- 8 - 2 Untuk menjamin keandalan prasarana irigasi, dilakukan kegiatan
peningkatan dan pengelolaan jaringan irigasi yang meliputi operasi, pemeliharaan dan rehabilitasi jaringan irigasi di daerah irigasi.
3 Untuk meningkatkan pendapatan petani dari usaha tani yang dilakukan melalui kegiatan pengembangan dan pengelolaan sistem
irigasi partisipatif yang terpadu dengan kegiatan diversifikasi dan modernisasi usaha tani yang didukung oleh pola usahatani
berkelanjutan.
4 Kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat 2 dan ayat 3 dilaksanakan sesuai dengan norma, standar, pedoman dan manual
yang berlaku.
BAB IV KELEMBAGAAN PENGELOLAAN IRIGASI
Pasal 7
1 Untuk mewujudkan tertib pengelolaan jaringan irigasi diupayakan keterpaduan dan keserasian hubungan dan tindakan di antara
lembaga pengelola irigasi. 2 Lembaga Pengelola Irigasi meliputi instansi pemerintah kabupaten,
HIPPAGHIPPAIHIPPA, komisi irigasi kabupaten dengan pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi partisipatif.
3 Dalam sistem irigasi yang multiguna, dapat diselenggarakan Forum Koordinasi Daerah Irigasi.
Pasal 8
1 HIPPA wajib dibentuk oleh dan untuk petani pemakai air secara demokratis pada setiap daerah layananpetak tersier atau desa.
2 HIPPA dapat membentuk GHIPPA pada daerah layananblok sekunder, gabungan beberapa blok sekunder, atau satu daerah
irigasi. 3 GHIPPA dapat membentuk IHIPPA pada daerah layananblok
primer, gabungan beberapa blok primer atau satu daerah irigasi.
Pasal 9
1 Untuk mewujudkan keterpaduan pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi partisipatif, bupati membentuk komisi irigasi
kabupaten. 2 Keanggotaan komisi irigasi kabupaten terdiri dari instansi terkait
dibidang irigasi sebagai wakil pemerintah kabupaten dan wakil non pemerintah yang meliputi wakil HIPPAGHIPPAIHIPPA danatau
wakil kelompok pengguna jaringan irigasi dengan prinsip keanggotaan proporsional dan keterwakilan.
3 Komisi irigasi kabupaten membantu bupati dengan tugas: a.
merumuskan kebijakan untuk mempertahankan dan meningkatkan kondisi dan fungsi irigasi;
b. merumuskan pola dan rencana tata tanam pada daerah irigasi dalam kabupaten;
c. merumuskan rencana tahunan penyediaan air irigasi; d. merumuskan rencana tahunan pembagian dan pemberian air
irigasi bagi pertanian dan keperluan lainnya; e. merekomendasikan prioritas alokasi dana pengelolaan irigasi;
dan f. memberikan pertimbangan mengenai izin alih fungsi lahan
beririgasi.
- 9 - 4 Susunan organisasi, tata kerja, dan keanggotaan komisi irigasi
kabupaten ditetapkan dengan keputusan bupati.
BAB V WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB
Pasal 10
1 Wewenang dan tanggung jawab Pemerintah Kabupaten dalam pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi partisipatif meliputi :
a. menetapkan kebijakan dalam pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi partisipatif di wilayahnya berdasarkan kebijakan
nasional dengan mempertimbangkan kepentingan masyarakat petani;
b. melaksanakan pengembangan sistem irigasi primer dan
sekunder pada satu daerah irigasi dalam kabupaten; c. melaksanakan pengelolaan sistem irigasi primer dan sekunder
pada daerah irigasi yang luasnya kurang atau sama dengan 1.000 ha ;
d. memberi rekomendasi teknis kepada instansi terkait atas
penggunaan dan pengusahaan air tanah untuk irigasi yang diambil dari cekungan air tanah dalam satu kabupaten untuk
irigasi ;
e. memfasilitasi penyelesaian sengketa antar daerah irigasi dalam satu kabupaten dalam pengembangan dan pengelolaan sistem
irigasi partisipatif; f. menjaga efektivitas, efisiensi dan ketertiban pelaksanaan
pengembangan sistem irigasi primer dan sekunder pada daerah irigasi;
g. menjaga efektifitas, efisiensi dan ketertiban pelaksanaan pengelolaan sistem irigasi pada daerah irigasi yang luasnya
sampai dengan 1.000 ha ; h. memberikan bantuan teknis dalam pengembangan dan
pengelolaan sistem irigasi partisipatif kepada HIPPAGHIPPAIHIPPA;
i. memberikan bantuan teknis kepada masyarakat petani dalam pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi partisipatif yang
menjadi tanggung jawab masyarakat petani atas permintaan berdasarkan prinsip kemandirian;
j. membentuk Komisi Irigasi Kabupaten; k. melaksanakan pemberdayaan HIPPAGHIPPAIHIPPA ; dan
l. memberikan ijin pembangunan, pemanfaatan, pengubahan danatau pembongkaran bangunan danatau saluran irigasi
pada jaringan irigasi primersekunder dalam daerah irigasi dalam Kabupaten.
2 Wewenang dan tanggung jawab pemerintah desa meliputi: a. melaksanakan peningkatan dan pengelolaan sistem irigasi yang
dibangun oleh pemerintah desa; b. menjaga efektivitas, efisiensi, dan ketertiban pelaksanaan
peningkatan sistem irigasi pada daerah irigasi yang dibangun oleh pemerintah desa; dan
c. menjaga efektivitas, efisiensi, dan ketertiban pelaksanaan pengelolaan sistem irigasi pada daerah irigasi yang dibangun
oleh pemerintah desa.
- 10 - 3 Hak dan tanggung jawab HIPPA dalam pengembangan dan
pengelolaan sistem irigasi meliputi: a. melaksanakan pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi
tersier; b. menjaga efektivitas, efisiensi, dan ketertiban pelaksanaan
pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi tersier yang menjadi tanggung jawabnya; dan
c. memberikan persetujuan pembangunan, pemanfaatan,
pengubahan, danatau pembongkaran bangunan danatau saluran irigasi pada jaringan irigasi tersier berdasarkan
pendekatan partisipatif.
Pasal 11
Pemerintah kabupaten, pemerintah provinsi danatau pemerintah dapat bekerja sama dalam pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi
primer dan sekunder atas dasar kesepakatan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
BAB VI PRINSIP PARTISIPASI MASYARAKAT PETANI