BAB II KRITERIA PERENCANAAN
Hendri Setiawan L2A001076
Jahiel R. Sidabutar L2A001084
20
Gambar 2.9. Peta sifat-sifat pasut perairan ASEAN Pariwono 1985
Sumber : rangkuman kursus PASANG-SURUT, LIPI Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanologi Jakarta, 1989
2.3.3. Beberapa Tipe Pasang Surut
Bentuk pasang surut di berbagai daerah tidak sama. Di suatu daerah dalam satu hari dapat terjadi satu kali atau dua kali pasang surut. Secara umum pasang
surut di berbagai daerah dapat dibedakan dalam empat tipe yaitu Triatmojo, B, 1996
: 1.
Pasang surut harian ganda semi diurnal tide Dalam satu hari terjadi dua kali air pasang dan dua kali air surut dengan
tinggi yang hampir sama dan pasang surut terjadi secara berurutan secara teratur. Periode pasang surut rata-rata adalah 12 jam 25 menit.
2. Pasang surut harian tunggal diurnal tide
Dalam satu hari terjadi satu kali air pasang dan satu kali air surut. Periode pasang surut adalah 24 jam 50 menit.
3. Pasang surut campuran condong ke harian ganda mixed tide prevailing
semi diurnal
BAB II KRITERIA PERENCANAAN
Hendri Setiawan L2A001076
Jahiel R. Sidabutar L2A001084
21 Dalam satu hari terjadi dua kali air pasang dan dua kali air surut, tetapi
tinggi dan periodenya berbeda. 4.
Pasang surut campuran condong ke harian tunggal mixed tide prevailing diurnal
Dalam satu hari terjadi satu kali air pasang dan satu kali air surut, tetapi kadang-kadang untuk sementara waktu terjadi dua kali pasang dan dua kali
surut dengan tinggi dan periode yang sangat berbeda.
Gambar 2.10. Tipe Pasang Surut di beberapa tempat
Sumber : Tugas Akhir Perancangan Saluran Irigasi Pasang Surut, Teknik Sipil UGM Yogyakarta, 1996
2.3.4. Pola Pasang Surut Air Laut
Pergerakan pasang-surut air laut pada suatu tempat dimuka bumi adalah sebagai berikut, Slamet Suseno, 1983 :
1. Air Pasang Tertinggi Paling Tinggi APTPT, yang bersifat temporer
terjadi dua kali sebulan, yakni setiap bulan purnama yang dikenal sebagai ”air pasang purnama” dan 15 hari kemudian yang dikenal sebagai ”air
pasang perbani”.
BAB II KRITERIA PERENCANAAN
Hendri Setiawan L2A001076
Jahiel R. Sidabutar L2A001084
22 2.
Air Pasang Tertinggi Harian APTH, terjadi dua kali setiap hari setiap 12 jam 25 menit, bergantian dengan air pasang terendah harian.
3. Air Pasang Rata-Rata APRR, terjadi sebagai hasil campuran antara
pengaruh yang menimbulkan air pasang tertinggi dan air pasang terendah. 4.
Air Pasang Terendah Harian APRH, terjadi dua kali setiap hari, bergantian dengan air pasang tertinggi harian.
5. Air Surut Tertinggi AST, yang terjadi satu kali saja setiap hari oleh
pengaruh matahari, bergantian dengan permukaan air surut terendah. 6.
Air Surut Rata-Rata ASRR, sebagai hasil campuran pengaruh yang menyebabkan air surut tertinggi dan air surut terendah.
7. Air Surut Terendah ASR, yang terjadi satu kali saja setiap hari,
bergantian dengan air surut tertinggi. 8.
Air Surut Terendah Paling Rendah ASRPR, yang bersifat temporer yang terjadi dua kali dalam sebulan, yakni ketika bulan sedang terliha sebagai
”bulan sabit” tanggal 5 dan 25, menurut penanggalan berdasarkan jalannya bulan.
Gambar 2.11. Bagan pasang surut air laut Slamet Suseno,1983
Sumber : Budidaya Ikan dan Udang dalam Tambak, PT Gramedia Jakarta, 1983
2.3.5. Permukaan Air Laut Rata-Rata