Jarak Bebas Horisontal

A.3.1.3 Jarak Bebas Horisontal

Jarak bebas antara elemen struktural utama dan sekitar perlengkapan penahan

vertikal dapat diperhitungkan sesuai dengan pasal A.2.10.2.

Bila simpangan yang dihitung menjadi terlampau besar, atau bila perhitungan kurang meyakinkan akibat kerumitan atau kekurangan daktilitas struktur, maka diperlukan pengadaan hubungan horisontal yang direncanakan sesuai pasal A.3.1.1.

Dimana tidak terdapat perlengkapan untuk membatasi gerakan relatip pada perletakan atau hubungan dilatasi (seperti peredam dan/atau hubungan), suatu jarak bebas minimum antara ujung gelagar dan ujung tumpuan (lihat Gambar A.5) harus diadakan sebagai berikut (Pustaka D):

Perhatian harus juga diberikan pada perencanaan jarak bebas sekitar elemen struktur tidak utama seperti sambungan dilatasi lantai. Gerakan seismik kuat dapat diharapkan menimbulkan kerusakan pada lokasi tersebut dan Akhli Tehnik Perencana harus mendetail elemen-elemen ini sedemikian agar perbaikan permanen dapat dilaksanakan dengan mudah.

3.2 REPAIR CONSIDERATIONS

A.3.2 PERTIMBANGAN PERBAIKAN

The Design Engineer should consider the likely Ahli Tehnik Perencana harus mempertimbangan method of repair and ease of access to areas of a kemungkinan cara perbaikan dan kemudahan dalam structure where seismic damage will most probably mencapai bagian-bagian struktur dimana kerusakan occur. It is important to consider the hierarchy of seismik akan paling mungkin terjadi. Adalah penting inelastic failure of structural members during strong untuk

mempertimbangkan cara terjadinya earthquake motions so that the members that will fail keruntuhan tidak elastis dari komponen struktural pada first are the easiest to repair.

gerakan gempa kuat sehingga komponen yang akan runtuh terlebih dahulu adalah yang paling mudah diperbaiki.

Where the superstructure is supported on bearings, Bila bangunan atas ditumpu pada perletakan, harus provision shall be made for jacking the superstructure diadakan tempat pendongkrakan bangunan atas so that the bearings can be removed and replaced. In sehingga perletakan dapat diambil dan diganti. this respect, the arrangement of anchorage bolts on Mengingat ini, penempatan baut angker pada the bearings shall be such that the bearings can be perletakan harus sedemikian agar perletakan dapat removed without requiring excessive jacking of the diambil tanpa diperlukan pendongkrakan berlebih superstructure.

pada bangunan atas.

For the repair of plastic hinge areas on piers, it may Untuk perbaikan daerah sendi plastis pada pilar, akan

be an advantage to provide suitable locating fixtures or dapat menguntungkan bila disediakan profil holes in the piers for the support of scaffolding.

tertanam atau lubang dilokasi sesuai dalam pilar untuk penempatan tumpuan dari penyangga.

A.3.3 FREE STANDING RETAINING WALLS

A.3.3 TEMBOK PENAHAN YANG BERDIRI BEBAS

A.3.3.1 General

A.3.3.1 Umum

Either of the following design methods may be used: Salah satu dari cara perencanaan berikut dapat digunakan:

i. Design the wall to remain elastic (Type C) and not i. Rencanakan tembok agar tetap elastis (Tipe C) suffer any significant permanent displacement

dan tidak mengalami simpangan permanen during the design earthquake. This will ensure a

yang berarti selama terjadi gempa rencana. Ini more serviceable structure than the following

akan menjamin suatu kelayanan struktural lebih method (ii), but it may not be feasible or

baik dari cara berikut (ii), tetapi hal ini mungkin economic in all cases.

kurang layak atau ekonomis dalam semua kasus.

ii. Accept a limited amount of permanent outward movement of the wall and design for a mode

ljinkan gerakan permanen kearah luar tembok failure which avoids yielding of structural

ii.

secara terbatas dan rencanakan untuk suatu elements wherever practicable. If outward

keruntuhan perubahan bentuk/ragam yang movement of the walr cannot occur without

mencegah pelelehan elemen struktural sedapat yielding of structural elements, the cost of

mungkin. Bila gerakan kearah luar tembok tidak repairs may be unacceptable.

dapat terjadi tanpa pelelehan elemen struktural, maka biaya perbaikan dapat menjadi terlalu besar.

A.3.3.2 Static Earth Pressure

A.3.3.2 Tekanan Tanah Statik

The static earth pressure on the wall should be Tekanan tanah statik pada tembok harus dihitung computed in accordance with Sub-section 4.6. Care sesuai dengan Bab 4.6. Harus dijaga agar ditentukan should be taken to determine if the static earth pressure apakah tekanan tanah statik bekerja secara biasa atau is acting in a normal or relieving sense.

mengurangi pengaruh.

4.3.3.3 Inertial Force

A.3.3.3 Gaya Inersia

The inertial force generated by the wall's self weight Gaya inersia yang dihasilkan oleh berat sendiri The inertial force generated by the wall's self weight Gaya inersia yang dihasilkan oleh berat sendiri

be that corresponding to Type C (elastic response). tembok yang diharapkan, dan biasanya akan menjadi faktor sesuai tipe C (respons elastis).

A.3.3.4 Dynamic Earth Pressure

A.3.3.4 Tekanan Tanah Dinamik

A.3.3.4.1 Stiff Walls

A.3.3.4.1 Tembok Kaku

For a stiff wall, corresponding to case (1) of clause Untuk tembok kaku, sesuai kasus (1) dari pasal

A.3.3.1, the earthquake pressure shown in Figure

A.3.3.1, tekanan gempa dianggap seperti dalam

A.6 should be assumed. There will be a permanent Gambar A.6. Pada tepi atas tembok akan terjadi movement of the top of the wall of between 0.001 H suatu gerakan permanen sebesar antara 0.001 H and 0.002 H under the combined static and dynamic

dan 0.002 H pada kombinasi tekanan tanah statik earth pressures (Reference C).

dan dinamik (Pustaka C).

Figure A.6 Stiff Wall Pressure Gambar A.6 Tekanan pada Tembok Kaku

A.3.3.4.2 Flexible Walls

A.3.3.4.2 Tembok Fleksibel

If the wall is sufficiently flexible for the top to move Bila tembok cukup fleksibel agar tepi atas bergerak outwards by at least 0.005 H under the combined keluar sebesar minimal 0.005 H pada kombinasi static and dynamic earth pressures, it may be tekanan tanah statik dan dinamik, maka boleh assumed that full active earth pressure can develop. dianggap bahwa tekanan tanah aktip penuh akan In this case, corresponding to case (ii) of clause berkembang. Dalam kasus ini, sesuai kasus (ii)

A.3.3.1, the design dynamic earth pressure, AP;, dari pasal A.3.3.1, rencana tekanan tanah dinamik, may be obtained from the Mononobe - Okabe AP; dapat diperoleh dari rumus Mononbe - Okabe equations (Reference 5, 6) as follows:

(Pustaka 5,6) sebagai berikut:

The Mononobe-Okabe relationship was developed Rumus Mononobe-Okabe dikembangkan khusus strictly for non-saturated, non-cohesive backfill untuk urugan tidak jenuh, tidak kohesip (Pustaka (Reference 3). It should not be used for saturated 3). Rumus ini tidak boleh digunakan pada pasir sands (which may liquefy, see Sub-section A.7) or jenuh (yang dapat mengalami kehilangan kekuatan for cohesive materials which are not only difficult to - liquefy, Bab A.7) atau pada bahan kohesip yang analyze, but are undesirable in practice. If a tidak hanya sulit untuk dianalisa, tetapi tidak substantial wedge of free-draining backfill, sloping at

diinginkan dalam pelaksanaan. Bila suatu bidang an angle of about 45°, is provided behind the wall, segitiga dari urugan-bebas drainase, pada then the properties of this granular backfill can be kemiringan sudut sekitar 45°, diadakan dibelakang used in the computation of earth pressure and not tembok, maka besaran urugan berbutir kasar ini the properties of the embankment soils behind the dapat digunakan untuk menghitung tekanan tanah wedge (Reference C). A wedge of free draining dan tidak besaran tanah timbunan dibelakang backfill is also

a requirement for reducing bidang segitiga (Pustaka C). Suatu bidang segitiga groundwater pressure on the back of the wall (see dari urugan-bebas drainase juga diperlukan untuk clause A.3.3.7)

mengurangi tekanan air tanah pada sisi belakang tembok (lihat pasal A.3.3.7).

A.3.3.5 Walls with Footings on Soil

A.3.3.5 Tembok dengan Pondasi Diatas Tanah

The prime design criterion for gravity, counterfort Kriteria utama untuk perencanaan tembok and cantilever walls with footings founded on soil is gravitasi, kontrafort dan kantilever dengan pondasi permissible displacement. A sliding, rather than a diatas tanah, adalah simpangan ijin. Suatu rotational mode of failure should be aimed for pergeseran daripada bentuk keruntuhan rotasi (Reference C).

putar, harus menjadi tujuan (Pustaka C). These walls may be designed for a reduced Tembok ini dapat direncanakan untuk suatu

earthquake loading in the following circumstances: pembebanan gempa yang direduksi dalam keadaan earthquake loading in the following circumstances: pembebanan gempa yang direduksi dalam keadaan

If a wall is free to slide outwards when the Bila tembok bebas bergeser kearah luar pada horizontal ground acceleration exceeds a

percepatan tanah horisontal yang melebihi suatu fraction fa of the peak acceleration of the

fraksi f a dari percepatan puncak (peak) gempa design earthquake (fa < 1), but does not slide

rencana (f a < 1), tetapi tidak bergeser sampai until this threshold value is reached, then the

nilai batas ini dicapai, maka gerakan permanen permanent forward movement of the centre of

kearah luar dari pusat massa tembok, ' h pada

mass of the wall, h under the design gempa rencana, dapat diperkirakan dengan rumus earthquake may

berikut yang diturunkan dari Pustaka 8: following relation derived from Reference 8:

be approximated by the

here Kh is the horizontal seismic coemcient given in dengan Kh sebagai koefisien seismik horisontal Section 2. If the displacement, h is acceptable, then yang diberikan dalam Bagian 2. Bila simpangan, h, the wall need only be designed for horizontal dapat diijinkan, maka tembok hanya perlu seismic forces of fa times the values determined direncanakan untuk gaya seismik horisontal from clauses A.3.3.3 to A.3.3.4.

sebesar fa dikalikan nilai-nilai yang ditentukan dari pasal A.3.3.3 sampai A.3.3.4.

A.3.3.6 Walls on Rock, Piles or Well A.3.3.6 Tembok pada Pondasi Batuan, Tiang Foundations

atau Sumuran

These structures should be designed as fully elastic Struktur ini harus direncanakan sebagai struktur (Type C) structures for the design earthquake in elastis penuh (tipe C) untuk gempa rencana agar order to avoid yielding of the wall stem or the piles.

mencegah

pelelehan dinding tembok atau

tiangtiang.

If some permanent displacement is permitted, the Bila suatu simpangan permanen diijinkan, rumus formula given in clause A.3.3.5 may be used but

yang diberikan dalam pasal A.3.3.5 boleh adjustment for wall rotation will be required to digunakan, tetapi penyesuaian untuk rotasi-putaran determine the displacement of the top of the wall.

tembok akan diperlukan untuk menentukan simpangan tepi atas tembok.

A.3.3.7 Reinforced Earth Walls

A.3.3.7 Tembok Tanah Bertulang

If the wall is to remain elastic and not suffer any Bila tembok tetap elastis dan sama sekali tidak permanent displacement, the face panels and mengalami simpangan permanen, panel reinforcing strips should be capable of resisting a permukaan dan pelat tulangan harus kuat menahan dynamic force in the following range (Reference 9)

.gaya dinamik dalam batas besaran berikut (Pustaka 9):

uniformly distributed over the height of the wall. yang terbagi rata sepanjang tinggi tembok. To prevent sudden failure of the wall at the face panels,

Untuk mencegah keruntuhan serentak dari tembok pada the Ultimate Strength of the connection of the

panel permukaan, kekuatan ultimate putus dari reinforcing strips to the face panels shall:

hubungan pelat tulangan dengan panel permukaan harus:

i. exceed the yield strength of the reinforcing strip

melebihi kekuatan leleh dari pelat tulangan atau, or, where this is not practical,

i.

bila ini tidak praktis,

ii.

be at least twice the strip pull-out force based on

ii. sebesar paling sedikit dua kali gaya tarik-keluar pelat the probable coefficient of friction.

berdasarkan kemungkinan koefisien gesek.

A.3.4 ABUTMENT WALLS

A.3.4 TEMBOK PANGKAL