Utang pemerintah Indonesia masih terus meningkat

Indonesian Economic Review and Outlook 18 sedangkan yang terendah adalah Kota Ternate dengan nilai -1,02 . m-t-m Kemudian pada Juli 2014, kota dengan inflasi tertinggi adalah Kota Bengkulu sebesar 2,92 , sedangkan yang terendah adalah Kota Maumere m-t-m sebesar 0,03 . m-t-m

2. Utang pemerintah Indonesia masih terus meningkat

Utang luar negeri Indonesia naik menjadi USD 285 miliar pada Juni 2014. Angka tersebut mengalami kenaikan sebesar 19,24 pada bulan yang sama pada tahun 2013. Sementara itu, secara utang luar month-to-month negeri Indonesia mengalami kenaikan sebesar 0,21 yang disebabkan oleh kenaikan utang luar negeri swasta sebesar 0,76 . Adanya m-t-m peningkatan utang luar negeri swasta diindikasikan karena ketatnya likuditas dalam negeri sehingga swasta lebih memilih untuk mencari pembiayaan dari luar negeri. Hal yang berbeda justru terjadi pada utang luar negeri pemerintah dan bank sentral yang mengalami penurunan sebesar 0,43 . m-t-m Sumber: Bank Indonesia dan CEIC diolah, 2014 Gambar 8: Utang Luar Negeri Indonesia, Juni 2012-Juni 2014 USD Miliar Total utang luar negeri meningkat seiring dengan meningkatnya utang luar negeri swasta, meski utang luar negeri pemerintah dan bank sentral mengalami penurunan Macroeconomic Dashboard Universitas Gadjah Mada 19 Utang luar negeri jangka panjang masih menjadi favorit. Juni 2014, utang luar negeri jangka panjang masih didominasi oleh pemerintah dan bank sentral yang mencapai IDR 114 miliar. Namun jumlah tersebut menurun sebesar 1,5 dibandingkan dengan bulan sebelumnya pada tahun 2014. Sedangkan utang luar negeri swasta jangka panjang mengalami peningkatan sebesar 5,3 dibandingkan dengan bulan sebelumnya pada tahun 2014. Sementara itu, utang luar negeri jangka pendek swasta pada Bulan Juni 2014 mengalami kenaikan sebesar 1,5 sedangkan utang m-t-m luar negeri jangka pendek pemerintah mengalami kenaikan sebesar 9,17 . m-t-m Indonesia masih menjadi daya tarik bagi investor asing. Kepemilikan asing atas obligasi pemerintah mengalami kenaikan menjadi sebesar IDR 1.012 triliun pada Juli 2014. Jumlah tersebut mengalami kenaikan sebesar 78,3 pada bulan yang sama pada tahun 2013 dan mengalami kenaikan sebesar 3,5 dari bulan Juni 2014. Hal yang berbeda justru terjadi pada kepemilikan asing atas SBI di mana secara mengalami month-to-month penurunan sebesar 46,7. Kepemilikan SBI mengalami peningkatan tajam pada periode Maret 2014 hingga Mei 2014 namun memasuki bulan Juni Pemerintah dan bank sentral masih mendominasi utang luar negeri jangka panjang sedangkan dalam jangka pendek didominasi oleh swasta Sumber: Bank Indonesia diolah, 2014 Situasi Moneter dan Pasar Keuangan Indonesian Economic Review and Outlook 20 2014, kepemilikan asing atas SBI mengalami penurunan yang tajam hingga Juni 2014. Salah satu indikasi penyebab penurunan kepemilikan SBI oleh asing tersebut adalah adanya aksi yang dilakukan oleh asing profit taking sehingga lebih memilih untuk menjual kepemilikan SBI tersebut. Sementara itu, kepemilikan asing atas ekuitas mengalami peningkatan pada Juli 2014 atau sebesar 6,44 secara . month-to-month Surat berharga negara outstanding pada Agustus 2014 mengalami peningkatan sebesar 1,67 secara month-to-month. Kenaikan tersebut diindikasikan karena terjadinya defisit neraca perdagangan dan juga menurunnya pertumbuhan ekonomi pada kuartal II-2014 sehingga pemerintah terus mengeluarkan surat berharganya guna membiayai belanja pembangunan. Jika dilihat berdasarkan komponennya, terjadi peningkatan pada surat berharga negara outstanding tradable sebesar 2,07 m-t-m. Sementara itu, surat berharga negara outstanding non-tradable justru mengalami penurunan sebesar 0,66 dibandingkan pada bulan Juli 2014. Kemampuan Indonesia untuk membayar utang melemah. Debt service ratio Indonesia pada kuartal II-2014 mencapai 48 atau mengalami kenaikan sebesar 4,01 dibandingkan dengan kuartal sebelumnya. Hal tersebut diperkuat oleh rasio utang terhadap ekspor maupun PDB yang Kepemilikan asing atas SBI mengalami penurunan ketika kepemilikan asing atas obligasi pemerintah dan ekuitas meningkat Sumber: Kementerian Keuangan, Bank Indonesia, OJK, dan CEIC 2014 Macroeconomic Dashboard Universitas Gadjah Mada 21 masing-masing mengalami kenaikan sebesar 3,32 dan 4,72 dibandingkan dengan kuartal sebelumnya pada tahun 2014. Peningkatan rasio utang terhadap ekspor mengalami peningkatan disebabkan oleh peningkatan utang yang tidak sebanding dengan peningkatan ekspor. Triliun Surat Berharga Negara Outstanding mengalami peningkatan Sumber: DJPU Kementerian Keuangan dan CEIC 2014 Gambar 12: Indikator Beban Utang Luar Negeri Indonesia, Juni 2012-Juni 2014 Rasio utang luar negeri Indonesia terhadap ekspor, PDB dan pembayaran utang meningkat Sumber: Bank Indonesia diolah, 2014 Situasi Moneter dan Pasar Keuangan Indonesian Economic Review and Outlook 22 Neraca pembayaran Indonesia pada kuartal II-2014 mengalami perbaikan. Surplus neraca pembayaran tumbuh sebesar 107,95 dari kuartal sebelumnya menjadi USD 4,3 miliar. Adapun secara year-on-year, kondisi neraca pembayaran saat ini jauh lebih baik dibanding kondisi di kuartal II-2013 yang tercatat defisit sebesar USD 2,48 miliar. Pada kuartal ini, kenaikan nilai surplus disebabkan oleh peningkatan surplus neraca transaksi modal dan finansial yang melebihi peningkatan defisit pada neraca transaksi berjalan. Surplus neraca transaksi modal dan finansial meningkat USD 1,9 miliar, lebih besar dibandingkan dengan kenaikan defisit neraca transaksi berjalan. Defisit pada neraca transaksi berjalan membesar di kuartal II-2014. Defisit tersebut naik dari sebesar USD 4,15 miliar di kuartal I-2014 menjadi USD 9,11 miliar. Kenaikan defisit ini disebabkan oleh kinerja neraca perdagangan barang, neraca jasa-jasa, dan neraca pendapatan primer yang memburuk. Dari sisi neraca jasa-jasa, penurunan kinerja terjadi karena didorong oleh meningkatnya penggunaan jasa impor dan jasa freight keuangan asing. Sementara dari sisi neraca pendapatan primer, memburuknya kinerja dipicu oleh meningkatnya kewajiban pembayaran Gambar 13: Neraca Pembayaran Indonesia 2011:Q2-2014:Q2 USD Miliar Kinerja neraca pembayaran Indonesia membaik Sumber: Bank Indonesia dan CEIC 2014 Macroeconomic Dashboard Universitas Gadjah Mada 23 Surplus neraca transaksi modal dan finansial meningkat pada kuartal II-2014. Secara persentase surplus meningkat sebesar 89,78 dari sebelumnya surplus USD 7,65 miliar di kuartal I-2014 saat ini mencapai USD , 14,51 miliar. Kinerja neraca ini meningkat seiring dengan naiknya arus masuk investasi langsung di Indonesia dan terjadinya surplus pada nilai bersih investasi lainnya. Demikian pula bila dilihat secara , surplus y-o-y neraca transaksi modal dan finansial Indonesia juga bertumbuh lebih dari lima puluh persen yakni sebesar 68,23 surplus pada kuartal II-2013 adalah USD 8,63 miliar. Setelah sempat surplus selama tiga periode, neraca perdagangan barang kini kembali defisit. Pada dua kuartal terakhir neraca perdagangan barang mengalami surplus yang relatif besar yaitu masing-masing sebanyak USD 4,7 miliar kuartal IV-2013 dan USD 3,35 miliar kuartal I-2014. Namun di kuartal II-2014 ini menjadi berbalik defisit sebesar USD 0,47 miliar karena terdapat kontraksi pada surplus neraca nonmigas. Selain itu peningkatan defisit pada neraca migas juga ikut menekan kinerja neraca perdagangan barang Indonesia. Meski demikian kondisi ini sedikit lebih baik dibandingkan dengan kuartal II-2013 yang defisit sebesar USD 0,56 miliar. Sumber: Bank Indonesia dan CEIC 2014 Gambar 14: Neraca Perdagangan Barang 2011:Q2-2014:Q2 USD Miliar Neraca perdagangan barang kembali defisit Indonesian Economic Review and Outlook 24 Pada kuartal I-2014, nilai surplus neraca nonmigas adalah USD 5,58 miliar sedangkan saat ini surplus telah turun sebanyak USD 3,19 miliar menjadi USD 2,39 miliar pertumbuhan negatif sebesar 57,2. Penurunan surplus terjadi sebagai akibat q-to-q adanya kenaikan impor nonmigas USD 3,74 miliar yang lebih besar daripada kenaikan ekspor nonmigas USD 0,55 miliar. Pertumbuhan nilai impor nonmigas secara yang terbesar terjadi pada komoditas biji kopi q-to-q yaitu mencapai 310,06 kemudian diikuti oleh komoditas damar dan getah damar sebesar 306,32. Defisit neraca minyak dan gas kembali bertambah di kuartal II-2014. Pada kuartal I-2014 defisit neraca migas adalah sebesar USD 2,75 miliar. Kini defisit bertambah menjadi USD 3,19 miliar atau secara persentase meningkat sebesar 16,08. Angka peningkatan tersebut relatif lebih q-to-q rendah dibandingkan angka pertumbuhan yang mencapai 51,66. y-o-y Penambahan defisit terjadi karena terdapat peningkatan nilai impor minyak bumi USD 0,45 miliar dan kontraksi pada nilai ekspor gas USD 0,47 miliar. Meskipun juga terdapat peningkatan volume ekspor minyak mentah dan produk kilang namun hal tersebut belum mampu memperbaiki kinerja neraca migas karena nilai ekspornya lebih rendah dibanding nilai impornya. Pada kuartal II-2014 Indonesia memperoleh ekspor bersih negatif dengan mitra dagang terbesar Kawasan Asia. Setelah sebelumnya di kuartal I-2014 Indonesia memperoleh surplus perdagangan sebesar USD 1,13 miliar, kini Indonesia mengalami defisit sebesar USD 4,25 miliar dengan Asia. Demikian pula kinerja perdagangan dengan kawasan lain yaitu Tabel 7: Perkembangan Ekspor-Impor berdasarkan Kawasan tahun 2014 USD Miliar Indonesia mengalami neraca perdagangan negatif dengan kawasan Asia Sumber: Bank Indonesia 2014 Macroeconomic Dashboard Universitas Gadjah Mada 25 Ekspor Indonesia tumbuh positif di semua kawasan kecuali Afrika. Tercatat ekspor Indonesia ke Afrika turun sebesar 13,86 pada kuartal II- 2014 dibanding kuartal sebelumnya. Adapun peningkatan ekspor terbesar terjadi pada perdagangan dengan kawasan Australia-Oseania 4,56 diikuti oleh perdagangan dengan kawasan Amerika 2,31. Secara keseluruhan ekspor Indonesia meningkat sebesar 0,59 dari USD 43,94 miliar Kuartal I-2014 menjadi USD 44,2 miliar Kuartal II-2014. Secara q-to-q, terdapat pertumbuhan positif nilai impor Indonesia dengan semua kawasan. Impor dari Afrika meningkat di atas lima puluh persen yaitu sebesar 84,20. Pertumbuhan kedua terbesar diperoleh barang-barang impor yang berasal dari kawasan Amerika 28,46. Sementara pertumbuhan impor terendah diperoleh Indonesia dari perdagangan dengan kawasan Eropa 6,9. Namun demikian posisi importir Indonesia yang terbesar tetap diduduki oleh kawasan Asia yang mencatatkan nilai impor sebesar USD 34,75 miliar di Indonesia pada kuartal ini. Indonesian Economic Review and Outlook 26

1. GAMA Leading Economic Indicator GAMA LEI