaatan informasi akuntansi. dihindarkan. Nilai-nilai yang ada dalam diri Selain itu diharapkan pula dapat memberi- peneliti menjadi sentuhan tersendiri dalam kan kontribusi praktis sebagai bukti em- upaya memahami realitas dari sudut pan- piris tentang makna informasi akuntansi

dang tertentu.

dari sudut pandang pialang saham sebagai Pertimbangan dari segi ontologi, epis- representasi dari investor, sehingga dapat menjadi releksi kebermanfaatan akuntansi temologi dan aksiologi ini akan mempen-

dalam dunia investasi. garuhi metodologi penelitian yang diusung. Dalam penelitian, metodologi digunakan

METODE

untuk menemukan kebenaran ilmiah dari pengetahuan. Metodologi yang digunakan

Dalam menyusun desain penelitian, didasarkan pada logika berikir induktif. penting untuk mengadopsi sebuah desain Fakta-fakta dan tema-tema penelitian mun- yang mempertahankan hubungan antara cul dari interaksi antara peneliti dan objek ontologi, epistemologi, perspektif teoritis, penelitiannya yang tidak dipilih sebelumnya serta metodologi dan metode dalam studi

(a-priori) (Salim 2001). Penelitian dilakukan penelitian. Burrell dan Morgan (1979:1) ber- pada keadaan yang alami dengan mengum- pendapat bahwa ilmu sosial dapat dikon- pulkan informasi situasional. Pendekatan septualisasikan melalui pemahaman empat yang sifatnya subyektif ini berusaha meng- asumsi yang berhubungan dengan ontologi,

epistemologi, aksiologi dan hakikat manu- gungkap fakta dari temuan alamiah yang di- sia. Metodologi dan metode penelitian meru-

peroleh dari lapangan.

pakan konsekuensi akhir dari keyakinan on- Penelitian untuk memahami bagaima- tologis, epistemologis, aksiologis dan hakikat

na pialang memaknai informasi akuntansi manusia tersebut.

dalam pengambilan keputusan ini didasar- Penelitian ini didasarkan pada aspek kan atas beberapa pertimbangan keunggu- ontologi bahwa realitas itu ada dan terjadi

lan penelitian kualitatif. Pertama, metode sebagai hasil konstruksi oleh aktor-aktor so-

penelitian yang bersifat subyektif dapat me- sial. Apa yang disebut realitas adalah apa-

mungkinkan terjadi interaksi langsung an- apa yang menampakkan dirinya. Namun tara peneliti dan objek penelitian. Kedua, in-

penampakan realitas sangat dipengaruhi formasi yang diberikan dari informan akan oleh bagaimana manusia melihat realitas dengan sangat jelas dapat diamati kebena- tersebut.

rannya dalam kehidupan sehari-hari, baik

Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 4, Nomor 3, Desember 2013, Hlm 330-349 verbal maupun non verbal. Emosi, mimik

wajah dan bahasa tubuh lainnya dapat memberikan makna tersendiri yang menjadi informasi penting bagi peneliti. Sedangkan pada penelitian positivis, peneliti hanya ber- gantung pada jawaban yang diberikan infor- man tanpa mampu memastikan kebenaran informasi tersebut pada kehidupan nyata. Ketiga, penelitian kualitatif memungkinkan terjadinya kondisi dimana informan dapat memahami pertanyaan yang diberikan oleh peneliti dengan baik. Serta mampu memberi- kan feed back secara langsung atas pemaha- man pertanyaan yang diberikan padanya. Hal ini untuk menghindari terjadinya “re- spon kosong” atau “tidak ada respon” dalam penelitian positivis.

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenom- ena apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya persepsi, perilaku, motivasi, tin-

dakan, dan lain-lain secara menyeluruh dengan cara deskripsi dalam bentuk kata- kata dan bahasa dalam suatu konteks khu- sus yang alamiah dan dengan memanfaat- kan berbagai metode yang alamiah (Bungin 2005). Dalam kehidupan sosial, hanya ada interpretasi. Oleh sebab itu dalam setiap perputaran kehidupan, manusia membuat suatu interpretasi dan membuat penilaian mengenai diri mereka dan perilaku manu- sia lainnya serta pengalamannya (Denzin 1989:11).

Di samping keunggulan tersebut, per- timbangan lain peneliti dalam menggunakan metode penelitian kualitatif, karena peneliti menyadari berbagai kelemahan yang tidak mungkin dapat terlepaskan atas penggu- naan metode ini. Penggunaan metode kuali- tatif akan lebih tepat digunakan untuk me- mahami secara mendalam lingkup penelitian yang kecil. Kelemahan metode kualitatif, yang tidak dapat digeneralisasi disadari oleh peneliti. Namun kelemahan ini dapat disia- sati dengan mengedepankan tujuan trans- ferabilitas, bahwa hasil penelitian ini dapat berlaku dan diberlakukan di tempat lain manakala tempat lain yang dimaksudkan itu

memiliki ciri-ciri yang mirip atau kurang leb- ih sama dengan tempat atau objek penelitian

diteliti. Dengan demikian, dalam mengako- modir tujuan penelitian untuk memahami bagaimana investor memandang informasi akuntansi dan menggunakannya dalam pen- gambilan keputusan sehingga penelitian ini menggunakan pendekatan yang lebih sesuai yaitu pendekatan kualitatif.

Penelitian kualitatif dirasa tepat digu- nakan dalam studi ini karena yang menjadi sorotan adalah pialang. Perilaku, pola pikir, preferensi, dan pilihan dalam pengambi- lan keputusan oleh pialang dapat dipahami lebih baik. Alasan terakhir menggunakan pendekatan kualitatif adalah pilihan pribadi peneliti. Pilihan pribadi peneliti adalah legiti- masi dan alasan yang tepat untuk menentu- kan suatu pilihan (Guba dan Lincoln 1998).

Dalam penelitian ini, pendekatan kua- litatif dan paradigma interpretatif dipilih se- bagai desain penelitian. Dunia sosial, dalam pandangan paradigma interpretif, adalah suatu proses sosial yang muncul dari cipta- an individu itu sendiri dan berada di luar ke- sadaran individu (Denzin 1989). Pandangan ini dapat mengakomodir tujuan penelitian yaitu memahami fenomena sosial tentang pengambilan keputusan investasi dalam bentuk yang riil pada tingkat pengalaman subyektif seseorang.

Pendekatan interpretif yang digunakan dalam penelitian ini memfokuskan pada si- fat subjektif dari social world dan berusaha memahaminya dari kerangka berpikir objek yang sedang dipelajarinya. Fokus peneli- tian pada arti individu dan persepsi manu- sia pada realitas bukan pada realitas inde- penden yang berada di luar mereka (Chariri 2010). Dengan mengacu pada Schutz (1967) dalam Chariri (2010) menyatakan bahwa manusia secara terus menerus menciptakan

realitas sosial mereka dalam rangka ber- interaksi dengan yang lain. Tujuan pendeka- tan interpretif adalah untuk menganalisis realita sosial semacam itu dan bagaimana

realita sosial tersebut terbentuk. Untuk me- mahami sebuah lingkungan sosial yang spe- siik, peneliti harus menyelami pengalaman subjektif para pelakunya. Dalam kehidu- pan sosial, hanya ada interpretasi, sehingga dalam setiap perputaran kehidupan, manu- sia membuat suatu interpretasi dan mem- buat penilaian mengenai diri mereka dan perilaku manusia lainnya serta pengalaman- nya (Denzin 1989:11). Penelitian interpretif tidak menempatkan objektivitas sebagai hal terpenting, melainkan mengakui bahwa demi memperoleh pemahaman mendalam, maka subjektivitas para pelaku harus digali sedalam mungkin sehingga memungkinkan terjadinya trade off antara objektivitas dan kedalaman temuan penelitian (Efferin et al. 2004).

Penelitian ini menggunakan metode studi kasus. Penelitian dengan modus studi kasus ini dilandaskan pada kenyataan re-

Rahmawati, Telaah Ulang Makna Informasi Akuntansi...334 alitas yang dicoba ditangkap pada penelitian

ini. Realitas yang dimaksud adalah menge- nai pengambilan keputusan investasi. Kare- na menyadari bahwa pengambilan keputu- san setiap individu tidak dapat disamakan, maka realitas yang terjadi tidak mungkin tunggal. Dengan modus laporan studi ka-

sus, deskripsi realitas ganda yang muncul dari interaksi peneliti dengan responden

dapat terhindar bias (Muhadjir 2000). Penelitian ini dilakukan di Kota Malang. Pemilihan Kota Malang sebagai tempat pene- litian adalah karena merupakan salah satu kota yang penghuninya dinilai cukup melek dan aktif bertransaksi saham (Sinaga 2010). Salah satu indikatornya adalah terdapat belasan perusahaan sekuritas yang telah berdiri di kota ini. Salah satunya adalah Bat- avia Prosperindo Securitas bertempat di Jl. Kahuripan. Alasan pemilihan perusahaan tersebut adalah karena merupakan salah satu perusahaan sekuritas terbesar dan ter- aktif di Malang. Batavia Prosperindo Seku- ritas memiliki lisensi penjaminan emisi dari BAPEPAM (Badan Pengawasan Pasar Modal) dan anggota dari Bursa Efek Indonesia (BEI).

Untuk mengusahakan validitas sum- ber informasi, peneliti melakukan pemilihan informan yang dimintai keterangan. Dalam proses penelitian ini, peneliti berhasil men- emui para informan dengan pengalaman yang memadai. Pengalaman lama kerja min- imal yang berhasil ditemukan adalah 4 ta- hun. Hal ini didasarkan pada pertimbangan bahwa dengan pengalaman yang dimiliki

mampu menjadi gambaran kecakapannya pada profesi pialang ini. Selain lama bekerja pada profesi pialang, pemilihan informan

juga didasarkan pada kepemilikan sertiikasi WPPE (Wakil Perantara Perdagangan Efek). Kepemilikan sertiikasi ini dianggap dapat mewakili gambaran kecapakan informan

dalam penguasaan profesinya. Jumlah infor- man yang dirasa representatif untuk pene- litian ini adalah tujuh orang. Penelitian ini dilakukan dalam periode waktu pengamatan berpartisipasi sejak 4 juli 2011 hingga 5 Agustus 2011. Namun di luar periode terse- but peneliti masih melakukan kontak dan wawancara tidak terstruktur dengan infor- man melalui pertemuan langsung maupun via email dan chatting.

Metode pengumpulan data untuk penelitian kualitatif yang dilakukan adalah wawancara formal dan informal, analisis do- kumen perusahaan, dan observasi. Proses pengumpulan data dilakukan dengan teknik participant observation, dimana peneliti di-

posisikan sebagai pegawai magang di pe- rusahaan tersebut. Sebagai bagian dari ko- munitas tersebut, akses informasi dan data menjadi lebih baik. Karena secara ontologis, metodologi fenomenologi interpretif menun- tut pendekatan yang menyeluruh, tidak diparsialkan, dan mengamati objek pene- litian dalam konteks tertentu. Sementara itu, dari segi epistemologis, pendekatan ini menuntut menyatunya subyek penelitian dengan obyek penelitian, sehingga keterli- batan langsung di lapangan dan pengha- yatan berproses yang menyeluruh sangat dibutuhkan (Muhadjir 2000). Participant ob- servation dilakukan dengan cara mengamati secara langsung perilaku individu dan inter- aksi mereka dalam setting penelitian. Oleh karena itu, peneliti harus terlibat langsung dalam kehidupan sehari฀hari subyek yang dipelajari. Dengan cara ini peneliti dapat memperoleh data khusus di luar struktur dan prosedur formal organisasi. Pelaksa- naan observasi lapangan dilakukan selama satu bulan.

Metode analisis data yang dibutuh- kan adalah dengan metode fenomenologi. Fenomenologi merupakan ilmu pengetahuan (logos) tentang apa yang tampak (phainom- enon). Jadi, fenomenologi mempelajari suatu yang tampak atau apa yang menampakkan diri (Bartens 1981:109). “Fenomena” meru- pakan realitas sendiri yang tampak, tidak ada selubung yang memisahkan realitas dari kita, realitas itu sendirilah yang tam- pak. Metodologi fenomenologi mempertim- bangkan pemahaman makna kehidupan sehari-hari dari manusia untuk mengung- kapkan masalah sosial dan menginterpre- tasikan bagaimana orang bertindak dalam kehidupan keseharian (Burrel dan Morgan 1979:243).

Dalam memahami fenomena atau reali- tas, maka akan sangat dipengaruhi oleh ke- sadaran dari peneliti dan bagaimana penel- iti memandang realitas tersebut (Barten 1981:102). Sebagai contoh “saya melihat suatu gelas, tetapi sebenarnya yang saya li- hat merupakan suatu perspektif dari gelas tersebut, saya melihat gelas itu dari depan, belakang, kanan, kiri, atas dan seterusnya”. Tetapi bagi persepsi, gelas adalah sintesa semua perspektif itu. Artinya bahwa setiap realitas tidak dapat dipisahkan dari nilai- nilai subyektivitas peneliti. Justru dengan berada lebih dekat dengan obyek penelitian, maka pemahaman akan obyek tersebut akan lebih luas.

Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 4, Nomor 3, Desember 2013, Hlm 330-349 Dalam pandangan fenomenologi, pene-

proses pembuatan keputusan, Karena apa liti harus mampu melakukan reduksi (epo-

yang terpenting untuk diamati adalah apa che), yakni penundaan segala pengetahuan

yang manusia lakukan, dalam kehidupan yang ada tentang obyek sebelum pengamatan

sehari-hari (Mulyana 2006: 65). Proses pen- itu dilakukan. Reduksi ini juga dapat diar-

gambilan keputusan yang mereka lakukan tikan sebagai penyaringan atau pengecilan.

diamati untuk memperoleh gambaran men- Reduksi ini merupakan salah satu prinsip genai kebermanfaatan informasi akuntansi dasar sikap fenomenologis, dimana untuk bagi profesi mereka. mengetahui sesuatu, seorang fenomenolog

Pialang merupakan suatu peran dalam bersikap netral dengan tidak menggunakan

bisnis di pasar modal, sehingga cara pan- teori-teori atau pengertian-pengertian yang dang mereka terhadap peran dan kewajiban- telah ada sehingga obyek diberi kesempatan

nya perlu untuk dipahami. Menurut Bungin untuk “berbicara tentang dirinya sendiri”.

(2005:6), realitas akan memiliki makna ketika Proses analisis data yang dilaku-

realitas tersebut dikonstruksi dan dimaknai kan adalah: (1) mentranskripsikan reka-

secara subyektif oleh individu lain sehingga man hasil wawancara ke dalam tulisan; (2)

mengarahkan realitas secara objektif. Pema- bracketing (epoche ): membaca seluruh data

haman terhadap diri yang dilekatkan suatu (deskripsi) tanpa prakonsepsi; (3) tahap hori-

predikat profesi tertentu ini akan mem- zonalization: menginventarisasi pernyataan-

berikan suatu pemahaman atas alasan dan pernyataan penting yang relevan dengan pembenaran tindakan-tindakannya. Profesi topik; (4) tahap cluster of meaning : rincian

diartikan sebagai bidang pekerjaan yang di- pernyataan penting itu diformulasikan ke landasi pendidikan keahlian serta berorien- dalam makna, dan dikelompokkan ke dalam

tasi terhadap penghasilan. Liberman (1956), tema-tema tertentu; (5) tahap deskripsi es-

mengemukakan bahwa karakteristik profesi ensi: mengintegrasikan tema-tema ke dalam

dapat dilihat melalui beberapa aspek yaitu deskripsi naratif.

memiliki keterampilan yang berdasar pada Data pengamatan yang diperoleh ke-

pengetahuan, asosiasi profesional (APPMI), mudian dilakukan proses keabsahan data/

ujian kompetensi, lisensi (Wakil Perantara triangulasi dengan langkah-langkah: Per-

Pedagang Efek), dan kode etik pialang. tama membandingkan data hasil penga-

Cara pandang terhadap profesi yang matan dengan data hasil wawancara, kedua

mereka pikul akan menjadi gambaran atas membandingkan apa yang dikatakan orang

tindakan yang mereka lakukan. Pialang di depan umum dengan apa yang dikatakan

dalam menjalankan perannya melakukan secara pribadi. Ketiga, membandingkan apa

beberapa tahapan kerja yang menjadi ke- yang dikatakan orang-orang tentang situasi

biasaan bagi mereka. Tahapan kerja yang penelitian dengan apa yang dikatakannya dilakukan meliputi pengambilan keputusan sepanjang waktu dan keempat memband-

investasi oleh pialang sebagai perantara, ingkan hasil wawancara dengan isi suatu

yang diawali dengan proses pemahaman ke- dokumen yang berkaitan.

mampuan inansial investor, pemahaman tujuan investasi oleh investor, pengumpu-

HASIL DAN PEMBAHASAN

lan dan pengawasan data, proses identii- Penyampaian hasil pertama yang akan

kasi peluang, hingga komunikasi dengan dijabarkan adalah berkaitan dengan gam-

investor.

baran profesi, sebagai upaya memahami Tahapan kerja yang dilakukan oleh profesi pialang. Penelitian ini mencoba me-

pialang ini membentuk suatu kebiasaan mahami bagaimana pengguna informasi dalam menjalankan pekerjaannnya. Ke-

akuntansi memandang, memanfaatkan, biasaan ini kemudian menciptakan kenya- atau menilai informasi akuntansi dalam ke-

manan bagi pialang itu sendiri. Rasa nya- seharian aktivitas mereka. Informasi akun-

man dan puas yang dicapai ditunjukkan tansi disusun dengan tujuan untuk menjadi

melalui bagaimana pialang memandang pro- bahan pertimbangan bagi pengambil kepu-

fesinya. Locke (1969) mendeinisikan kepua- tusan, salah satunya dalam dunis investasi.

san kerja sebagai kondisi menyenangkan, Pialang, sebagai salah satu pelaku investasi,

atau secara emosional positif, yang berasal menjadi salah satu sarana untuk mengamati

dari penilaian seseorang atas pekerjaannya hal tersebut. Pengamatan melalui perspektif

atau pengalaman kerjanya. Bamber dan Iyer pialang ini dipilih karena perannya dalam (2000) secara singkat menguraikan kepua- pasar modal sering bersinggungan dengan san kerja sebagai reaksi afektif individu ter-

Rahmawati, Telaah Ulang Makna Informasi Akuntansi...336 hadap lingkungannya. Kepuasan dan kenya-

perkembangan peran yang cukup signiikan manan profesi menjadi katalisator pemben-

bagi seorang pialang. Pialang dituntut me- tukan karakter pialang. Ketika kenyamanan

miliki kemampuan analisis terhadap dunia itu sudah diperoleh, tak heran pialang akan

investasi. pialang setiap saat berada dalam bertahan lama dalam profesi ini. Semakin kondisi seakan-akan seperti seorang inves- lama perjalanan keprofesian mereka akan tor yang sedang menamankan modalnya. memberikan kesempatan bagi pengalaman Pandangan investor serta kebutuhan inves- untuk membentuk karakter mereka sendiri.

tor akan peran dari pialang ini menunjuk- Selama pengamatan yang dilakukan, ter-

kan terdapat perbedaan posisi cara pandang sirat adanya keberagaman karakter pialang,

dalam memanfaatkan peranan pialang. Per- yang dikategorikan ke dalam pialang yang bedaan cara pandang ini merupakan gamba- (1) “main aman” dan (2) “pragmatis” bahkan

ran motif yang dimiliki oleh pilang tersebut. (3) “Intuitif”.

Gambaran motif yang diusung oleh pi- Dalam upaya untuk memahami kon-

alang dipelajari melalui perilaku yang ditun- teks penelitian maka akan dideskripsikan jukkan dalam praktek pengambilan keputu- mengenai potret situs penelitian sebagai san. Studi ini mempelajari tentang perilaku, berikut. Penelitian ini merupakan penelitian

baik akuntan dan non akuntan, yang dipen- dengan tujuan untuk memperoleh suatu garuhi oleh fungsi-fungsi akuntansi. Terma- pemahaman. Untuk memperoleh pemaha-

suk di dalamnya mengamati pengaruh dari man tersebut, pengungkapan yang jelas atas

keluaran sistem akutansi berupa laporan dimensi ruang dan waktu penelitian men-

akuntansi terhadap pertimbangan pemakai jadi penting agar dapat memberi batasan dan pengambil keputusan (Bamber 1993). yang jelas bahwa fenomena yang ditang-

Akuntansi adalah produk informasi, yang kap adalah fenomena yang sifatnya sangat

penilaian kebermanfaatannya dapat dilihat khas untuk setiap kondisi. Mengikuti an-

dari bagaimana perilaku manusia sebagai juran Creswell (1998), penjelasan atas suatu

pemakai dalam memberikan responnya. fenomena harus diawali dengan gambaran

Cara pandang tersebut dapat dikelom- umum termasuk di dalamnya gambaran pokkan dalam tiga kategori motif pialang, tentang informan yang terlibat dan konteks

yaitu: (1) motif menjembatani nasabah den- saat penelitian dilakukan. Dalam upaya me-

gan bursa; (2) motif mengakomodasi pelu- mahami informan dan konteks penelitian, ang; dan (3) motif menciptakan peluang. Ke- peneliti melakukan pengamatan secara lang-

tiga motif ini menggambarkan adanya per- sung dan masuk ke dalam komunitas dari

bedaan cara pandang pialang terhadap pel- penelitian. Littlejohn (1996:204) menyebut-

uang investasi yang berdampak pada cara kan bahwa “phenomenologhy makes actual

kerja mereka dalam mengambil keputusan lived experienced the basic data of reality.”

investasi. Keputusan investasi dapat berupa Dengan berinteraksi langsung dan menjadi

tindakan buy, sell atau hold. Jika keputusan bagian dari keseharian subyek penelitian, jual atau beli saham dapat dengan mudah maka pengalaman hidup yang sesungguh-

terlihat melalui aktivitas transaksi di bursa, nya diperoleh peneliti adalah menjadi data

berbeda dengan keputusan untuk menahan untuk memahami realitas.

kepemilikan saham (hold ) yang tidak tercer- Pemahaman atas konteks penelitian min dalam pergerakan harga. Dengan kata termasuk mengenai mekanisme perdagan-

lain, tidak melakukan transaksi jual atau gan saham. Mekanisme ini dimulai dengan

beli pun sudah termasuk sebagai keputusan adanya order dari nasabah, Diteruskan ke

investasi, sehingga untuk melihat bagaima- loor trader, memasukkan pemesanan ke Ja-

na keputusan investasi itu dibuat adalah karta Automated Trading System (JATS) se-

dengan megikuti proses pengambilan kepu- hingga terjadi transaksi dan diakhiri dengan

tusan, bukan hanya dengan melihat perger- penyelesaian transaksi. Dalam proses me-

akan harga di pasar.

kanisme perdagangan saham ini tertangkap Pengamatan atas perilaku dapat bagaimana bentuk dan kedalaman pialang dijelaskan melalui perilaku yang secara lang- dalam hubungannya dengan investor. Tu-

sung dapat diamati dan lingkungan yang gas seorang pialang sejatinya adalah sebagai

menyebabkan perilaku tersebut, mengingat perantara perdagangan efek. Sebagai peran-

kenyataan bahwa perilaku manusia meru- tara, seorang pialang memiliki tugas me-

pakan bentukan sosial. Artinya, bagaimana wakili investor dalam melakukan transaksi

manusia bertindak juga dipengaruhi oleh investasi. Namun dalam prakteknya terjadi

lingkungan sekitarnya. Suatu tindakan

Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 4, Nomor 3, Desember 2013, Hlm 330-349 merupakan akumulasi dari pengaruh inter-

tuhkan analisis secepat mungkin, nal dan eksternal dari individu itu sendiri.

akhirnya analisis perkiraan itu Tindakan dari para pialang secara tersirat

seperti habit. Mungkin awalnya dapat menunjukkan karakter dari masing-

masih pakailah analisis teknikal masing pialang tersebut. Berdasarkan pen-

gitu yah, tapi lama-lama insting gamatan peneliti, peneliti mencoba meng-

mulai terbentuk yah. Itulah be- golongkan karakter umum pialang yang

danya mungkin ya,anak kemaren menjadi karakter (1) “main aman” dan (2)

sore dengan yang sudah pengala- “pragmatis” bahkan (3) “Intuitif”, yang mana

man gitu. Analogi nya gini aja. pemberian label ini hanya semata-mata un-

Michael Jordan, dia bisa nembak tuk mempermudah pencarian makna. Pial-

three point seakurat itu, brapa kali ang berkarakter main aman tersirat dalam

dia menghabiskan waktu untuk wawancara pada salah satu pialang yang

latihan nembak. Ya kan?“. menyatakan:

Penjelasan dengan menggunakan analogi “..kalau saya, saya cocokan den-

shooting bola basket oleh Michael Jordan ini gan kondisi fundamentalnya. Ka-

menggambarkan peran jam terbang dan pen- lau memang dia kuat secara fun-

galaman suatu profesi yang akan memben- damental, kita beli. Karena ada

tuk kebiasaan. Kebiasaan akan membentuk saham-saham tertentu (sambil

keterampilan. Dan keterampilan pada akh- memberikan salah satu contoh

irnya akan memposisikan intuisi sebagai saham EKAD) ini dia sedang ra-

pendorong tindakannya. Pialang intuitif cen- mai diperdagangkan. Harganya juga secara analitik sudah bisa di- derung menggunakan perasaan dan keyaki-

nan diri sebagai dasar pengambilan keputu- katakan siap beli, tapi kalo saya,

san. Namun bukan berarti informasi konkret saya lihat dulu fundamental peru-

tidak memiliki peran. Pialang menggunakan sahaan ini.”

intuisinya untuk memilih informasi mana Karakter lain yang muncul dalam penga-

yang dianggap dapat memberikan kontribusi matan adalah pialang pragmatis. Seperti kebenaran prediksi yang lebih baik. dalam satu kutipan wawancara disebutkan:

Dalam pengamatan perilaku pialang dapat terpotret suatu gambaran pola atau

“...tapi kalau aku si memang lebih model pengambilan keputusan yang mereka ke pergerakan nya, itulah menga-

pa saya selalu mengamati perger- gunakan. Fenomena pengambilan keputu- akan per sahamnya. Tapi memang

san ini dapat dijelaskan ke dalam pengambi- dari satu broker ke yang lain bisa

lan keputusan rasional, orientasi kepuasan, beda”.

serta intuitif.

Fenomena pertama yang teramati Makna kata pramatis yang digunakan di dalam proses pengambilan keputusan in- sisni hanya untuk memberikan gambaran vestasi adalah penggunaan rasionalitas. Pen- akan pandangan pengambil keputusan in-

gambilan keputusan investasi merupakan vestasi dengan dasar analisis analitikal. Si-

respon terhadap suatu stimulus yang meru- kap pragmatis yang dimaksud adalah sikap

pakan hasil dari kajian pola pikir yang mer- yang terarah pada bukti, hasil, hal-hal yang

eka pakai. Pada dasarnya, manusia adalah kongkrit. Pialang yang cenderung menggu-

manusia rasional. Manusia rasional adalah nakan informasi praktis dan dinamis seperti

manusia yang menggunakan pemikiran, ke- pergerakan saham, karena dianggap lebih mampuan, serta pertimbangan logis dan ob-

mudah dan tepat dalam membuat prediksi jektif sebagai dasar tindakannya. Salah satu pergerakan saham. Karakter ketiga yang alasan digunakan pertimbangan logis adalah dapat terekam dalam pengamatan adalah untuk mencapai kondisi ideal, seperti yang pialang yang menggunakan intuisi. Hal ini

diungkapkan salah satu narasumber: tergambar dalam salah satu wawancara: “Faktor-faktor penggerak itu bisa “Memang ada banyak cara ya kalau

macem-macem. Tapi kalau bicara mau memprediksi harga saham,

yang ideal, itu adalah laporan misalnya, pake analisis matema-

keuangan, atau yang dikaitkan tik. Tapi ketika kita dihadapkan

dengan laporan akuntansi yah”. pada posisi yang sempit,dan dibu-

Rahmawati, Telaah Ulang Makna Informasi Akuntansi...338 Alasan yang digunakan adalah sebuah pem-

benaran atas prediksi yang akan diberikan. Suatu prediksi dirasa akan dapat diterima jika alat pembenarannya adalah hal-hal yang dianggap logis dan masuk akal. Alat pembenaran atas prediksi dalam investasi salah satunya adalah informasi akuntansi yang tertuang dalam laporan keuangan.

Tidak ada manusia sempurna yang hanya dapat hidup dengan mengandalkan akal saja. Kecerdasan akal yang diukur me- lalui kemampuan analisa, kalkulasi, dan hal-hal yang sifatnya intelejensia tidak cu- kup menjadi modal mencapai kesuksesan. Salah satu contohnya adalah bagaimana pi- alang menyikapi pergerakan saham dan apa yang menjadi pertimbangan ketika meng- ambil keputusan investasi seperti pernyata- an berikut ini:

“Ada yang alasannya pertama karena merasa perusahaan ini menguntungkan. Tetapi ada juga yang karena ingin mengambil keuntungan atas potensi kenai- kan harga saham akibat pengu- muman laba. Alasan yang kedua itu tergambar dari, pokoknya cuan sudah untung 2 atau 3 poin lang- sung jual. Tapi ada juga yang mau menyimpan jangka panjang sep- erti alasan yang pertama. Aku beli saham ini, pokoknya tiap tahun dapat deviden deh. Gitu alasan- nya. Mau naik turun harga masih berputar, dia masa bodoh, yang

penting terima deviden inal sama deviden interm, udah cukup.”

Melalui penyataan di atas terlihat bah- wa orientasi pelaku bisnis investasi tidak selalu untuk mencapai keuntungan maksi- mum dari berbagai alternatif yang ada. Hal ini juga didorong kenyataan bahwa asumsi rasionalitas tidak dapat terpenuhi. Yaitu asumsi bahwa manusia rasional memiliki in- formasi yang lengkap dan memiliki kemam- puan kognitif serta waktu yang cukup untuk melakukan analisis tersebut. Atas kenyata- an tersebut manusia melakukan satisicing, merasa cukup, ketika tingkat aspirasinya terpenuhi. Inilah yang menjadi dasar pen- gambilan keputusan berorientasi kepuasan.

Fenomena pengambilan keputusan yang juga teramati adalah penggunaan intui- si. Pengamatan yang dilakukan memberikan gambaran bahwa proses pengambilan kepu- tusan investasi tidak sekedar perkara ana-

litis yang mengandalkan informasi konkret. Dalam sebuah wawancara dikatakan bahwa,

penjelasan KT menyebutkan bahwa:

“Pengalaman itu mempengaruhi, tapi ya tidak menjamin juga. Ti- dak semua orang bisa begitu juga, ini sih memang insting juga main”.

Selain itu terdapat kesadaran bahwa keah- lian bersifat intuitif dan sifatnya merupak- an pilihan subyektif yang digerakkan oleh keyakinan dalam diri pengambil keputusan. Intuisi ini muncul seiring pengalaman yang dimiliki selama menjalani profesi ini. Dalam pengambilan keputusan investasi, pengam- bil keputusan dihadapkan pada situasi yang hasil akhirnya tidak pasti, sehingga tidak dapat dihindarkan penggunaan suatu me- kanisme psikologis dalam memutuskan- nya. Mekanisme psikologis yang terpenting adalah bagaimana pengambil keputusan tersebut menggunakan informasi yang rumit, kompleks, dan acak menjadi suatu rumusan yang memungkinkan mereka menyimpul- kan suatu keputusan tepat. Ketika kondisi tersebut tidak dapat sepenuhnya terjadi, maka seseorang akan memilih sesuatu yang dapat memenuhi tingkat kepuasan mereka. Cara yang dilakukan adalah memilih salah satu alternatif yang dianggap memuaskan, sesuatu yang dibutuhkan meskipun pilihan tersebut mungkin tidak ideal atau optimal. Dasar pemilihan alternatif tersebut sering kali didasari oleh dorongan dari dalam diri atau intuisi.

Fenomena pertama yang ditangkap merupakan gambaran rasionalitas sebagai dasar pengambilan keputusan. Proses pen- gambilan keputusan kerap kali dilekatkan pada pertimbangan rasional. Manusia men- gambil keputusan yang tepat jika dilakukan dengan pertimbangan rasional, sehingga di- anggap bahwa manusia yang paling baik se- bagai pengambil keputusan adalah manusia rasional. Pengambilan keputusan rasional adalah suatu keputusan yang dibuat de- ngan pertimbangan akal atau pertimbangan yang logis. Makna logis yang dimaksud erat kaitannya dengan proses menalar, menga- nalisis, menjelaskan, serta menyelesaikan masalah (Sumaryono 1999:71). Penggu- naan rasio atau logika merupakan suatu ketrampilan untuk berikir lurus, sehingga hasil pemikiran logis dianggap hasil yang masuk akal (makes sense/reasonable). Akal, atau dengan istilah lain yaitu rasio, meru- pakan suatu kemampuan yang dimiliki ma-

Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 4, Nomor 3, Desember 2013, Hlm 330-349 nusia sehingga manusia mampu membe-

dakan, menggolongkan menyatakan secara kuantitatif dan kualitatif, dan menganalisis hubungan kausalitas.

Usaha dalam menilai kebermanfaatan informasi akuntansi dapat dilakukan den- gan memahami bagaimana manusia, sebagai pengguna informasi akuntansi, mengguna- kannya dalam kehidupan. Dalam memahami bagaimana manusia bertindak, terlebih da- hulu kita harus memahami esensi dari ma- nusia itu sendiri. Manusia dapat dikatakan sebagai makhluk yang unik karena memiliki akal dan perasaan. Utamanya dalam meni- lai pengambilan keputusan, manusia dapat mendasarkan keputusannya dengan meng- gunakan kemampuan akal maupun per- asaan. Keduanya bagai dua sisi mata uang yang memiliki perbedaan namun tidak ter- pisahkan. Untuk itu, dalam memahami ob- jek penelitian yaitu manusia, kita tidak bisa memisahkannya ke dalam salah satu sisi saja, namun kita dapat memandangnya se- bagai suatu kesatuan yang saling mengisi. Melalui sudut pandang ini maka tidak akan ada dualisme dan dikotomi dalam menilai manusia. Dalam perbedaan yang ada, se- sungguhnya semua menjadi satu (Subian- toro dan Triyuwono 2004).

Manusia dianggap makhluk paling sempurna dibanding makhluk lain karena memiliki sesuatu yang tidak dimiliki makh- luk yang lain yaitu akal. Akal, atau dengan istilah lain yaitu rasio, merupakan suatu kemampuan yang dimiliki manusia sehing-

ga manusia mampu membedakan, meng- golongkan menyatakan secara kuantitatif

dan kualitatif, dan menganalisis hubungan kausalitas. Ilmu rasio salah satunya berlan- daskan hukum sebab akibat. Dalam ilmu ini, segala sesuatu yang berwujud pasti ada penyebabnya. Di sinilah kemampuan akal bekerja, mencari dan menganalisis kejadi- an dan hal-hal berwujud. Cara kerja rasio adalah analisa terhadap sesuatu. Oleh ra- sio suatu obyek dikategorisasikan, dipilah- pilah, dibeda-bedakan dan dibanding-ban- dingkan untuk kemudian dibuat sintesanya.

Hal ini sesuai dengan teori pilihan ra- sional (Rational Choice Theory) yang me- nyajikan rerangka dasar untuk memahami perilaku individu (Warsono 2010). Dalam teori ini, manusia dianggap membuat kepu- tusan rasional jika telah melakukan analisis biaya versus manfaat. Teori ini berasumsi bahwa manusia melakukan pemilihan yang terbaik sesuai dengan preferensi dan kend-

ala-kendala yang dihadapi. Dalam menerap- kan pandangan rasional ini terdapat asumsi yang harus terpenuhi yaitu bahwa manu- sia rasional memiliki informasi yang leng- kap dan memiliki kemampuan kognitif serta waktu yang cukup untuk melakukan anali- sis tersebut. Hasil keputusan atau tindakan dari pertimbangan penggunaan rasio ini di- anggap sebagai hasil yang obyektif, logis dan sistematis.

Dalam pengambilan keputusan manu- sia membutuhkan bahan atau alat bantu sebagai bahan pertimbangan. Salah satu bahan pertimbangan yang tersedia dalam pengambilan keputusan adalah informasi. Dunia pasar modal menyediakan ruang yang luas untuk penyediaan informasi yang dibu- tuhkan oleh investor. Informasi yang diang- gap paling dasar harus dimiliki adalah data fundamental. Jones (2004:11) berpendapat, bahwa langkah awal dari proses keputu- san investasi adalah melakukan penilaian dan analisis kondisi emiten terlebih dahulu, yang dikenal dengan analisis fundamental. Akuntansi dikenal sebagai salah satu sum- ber analisis fundamental. Investor dianggap rasional jika membeli saham-saham den- gan fundamental per price tinggi. Melalui laporan keuangan emiten, yang merupakan produk akhir dari siklus akuntansi, investor dapat menilai kinerja keuangan emiten den- gan cara menganalisis informasi akuntansi emiten.

Informasi lain yang dibutuhkan adalah data pergerakan saham yang menjadi alat analisis teknikal. Analisis saham melalui pendekatan teknikal didasarkan pada data perubahan harga saham di masa lalu seb- agai upaya untuk memperkirakan harga sa- ham di masa depan (Syamsir 2004). Pada pendekatan teknikal ini, pandangan yang digunakan adalah bahwa harga saham ber- gantung pada penawaran dan permintaan saham itu sendiri. Asumsi dasar dalam analisis teknikal adalah bahwa harga saham merupakan hasil dari keseimbangan supply dan demand. Analisis fundamental dinilai terlalu rumit dan hanya mendasarkan pada laporan keuangan emiten (Halim 2005).

Di samping informasi konkret di atas, terdapat informasi atau keadaan yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan. Kondisi pasar, baik nasional, regional, mau- pun global, dapat memberikan pengaruh dalam pertimbangan. Selain itu, rumor di ka- langan praktisi bursa, juga turut memberi- kan pengaruh. Seperti diungkapkan Shiller

Rahmawati, Telaah Ulang Makna Informasi Akuntansi...340 dan Pound (1986) menemukan bahwa ma-

nusia cenderung mempercayai penyebaran informasi melalui percakapan langsung dan orang lebih mempercayai informasi dari te- man, rekan kerja, atau pihak lain yang me- mungkinkan dilakukan komunikasi secara interpersonal dibanding dari media. Hal ini menunjukkan adanya perilaku kawanan diantara praktisi bursa, salah satunya pi- alang. Pelaku pasar cenderung menunggu hadirnya rumor yang telah dibicarakan oleh orang banyak daripada mencari pendapat sendiri, misalnya dari analisis laporan keuangan. Kenyataan ini memberikan gam- baran adanya perilaku kolektif dan kecend- erungan untuk memperoleh kesepahaman untuk meningkatkan keyakinan atas suatu keputusan.

Salah satu dasar pertimbangan rasio- nal adalah akuntansi. Idealnya, akuntansi dikatakan bermanfaat jika dapat mempenga- ruhi pertimbangan dan pengambilan kepu- tusan dari individu seperti investor, manajer dan auditor (Bonner 2008). Akuntansi tidak sebatas produk dari proses pembukuan se- mata, namun lebih jauh lagi, diharapkan melalui akuntansi dapat memberikan pen- garuh pada proses pengambilan keputusan. Laporan keuangan (konvensional) merupak- an media yang penting untuk menilai presta- si dan kondisi ekonomis suatu perusahaan. Melalui penilaian kemampuan emiten ini, akan dibuat suatu prediksi. Prediksi diang- gap logis jika ada dasar pertimbangannya. Realitas yang bisa dijelaskan secara argu- mentasi dan penalaran adalah sesuatu yang hanya bisa memberi “keyakinan” karena

prosesnya logis dan bersifat analisis dengan mengurainya dalam bentuk konseptual yang sistematis. Salah satu alat pertimbangan yang digunakan dalam pengambilan kepu- tusan adalah informasi. Informasi akuntansi di laporan keuangan digunakan sebagai alat pembenaran prediksi oleh analis.

Informasi akuntansi dikatakan seb- agai alat pembenaran prediksi, jika atas in- formasi tersebut dapat diberikan penalaran atas prediksi yang mereka buat. Informasi akuntansi yang digunakan oleh pialang su- dah berupa ringkasan informasi data inan- sial. Setiap pialang memyikapi informasi- informasi ini dengan berbeda. Perbedaannya adalah tentang memandang informasi yang lebih utama berpengaruh bagi keputusan mereka. Para pialang mengungkapkan be- berapa informasi yang dinilai penting yaitu laba, PER, DER, dan EPS. Terlihat bahwa pialang memberikan perhatian lebih pada informasi yang berbentuk rasio. Hal ini menunjukkan bahwa informasi akuntansi yang dibutuhkan adalah informasi yang bentuknya lebih sederhana namun mudah untuk diperbandingkan. Pialang cenderung lebih mudah menganalisis informasi dalam ukuran yang general.

Kenyataan bahwa pelaku investasi membutuhkan informasi merupakan salah satu alasan manusia disebut makhluk eko- nomis. Disebut makhluk ekonomis karena mendasarkan pertimbangannya pada per- timbangan ekonomis dan rasional (Sur- yabrata 2008:90). Berbagai usaha peman- faatan informasi dalam usaha pertimbangan pengambilan keputusan investasi adalah

Gambar 1. Mekanisme Terbentuknya Keputusan Rasional

Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 4, Nomor 3, Desember 2013, Hlm 330-349 untuk sebesar-besarnya memperoleh keun-

su, emosi dan perasaan. Menyadari hal ini, tungan. Jika berpedoman pada rasionalitas

maka rasionalitas akan sulit sepenuhnya harusnya dapat dipisahkan dengan pertim-

diterapkan. Kecerdasan akal yang diukur bangan biologis, psikologis, dan sosiologis melalui kemampuan analisa, kalkulasi dan yang meliputi pertimbangan tersebut.

hal-hal yang sifatnya intelejensia tidak cu- Keputusan rasional seorang pial-

kup menjadi modal mencapai kesuksesan. ang dinilai dari sejauh mana prediksinya Ada faktor kecerdasan lain yang memiliki memenuhi harapan investornya. Jika me-

pengaruh besar dalam membangun kesuk- megang prinsip tersebut, maka keputusan sesan seseorang, yaitu kecerdasan emosion- akan selalu diarahkan pada pilihan yang al dan spiritual (Ginanjar 2007). Kemam- menunjukkan potensi keuntungan terbesar.

puan akal yang menjadi landasan tindakan Dasar pertimbangan yang valid sebagai pem-

rasional bukan satu-satunya alat utama benaran atas prediksi tersebut adalah lapo-

mencapai tujuan hidup manusia. ran keuangan.

Pengambilan keputusan idealnya di- Penggunaan rasionalitas ini dapat dipa-

lakukan dengan mengedepankan rasionali- hami pula sebagai suatu bentuk kehati-ha-

tas. Namun rasionalitas ini baru dapat di- tian. Berikut ini salah satu contoh manage-

lakukan jika asumsi-asumsi pembangunnya ment portofolio untuk menjaga kehati-hatian

terpenuhi. Yaitu asumsi bahwa manusia ra- dalam berinvestasi seperti yang disanjurkan

sional memiliki informasi yang lengkap dan oleh RW:

memiliki kemampuan kognitif serta waktu “Makanya kita ini harus pinter

yang cukup untuk melakukan analisis terse- mengaturnya, jadi contoh, kita but. Jika asumsi-asumsi tersebut terpenuhi,

punya portofolio 100%. Kalau na- maka hasil keputusan atau tindakan diang- sabah ini, sebaiknya kita simpan

gap merupakan hasil yang obyektif, logis 50% untuk jangka yang menen-

dan sistematis. Dalam kenyataannya, kondi- gah panjang, yang kita menunggu

si dunia dan kemampuan manusia send- return aja. Sebagian kita trading

iri tidaklah sesempurna itu. Salah seorang kan, tetapi harus tetap hati-hati.

narasumber, menerangkan dalam sebuah Usahakan yang fundamental ba-

penjelesannya yaitu:

gus. Karena ada target omzet ter- “Intinya analisa satu gudang, tentu, maka kita harus bisa men-

satu lapangan, begitu sudah beli gatur. Jangan sembrono juga, art-

itu semua gak diperlukan. Seka- inya kita ngejar komisi, tapi nasa-

rang, mau analisa 1 tahun atau bah beresiko. Terlalu sembrono ya

100 tahun, begitu beli di harga kalau seperti itu.”