Pengelolaan Hama dan Penyakit Tanaman Teh ( Camellia sinensis (L) O. Kunzte) di PTP Nusantara VI Kayu Aro, Kerinci, Jambi

RINGKASAN

LAKSMI SUSYANTI. Pengelolaan Hama dan Penyakit Tanaman Teh (Can~ellia
sinerlsis (L.) o. Kunzte) di PTP Nusantara VI Kayu Aro, Kerinci, Jambi (Di bawah
bimbingan Sientje Mandang S. dan Dadang ).
Praktek lapang bertujuan untuk mengetahui, mempelajari dan memahami
secara langsung budidaya tanaman teh terutama pengelolaan hama dan penyakit.
Selain itu untuk memperoleh pengalaman k e j a di bidang budidaya tanaman teh.
Praktek K e j a Pengendalian Hama Terpadu (PK-PHT) dilakukan di PTP
Nusantara VI Kayu Aro, Kerinci, Jambi selama empat bulan sejak bulan Februari
sampai Mei 1999. Metode yang digunakan adalah pengamatan langsung di lapangan
(data primer) dan wawancara serta diskusi dengan para staf dan karyawan perkebunan
(data sekunder).
Masalah yang ditemukan selama PK-PHT adalah adanya serangan serangga
hama Dasyc/~iranzendosa Hiibner (Lepidoptera: Lymantriidae) yang merusak daun,
dan penyakit cacar daun teh (Exobasidizm~ilexans Massee).
Tanaman teh pada umur pangkasan 0 - 12 bulan (teh pendek) dan 13 - 29
bulan (teh sedang) mempunyai tingkat dan luas serangan cacar daun teh yang tinggi
dibanding dengan tanaman teh pada umur pangkasan lebih dari 29 bulan (teh tinggi).
Hal tersebut disebabkan pada tanaman teh pendek dan teh sedang terdapat banyak
tunas baru dan daun muda yang masih dalam pertumbuhan.


..

11

Salah satu cara pengendalian penyakit ini yang pernah dilakukan adalah
kegiatan peramalan dengan menggunakan metode blister number (BN). Peramalan
ini bertujuan agar penyakit cacar daun teh dapat dideteksi sedini mungkin. Oleh
sebab itu perlu dilakukan kembali kegiatan peramalan ini sebagai usaha untuk
mendeteksi serangan penyakit cacar daun teh sedini mungkin.
Intensitas dan luas serangan D. mendosa pada umumnya relatif sama pada
tiap petak pengamatan.

Namun karena pada tanaman teh tinggi sukar untuk

dilakukan penyemprotan insektisida, sehingga luas serangan menjadi relatif lebih
tinggi. Serangan hama ini sering ditemukan di PTP Nusantara VI Kayu Aro tapi
jarang ditemukan di perkebunan lain.
Penerapan konsep PHT (pengendalian hama terpadu) di PTP Nusantara VI
Kayu Aro hanya terbatas pada aspek budidaya tanaman, seperti pemilihan varietas

tahan, pemeliharaan tanaman dan penyiangan gulma. Penerapan konsep PHT dilihat
dari aspek sumberdaya manusia, metode dan teknologi pengendalian hama dan
penyakit belum berjalan dengan baik.

Sumberdaya manusia yang ada tidak

mendukung pelaksanaan PHT (tidak ada staf di bidang hama dan penyakit) untuk itu
perlu dilakukan perekrutan tenaga ahli di bidang hama dan penyakit. Metode dan
teknologi pengendalian yang ada saat ini sangat berorientasi pada pengendalian
secara kimiawi.