SANKSI HUKUM POSITIF DAN HUKUM ISLAM BAG

Rahmat Fauzi: Sanksi Hukum Positif & Islam bagi Muzakki yang Enggan Membayar Zakat di Indonesia

29

SANKSI HUKUM POSITIF DAN HUKUM ISLAM BAGI MUZAKKI
YANG ENGGAN MEMBAYAR ZAKAT DI INDONESIA
RAHMAT FAUZI
Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Putri Maharaja Payakumbuh
Alamat: Jorong Guguak Randah Kenagarian Guguak Tabek Sarojo Kecamatan IV Koto
Kabupaten Agam Propinsi Sumatra Barat
e-mail: rahmat.fauzy1st@yahoo.com
Abstrak
Mengeluarkan zakat wajib dalam Islam, tidak ada nash penghalangan untuk tidak
menghindari mengelurkan zakat. Muzakki memiliki peranan penting dalam menyalurkan
zakatnya, baik menyalurkan melalui amil ataupun membagikan secara pribadi. Muzakki
enggan mengeluarkan zakat akan berpengaruh bagi orang yang wajib menerima zakat.
Muzakki menjadi bagian tak terpisahkan dalam hal perzakatan, karena lewat rukun inilah
zakat itu tertunaikan, tersalurkan dan terdayagunakan kepada para Ashnaf az-Zakat.
Negara bisa mengatur hal ini karena sebagai pemegang otoritas kekuasaan diberi
kewenangan untuk melaksanakannya sehingga kedepannya potensi yang besar dari negara
ini bisa digali dan didayagunakan untuk kemaslahatan rakyat.

Keywords: Saksi, Muzakki dan Hukum

LPPM STIH Putri Maharaja Payakumbuh - ISSN: 2355-4657

30 Cendekia Hukum: Vol. 2, No 2, September 2015
PENDAHULUA
N
Muslim yang
memiliki
harta
lebih diwajibkan
untuk
mengeluarkan
zakat. Hal ini
terdapat
pada
rukun islam yang
ketiga.
Zakat
yang

di
keluarkan oleh
orang
muslim
tersebut sangat
efektif bagi orang
fakir dan miskin.
Zakat yang di
kelurakan
di
kelola
secara
optimalkan akan
menghasilkan
dana
yang
berlimpah.
Perintah
mengelurkan dan
mengumpulan

zakat
secara
umum
merupakan
perintah
wajib
yang
terdapat
dalam surat AtTaubah ayat 103 :







 


 

  
 
 
Ambillah
zakat
dari
sebagian
harta
mereka,
dengan
zakat
itu
kamu
membersihk
an
dan
mensucikan
mereka dan
mendoalah
untuk

mereka.
Sesungguhny
a doa kamu
itu (menjadi)
ketenterama
n jiwa bagi
mereka. dan
Allah Maha
mendengar
lagi Maha
mengetahui.
Zakat adalah
ibadah
yang
mengandung
multi
dimensi,
yaitu dimensi ruh
atau
ritual,

dimensi moral,
dimensi sosial,
dan
dimensi
ekonomi. Zakat
yang berdimensi
ritual
mengajarkan
kepatuhan

terhadap perintah
Allah.
Dalam
dimensi
ini
manusia dituntut
untuk tulus ikhlas
dalam
menjalankan
perintah

Allah
tanpa
adanya
pertanyaan yang
bernada
mempertanyakan
.1
Dalam
dimensi
moral
zakat
dapat
berfungsi untuk
menghilangkan
sifat rakus dan
tamak dari wajib
zakat (muzakki),
ke
arah
pensucian dirinya

dan
hartanya.
Dimensi sosial
zakat berfungsi
untuk
menghapuskan
kemiskinan dan
meletakkan
tanggung jawab
sosial
pada
agniya
(orangorang
kaya).
1

Asrifin an
Nakhrawie, Sucikan
Hati dan Bertambah
Rizki

Bersama
Zakat,
(Jakarta:
Delta Prima Press,
2011), h. 1.

LPPM STIH Putri Maharaja Payakumbuh - ISSN: 2355-4657

Sedangkan
dimensi
ekonomi, zakat
berfungsi dalam
penyebaran harta
agar
bisa
dinikmati seluruh
manusia,
tidak
hanya bertumpu
kepada

orang
kaya saja.2
Hukum
mengeluarkan
zakat
adalah
wajib
(Fadhu),
yang diwajibkan
atas
setiap
muslim
yang
telah memenuhi
syarat-syarat
yang
telah
ditentukan oleh
syara’.
Islam

memberikan
perhatian
yang
sangat
besar
terhadap
persoalan zakat
ini.
Terbukti
dengan adanya
perintah
Allah
tentang zakat itu
sendiri terdapat
2

Mu’inan Rafi,
Potensi Zakat (dari
Konsumtif-Kreatif ke
ProduktifBerdayaguna)
Perspektif
Hukum
Islam, (Yogyakarta:
Citra Pustaka, 2011),
h. 4.

Rahmat Fauzi: Sanksi Hukum Positif & Islam bagi Muzakki yang Enggan Membayar Zakat di Indonesia

dalam al-Qur’an
sebanyak 32 ayat
dan
28
kali
perintah
yang
bergandengan
dengan perintah
sholat, ditambah
dengan
penyebutan zakat
yang
menggunakan
istilah shadaqah
atau infak maka
secara
keseluruhan, alQur’an
menyebutkan
sebanyak 58 ayat
yang
terdapat
dalam 26 surat.3
Dalam
membicarakan
pengelolaan dan
pemanfaatan
zakat,
ada
beberapa
hal
yang
meski
diketahui, yaitu
waktu
pembayaran
zakat
oleh
muzakki,
pembanyaranya
kepada golongangolongan yang
3

Abdul Wahab
dan Abd. Muhaimin,
Hukum
Pranata
Sosial,
(Ahkam
Jurnal Syari’ah, No
09 IV/2002), h. 5.

berhak
menerimanya,
cara pembayaran
dan
pendistribusianny
a, dan lembaga
pengelolaannya.4
Indonesia
memiliki potensi
zakat yang sangat
besar,
karena
berbagai faktor,
potensi
zakat
tersebut belum
dapat
dimanfaatkan
secara
optimal
untuk
memberantas
kemiskinan dan
mewujudkan
keadilan sosial di
Indonesia.5
Pembahasan
sanksi terhadap
muzakki
ini
memperbainding
4

A. Rahman
Ritonga
dan
Zainuddin,
Fiqh
Ibadah,
(Jakarta:
Gaya
Media
Pratama, 1997), h.
202
5
Indonesia
Zakat Development
Report, Zakat Dan
Pembangunan: Era
Baru
Menuju
Kesejahteraan
Ummat,
(Ciputat:
Indonesia
Magnificence
of
Zakat (IMZ), 2009),
h. 2.

kan
Hukum
positif
di
Indonesia
dan
membandingkan
dengan hukum
Islam.
METODE
PENELITI
AN
Penelitian ini
adalah penelitian
hukum doktrinal,
oleh karena itu
digunakan
pendekatan
konseptual atau
teoritis
(conceptual
approach)
dan
pendekatan
peraturan
perundangundangan
(statute
approach).
Analisis terhadap
bahan
hukum
dilakukan dengan
metode deduktif
dan interpretatif
(hermeneutika)
untuk
membangun
argumentasi.
HASIL DAN
PEMBAHA
SAN
1. Pengertian
Muzakki

LPPM STIH Putri Maharaja Payakumbuh - ISSN: 2355-4657

31

Muzakki
adalah orang atau
badan
yang
dimiliki
oleh
orang
Muslim
yang
bekewajiban
menunaikan
zakat.6
Dari
pengertian
ini,
jelaslah
bahwa
zakat tidak hanya
diwajibkan
kepada
perorangan saja.
Seluruh ahli fiqih
sepakat
bahwa
setiap Muslim,
merdeka, baligh
dan berakal wajib
menunaikan
zakat.

2. SyaratSyarat
Muzakki
Syarat
wajib
mengeluarkan
zakat
sebagai
berikut ini:
a. Balig.

6

UndangUndang Nomor 23
Tahun 2011 Tentang
Pengelolaan Zakat
Pada Pasal 1 butir 5

32 Cendekia Hukum: Vol. 2, No 2, September 2015
Yunus Bin
Ya’qub berkata.
“saya
menulis
surat
kepada
Imam as bahwa
saya
masih
mempunyai
saudara-saudara
yang masih kecil.
Kapankah
kewajiban zakat
berlaku
pada
harta
mereka?
Beliau menjawab
jika mereka telah
berkewajiban
shalat maka zakat
pun wajib atas
mereka.” Beliau
juga
berkata,
“tidak ada zakat
pada harta anak
yatim, dan tidak
ada
kewajiban
shalat
atasnya.
Juga tidak ada
zakat
pada
seluruh
tumbuhantumbuhan
miliknya, seperti
kurma,
kismis
dan gandum. Jika
seorang
yatim
telah mencapai
balig maka dia
tidak kewajiban
mengeluarkan
zakat
untuk
tahun-tahun yang

lalu, dan tidak
untuk
tahuntahun yang akan
datang sampai ia
balig. Jika dia
sudah balig maka
dia berkewajiban
satu kali zakat
(setahun)
sebagimana
orang-orang lain
yang
berkewajiban
zakat.”
Kebanyakan
fuqaha’
berpegang pada
riwayat ini dan
pada
riwayatriwayat
lain
semacam
ini.
Riwayat-riwayat
tersebut
merupakan dalil
yang
mematahkan
pendapat bahwa
zakat
adalah
wajib pada harta
mereka
yang
belum
balig
selain emas dan
perak.
Benar,
disunahkan bagi
wali anak yang
belum balig, baik
ayah, kakek (dari
pihak ayah), atau
hakim
syar’i,

untuk menzakati
harta anak kecil.
b. Berakal.
Jawahir
menyatakan
bahwa
kebanyakan
fuqaha’
berpendapat
bahwa
hukum
orang yang gila
sama
dengan
hukum anak kecil
pada semua hal
yang disebutkan
diatas
(bahwa
tidak
ada
kewajiban zakat
atasnya).”
Kemudian beliau
berkata,
“yang
demikian
ini
adalah
sangat
sulit. Sebab tidak
ada dalil yang
dijadikan
sandaran untuk
menyamakan
hukum
keduannya
itu,
kecuali
mushadarat
dimana
tidak
sepatutnya
seorang
fakih
berpegang
padanya.
c. Harta
Penuh

LPPM STIH Putri Maharaja Payakumbuh - ISSN: 2355-4657

Hak

Harta
tersebut
harus
merupakan hak
penuh
bagi
pemiliknya
dimana di dapat
membelanjakann
ya
(mengunakannya
). Oleh karena itu
tidak ada zakat
pada harta hadiah
sebelum diterima
oleh
penerimanya.
Demikian
pula
harta
wasiat,
hutang, maghsub
(yang
masuh
dirampas orang),
yang digadaikan,
harta
yang
terhalang
pengunaannya
(mahjur),
dan
harta yang tidak
ada
ditempat,
sampai semua itu
dikuasai secara
penuh dan bisa
dibelanjakan.
Imam Shadiq as
berkata,
“tidak
ada sedekah pada
hutang dan harta
yang tidak ada
padamu, sampai
ia
jatuh
ke
tanganmu.”
Zurarah bertanya

Rahmat Fauzi: Sanksi Hukum Positif & Islam bagi Muzakki yang Enggan Membayar Zakat di Indonesia

kepada
beliau
tentang seorang
yang
hartanya
tidak
ada
bersamanya dan
dia tidak mampu
mengambilnya.
Beliau
menjawab, “tidak
ada
zakat
padanya, sampai
dia
mendapatkannya
kembali.
Bila
sudah demikian
maka
dia
menzakatinya
untuk
satu
tahun.”
Zakat tidak
dikenakan pada
harta
hutang
tanpa
ada
perbedaan
apakah
pemiliknya
mampu
mengambil dan
mendapatkannya
kapan
saja
ataukah
tidak
mampu,
sebagaimana
yang
mashur
diantara fuqaha’
mutakhir
menurut
kesaksian penulis
kitab Hada’iq.

Menurut alQaradawi
terdapat
empat
asas teori wajib
zakat bagi umat
Islam
wajib
mengeluarkan
zakat yaitu:7
Teori beban
umum (Taklif).
Untuk teori ini
didasarkan pada
kekayaan
dan
pembebanan
berupa kewajiban
badan dan harta
bagi
setiap
hamba
itu
sendiri, dan ini
adalah hak Tuhan
dalam menguji
kualitas
pengabdian
seorang hamba
itu
dihadapanNya.
Teori
khilafah
menyatakan harta
itu adalah milik
Allah,
dan
manusia
itu
hanya diamanati,
disini
manusia
7

Yusuf alQaradawi,
Hukum
Zakat, Terj. Salman
Harun dkk, Cet III,
(Jakarta: P.T. Pustaka
Litera Antar Nusa,
1993), h. 1010-1012

ditugasi
untuk
berproduksi,
yakni
hanya
sebatas mengolah
bahan
serta
mengubah
susunan
untuk
memenuhi
kebutuhannya.
Teori
kesejahteraan dan
jaminan
sosial
ini, menjelaskan
mengenai peran
individu terhadap
masyarakat dan
begitu
juga
sebaliknya.
Manusia sebagai
makhluk individu
maka
dia
memerlukan
interaksi sosial
dalam
masyarakat demi
kelangsungan
hidupnya.
Kehidupan
individu dalam
berbagai aspek
selalu ditopang
oleh
peran
masyarakat, hal
ini dikarenakan
manusia adalah
makhluk sosial
yang tidak dapat
hidup sendiri.

LPPM STIH Putri Maharaja Payakumbuh - ISSN: 2355-4657

33

Teori
persaudaraan
meliputi dua hal,
yaitu:
persaudaraan atas
dasar sama-sama
manusia
dan
persaudaraan atas
dasar sama-sama
aqidah,
dalam
persaudaraan
terdapat
suatu
kewajiban yang
harus dilakkukan
yakni
saling
tolong menolong
antara
sesama
manusia.
3. Sanksi
Hukum
Positif dan
Hukum
Islam bagi
Muzakki
yang Enggan
Membayar
Zakat
di
Indonesia.
Merujuk
kepada undangundang nomor 23
tahun
2011
tentang
Pengelolaan
zakat di sebutkan
dalam pasal 1
butri 2 dan 5
hanya
menyebutkan

34 Cendekia Hukum: Vol. 2, No 2, September 2015
tentang
pengertian zakat
dan
muzakki
yaitu:
Pasal 1 butir 2
“Zakat
adalah
harta yang wajib
dikeluarkan oleh
seorang muslim
atau
badan
usaha
untuk
diberikan kepada
yang
berhak
menerimanya
sesuai
dengan
syariat Islam”.
Pasal 1 butir 5
“Muzaki adalah
seorang muslim
atau
badan
usaha
yang
berkewajiban
menunaikan
zakat”.
Undangundang
ini
sebenarnya
merupakan satu
diantara produk
perundangundangan yang
dikhususkan
untuk
kaum
muslim, sebagai
bentuk
upaya
optimalisasi dan
maksimalisasi
usaha pemerintah
dalam
mengumpulkan,
mendistribusikan
dan

mendayagunakan
dana zakat di
Indonesia.
Undang
Undang Nomor
23 Tahun 2011
tidak
berbeda
jauh
dengan
Undang Undang
Nomor 38 Tahun
1999
yang
membahas
tentang
Pengelolaan
Zakat.
Di
susunnya
undang-undang
baru
tentang
pengelolaan
zakat
ini,
bertujuan untuk
menyempurnaka
n undang-undang
sebelumnya.
Undang-undang
baru ini tidak
menggunakan
nama
generik
“badan
amil
zakat”
untuk
lembaga
yang
diintasiasi
pemerintah
sebagaimana
yang digunakan
pada
undangundang
sebelumnya.
Namun
secara

tegas
undangundang ini telah
menetapkan
BAZNAS
sebagai lembaga
yang
berwewenang
dalam
pengelolaan.
Membahas
mengenai sanksi
dalam UndangUndang Nomor
23 Tahun 2011,
tidak ditemukan
sanksi
bagi
muzakki
yang
enggan
membayar zakat.
Namun
dalam
undang-undang
ini
ditemukan
sanksi bagi yang
melangar
pendistribusi
sebagaimana
yang
terdapat
dalam pasal 39
ayat 1, yang
menyebutkan:
Pasal 39
“Setiap
orang
yang
dengan
sengaja melawan
hukum
tidak
melakukan
pendistribusian
zakatsesuai
dengan

LPPM STIH Putri Maharaja Payakumbuh - ISSN: 2355-4657

ketentuan Pasal
25
dipidana
dengan pidana
penjara paling
lama 5 (lima)
tahun dan/atau
pidana
denda
paling
banyak
Rp500.000.000,0
0 (lima ratus juta
rupiah)”.
Saksi
pidana dan denda
akan diberikan
kepada pengelola
zakat
sesuai
dengan
aturan
yang
terdapat
dalam undangundang Nomor
23 Tahun 2011
pasal 25, yang
menyebutkan:
Pasal 25
“Zakat
wajib
didistribusikan
kepada mustahik
sesuai
dengan
syariat Islam”.
Undang
Undang Nomor
23 Tahun 2011
tentang
Pengelolaan
Zakat sangat jauh
dari dua aturan
yang telah lahir
sebelumnya yang
memuat sanksi

Rahmat Fauzi: Sanksi Hukum Positif & Islam bagi Muzakki yang Enggan Membayar Zakat di Indonesia

pidana
bagi
muzakki
yang
enggan
menunaikan
zakat,
yang
menyebutkan:
Pertama,
Qanun
Aceh
Nomor 10 tahun
2007
tentang
Baitul Mal dalam
Pasal
50
ketentuan uqubat
juga menjelaskan
tentang
sanksi
pidana tersebut,
berupa: “denda
paling
sedikit
satu kali nilai
zakat yang wajib
dibayarkan,
paling
banyak
dua kali nilai
zakat yang wajib
dibayarkan,
namun ketentuan
ini hanya berlaku
khusus
di
Nanggroe Aceh
Darussalam”.
Kedua, Pasal
684
Peraturan
Mahkamah
Agung Nomor 2
Tahun
2008
tentang
Kompilasi
Hukum Ekonomi
Syariah, berupa:

“zakat + denda
dengan jumlah
tidak
melebihi
20% dari jumlah
zakat
yang
dibayarkan,
berdasarkan
putusan
pengadilan
(peradilan
agama)”.
Sanksi yang
terdapat
dalam
aturan
diatas,
merupakan
peluang
untuk
memberikan
gagasan
baru
revisi
Undang
Undang Nomor
23 Tahun 2011
untuk
memuat
pasal
terkait
sanksi
bagi
Muzakki.
Qanun Aceh
Nomor 10 tahun
2007
tentang
Baitul
Mal
merupakan
aturan lokal atau
locale wet (local
legislation) yang
peraturan
ini
dibuat
oleh
pemerintahan
lokal. Sehingga,
pasal
yang
mengatur sanksi

bagi
muzakki
khusus
untuk
wilayah hukum
Naggroe
Aceh
Darussalam. Jika
warga aceh yang
berada di luar
wilayah hukum
Na
Naggroe
Aceh
Darussalam,
tidak
terkena
aturan tersebut.
Begitu juga bagi
warga
luar
wilayah Naggroe
Aceh Darussalam
akan sendirinya
terkena. Artinya,
locale wet itu
tidak ditentukan
oleh
subjek
hukum
yang
dapat
dijangkaunya,
melainkan
ditentukan oleh
lembaga
yang
membentuknya
dan
lingkup
tutorial
daerah
berlakunya.8
Pernyataan
pasal sanksi bagi
muzakki
yang
terdapat dalam
8

Jimly
Asshiddiqie, Perihal
Undang-Undang,
(Jakarta:Rajawali
Pers, 2011), h. 17

LPPM STIH Putri Maharaja Payakumbuh - ISSN: 2355-4657

35

Qanun
Aceh,
seharusnya
menjadi
role
model bagaimana
Undang-undang
di
buat.
Khususnya
Undang-undang
tentang
pengelolaan
zakat
yang
didalamnya
mencakup Amil,
Muzakki
dan
Mustahik.
Membahas dan
menganalisa
Undang-undang
ini,
menurut
penulis
belum
ideal
karena
hanyan
memberikan
sanksi bagi amil.
Peraturan
Mahkamah
Agung Nomor 2
Tahun
2008
tentang
Kompilasi
Hukum Ekonomi
Syariah
Kehadiran Pasal
684
telah
mengindikasikan
bahwa
Pengadilan
Agama jelas-jelas
mempunyai
kompetensi

36 Cendekia Hukum: Vol. 2, No 2, September 2015
absolut
menangani
persoalan denda
yang
berkaitan
dengan muzakki
yang
tidak
menunaikan
zakat. Kemudian,
hal ini didukung
dengan
pernyataan
bahwa peradilan
agama tidak lagi
hanya menangani
perkara perdata
saja, dikarenakan
terjadi perubahan
yang
esensial
dengan
penghapusan kata
perdata
dalam
Pasal 2 pada
kalimat perkara
perdata tertentu
yang
diatur
dalam Undangundang
181
Nomor 7 Tahun
1989
tentang
Peradilan Agama,
diubah
dengan
kalimat perkara
tertentu
yang
diatur
dalam
Undang-Undang
Nomor 3 Tahun
2006
tentang
Perubahan Atas
Undang-Undang
Nomor 7 Tahun

1989
tentang
Peradilan Agama.
Meskipun dalam
penjelasan Pasal
2
UndangUndang Nomor 3
Tahun 2006 Jo
Undang-Undang
Nomor 50 Tahun
2009
tentang
Peradilan Agama
tidak dijelaskan
mengenai jenis
perkara tertentu
tersebut, namun
seperti diketahui
bahwa
kewenangan
absolut Peradilan
Agama
yaitu
berwenang
memeriksa,
memutus,
dan
menyelesaikan
perkara di tingkat
pertama
antara
orang-orang yang
beragama Islam
di
bidang
perkawinan,
warta,
wasiat,
hibah,
wakaf,
zakat,
infaq,
shadaqah,
dan
ekonomi syariah.
Oleh karena itu,
perkara-perkara
pidana
yang
terkait
dengan
bidang
hukum

zakat
sudah
selayaknya
menjadi
kewenangan
Peradilan Agama,
khususnya terkait
sanksi
berupa
denda
yang
dikenakan bagi
muzakki
yang
enggan
menunaikan
zakat.
Islam sangat
tegas membahas
masalah
orang
yang tidak mau
membayar zakat.
Muzakki yang di
katergorikan
wajib membayar
zakat
adalah
yang
telah
mencapai
hartanya senisab
dan haulnya satu
tahun. Muzakki
tersebut
disyaratkan balig,
berakal
dan
hartanya
hak
milik
pribadi.
Dasar
hukum
dalam al-qur’an
mengenai
muzakki
yang
enggan
bayar
zakat adalah:

LPPM STIH Putri Maharaja Payakumbuh - ISSN: 2355-4657

Surat
Ali
‘Imran
ayat 180 :





 
 
 
  





 
 
 
 

 
 

 
sekali-kali
janganlah
orang-orang
yang bakhil
dengan
harta yang
Allah
berikan
kepada
mereka dari
karuniaNya
menyangka,
bahwa
kebakhilan
itu baik bagi
mereka.
sebenarnya
kebakhilan
itu adalah
buruk bagi
mereka.
harta yang
mereka
bakhilkan itu

Rahmat Fauzi: Sanksi Hukum Positif & Islam bagi Muzakki yang Enggan Membayar Zakat di Indonesia

akan
dikalungkan
kelak
di
lehernya di
hari kiamat.
dan
kepunyaan
Allah-lah
segala
warisan
(yang ada)
di langit dan
di bumi. dan
Allah
mengetahui
apa
yang
kamu
kerjakan.
Al
Hafizh
Ibnu
Katsir
rahimahullah
berkata tentang
dalam tafsir ayat
ini:
Yakni,
janganlah sekalikali orang yang
bakhil
menyangka,
bahwa
dia
mengumpulkan
harta itu akan
bermanfaat
baginya. Bahkan
hal itu akan
membahayakann
ya
dalam
(urusan)
agamanya, dan
kemungkinan
juga
dalam
(urusan)
dunianya.
Kemudian Allah

memberitakan
tentang
tempat
kembali hartanya
pada hari kiamat,
Dia
berfirman,
“Harta
yang
mereka bakhilkan
itu
akan
dikalungkan di
leher
mereka,
kelak pada hari
kiamat.” 9
Ayat
ini
merupakan
larangan
langsung
dari
Allah
Ta’ala
untuk
bersifat
bakhil atau pelit
kepada
orang
lain. Secara tegas
Allah berkalam
bahwa apa yang
punya
adalah
pemberian dari
Allah
Ta’ala.
Sehingga tidak
ada alasan untuk
tidak
menginfakkan
apa yang Allah
beri atau tidak
mengeluarkan
kewajiban zakat
9

https://almanh
aj.or.id/2653ancamanmeninggalkanzakat.html di unggah
pada tanggal 25
Agustus 2015 jam
7.00 wib

sebagaimana
yang
Allah
tetapkan.
Di
dalam ayat ini
Allah
juga
menerangkan
bahwa akibat dari
sifat bakhil juga
akan
kembali
kepada
orang
yang bakhil itu
sendiri. Akibat
sifat bakhil besok
di hari kiamat
adalah apa yang
dibakhilkan tadi
akan dikalungkan
ke leher mereka.
Hal itu adalah
sebuah siksaan
yang
akan
membuat
menderita orang
yang
bakhil.
Tidak ada alasan
bagi
manusia
untuk
berbuat
bakhil
karena
hanya
milik
Allah-lah segala
sesuatu yang ada
di langit dan
bumi. Termasuk
apa yang kita
semua
miliki,
pada hakikatnya
adalah
hanya
milik
Allah
saja.Ayat
ini
ditutup dengan

LPPM STIH Putri Maharaja Payakumbuh - ISSN: 2355-4657

37

pemberitahuan
dari Allah Ta’ala
bahwa Dia tahu
segala hal yang
kita
kerjakan.
Dhahir ayat ini
memang
pemberitahuan.
Tetapi
sebenarnya
memiliki makna
ancaman
yaitu
karena Allah tahu
apa yang kita
kerjakan, maka
jangan sekali-kali
melakukan
kemaksiatan
termasuk
melakukan
kebakhilan.10
Hukuman
Orang
yang
Tidak
Mau
Membayar Zakat
Apabila seorang
muslim
kaum
muslimin tidak
mau membayar
zakat
karena
menolak
zakat
sebagai
suatu
kewajiban, maka
berlaku
bagi
mereka hukum
10

https://alman
haj.or.id/2653ancamanmeninggalkanzakat.html di unggah
pada tanggal 25 2015
jam 7.00 wib

38 Cendekia Hukum: Vol. 2, No 2, September 2015
sebagai
orangorang
murtad.
Sebab
mereka
dihukumi
murtad, karena
dalil-dalil
mengenai zakat
ini sudah jelas,
gamblang dan tak
dapat
ditawar
lagi, baik dalil
yang Al-Qur’an,
Sunnah
RasulNya
atau
kesepakatan para
sahabat. Masih
banyak lagi dalildalil dalam alQur’an
dan
sunnah
yang
mewajibkan
muzakki untuk
membayar zakat
untuk muzakki.
Adapun
jika
masih meyakini
kewajibannya,
maka dia telah
berbuat
dosa
besar,
namun
tidak
kafir.
Bahwa
orang
yang
tidak
berzakat
akan
disiksa
sampai
diputuskan
hukuman
pada
hari
kiamat,
kemudian ia akan
melihat jalannya

menuju
surga
atau neraka. Jika
ia telah kafir,
maka pasti tidak
akan
menuju
surga.
Hukum
pidana
Islam
memiki
dua
sistem
cara
pengaturan
masalah pidana
yaitu menetapkan
hukum
berdasarkan nash
dan menyerahkan
penetapannya
kepada Ulil Amr.
Menetapkan
hukum
berdasarkan nash
adalah
mutlak
dan tidak dapat
dirubah dengan
peraturan
atau
sanksi
lain
sebagai
mana
yang
terdapat
dalam al-Qur’an
dan Sunnah. Ulil
Amr
tidak
diberikan
kesempatan
untuk merubah
dari
ketentuan
nash.
Ulil
diberikan
kesepatan

Amr
yang

luas dalam Islam
untuk
menetapkan
macam-macam
tidak
pidana
disertai dengan
ancamannya.
Kewenangan
Penguasa dalam
menetapkan
hukum
dinamakan
Hukum
Ta’zir
beserta
uqubatnya. Hal
ini juga termasuk
kewenangan
pemerintah
dalam
menetapkan
keengganan
muzakki
atau
kelalaian
amil
dalam
mengeluarkan
dan
mengelola
zakat
menjadi
sebuah perbuatan
pidana
dengan
ancaman denda.
Untuk
memberlakukan
hukum
Islam
berdasarkan
sistem
politik
yang
ada
sekarang
ini,
yang
dapat
dilakukan oleh

LPPM STIH Putri Maharaja Payakumbuh - ISSN: 2355-4657

umat
Islam
adalah berjuang
dalam
bingkai
politik
hukum
agar
nilai-nilai
Islami
dapat
mewarnai,
bahkan
dapat
menjadi materi
dalam
produk
hukum.
Tidak
berhasilnya umat
Islam menjadikan
hukum
Islam
secara total dan
formal
sebagai
hukum Negara
melalui piagam
Jakarta,
bukan
berarti hilangnya
kemungkinan
pemberlakuan
hukum
Islam
menjadi hukum
positif.
Sebaliknya, umat
Islam dapat terus
berjuang menurut
kemungkinan
yang
tersedia
untuk
memasukkan
nilai-nilai Islam
dalam
produk
hukum Nasional,
sehingga
tidak
boleh
meninggalkan
sama sekali.

Rahmat Fauzi: Sanksi Hukum Positif & Islam bagi Muzakki yang Enggan Membayar Zakat di Indonesia

SIMPULAN
Muzakki
yang berada di
Indonesia,
memiliki peranan
penting
untuk
memperbaiki
strata
sosial
masyarakat.
Keenggan
muzakki dalam
mengeluarkan
zakat
akan
hilang. Apa bila
dua
peraturan
perundangundangan yang
secara
khusus
mengatur
permasalahan
zakat
bisa
dijadikan
pedoman
dan
rujukan
untuk
merumusan
perbaikan
dan
revisi
undangundang.
Umat
Islam seharusnya
memiliki
perhatian khusus
untuk tersalurnya
zakat keseluruh
masyarakat yang
membutuhkan.
Muzakki menjadi
bagian
tak
terpisahkan
dalam
hal
perzakatan,

karena
lewat
rukun
inilah
zakat
itu
tertunaikan,
tersalurkan dan
terdayagunakan
kepada
para
Ashnaf az-Zakat.
Negara
bisa
mengatur hal ini
karena
sebagai
pemegang
otoritas
kekuasaan diberi
kewenangan
untuk
melaksanakannya
sehingga
kedepannya
potensi
yang
besar dari negara
ini bisa digali dan
didayagunakan
untuk
kemaslahatan
rakyat.

DAFTAR
PUSTAKA
Nakhrawie,
Asrifin an,
Sucikan Hati
dan
Bertambah
Rizki
Bersama
Zakat,
Jakarta:
Delta Prima
Press, 2011.
Rafi,
Mu’inan
Potensi
Zakat (dari
KonsumtifKreatif
ke
ProduktifBerdayagun
a) Perspektif
Hukum
Islam,
Yogyakarta:
Citra
Pustaka,
2011.
Abdul
Wahab
dan
Abd.
Muhaimin,
Hukum
Pranata
Sosial,
Ahkam
Jurnal
Syari’ah, No
09 IV/2002
A.
Rahman
Ritonga dan
Zainuddin,
Fiqh Ibadah,
Jakarta:
Gaya Media
Pratama,
1997
Indonesia Zakat
Developmen
t
Report,

LPPM STIH Putri Maharaja Payakumbuh - ISSN: 2355-4657

39

Zakat Dan
Pembanguna
n: Era Baru
Menuju
Kesejahtera
an Ummat,
Ciputat:
Indonesia
Magnificenc
e of Zakat
(IMZ), 2009
Undang-Undang
Nomor
23
Tahun 2011
Tentang
Pengelolaan
Zakat
al-Qaradawi,
Yusuf,
Hukum
Zakat, Terj.
Salman
Harun dkk,
Cet
III,
Jakarta: P.T.
Pustaka
Litera Antar
Nusa, 1993
Jimly
Asshiddiqie,
Perihal
UndangUndang,
Jakarta:Raja
wali
Pers,
2011
https://almanhaj.
or.id/2653ancamanmeninggalka
n-zakat.html
di
unggah
pada tanggal
25 Agustus
2015
jam
7.00 wib