Pengaruh Tumpangsari Jagung Dan Pemberian Mulsa Terhadap Produksi Tanaman Kentang
. . . .セ
. . . . . .セュi
. . . .セ
. .セ
. .__セ
. . . .__. . . . . .______セ
__MNセm「
__セ]MDBGN
__セw「B@
wmD@t15ou
agronomi
mun 1987
erapa hasil
:ang, padi,
Vol. XVII No.2
Pasca Sar
Desember 1986
ISSN No. 216 3403
Redaksi i.
lSI
(Content)
1.
2.
Hal
Pengaruh Tumpangsari Jagung dan Pemberian Mulsa terhadap Produksi Tanaman Kentang
(Corn lntercropped and Mulching Effects on Potato Yield) Toto Sutaler, I. Jf!iroatmodjo.
S. SoJohuddin, L.l Nasoetion, M.A. Nur dan A. Bey. . . . . . . . . . . . . . . . . . • . . . . . • • . .
1
Studi Perbanyakan Mikro Anyelir (Dianthus caryophyllus L.) Dalam Usaha Penyediaan Bibit
Tanaman Hias Anyelir. (The Micropopagation of Carnation (Dianthus caryophyllus L.) to
Supply Carnation Seedlings) Andr; Emawati dan UllY Winala GUIUI'Wtln • • • • • • • • • • • • •
7
3.
Pengaruh Bobot Bibit Terhadap Pertumbuhan, Hasil dan Kualitas Umbi Suweg (Amorphophal.
Ius campallulatus Bl.) pad a Berbagai Umur. (Effect to Weight of Seed Corm on Growth,Yield
and Tuber Quality of Elephant Yam (Amorphophallus campanulatus B1.) at Different Ages)S. Soemono, I.S. Baharsjah, I. Wiroatmodjo don S. Tjitrosoedirdjo ..........•...•• :.. 17
4.
Kompetisi antara' Teki (Cyperus rotundus L.) dan Crelang (Portulaca oleracea L.) dengan Tanaman 110 rtikultura. (Competition Between Nutsedge (Cyperus rotundus L.) and Pusley (Portulaca oleracea L.) with Horticul.tural Crops) M. Handoyaningsih. RosiJowati, 10. Utomo
dan A.P. Lontoh . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .• 24
5.
Analisis Stabilitas Hasil Beberapa Varietas Padi di Berbagai Lingkungan. (Stability Analyses
for Yield of Several Rice Varieties in Different Environment) Astanto Kasno dan Ahmad
Ansori Mattjik . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. 30
JURUSAN BUDI DAY A PERTANIAN
FAKULTASPERTANIAN
INSTITUT PERT ANI AN BOGOR
1
21
,
.,But. Agr. Vol. XVII No.2
!
i
I
PENGARUH TUMPANGSARI JAGUNG DAN PEMBERIAN MULSA
TERHADAP PRODUKSI T ANAMAN KENTANG
aJRN INI'ERCROPPED AND MULCHING EFFECTS ON POTATO YIELD
Oleh:
Toto Sutoterl), J. Wirootmodjo2), S. Solahuddin 2), L.l Nasution 2). M.A. Nur 2) dan A. Bey2)
ABSTRACT
The purpose of this study was to find out the effect of corn spacings in intercropping systems and mulching on potato tuber yield. Three factors examined were potato varieties, corn row spacings and mulcing. The
experiment was conducted at Osarua at about 900 m above sea level. The results showed that corn intercropped
at 2.25 rri spacing did not decrease potato yield significantly but corn intercropped at 1.50 m spacing did. Corn
shading at close row spacing reduced yield by decreasing the tuber yield of medium and big size. Mulching increased yield by rising the tuber yield of medium and big size, and decreased tuber yield.
RINGKASAN
Percobaan faktorial yang meliputi varietas, jarak barisan jagung dalam sistem tumpangsari dan mulsa bertujuan mengetahui pengaruh faktorfaktor tersebut terhadap hasil umbi tanaman kentang. Percobaan dilaksanakan di Cisarua pada ketinggian sekitar 900 m di atas permukaan laut dengan rancangan lingkungan acak kelompok. HasH percobaan menunjukkan bahwa pada sistem tumpangsari dengan jarak barisan jagung 2.25 m
tanaman kentang cukup toleran terhadap naungan jagung, namun pada jarak barisan jagung 1.5 m dalam
sistem tumpangsari teIjadi penurunan basil umbi secara nyata terutama pada umbi berukuran sedang dan besar.
Pemberian mulsa meningkatkan hasil umbi kentang secara nyata, peningkatan hasil terutama terjadi pad a umbi yang berukuran sedang dan besar.Sedangkan pada umbi yang berukuran keeil hasilnya menurun dengan pemberian mulsa.
PENDAHULUAN
Tanaman kentang termasuk kelompok tanaman C3
yang mempunyai titik kejenuhan radiasi rendah (F AO,
1978), Dengan demikian tanaman ini toleran terhadap
naungan sampai derajat naungan tertentu.
Mengingat bahwa untuk memenuhi kebutuhan
konsumsi dan bib i t masih diperlukan impor (BPS, 1981)
guna mencukupi kebutuhan sendiri diperlukan beberapa
usaha antara lain dengan memperluas areal pertanaman
atau intensiflkasi pengusahaan lahan. Salah satu usaha
yang perlu ditempuh adalah sistern tumpangsari dengan
tanaman yang bertajuk lebih tinggi. Dengan tumpangsari
rnaka kebutuhan bibit per hektar menjadi lebih sedikit
dibandingkan pada pertanaman tunggal yang memerlu·
kan bibit menurut Sunarjono (1975) meneapai 1.2 ton
per ha. Kebutuhan bibit yang relatif sedikit akan ter·
jangkau oleh petani bermodal keell, karena biaya bibit
pada pertanaman ken t ang monokultur sekitar separuh
dad biaya produksi. Manipulasi ·lingkungan dengan tum·
pangsari perlu dikembangkan untuk dataran tinggi dan
medium dimana tanaman pokok adalah palawija.
Umbi kentang merupakan organ yang terbentuk
di dalam tanah sehinggjl pertumbuhan dan pembesaran.
nya dipengaruhi oleh struktur tanah. Penggunaan mulsa
diduga akan menghindarkan proses pemadatan tanah dan
kondisi tanah tetap lembab sehingga tanah tetap gembur
serta tidak menghambat pertumbuhan dan pembesaran
umbi tanaman kentang.
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengeta·
hui pengaruh tumpangsari jagung dan pemberian mulsa
terhadap hasil umbi tanaITJan kentang.
BAHAN DAN METODE
Percobaan dilaksanakan di Cisarua pada ketinggian
900 m di atas permukaan laut. Pereobaan faktorial me·
liputi varietas (V), jarak barisan jagung dalam sistem
tumpangsari (J) dan mulsa (M). Varietas yang digunakan
adalah Granola (Vd dan Nahdo (V2 ).Jarak barisan ja·
gung adaIah 1.5 (J 1),2.25 m (12) dan 3.0 m (J 3) dimana
dalam sistem tumpangsari ken t ang ditanam di antara barisan jagung dengan jarak antara guludan 75 em dan dalam guludan 25 em. Pemberian mulsa meneakup tanpa
(Mo) dan dengan mulsa (Md jerami 10 ton per hektar.
Raneangan lingkungan yang digunakan adalah acak kelompok dengan ulangan tiga buah dan ukuran petak 3.5
x6.75 m•.
1) S1iUPeneliti Agronomi Balithort. Lembang
2) Masingmasing Staf IPB, Bogor
f
HASIL DAN PEMBAHASAN
lam sistem tumpangsari dengan mulsa. Hasil percobaan
Tabeli. Pl
sebelumnya di Muara (Sutarter, 19 8 5 ) pemberian m ulsa
T
meningkatkan jumlah batang per rumpun secara nyata.
Intensitas radiasi yang tercatat di stasiun pengamatan terdekat menunjukkan nilai yang relatif rendah.
Radiasi ratarata harian selama percobaan berlangsung
pada bulan Agustus, September, Oktober dan Nopember 1984 berturutturu t 169, 203, 190 dan 199 kalori/
cm 2 per hari.
Data suhu tanah dan suhu udara di atas tajuk tanaman kentang disajikan dalam Tabel 1. Kerapatan barisan jagung dalam sistem tumpangsari tidak berpengaruh
nyata terhadap suhu tanah kedalaman 5 cm. Dalam penelitian sebelumnya yang dilaksanakan di Bogor (Suo
tater, 1985), dimana suhu lingkungan tinggi, barisan jagung yang rapat dalam sistem tumpangsari berpengaruh
nyata terhadap suhu tanah. Penurunan suhu tanah akibat
peningkatan populasi tanaman jagung juga dilaporkan
oleh Colville (1968), dan penaungan permukaan tanah
merupakan penyebab teIjadinya penurunan suhu tanah
(Rosenberg, 1974).
Jumlah Daun
Jumlah daun yang diwakili oleh daun batang utarna menunjukkan adanya pengaruh baik oleh varietas,ja- (Table 1. To
rak barisan jagung maupun mulsa, tetapi tidak ada interaksi yang nyata. Badsan jagung yang rapat menurunkan
p
jumlah daun, hal ini menunjukkan adanya gejala proses'
penuaan yang lebih cepat pada tingkat naungan yang be'rat.' Pemberian mulsa cenderung meningkatkan jumlah
daun; dalam percobaan sebelumnya di Muara (Sutater, . Perlakuan
1985) pemberian mulsa meningkatkan jumlah daun se '(Treatment)
cara nyata dan hal serupa dilaporkan oleh Midmore
IkUm Mikro
Pemberian mulsa menaikan suhu tanah pagi hari
ratarata 0,3°C, menurunkan suhu tanah siang hari dan
sore hari berturutturut 1.3°C dan l.O°C. Penurunan
suhu tanah akibat pemberian mulsa tidak setinggi angka
yang dilaporkan Suwardjo (l981) sebesar 2 6°C dan
Midmore (1983) sebesar 5 7°C. Rendahnya penurunan suhu tanah yang teIjadi karena selama berlangsungnya
percobaan curah hujan dan hari hujan cukup tinggi.
Suhu udara di atas tajuk ken t ang pada pagi hari tidak dipengaruhi secara nyata oleh sistem tumpangsari
dan pemberian mulsa, namun ada kecenderungan sernakin rendah suhu udara di atas tajuk kentang dengan semakin rapatnya barisan jagung. Pada siang hari barisan
jagung dalam sistem tumpangsari berpengaruh nyata terhadap suhu udara di atas tajuk tanaman kentang. Pada
tumpangsari dengan jarak barisan jagung 1.5 m menunjukkan suhu udara di atas tajuk kentang 0.21°C lebih
rendah dibanding pada perlakuan jarak barisan jagung
(l983).
Tinggi Tanaman
V.new (V.neae.
Tinggi tanaman dipengaruhi secara nyata oleh va- V,
V,
rietas dan jarak barisan jagung, tetapi tidak dipengaruhi BN1 0.05
secara nyata oleh mulsa. Varietas Nahdo menunjukkan (HSD) 0.01
tajuk yang ratarata lebih tinggi daripada varietas Gra- Jank barisan J agt
(Com spacing)
nola.
Jarak barisan jagung dalam sistem tumpangsari ber·
,
pengaruh nyata terhadap tinggi tanaman. Tajuk tanaman JJ,
kentang bertambah tinggi dengan makin beratnya ting- BNJ 0.05
kat penaungan. Kenaikan tinggi tanaman teIjadi karena (HSD) 0.01
perpanjangan ruas batang, terbukti bahwa jumlah daun Mulsa (Mulching)
tidak bertambah meskipun tinggi tanaman meningkat. M.
M,
Hubungan antara tinggi tanaman denganjarak barisanja- BNJ 0.05
(HSD) 0.01
gung dalam sistem tumpangsari adalah Y = 102.40 0.14X + 0.0001 X2, dengan R2 :::: 0.73. Hal ini berarti ,nteraksi ('nlera:
bahwa persamaan garis regresi ini dapat menerangkan 73
VJ
VM
per sen dati keragaman tinggi tanaman.
"
JM
V1M
Diameter Batang
Varietas Nahdo menunjukkan diameter batang yang
Keterangan :
Iebih kecil dibanding varietas Granola. Jarak barisan ja(Note)
gung dalam sistem tumpangsari dan mulsa tidak berpengaruh nyata terhadap diameter batang dan antara faktor yang dicoba tidak terdapat interaksi yang nyata. Ba2.25 m dan 013°C lebih rendah dibanding pada perlaku- risan jagung yang rapat cenderung memperkecil ukuran
an jarak barisan jagung 3.0 m. Pemberian mulsa sedikit diameter batang. Hasil percobaan sebelumnya di Muara
menaikkan suhu udara di atas tajuk kentang pada siang menunjukkan bahwa penaungan yang berat menghambat
hari, hal ini diduga akibat pemantulan radiasi oleh mulsa pertambahan diameter batang. Pengecilan ukuran diameyang lebih besar dibandingkan pemantulan oleh tanah ter batang terjadi guna mengimbangi pertumbuhan vertikal yang dominan akibat penaungan.
yang tidak bermulsa.
Pengisian Umbi
Dari Gambar 1 tampak bahwa kerapatan yang tingJumlah Batang per Rumpun
gi dari barisan jantung menurunkan laju pengisian umbi.
Tabel 2 menunjukkan bahwa antar perlakuan yang Laju pengisian umbi untuk pedakuan J , J dan JJ ber2
I
dicobakan tidak menunjukkan perbedaan pengaruh yang turutturut adalah 5.4. 6.8 dan 7,3 g per rumpun per
nyata terhadap jumlah batang per rumpun baik yang di- hari.
sebabkan oleh varietas, jarak barisan jagung maupun
mulsa, namun terdapat interaksi antar barisan jagung da·
2
I
il percobun I Tabell. Pengaruh 1arak Barisan Jagung dalam Sistem
Tabel2. Pengaruh Jarak Barisan Jagung dalam Sistem
)emn muJsa
Tumpangsari dan Pemberian Mulsa terhadap
Tumpangsari dan Pemberian Mulsa terhadap
ecara nyata.
Suhu Tanah Kedalaman 5 em dan Suhu Udara
Jumlah Batang per Rumpun, 1umlah Daun,
di atas Tajuk Tanaman Kentang
Tinggi Tanaman dan Diameter Tanaman Kenbatang uta·
tang
I varietas, ja· I (Table 1. The Effect of Com Spacing in lntercropping
(Table 2. The Effect of Corn Row Spacing in Intercrop
ak ada interSystems aruJ Mulching on Soil Temperature
ping System and Mulching on Stem Number
nenurunkan
at 5 cm Depth aruJ Air Temperature above
per Plant, Leaf Number, Stem Height aruJ
Potato Canopy)
セ・ェ。ャ@
proses
Stem Diameter of Potato Plant).
ganyangbe L_______________________________________
tkan jurnlah
"unu fanah
Suhu Udara
Jumlah JUllllah
Tinggi
(Snil temperature)
(Air temperature)
Oiameler
Ira (Sututer, Perlakuan
Perlakuan
balang
uaun lanaman
balang
(Slel11
(Trealment)
(Leal
(Plant
Pagi
Siang
Sore
Pagi
Siang
lah daun se- reatment)
Slel11
number) number) height)
diameter)
(Morning) (Noon)
(Arter (Morning) (Noon)
:h Midmore
(Noon)
(em) .
Varietas·(Varieties)
0(' .
Varietas (VarietiH)
'ata oleh vadipengaruhi
enunjukkan
arietas Gra
)angsari berllk tanaman
ratnya tingjadi karena
lmlah daun
meningkat.
( barisan ja: 102.40
1 ini berarti
:rangkan 73
v,
v,
18.79
18.81
26.60
26.38
25.36
25.55
21.81
21.92
24.30
24.30
BNJ
0.05
(HSO) 0.01
V,
V,
BNJ (HSO) 0.05
BNJ
0.05
(HSO) 0.01
18.76
18.79
18.85
25.56
26.42
26.50
25.61
2526
25,48
21.66
21.86
22.09
24.14.
24,35b
24.42c
0.25
18.68.
18.93b
0.13
0.18
27.14b
25.85c
0.40
0.53
25.96b
24.94c
0.39
0.52
21.90
21.84
24.17.
24.43b
0.17
0.22
Interaksi (Interaction)
VJ
VM
JM
VJM
61.32a
70.75b
5.50
6.78
7.37
6.82
0.33
0.44
9.78
9.79
9.83
19.78
20.00
20.27
1.10
71.041>
ob.07an
6.96
7.13
7.19
om
J,
J,
Mulsa (Mulching)
MQ
M,
19.4Ha
2058h
1.10
1.48
Jaral
. . . . . .セュi
. . . .セ
. .セ
. .__セ
. . . .__. . . . . .______セ
__MNセm「
__セ]MDBGN
__セw「B@
wmD@t15ou
agronomi
mun 1987
erapa hasil
:ang, padi,
Vol. XVII No.2
Pasca Sar
Desember 1986
ISSN No. 216 3403
Redaksi i.
lSI
(Content)
1.
2.
Hal
Pengaruh Tumpangsari Jagung dan Pemberian Mulsa terhadap Produksi Tanaman Kentang
(Corn lntercropped and Mulching Effects on Potato Yield) Toto Sutaler, I. Jf!iroatmodjo.
S. SoJohuddin, L.l Nasoetion, M.A. Nur dan A. Bey. . . . . . . . . . . . . . . . . . • . . . . . • • . .
1
Studi Perbanyakan Mikro Anyelir (Dianthus caryophyllus L.) Dalam Usaha Penyediaan Bibit
Tanaman Hias Anyelir. (The Micropopagation of Carnation (Dianthus caryophyllus L.) to
Supply Carnation Seedlings) Andr; Emawati dan UllY Winala GUIUI'Wtln • • • • • • • • • • • • •
7
3.
Pengaruh Bobot Bibit Terhadap Pertumbuhan, Hasil dan Kualitas Umbi Suweg (Amorphophal.
Ius campallulatus Bl.) pad a Berbagai Umur. (Effect to Weight of Seed Corm on Growth,Yield
and Tuber Quality of Elephant Yam (Amorphophallus campanulatus B1.) at Different Ages)S. Soemono, I.S. Baharsjah, I. Wiroatmodjo don S. Tjitrosoedirdjo ..........•...•• :.. 17
4.
Kompetisi antara' Teki (Cyperus rotundus L.) dan Crelang (Portulaca oleracea L.) dengan Tanaman 110 rtikultura. (Competition Between Nutsedge (Cyperus rotundus L.) and Pusley (Portulaca oleracea L.) with Horticul.tural Crops) M. Handoyaningsih. RosiJowati, 10. Utomo
dan A.P. Lontoh . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .• 24
5.
Analisis Stabilitas Hasil Beberapa Varietas Padi di Berbagai Lingkungan. (Stability Analyses
for Yield of Several Rice Varieties in Different Environment) Astanto Kasno dan Ahmad
Ansori Mattjik . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. 30
JURUSAN BUDI DAY A PERTANIAN
FAKULTASPERTANIAN
INSTITUT PERT ANI AN BOGOR
1
21
,
.,But. Agr. Vol. XVII No.2
!
i
I
PENGARUH TUMPANGSARI JAGUNG DAN PEMBERIAN MULSA
TERHADAP PRODUKSI T ANAMAN KENTANG
aJRN INI'ERCROPPED AND MULCHING EFFECTS ON POTATO YIELD
Oleh:
Toto Sutoterl), J. Wirootmodjo2), S. Solahuddin 2), L.l Nasution 2). M.A. Nur 2) dan A. Bey2)
ABSTRACT
The purpose of this study was to find out the effect of corn spacings in intercropping systems and mulching on potato tuber yield. Three factors examined were potato varieties, corn row spacings and mulcing. The
experiment was conducted at Osarua at about 900 m above sea level. The results showed that corn intercropped
at 2.25 rri spacing did not decrease potato yield significantly but corn intercropped at 1.50 m spacing did. Corn
shading at close row spacing reduced yield by decreasing the tuber yield of medium and big size. Mulching increased yield by rising the tuber yield of medium and big size, and decreased tuber yield.
RINGKASAN
Percobaan faktorial yang meliputi varietas, jarak barisan jagung dalam sistem tumpangsari dan mulsa bertujuan mengetahui pengaruh faktorfaktor tersebut terhadap hasil umbi tanaman kentang. Percobaan dilaksanakan di Cisarua pada ketinggian sekitar 900 m di atas permukaan laut dengan rancangan lingkungan acak kelompok. HasH percobaan menunjukkan bahwa pada sistem tumpangsari dengan jarak barisan jagung 2.25 m
tanaman kentang cukup toleran terhadap naungan jagung, namun pada jarak barisan jagung 1.5 m dalam
sistem tumpangsari teIjadi penurunan basil umbi secara nyata terutama pada umbi berukuran sedang dan besar.
Pemberian mulsa meningkatkan hasil umbi kentang secara nyata, peningkatan hasil terutama terjadi pad a umbi yang berukuran sedang dan besar.Sedangkan pada umbi yang berukuran keeil hasilnya menurun dengan pemberian mulsa.
PENDAHULUAN
Tanaman kentang termasuk kelompok tanaman C3
yang mempunyai titik kejenuhan radiasi rendah (F AO,
1978), Dengan demikian tanaman ini toleran terhadap
naungan sampai derajat naungan tertentu.
Mengingat bahwa untuk memenuhi kebutuhan
konsumsi dan bib i t masih diperlukan impor (BPS, 1981)
guna mencukupi kebutuhan sendiri diperlukan beberapa
usaha antara lain dengan memperluas areal pertanaman
atau intensiflkasi pengusahaan lahan. Salah satu usaha
yang perlu ditempuh adalah sistern tumpangsari dengan
tanaman yang bertajuk lebih tinggi. Dengan tumpangsari
rnaka kebutuhan bibit per hektar menjadi lebih sedikit
dibandingkan pada pertanaman tunggal yang memerlu·
kan bibit menurut Sunarjono (1975) meneapai 1.2 ton
per ha. Kebutuhan bibit yang relatif sedikit akan ter·
jangkau oleh petani bermodal keell, karena biaya bibit
pada pertanaman ken t ang monokultur sekitar separuh
dad biaya produksi. Manipulasi ·lingkungan dengan tum·
pangsari perlu dikembangkan untuk dataran tinggi dan
medium dimana tanaman pokok adalah palawija.
Umbi kentang merupakan organ yang terbentuk
di dalam tanah sehinggjl pertumbuhan dan pembesaran.
nya dipengaruhi oleh struktur tanah. Penggunaan mulsa
diduga akan menghindarkan proses pemadatan tanah dan
kondisi tanah tetap lembab sehingga tanah tetap gembur
serta tidak menghambat pertumbuhan dan pembesaran
umbi tanaman kentang.
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengeta·
hui pengaruh tumpangsari jagung dan pemberian mulsa
terhadap hasil umbi tanaITJan kentang.
BAHAN DAN METODE
Percobaan dilaksanakan di Cisarua pada ketinggian
900 m di atas permukaan laut. Pereobaan faktorial me·
liputi varietas (V), jarak barisan jagung dalam sistem
tumpangsari (J) dan mulsa (M). Varietas yang digunakan
adalah Granola (Vd dan Nahdo (V2 ).Jarak barisan ja·
gung adaIah 1.5 (J 1),2.25 m (12) dan 3.0 m (J 3) dimana
dalam sistem tumpangsari ken t ang ditanam di antara barisan jagung dengan jarak antara guludan 75 em dan dalam guludan 25 em. Pemberian mulsa meneakup tanpa
(Mo) dan dengan mulsa (Md jerami 10 ton per hektar.
Raneangan lingkungan yang digunakan adalah acak kelompok dengan ulangan tiga buah dan ukuran petak 3.5
x6.75 m•.
1) S1iUPeneliti Agronomi Balithort. Lembang
2) Masingmasing Staf IPB, Bogor
f
HASIL DAN PEMBAHASAN
lam sistem tumpangsari dengan mulsa. Hasil percobaan
Tabeli. Pl
sebelumnya di Muara (Sutarter, 19 8 5 ) pemberian m ulsa
T
meningkatkan jumlah batang per rumpun secara nyata.
Intensitas radiasi yang tercatat di stasiun pengamatan terdekat menunjukkan nilai yang relatif rendah.
Radiasi ratarata harian selama percobaan berlangsung
pada bulan Agustus, September, Oktober dan Nopember 1984 berturutturu t 169, 203, 190 dan 199 kalori/
cm 2 per hari.
Data suhu tanah dan suhu udara di atas tajuk tanaman kentang disajikan dalam Tabel 1. Kerapatan barisan jagung dalam sistem tumpangsari tidak berpengaruh
nyata terhadap suhu tanah kedalaman 5 cm. Dalam penelitian sebelumnya yang dilaksanakan di Bogor (Suo
tater, 1985), dimana suhu lingkungan tinggi, barisan jagung yang rapat dalam sistem tumpangsari berpengaruh
nyata terhadap suhu tanah. Penurunan suhu tanah akibat
peningkatan populasi tanaman jagung juga dilaporkan
oleh Colville (1968), dan penaungan permukaan tanah
merupakan penyebab teIjadinya penurunan suhu tanah
(Rosenberg, 1974).
Jumlah Daun
Jumlah daun yang diwakili oleh daun batang utarna menunjukkan adanya pengaruh baik oleh varietas,ja- (Table 1. To
rak barisan jagung maupun mulsa, tetapi tidak ada interaksi yang nyata. Badsan jagung yang rapat menurunkan
p
jumlah daun, hal ini menunjukkan adanya gejala proses'
penuaan yang lebih cepat pada tingkat naungan yang be'rat.' Pemberian mulsa cenderung meningkatkan jumlah
daun; dalam percobaan sebelumnya di Muara (Sutater, . Perlakuan
1985) pemberian mulsa meningkatkan jumlah daun se '(Treatment)
cara nyata dan hal serupa dilaporkan oleh Midmore
IkUm Mikro
Pemberian mulsa menaikan suhu tanah pagi hari
ratarata 0,3°C, menurunkan suhu tanah siang hari dan
sore hari berturutturut 1.3°C dan l.O°C. Penurunan
suhu tanah akibat pemberian mulsa tidak setinggi angka
yang dilaporkan Suwardjo (l981) sebesar 2 6°C dan
Midmore (1983) sebesar 5 7°C. Rendahnya penurunan suhu tanah yang teIjadi karena selama berlangsungnya
percobaan curah hujan dan hari hujan cukup tinggi.
Suhu udara di atas tajuk ken t ang pada pagi hari tidak dipengaruhi secara nyata oleh sistem tumpangsari
dan pemberian mulsa, namun ada kecenderungan sernakin rendah suhu udara di atas tajuk kentang dengan semakin rapatnya barisan jagung. Pada siang hari barisan
jagung dalam sistem tumpangsari berpengaruh nyata terhadap suhu udara di atas tajuk tanaman kentang. Pada
tumpangsari dengan jarak barisan jagung 1.5 m menunjukkan suhu udara di atas tajuk kentang 0.21°C lebih
rendah dibanding pada perlakuan jarak barisan jagung
(l983).
Tinggi Tanaman
V.new (V.neae.
Tinggi tanaman dipengaruhi secara nyata oleh va- V,
V,
rietas dan jarak barisan jagung, tetapi tidak dipengaruhi BN1 0.05
secara nyata oleh mulsa. Varietas Nahdo menunjukkan (HSD) 0.01
tajuk yang ratarata lebih tinggi daripada varietas Gra- Jank barisan J agt
(Com spacing)
nola.
Jarak barisan jagung dalam sistem tumpangsari ber·
,
pengaruh nyata terhadap tinggi tanaman. Tajuk tanaman JJ,
kentang bertambah tinggi dengan makin beratnya ting- BNJ 0.05
kat penaungan. Kenaikan tinggi tanaman teIjadi karena (HSD) 0.01
perpanjangan ruas batang, terbukti bahwa jumlah daun Mulsa (Mulching)
tidak bertambah meskipun tinggi tanaman meningkat. M.
M,
Hubungan antara tinggi tanaman denganjarak barisanja- BNJ 0.05
(HSD) 0.01
gung dalam sistem tumpangsari adalah Y = 102.40 0.14X + 0.0001 X2, dengan R2 :::: 0.73. Hal ini berarti ,nteraksi ('nlera:
bahwa persamaan garis regresi ini dapat menerangkan 73
VJ
VM
per sen dati keragaman tinggi tanaman.
"
JM
V1M
Diameter Batang
Varietas Nahdo menunjukkan diameter batang yang
Keterangan :
Iebih kecil dibanding varietas Granola. Jarak barisan ja(Note)
gung dalam sistem tumpangsari dan mulsa tidak berpengaruh nyata terhadap diameter batang dan antara faktor yang dicoba tidak terdapat interaksi yang nyata. Ba2.25 m dan 013°C lebih rendah dibanding pada perlaku- risan jagung yang rapat cenderung memperkecil ukuran
an jarak barisan jagung 3.0 m. Pemberian mulsa sedikit diameter batang. Hasil percobaan sebelumnya di Muara
menaikkan suhu udara di atas tajuk kentang pada siang menunjukkan bahwa penaungan yang berat menghambat
hari, hal ini diduga akibat pemantulan radiasi oleh mulsa pertambahan diameter batang. Pengecilan ukuran diameyang lebih besar dibandingkan pemantulan oleh tanah ter batang terjadi guna mengimbangi pertumbuhan vertikal yang dominan akibat penaungan.
yang tidak bermulsa.
Pengisian Umbi
Dari Gambar 1 tampak bahwa kerapatan yang tingJumlah Batang per Rumpun
gi dari barisan jantung menurunkan laju pengisian umbi.
Tabel 2 menunjukkan bahwa antar perlakuan yang Laju pengisian umbi untuk pedakuan J , J dan JJ ber2
I
dicobakan tidak menunjukkan perbedaan pengaruh yang turutturut adalah 5.4. 6.8 dan 7,3 g per rumpun per
nyata terhadap jumlah batang per rumpun baik yang di- hari.
sebabkan oleh varietas, jarak barisan jagung maupun
mulsa, namun terdapat interaksi antar barisan jagung da·
2
I
il percobun I Tabell. Pengaruh 1arak Barisan Jagung dalam Sistem
Tabel2. Pengaruh Jarak Barisan Jagung dalam Sistem
)emn muJsa
Tumpangsari dan Pemberian Mulsa terhadap
Tumpangsari dan Pemberian Mulsa terhadap
ecara nyata.
Suhu Tanah Kedalaman 5 em dan Suhu Udara
Jumlah Batang per Rumpun, 1umlah Daun,
di atas Tajuk Tanaman Kentang
Tinggi Tanaman dan Diameter Tanaman Kenbatang uta·
tang
I varietas, ja· I (Table 1. The Effect of Com Spacing in lntercropping
(Table 2. The Effect of Corn Row Spacing in Intercrop
ak ada interSystems aruJ Mulching on Soil Temperature
ping System and Mulching on Stem Number
nenurunkan
at 5 cm Depth aruJ Air Temperature above
per Plant, Leaf Number, Stem Height aruJ
Potato Canopy)
セ・ェ。ャ@
proses
Stem Diameter of Potato Plant).
ganyangbe L_______________________________________
tkan jurnlah
"unu fanah
Suhu Udara
Jumlah JUllllah
Tinggi
(Snil temperature)
(Air temperature)
Oiameler
Ira (Sututer, Perlakuan
Perlakuan
balang
uaun lanaman
balang
(Slel11
(Trealment)
(Leal
(Plant
Pagi
Siang
Sore
Pagi
Siang
lah daun se- reatment)
Slel11
number) number) height)
diameter)
(Morning) (Noon)
(Arter (Morning) (Noon)
:h Midmore
(Noon)
(em) .
Varietas·(Varieties)
0(' .
Varietas (VarietiH)
'ata oleh vadipengaruhi
enunjukkan
arietas Gra
)angsari berllk tanaman
ratnya tingjadi karena
lmlah daun
meningkat.
( barisan ja: 102.40
1 ini berarti
:rangkan 73
v,
v,
18.79
18.81
26.60
26.38
25.36
25.55
21.81
21.92
24.30
24.30
BNJ
0.05
(HSO) 0.01
V,
V,
BNJ (HSO) 0.05
BNJ
0.05
(HSO) 0.01
18.76
18.79
18.85
25.56
26.42
26.50
25.61
2526
25,48
21.66
21.86
22.09
24.14.
24,35b
24.42c
0.25
18.68.
18.93b
0.13
0.18
27.14b
25.85c
0.40
0.53
25.96b
24.94c
0.39
0.52
21.90
21.84
24.17.
24.43b
0.17
0.22
Interaksi (Interaction)
VJ
VM
JM
VJM
61.32a
70.75b
5.50
6.78
7.37
6.82
0.33
0.44
9.78
9.79
9.83
19.78
20.00
20.27
1.10
71.041>
ob.07an
6.96
7.13
7.19
om
J,
J,
Mulsa (Mulching)
MQ
M,
19.4Ha
2058h
1.10
1.48
Jaral