Jumlah siswa berkebutuhan khusus pada saat ini yaitu sebanyak lima

3 Sumartono Hadi, 2014 PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN IPA BAGI SISWA TUNANETRA DALAM SETING PENDIDIKAN INKLUSIF DI SMA YPI” 45 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu lebih bersemangat. Selain itu pembelajaran diberikan dengan menggunakan berbagai bahan yang bervariasi untuk semua mata pelajaran, penggunaan model pembelajaran dilakukan secara bervariasi bertujuan agar anak merasa termotivasi untuk belajar. Materi disampaikan dengan cara yang lebih menarik dan menyenangkan sehingga anak dapat menyerap materi pelajaran yang diberikan, dan evaluasi dilakukan secara berbeda sesuai dengan perkembangan kemampuan masing-masing anak sebagai peserta didik. Terlaksananya proses pembelajaran yang ramah bagi anak berkebutuhan khusus akan mengembangkan potensi-potensi yang ada pada diri anak. Berkembangnya potensi yang dimilikinya, maka anak akan dapat hidup layak di masyarakat dan ikut berperan serta dalam kehidupan masyarakat. Namun kenyataan pada saat ini pelaksanaan pendidikan inklusif masih belum optimal. Berdasarakan studi pendahuluan yang penulis lakukan di SMA YPI 45 ”. Sekolah ini telah melaksanakan pendidikan inklusf semenjak tahun

2005. Jumlah siswa berkebutuhan khusus pada saat ini yaitu sebanyak lima

orang dengan spesifikasi tunanetra. Pada saat proses pembelajaran, guru reguler belum sepenuhnya mengakomodasi kebutuhan siswa tunanetra untuk belajar di dalam kelas. Kurikulum yang dipakai antara siswa tunanetra dengan siswa reguler pun sama. Begitupun pendekatan yang dipergunakan dalam pembelajaran masih bersifat klasikal, para guru dalam melaksakan tugasnya 4 Sumartono Hadi, 2014 PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN IPA BAGI SISWA TUNANETRA DALAM SETING PENDIDIKAN INKLUSIF DI SMA YPI” 45 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu belum menerapkan model pembelajaran yang lebih inovatif, mereka masih melaksanakan tugasnya sekedar mengajar secara rutin dan monoton, siswa masih dianggap sebagai objek belajar, bukan subyek belajar. Dalam pembelajaran IPA di kelas guru masih kurang mempergunakan metode yang bervariasi. Metode yang sering digunakan yaitu metode ceramah dan metode pemberian tugas. Selain itu penggunaan media pembelajaran dalam belajar IPA masih belum maksimal. Dalam pembelajaran IPA harus mengembangkan aspek-aspek yang dapat digunakan untuk menanamkan konsep-konsep IPA, konsep-konsep tersebut dapat dikembangkan melalui kesan visual, auditif, kinestetis dan taktil siswa. Begitupula didalam kelas setting pendidikan inklusif yang didalamnya diikuti oleh anak berkebutuhan khusus harus melalui pengembangan konsep melalui kesan kesan tersebut. Pembelajaran IPA di kelas masih belum kooperatif. Antara anak tunanetra dan anak normal dalam kelas belum ada saling kerja sama. Dalam pembelajaran peranan tutor sebaya tidak terlihat. Selama proses belajar mengajar IPA guru kurang memberikan motivasi baik kepada anak tunanetra maupun kepada anak normal lainya. Sudah waktunya para guru menerapkan pembelajaran secara profesional, dengan memahami dan menerapkan berbagai macam model pembelajaran, dapat membelajarkan siswa secara aktif dan membantu siswa dalam belajar IPA secara bermakna. Dengan banyaknya model-model 5 Sumartono Hadi, 2014 PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN IPA BAGI SISWA TUNANETRA DALAM SETING PENDIDIKAN INKLUSIF DI SMA YPI” 45 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu pembelajaran diharapkan guru akan termotifasi untuk mempelajarinya secara lebih intensif Hal ini dirasakan juga dalam pembelajaran mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam yang berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar. Adanya keterbatasan penglihatan pada tunanetra, hal ini tentunya akan menimbulkan permasalahan bagi tunanetra itu sendiri, karena dalam mempelajari IPA penglihatan merupakan aspek penting untuk memberikan pemahaman konkrit dari apa yang dipelajari. Permasalahan pada tunanetra dalam mempelajari IPA ini lebih disebabkan oleh: 1 Masih banyaknya materi IPA yang bersifat abstrak yang belum mampu disampaikan guru secara optimal. 6 Sumartono Hadi, 2014 PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN IPA BAGI SISWA TUNANETRA DALAM SETING PENDIDIKAN INKLUSIF DI SMA YPI” 45 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2 Alat peraga yang digunakan guru untuk menguasai atau memahami materi IPA belum sesuai dengan kebutuhan tunanetra itu sendiri. 3 Model pembelajaran yang di terapkan masih mengutamakan penghapalan konsep dari pada pemaknaan konsep, sehingga tunantera lebih memahami atau menguasai konsep dari pada makna dari sebuah konsep. 4 Kurang dalam memberikan kesempatan pada siswa untuk mengekplorasi pengetahuannya, siswa lebih banyak duduk, diam, mendengarkan dan mencatat. Pembelajaran IPA menuntut pelakunya berperan aktif, memiliki kemampuan mobilitas, dengan begitu siswa akan mampu mengeksplorasi pengetahuan tentang IPA mulai dari mempelajari diri sendiri, alam sekitar maupun peluang pengembangan lebih lanjut yang diterapkan dalam kehidupan. Bardasarkan hal tersebut, maka permasalahan atau hambatan dalam mempelajari IPA pada tunanetra harus segera dicarikan jalan keluarnya, karena jika tetap dibiarkan kemampuan tunanetra dalam pelajaran IPA atau pelajaran lainnya akan semakin tertinggal dengan anak pada umumnya. Dengan kata lain peran aktif dari semua pihak, mulai dari orang tua, guru dan orang disekitarnya akan menentukan upaya mengoptimalkan kemampuan akademik siswa tunanetra. 7 Sumartono Hadi, 2014 PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN IPA BAGI SISWA TUNANETRA DALAM SETING PENDIDIKAN INKLUSIF DI SMA YPI” 45 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Berdasarkan fenomena hal tersebut, maka penulis tertarik untuk meneliti tentang “Pengembangan Model Pembelajaran IPA Bagi Siswa Tunanetra Dalam Seting Pendidikan Inklusif ”.

B. Fokus dan Pertanyaan Penelitian