Persepsi Wisatawan Terhadap Produk Desa Budaya Kertalangu Sebagai Salah Satu Usaha Daya Tarik Wisata di Kota Denpasar.

4.5 Persepsi Wisatawan Terhadap Produk Desa Budaya Kertalangu Sebagai Salah Satu Usaha Daya Tarik Wisata di Kota Denpasar.

Data yang berhasil diperoleh di lapangan, dari 30 orang wisatawan asing maupun nusantara yang menjadi responden penelitian, memiliki karakteristik sebagai berikut; responden terdiri dari 18 orang perempuan dan 12 orang laki-laki, tingkat usia responden paling dominan adalah usia 15-29 tahun yaitu 11 orang, 30-44 tahun sebanyak 9 orang, 45-64 tahun sebanyak 8 orang, dan diatas 65 tahun sebanyak 2 orang. Hal ini menunjukkan bahwa produk-produk Desa Budaya Kertalangu cukup diminati oleh kalangan usia remaja dan produktif. Latar belakang pekerjaan para responden dari yang terbanyak adalah pelajar/mahasiswa sebanyak 7 orang, pegawai swasta sebanyak 7 orang, pengusaha sebanyak

5 orang, guru/dosen sebanyak 5 orang, seniman/artis sebanyak 2 orang, pensiunan Pegawai Negeri Sipil sebanyak 2 orang, dokter sebanyak 1 orang, dan ibu rumah tangga sebanyak 1 orang.

4.5.1 Persepsi Wisatawan Terhadap Atraksi-atraksi di Desa Budaya Kertalangu

Persepsi wisatawan terhadap Desa Budaya Kertalangu sebagai usaha daya tarik wisata diambil dari hasil pengolahan data persepsi 30 orang responden sebagai sampel penelitian selama periode Oktober 2011. Persepsi yang diteliti adalah persepsi para responden terhadap variabel-variabel penelitian berupa produk-produk wisata yang dihubungkan dengan teori The Tourist Qualities of A Destination dari Burkart dan Medlik, dikategorikan menjadi 4 variael yaitu atraksi-atraksi, aksesibilitas, amenitas/fasilitas-fasilitas, dan organisasi wisatawan/ pengelola. Adapun data yang diperoleh mengenai persepsi wisatawan terhadap atraksi-atraksi yang terdapat di Desa Budaya Kertalangu dapat dilihat pada Tabel 4.9.

Tabel 4.9

Persepsi Wisatawan Terhadap Atraksi-atraksi di Desa Budaya Kertalangu

Sangat Baik Baik

Atraksi-atraksi (5) (4) (3) (2) Buruk

Skor (1) Jmlh Skor Jmlh Skor Jmlh Skor Jmlh Skor Jmlh Skor

(org) (org) (org) (org) (org)

Pertanian 19 95 5 20 6 18 - - - - 133/30 Sangat = 4,4 Baik Arsitektur 4 20 16 64 10 30 - - - - 114/30 Baik = 3,8

Pemandangan

19 95 12 48 4 12 - - - - 155/30 Sangat alam = 5,0 Baik Pertunjukan seni 1 5 14 56 15 45 - - - - 106/30 Baik = 3,5 Hiburan - - 13 52 17 51 - - - - 103/30 Cukup = 3,4 Fotografi 10 50 16 64 4 12 - - - - 126/30 Baik = 4,2

Menunggang

10 50 12 48 8 24 - - - - 122/30 Baik kuda = 4,0

Kebun Anggrek 4 20 16 64 10 30 - - - - 114/30 Baik = 3,8 Seni dan budaya 2 10 18 72 10 30 - - - - 112/30 Baik = 3,7 Workshop 1 5 15 60 14 42 - - - - 107/30 Baik Demonstration = 3,5

Aktivitas

14 70 12 48 4 12 - - - - 130/30 Sangat masyarakat = 4,3 Baik

Sumber : Hasil Pengolahan Data (2011)

4.5.2 Persepsi Wisatawan Terhadap Aksesibilitas Desa Budaya Kertalangu

Variabel berikutnya menurut teori The Tourist Qualities of A Destination dari Burkart dan Medlik, adalah aksesibilitas. Dimana aksesibilitas yang dimaksudkan dalam hal ini adalah transportasi eksternal dan komunikasi- komunikasi, yang memungkinkan sebuah destinasi untuk dijangkau. Adapun persepsi para responden terhadap aksesibilitas Desa Budaya Kertalangu sebagai usaha daya tarik wisata di Kota Denpasar dapat kita lihat pada Tabel 4.10.

Tabel 4.10

Persepsi Wisatawan Terhadap Aksesibilitas Desa Budaya Kertalangu

Sangat Baik Baik

Aksesibilitas (5) (4) (3) (2) Buruk

Skor (1) Jmlh Skor Jmlh Skor Jmlh Skor Jmlh Skor Jmlh Skor

(org) (org) (org) (org) (org)

Lokasi obyek 14 70 2 8 14 42 - - - - 120/30 Baik = 4,0

Jarak dari

3 15 10 40 15 45 2 4 - - 104/30 Cukup bandara = 3,4

Kondisi jalan

6 30 19 76 5 15 - - - - 121/30 Baik menuju lokasi = 4,0

Transportasi

2 10 14 56 10 30 4 8 - - 104/30 Cukup menuju lokasi = 3,4

Sumber : Hasil Pengolahan Data (2011)

4.5.3 Persepsi Wisatawan Terhadap Amenitas/ Fasilitas-fasilitas Desa Budaya Kertalangu

Variabel amenitas/ fasilitas-fasilitas adalah variabel yang ketiga menurut teori The Tourist Qualities of A Destination dari Burkart dan Medlik, amenitas yang dimaksudkan adalah fasilitas-fasilitas di destinasi yang mencakup akomodasi, catering, transportasi internal dan komunikasi-komunikasi, yang memungkinkan wisatawan untuk berkeliling selama ia tinggal di destinasi tersebut. Fasilitas-fasilitas ini telah terbukti mampu memberikan kontribusi yang banyak bagi perkembangan suatu usaha daya tarik wisata seperti resort- resort ternama di dunia. Sedangkan kebalikannya apabila suatu usaha daya tarik wisata atau destinasi tidak dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan oleh wisatawan khususnya, maka destinasi tersebut akan susah berkembang. Data yang berhasil dikumpulkan dari para responden tentang persepsi mereka terhadap amenitas/ fasilitas-fasilitas yang terdapat di Desa Budaya Kertalangu dapat kita lihat pada Tabel 4.11.

Tabel 4.11

Persepsi Wisatawan Terhadap Amenitas/fasilitas Desa Budaya Kertalangu

Sangat Baik

Skor Fasilitas (1) Jmlh Skor Jmlh Skor Jmlh Skor Jmlh Skor Jmlh Skor

(org) (org) (org) (org) (org)

Jogging Track 20 100 8 32 2 6 - - - - 138/30 Sangat = 4,6 Baik Venue 10 50 11 44 9 27 - - - - 121/30 Baik = 4,0 Salon & spa 2 10 13 52 15 45 - - - - 107/30 Baik = 3,5 Kolam pancing 18 90 7 28 5 15 - - - - 133/30 Sangat

= 4,4 Baik Pasar Oleh-oleh 4 20 17 68 9 27 - - - - 115/30 Baik = 3,8

Fasilitas

7 35 11 44 12 36 - - - - 115/30 Baik Outbound = 3,8

Pesraman

2 10 13 52 15 45 - - - - 107/30 Baik Budaya Bali = 3,5

Warung Telaga 1 5 16 64 13 39 - - - - 108/30 Baik = 3,6 Bale bengong 11 55 15 60 4 12 - - - - 127/30 Baik = 4,2 Toilet 1 5 11 44 15 45 3 6 - - 100/30 Cukup = 3,3

Area Parkir 13 65 12 48 4 12 1 2 - - 127/30 Baik = 4,2

Sumber : Hasil Pengolahan Data (2011)

4.5.4 Persepsi Wisatawan Terhadap Organisasi Kepariwisataan/ Pengelola Usaha Daya Tarik Wisata Desa Budaya Kertalangu

Variabel keempat menurut teori The Tourist Qualities of A Destination dari Burkart dan Medlik, adalah organisasi kepariwisataan yang dalam hal ini adalah pihak pemerintah, Desa Adat Kesiman Kertalangu serta pihak swasta sebagai pengelola kawasan Desa Budaya Kertalangu. Pihak pemerintah memiliki peranan yang besar pada pendirian Desa Budaya Kertalangu sebagai pembuat kebijakan dan regulasi, sekaligus memiliki fungsi pengawasan terhadap pengelolaan kawasan. Adapun persepsi para responden terhadap organisasi kepariwisataan/ pengelola kawasan Desa Budaya Kertalangu dapat kita lihat pada Tabel 4.12.

Kepariwisataan/ Pengelola Desa Budaya Kertalangu

Sangat Baik

Sangat Total

Skor Kepariwisataan/ (1) Pengelola Jml Skor Jmlh Skor Jmlh Skor Jmlh Skor Jmlh Skor (org (org) (org) (org) (org) )

Promosi - - 8 32 20 60 2 4 -

Cukup = 3,2

Kebersihan - - 17 68 8 24 5 10 -

102/30 Cukup = 3,4

Keamanan 6 30 18 72 6 18 - - -

120/30 Baik = 4,0

Informasi untuk

- - 9 36 20 60 1 2 -

Cukup wisatawan = 3,3

Pelayanan staff 5 25 16 64 9 27 - - -

116/30 Baik = 3,8

Sumber : Hasil Pengolahan Data (2011)

Salah satu contoh persepsi tersebut adalah pendapat dari seorang responden yaitu Ms. Claudia Gertsch dari Jerman tentang atraksi yang paling dia sukai di Desa Budaya Kertalangu;

“The ricefield is very nice, the air is clean, it’s good to have a small walk while enjoying the view. You probably want to pay attention on the path,

you know, fix the broken ones .” Menurutnya pemandangan sawah sangat bagus, udaranya bersih, sangat baik berjalan-jalan sambil menikmati pemandangan. Anda mungkin harus memperhatikan jalur lintasannya, (mem)perbaiki yang sudah rusak.

Lain halnya dengan pendapat Bapak Utut Miraz dari Surabaya yang kurang meminati atraksi jogging track, ia berpendapat;

“Kalo saya kurang begitu suka jogging, saya lebih suka liat aktivitas masyarakatnya, budaya(nya) kan beda sekali sama daerah saya. Jadi

kayaknya sesuatu yang baru dan bisa nambah pengetahuan anak-anak juga. Sekalian refreshing tapi juga nambah wawasan gitu.”

Secara keseluruhan persepsi para responden memang menunjukkan penilaian yang cukup positif, namun ada beberapa pendapat yang perlu diperhatikan khususnya menyangkut kebersihan, penataan area taman, serta penyajian kuliner di Desa Budaya Kertalangu, seperti yang disampaikan oleh Ibu Buda dari Surabaya:

“Tempat ini memang cukup baik, tapi sayang ya kurang ditata sedikit. Ini agak kotor, banyak juga sampah-sampah plastiknya di sungai itu lho saya liha t.”