Dasar-dasar Penjaminan Mutu 1. Dasar Ajaran Islam

KEMENTERIAN AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA MANUAL MUTU BAB II. ORGANISASI No Dokumen UIN-QAMM No. Revisi 00 Hal 34 dari 30 Tgl Terbit

B. Dasar-dasar Penjaminan Mutu 1. Dasar Ajaran Islam

a. Penjaminan mutu merupakan realisasi dari ajaran ihsan, yakni berbuat baik kepada semua pihak disebabkan karena Allah telah berbuat baik kepada manusia dengan aneka nikmat-Nya, dan dilarang berbuat kerusakan dalam bentuk apapun Q.S. al-Qashash: 77. b. Seseorang tidak boleh bekerja secara sembrono dan acuh tak acuh, sebab akan berarti merendahkan makna demi ridla Allah atau merendahkan Tuhan. Dalam Q.S. al-Kahfi: 110 dinyatakan: “Barangsiapa yang mengharapkan pertemuan dengan Tuhannya untuk memperoleh ridla-Nya, maka hendaklah ia mengerjakan pekerjaan yang baik baca: bermutu, dan hendaklah dalam beribadah kepada Tuhannya itu tidak melakukan syirik, yakni mengalihkan tujuan pekerjaan selain kepada Tuhan al-Haqq, yang menjadi sumber nilai intrinsik pekerjaan manusia”. c. Setiap orang dinilai dari hasil kerjanya Q.S. al-Najm: 39, sehingga dalam bekerja dituntut untuk: 1 tidak memandang enteng bentuk- bentuk kerja yang dilakukan; 2 memberi makna kepada pekerjaannya itu; 3 insyaf bahwa kerja adalah bentuk keberadaan mode of existence manusia; dan 4 dari segi dampaknya baikburuknya, kerja itu tidaklah untuk Tuhan, tetapi untuk dirinya sendiri Q.S. Fushshilat 46; dan Luqman 12. d. Seseorang harus bekerja secara optimal dan komitmen terhadap proses dan hasil kerja yang bermutu atau sebaik mungkin, selaras dengan ajaran ihsan Baca Q.S. al-Nahl 90. e. Seseorang harus bekerja secara efisien dan efektif atau mempunyai daya guna yang setinggi-tingginya Q.S. al-Sajadah 7. f. Seseorang harus mengerjakan sesuatu dengan sungguh-sungguh dan teliti itqan, tidak separuh hati atau setengah-setengah, sehingga rapi, KEMENTERIAN AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA MANUAL MUTU BAB II. ORGANISASI No Dokumen UIN-QAMM No. Revisi 00 Hal 35 dari 30 Tgl Terbit indah, tertib dan bersesuaian antara satu dengan lainnya Q.S. al- Naml: 88. g. Seseorang dituntut untuk memiliki dinamika yang tinggi, komitmen terhadap masa depan, memiliki kepekaan terhadap perkembangan masyarakat serta ilmu pengetahuan dan teknologi, dan bersikap istiqomah Q.S. al-Syarh: 7-8; al-Dhuha: 4; al-’Alaq: 1-3; al-Syura: 15.

C. Dasar Operasional