Kerapatan Variasi Ketebalan Papan Dan Waktu Pengeringan Dengan Gelombang Mikro Terhadap Kualitas Kayu Durian (Durio ZIBETHINUS Murr.)

juga menerangkan mekanisme keluarnya air dalam kayu dipengaruhi oleh tebal kayu. Kadar air pada penelitian ini masih belum memenuhi yang diharapkan karena kadar airnya belum sampai pada kadar air kesetimbangan. Pengeringan kayu durian dengan menggunakan microwave sampai dengan 15 menit belum mampu menurunkan kadar air sampai dengan kadar air kesetimbangan.

2. Kerapatan

Kerapatan suatu kayu didefenisikan sebagai perbandingan antara massa kayu dengan volume kayu tersebut. Kerapatan yang diperoleh dari penelitian ini berkisar antara 0,53-0,82 grcm 3 . Rekapitulasi nilai dapat dilihat dari Gambar 9 dan data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 1. Gambar 9. Nilai Kerapatan Kayu Durian Berdasarkan Gambar 9 terlihat kecenderungan bahwa semakin tipis kayu yang dipanaskan, maka akan menghasilkan kerapatan yang semakin rendah. Hal ini diakibatkan karena semakin tipis kayu maka kadar airnya semakin rendah sehingga kerapatannya semakin kecil Yuniarti, K. 2008. Akan tetapi lama pemanasan tidak menghasilkan kecenderungan dan pengaruh terhadap kerapatan Universitas Sumatera Utara kayu durian. Hal ini diduga diakibatkan karena penurunan massa kayu pada saat pemanasan tidak sebanding dengan penurunan volumenya. Nilai kerapatan yang paling tinggi diperoleh contoh uji lama pemanasan 15 menit dengan tebal kayu 6 cm yaitu 0,82 grcm 3 . Sedangkan nilai kerapatan paling rendah diperoleh contoh uji kontrol dengan tebal kayu 2 cm yaitu sebesar 0,53 grcm 3 Hasil sidik ragam Lampiran 5 menunjukkan bahwa lama pemanasan dan tebal kayu berpengaruh nyata terhadap nilai kerapatan kayu. Begitu juga dengan interaksi lama pemanasan dengan tebal kayu berpengaruh nyata terhadap nilai kerapatan kayu. Uji lanjut Duncan interaksi lama pemanasan dengan tebal kayu Lampiran 5 menunjukkan pemanasan 15 menit dengan tebal kayu 6 cm berbeda dengan perlakuan lainnya dan menghasilkan kerapatan yang cukup tinggi. . Lama pemanasan dapat mempengaruhi kerapatan kayu. Ketika semakin lama pemanasan dilakukan maka semakin banyak air yang keluar dari dalam kayu. Akibatnya kerapatan akan semakin meningkat. Haygreen dan Bowyer 1996 menyatakan bahwa kerapatan atau berat jenis suatu contoh uji akan meningkat jika kandungan airnya berkurang. Pada Gambar 9 dapat dilihat bahwa nilai kerapatan kayu durian pada lama pemanasan 10 menit menurun dan kemudian pada lama pemanasan 15 menit meningkat. Diduga hal ini terjadi karena penurunan massa contoh uji pemanasan 10 menit tidak sebanding dengan penurunan volumenya. Faktor tebal kayu juga dapat mempengaruhi kerapatan. Semakin tebal kayu, maka semakin banyak air yang dikandungnya sehingga massa kayu akan semakin tinggi. Semakin tinggi massa kayu maka kerapatan kayu juga akan Universitas Sumatera Utara semakin tinggi. Haygreen dan Bowyer 1996 menjelaskan bahwa kerapatan digunakan untuk menerangkan massa suatu bahan per satuan volume. Mitha 2010 dalam penelitiannya juga mengemukakan bahwa ketebalan sortimen kayu yang dikeringkan memegang peranan penting dalam kerapatan kayu. Sebaliknya kerapatan akan semakin rendah jika massanya semakin rendah. Semakin berkurangnya massa kayu dan air yang menguap dari dalam kayu yang disebabkan oleh pemanasan yang diberikan pada kayu. Kayu yang lebih tipis akan semakin mudah bagi gelombang mikro untuk menembus ke bagian dalam kayu, dan air dalam kayu akan semakin cepat untuk menguap ke udara. Maka dengan demikian massa kayu akan semakin rendah. Menurut Sugiyanto 2003 penurunan kerapatan diduga akibat hilangnya massa kayu.

3. Penyusutan Volume Kayu