Kadar Air Variasi Ketebalan Papan Dan Waktu Pengeringan Dengan Gelombang Mikro Terhadap Kualitas Kayu Durian (Durio ZIBETHINUS Murr.)

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Sifat Fisis Kayu

1. Kadar Air

Kadar air kayu durian yang dihasilkan berkisar antara 28,17-90,08 . Rekapitulasi nilai rata-rata kadar air dapat dilihat pada Gambar 8 dan data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 1. Gambar 8. Nilai Kadar Air Kayu Durian Berdasarkan Gambar 8 terlihat kecenderungan bahwa semakin lama waktu pemanasan dengan gelombang mikro maka semakin rendah kadar air yang dihasilkan. Hal ini terjadi karena semakin lama waktu pemanasan maka air akan semakin banyak keluar dari dalam kayu. Selain itu, terlihat juga bahwa semakin tipis kayu yang dipanaskan, maka akan menghasilkan kadar air yang semakin rendah. Hal ini disebabkan contoh uji yang tipis menyimpan air yang lebih sedikit. Sehingga waktu yang dibutuhkan juga sedikit untuk mengeluarkan air dari dalam kayu. Kadar air tertinggi dihasilkan oleh contoh uji kontrol tebal 6 cm dengan kadar air 90,08 . Contoh uji ini tidak mengalami pemanasan gelombang mikro Universitas Sumatera Utara ataupun pengeringan sehingga kandungan air di dalam kayu tetap. Sedangkan nilai KA terendah dihasilkan pada contoh uji dengan lama pemanasan 15 menit dan tebal 2 cm dengan kadar air 28,17. Contoh uji ini lebih tipis dan mendapat waktu pengeringan lebih lama sehingga air dalam kayu lebih mudah keluar. Prinsip kerja microwave adalah mengeringkan kayu secara merata pada seluruh bagian kayu. Penurunan kadar air kayu durian dengan pemanasan gelombang mikro dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Penurunan kadar air kayu durian Penurunan KA Tebal kayu Pemanasan 5 menit Pemanasan 10 menit Pemanasan 15 menit 2 cm 19,09 26,06 37,64 4 cm 8,01 11,10 18,29 6 cm 10,94 13,36 28,63 Ketebalan kayu yang lebih besar akan menghasilkan kadar air yang lebih besar, dan jika dikeringkan akan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk menurunkan kadar airnya. Pada Tabel 1 dapat dilihat bahwa tebal kayu 2 cm dengan lama pemanasan 5 menit mengalami penurunan kadar air sebesar 19,09 , akan tetapi pada tebal kayu 6 cm dengan lama pemanasan yang sama penurunan kadar airnya menurun menjadi 10,94. Ini diakibatkan karena semakin tebal kayu maka dinding sel yang dilalui air kayu semakin panjang dan air semakin lama untuk keluar dari dalam kayu. Massa air dan uap air bergerak di dalam kayu melalui sel-sel kapiler dan rongga mikro. Struktur noktah dan tebal dinding sel mempengaruhi pergerakan air melalui dinding sel. Jika noktah cukup permeabel, air dan uap air dapat mudah melaluinya Budianto, 1996. Lama pemanasan mempengaruhi kadar air kayu. Semakin lama pemanasan yang dilakukan maka semakin banyak air yang keluar dari dalam Universitas Sumatera Utara kayu. Akibatnya kadar air kayu akan semakin kecil. Namun dalam penelitian ini, lama pemanasan relatif singkat sehingga air yang keluar masih sedikit. Besar kandungan air kayu durian masih tinggi. Dinding sel kayu tetap penuh kandungan air sedangkan rongga sel sebagian berkurang kandungan airnya. Apabila kayu dikeringkan sampai pada tingkat bahwa semua air dalam rongga sel keluar, air mulai meninggalkan dinding sel Haygreen dan Bowyer, 1996. Oleh sebab itu semakin lama kayu dikeringkan maka kadar air kayu akan semakin kecil. Jika dibandingkan dengan penelitian Hartono et al 2009 pada kayu gmelina dan terap dengan tebal kayu 2 cm yaitu pemanasan menggunakan gelombang mikro selama 10 menit, kadar air yang dihasilkan kayu gmelina menurun sebesar 41,345 dan kayu terap sebesar 55,512. Sedangkan kayu durian dengan tebal kayu 2 cm pada penelitian ini kadar air yang dihasilkan menurun sebesar 26,06. Rendahnya kadar air kayu durian dibandingkan kayu gmelina dan kayu terap disebabkan oleh variasi dari struktur anatomi kayu seperti frekuensi dan diameter pori serta keberadaan tilosis pada kayu. Perbandingan frekuensi dan diameter pori serta keberadaan tilosis dapat pada Tabel 2. Tabel 2. Perbandingan frekuensi pori, diameter pori dan tilosis kayu durian, terap dan gmelina Jenis Variabel Durian Terap 1 Gmelina 2 1 Diameter pori µm 100-150 180,6 100-200 Frekuensi pori sel per µm 2-10 2 3-6 2-10 Keberadaan tilosis Banyak 1 Sedikit Sangat banyak Sumber : 1. Mandang dan Pandit 1997 : 2. Wahyudi et al 1995 Tilosis merupakan gelembung mengkilap yang menyumbat pembuluh. Semakin besar tilosis yang terdapat dalam kayu maka semakin sulit air untuk Universitas Sumatera Utara keluar. Sedangkan semakin besar pori-pori kayu maka semakin mudah untuk air dalam kayu untuk keluar Mandang dan Pandit, 1997. Hasil sidik ragam Lampiran 4 terlihat bahwa lama pemanasan dan tebal kayu berpengaruh nyata terhadap nilai kadar air kayu. Sedangkan faktor interaksi lama pemanasan dengan tebal kayu tidak berpengaruh nyata terhadap kadar air kayu. Uji lanjut Duncan lama pemanasan Lampiran 4 menunjukkan pemanasan 15 menit berbeda dengan perlakuan lainnya dan menghasilkan kadar air yang paling rendah. Semakin rendah kadar air maka mutu kayu yang dihasilkan semakin baik walaupun dalam penelitian ini kadar air yang dihasilkan masih jauh di atas titik jenuh serat. Penurunan kadar air disebabkan lama pemanasan yang mengakibatkan air yang terdapat dalam kayu keluar. Semakin lama pemanasan maka semakin banyak air yang keluar dari dalam kayu. Pada penelitian Abdika et al 2008 juga menghasilkan bahwa pengeringan contoh uji dengan menggunakan oven microwave 800 watt membutuhkan waktu 56 menit kayu mangium untuk menurunkan kadar air dari 60 sampai 14 dan pada kayu nangka membutuhkan waktu 49 menit untuk menurunkan kadar air 44 sampai 14. Ini berarti semakin lama pemanasan yang dilakukan maka kadar air kayu akan semakin kecil. Faktor tebal kayu juga dapat mempengaruhi kadar air. Kadar air akan semakin rendah apabila kayu semakin tipis dan air akan semakin mudah untuk keluar. Dalam penelitian Mitha 2010 juga mengemukakan bahwa ketebalan sortimen kayu yang dikeringkan memegang peranan penting. Waktu pengeringan yang dibutuhkan bergantung pada ketebalan sortimen. Selain itu Budianto 1996 Universitas Sumatera Utara juga menerangkan mekanisme keluarnya air dalam kayu dipengaruhi oleh tebal kayu. Kadar air pada penelitian ini masih belum memenuhi yang diharapkan karena kadar airnya belum sampai pada kadar air kesetimbangan. Pengeringan kayu durian dengan menggunakan microwave sampai dengan 15 menit belum mampu menurunkan kadar air sampai dengan kadar air kesetimbangan.

2. Kerapatan