Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris Board Manual PT Angkasa Pura I Persero
47 4
Membuat  sistem  pemberian  uang  jasa  dan  tunjangan  purna  jabatan  bagi Dewan  Komisaris.  Dewan  Komisaris  dapat  mengusulkan  sistem  pemberian
uang  jasa  dan  tunjangan  purna  jabatan  bagi  Dewan  Komisaris  kepada RUPS.
5 Memberikan penjelasan lengkap kepada Dewan Komisaris mengenai sistem
untuk  pemberian  uang  jasa  dan  tunjangan  purna  jabatan  bagi  Dewan Komisaris  serta  rincian  mengenai  uang  jasa  dan  tunjangan  purna  jabatan
yang  diterima  oleh  Dewan  Komisaris  yang  sedang  menjabat.  Dewan Komisaris menyampaikan penjelasan tersebut kepada RUPS.
6 Membuat  sistem  penggajian,  fasilitas  danatau  pemberian  tunjangan  bagi
Direksi.  Dewan  Komisaris  dapat  mengusulkan  sistem  penggajian,  fasilitas danatau pemberian tunjangan bagi Direksi tersebut kepada RUPS.
7 Memberikan penjelasan lengkap kepada Dewan Komisaris mengenai sistem
penggajian, fasilitas danatau pemberian tunjangan bagi Direksi serta rincian mengenai  gaji,  fasiilitas,  danatau  tunjangan  yang  diterima  Direksi  yang
sedang  menjabat.  Dewan  Komisaris  menyampaikan  penjelasan  tersebut kepada RUPS.
8 Merekomendasikan kepada Dewan Komisaris mengenai sistem kompensasi
serta  manfaat  lainnya  dalam  hal  pengurangan  karyawan.  Dewan  Komisaris menyampaikan rekomendasi tersebut kepada RUPS.
f.
Melaksanakan  tugas  lain  yang  diberikan  Dewan  Komisaris,  sepanjang  masih dalam  lingkup  tugas  dan  kewajiban  Dewan  Komisaris,  berdasarkan  ketentuan
perundang-undangan yang berlaku.
I.
SEKRETARIS DEWAN KOMISARIS
Dewan  Komisaris  untuk  kelancaran  tugasnya  dapat  dibantu  oleh  Sekretaris  Dewan Komisaris  yang  diangkat  dan  diberhentikan  oleh  Dewan  Komisaris  atas  beban
Perseroan. Sekretaris  Dewan Komisaris menjalankan tugas-tugas administrasi dan kesekretariatan
yang berkaitan dengan seluruh kegiatan Dewan Komisaris.
1.  Tugas Sekretaris Dewan Komisaris
129
a.  Mempersiapkan  rapat  termasuk  bahan  rapat  briefing  sheet  Dewan  Komisaris, rapat antara Dewan Komisaris dengan Pemegang Saham, Direksi maupun pihak-
pihak terkait lainnya.
129
SK-16S.MBU2012 parameter 75
Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris Board Manual PT Angkasa Pura I Persero
48 b.  Membuat  risalah  rapat  Dewan  Komisaris  sesuai  ketentuan  Anggaran  dasar
Perusahaan. c.  Mengadministrasikan dokumen Dewan Komisaris, baik surat masuk, surat keluar,
risalah rapat maupun dokumen lainnya. d.  Menyusun rancangan rencana kerja dan anggaran Dewan Komisaris.
e.  Menyusun rancangan laporan-laporan Dewan Komisaris. f.  Memastikan  bahwa  Dewan  Komisaris  mematuhi  peraturan  perundang-undangan
serta menerapkan prinsip-prinsip GCG. g.  Memberikan  informasi  yang  dibutuhkan  oleh  Dewan  Komisaris  secara  berkala
danatau sewaktu – waktu apabila diminta.
h.  Mengkoordinasikan  Anggota  Komite  jika  diperlukan  dalam  rangka memperlancar tugas Dewan Komisaris.
i.  Mengumpulkan  data-data  teknis  yang  berasal  dari  komite-komite  di  lingkungan Dewan  Komisaris  dan  tenaga  ahli  Dewan  Komisaris  untuk  kepentingan  Dewan
Komisaris. j.  Sebagai penghubung Liaison Officer Dewan Komisaris dengan pihak lain.
k.  Melaksanakan tugas lain dari Dewan Komisaris.
2.  Wewenang Sekretaris Dewan Komisaris
Dengan  persetujuan  dan  penugasan  dari  Dewan  Komisaris  maka  wewenang  yang dilimpahkan kepada Sekretaris Dewan Komisaris adalah sebagai berikut:
a.  Menetapkan  sistem  dan  prosedur  persuratan  maupun  pengarsipan  dalam lingkungan Dewan Komisaris.
b.  Membantu Dewan Komisaris dalam mendapatkan datainformasipenjelasan yang dibutuhkan  Dewan  Komisaris  dari  pihak-pihak  yang  terkait  di  dalam  maupun  di
luar perusahaan untuk keperluan pelaksanaan tugas Dewan Komisaris. c.  Mengusulkan  rencanaprogram  kerja  Dewan  Komisaris  dalam  kaitannya  dengan
fungsi-fungsi Dewan Komisaris di perusahaan. d.  Mengusulkan  agenda  rapat  Dewan  Komisaris  dengan  pihak-pihak  di  dalamluar
perusahaan. e.  Menggunakan
fasilitas-fasilitas kesekretariatan
Dewan Komisaris
untuk melaksanakan tugas-tugasnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris Board Manual PT Angkasa Pura I Persero
49
BAB VI -  DIREKSI
A.
PERSYARATAN DAN KOMPOSISI DIREKSI
1.
Persyaratan Persyaratan  yang  harus  dipenuhi  oleh  seorang  calon  anggota  Direksi  meliputi
persyaratan formal dan persyaratan material. Persyaratan formal yang bersifat umum sesuai  dengan  peraturan  perundang-undangan  yang  berlaku  dan  persyaratan
material yang merupakan persyaratan yang disesuaikan dengan kebutuhan dan sifat bisnis PT Angkasa Pura I Persero.
a.
Persyaratan Formal
130
Persyaratan  formal  merupakan  persyaratan  konkrit  yang      harus  dipenuhi  oleh orang - perseorangan yang  meliputi :
1
Mampu melaksanakan perbuatan hukum;
2
Tidak pernah dinyatakan pailit oleh Pengadilan;
3
Tidak pernah menjadi anggota Direksi atau Anggota  Dewan Komisaris yang dinyatakan bersalah menyebabkan suatu perusahaan dinyatakan pailit dalam
waktu 5 lima tahun sebelum pencalonan;
130
Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor Kep-09AMBU2005 dan Anggaran Dasar Pasal 10, UU No 40 tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas, ps 93
Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris Board Manual PT Angkasa Pura I Persero
50
4
Tidak  pernah  dihukum  karena  merugikan  keuangan  negara  dalam  waktu  5 lima tahun sebelum pencalonan;
5
Tidak boleh ada  hubungan keluarga sedarah sampai dengan derajat ketiga, baik menurut garis lurus maupun garis ke samping atau hubungan semenda
menantu  atau  ipar  dengan  anggota  Direksi  lain  danatau  Anggota  Dewan Komisaris;
6
Tidak  boleh  merangkap  jabatan  lain  sebagai  anggota  Direksi  pada  BUMN, BUMD  dan  Badan  Usaha  Milik  Swasta  atau  jabatan  lain  yang  dapat
menimbulkan benturan kepentingan;
7
Tidak boleh merangkap jabatan lain sebagai pejabat dalam jabatan struktural dan
fungsional pada instansilembaga pemerintah pusat danatau daerah;
8
Tidak  boleh  merangkap  jabatan  lainnya  yang  dapat  menimbulkan  benturan kepentingan  secara  langsung  atau  tidak  langsung  dengan  Perusahaan
danatau  yang  bertentangan  dengan  ketentuan  peraturan  perundang- undangan yang berlaku.
b.
Persyaratan Material Persyaratan  material  merupakan  persyaratan  abstrak  yaitu  kualitas  orang
perseorangan yang sesuai dengan  kebutuhan PT Angkasa Pura I Persero.
131
1
Integritas  dan  moral,  bahwasanya  yang  bersangkutan  berperilaku  baik  yaitu tidak pernah terlibat :
a
Perbuatan  rekayasa  dan  praktek-praktek  menyimpang  dalam pengurusan  BUMNPerusahaanLembaga  tempat  yang  bersangkutan
bekerja
b
Perbuatan  cidera  janji  yang  dapat  dikategorikan  tidak  memenuhi komitmen yang telah disepakati dengan BUMNPerusahaan Lembaga
tempat yang bersangkutan bekerja danatau Pemegang Saham
c
Perbuatan  yang  dikategorikan  dapat  memberikan keuntungan  kepada pribadi  calon  anggota  Direksi,  Pegawai  BUMN  PerusahaanLembaga
tempat yang bersangkutan bekerja
d
Perbuatan  yang  dapat  dikategorikan  sebagai  pelanggaran  terhadap ketentuan  yang  berkaitan  dengan  prinsip  prinsip  pengurusan
Perseroan yang sehat.
131
Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor Kep-09AMBU2005
Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris Board Manual PT Angkasa Pura I Persero
51
2
Kompetensi tekniskeahlian, bahwasanya yang bersangkutan memiliki:
a
Pengetahuan  yang  memadai  di  bidang  usaha  PT  Angkasa  Pura  I Persero
b
Pengalaman  dan  keahlian  di  bidang  pengurusan  PT  Angkasa  Pura  I PerseroBUMNPerusahaan
c
Kemampuan  untuk  melakukan  pengelolaan  strategis  dalam  rangka pengembangan PT Angkasa Pura I PerseroBUMN Perusahaan
d
Pemahaman masalah-masalah
manajemen perusahaan
yang berkaitan dengan salah satu fungsi manajemen
e
Dedikasi  dan  menyediakan  waktu  sepenuhnya  untuk  melakukan tugasnya.
3
Psikologis bahwasanya yang bersangkutan memiliki tingkat intelegensia dan tingkat  emosional  yang  memadai  untuk  melaksanakan  tugasnya  sebagai
anggota Direksi PT Angkasa Pura I Persero.
2.
Komposisi Direksi Komposisi Direksi PT Angkasa Pura I Persero harus sedemikian rupa  disesuaikan
dengan  besarnya  kegiatan  perusahaan  sehingga  memungkinkan  pengambilan putusan yang efektif, tepat dan cepat dalam segala bidang usaha PT Angkasa Pura I
serta  dapat  bertindak  secara  independen,  dalam  arti  tidak  mempunyai  kepentingan yang dapat mengganggu kemampuannya untuk melaksanakan tugas secara mandiri
dan kritis.
3.
Keanggotaan Direksi
a.
Perseroan  diurus  dan  dipimpin  oleh  suatu  Direksi  yang  jumlahnya  disesuaikan dengan  kebutuhan  Perseroan  dan  seorang  di  antaranya  ditetapkan    sebagai
Direktur Utama.
132
b.
Pembagian  tugas  dan  wewenang  setiap  anggota  Direksi  ditetapkan  oleh  RUPS dan  apabila  RUPS  tidak  menetapkan  maka  ditetapkan  berdasarkan  Keputusan
Direksi
133
c.
Apabila oleh suatu sebab jabatan anggota Direksi Perseroan lowong, maka:
134 132
Anggaran Dasar Pasal 10 Ayat 1
133
Undang-undang No.40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas Pasal 92
Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris Board Manual PT Angkasa Pura I Persero
52 1.
Dalam  waktu  paling  lambat  30  tiga  puluh  hari  setelah  terjadi  lowongan, harus diselenggarakan RUPS untuk mengisi lowongan tersebut.
2. Selama  jabatan  itu    lowong  dan  RUPS  belum mengisi  jabatan  yang  lowong
tersebut,  maka  Dewan  Komisaris  menunjuk  salah  seorang  anggota  Direksi lainnya,  atau  RUPS  menunjuk  pihak  lain  selain  anggota  Direksi  yang  ada,
untuk  sementara,  menjalankan  pekerjaan  anggota  Direksi  yang  lowong tersebut dengan kekuasaan dan wewenang yang sama.
3. Dalam  hal  jabatan  itu  lowong  karena  berakhirnya  masa  jabatan  dan  RUPS
belum mengisi  jabatan  anggota  Direksi  yang  lowong,  maka  anggota  Direksi yang berakhir masa jabatannya tersebut dapat ditetapkan oleh RUPS, untuk
sementara  menjalankan  pekerjaan  anggota  Direksi  yang  lowong  dengan kekuasaan dan wewenang yang sama.
d.
Apabila  pada  suatu  waktu  oleh  sebab  apapun  seluruh  jabatan  anggota  Direksi Perseroan lowong, maka:
135
1 Dalam  waktu  paling  lambat  30  tiga  puluh  hari  setelah  terjadi  jabatan
lowong,  harus  diselenggarakan  RUPS  untuk  mengisi  jabatan      lowong tersebut.
2 Selama  seluruh  jabatan  Direksi  lowong  dan  RUPS  belum  mengisi  jabatan
tersebut,  maka  untuk  sementara  Perseroan  diurus  oleh  Dewan  Komisaris, atau  RUPS  dapat  menunjuk  pihak  lain  untuk  sementara  mengurus
Perseroan, dengan kekuasaan dan wewenang yang sama.
3 Dalam hal seluruh jabatan  Direksi lowong  karena berakhirnya masa jabatan
dan RUPS belum menetapkan penggantinya, maka anggota-anggota Direksi yang  telah  berakhir  masa  jabatannya  tersebut  dapat  ditetapkan  oleh  RUPS
untuk    menjalankan  pekerjaannya  sebagai  anggota  Direksi  dengan kekuasaan dan wewenang yang sama.
e.
Terhadap  individu  yang  dicalonkan  sebagai  anggota  Direksi,  maka  kepada  yang bersangkutan  dilakukan  proses  penilaian  kemampuan  dan  kepatutan  fit  and
proper test yang dilaksanakan oleh Lembaga Profesional dan Tim Evaluasi Calon Anggota Direksi.
136
f.
Para calon anggota Direksi yang telah lulus penilaian kemampuan dan kepatutan
134
Anggaran Dasar Pasal 10 Ayat 26.
135
Anggaran Dasar Pasal 10 Ayat 27
136
Keputusan  Menteri  Badan  Usaha  Milik  Negara  Nomor  Kep-09AMBU2005  tentang Penilaian  Kelayakan  dan  Kepatutan  Fit  and  Proper  Test  Calon  Anggota  Direksi  Badan
Usaha Milik Negara
Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris Board Manual PT Angkasa Pura I Persero
53 akan  diajukan  kepada  RUPS  untuk  diangkat.  Sebelum  diangkat  oleh  RUPS
sebagai  anggota  Direksi,  para  calon  yang  telah  lulus  wajib  menandatangani kontrak manajemen.
137
4.
Pelaksanaan fit and proper test
a.
Pengangkatan  Direksi  ditetapkan  oleh  RUPS  sesuai  dengan  mekanisme  dan ketentuan  peraturan  perundang-undangan  dan  dilakukan  melalui  mekanisme  uji
kelayakan dan kepatutan.
138
b.
Calon  anggota  Direksi  yang  telah  dinyatakan  lulus  uji  kelayakan  dan  kepatutan wajib menandatangani kontrak manajemen sebelum ditetapkan pengangkatannya
sebagai anggota Direksi.
5.
Kontrak Manajemen
a.
RUPS memastikan Direksi telah menandatangani kontrak manajemen.
b.
Kontrak  manajemen  appointment  aggreement  adalah  Perjanjian  Penunjukan Anggota Direksi yang ditandatangani oleh anggota Direksi yang bersangkutan dan
kuasa  Pemegang  Saham  pada  saat  penunjukan  yang  bersangkutan  sebagai anggota Direksi.
139
c.
Kontrak  manajemen  memuat  janji  atau  pernyataan  Direksi  untuk  memenuhi segala target-target  yang ditetapkan Pemegang Saham yang diperbaharui setiap
tahun.
6.
Ketentuan mengenai Masa Jabatan Direksi
140
:
a.
Masa jabatan anggota Direksi 5 lima tahun dengan tidak mengurangi hak RUPS untuk memberhentikan sewaktu-waktu.
b.
Setelah  masa  jabatannya  berakhir,  anggota  Direksi  dapat  diangkat  kembali  oleh RUPS untuk 1 satu kali masa jabatan.
c.
Jabatan anggota Direksi akan berakhir,
141
jika:
1
Masa jabatan berakhir
137
Undang-undang No 19 Tahun 2003 tentang BUMN Pasal 16 Ayat 3
138
Mekanisme Uji kelayakan dan kepatutan ditetapkan oleh Pemegang Saham seperti diatur dalam UU BUMN  penjelasannya
139
Hal ini diatur dalam UU BUMN  ps 16  penjelasan
140
Undang-undang No 19 Tahun 2003 tentang BUMN  Anggaran Dasar Pasal 10 Ayat 11.
141
Undang-undang No 19 Tahun 2003 tentang BUMN  Anggaran Dasar Pasal 10 Ayat 30.
Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris Board Manual PT Angkasa Pura I Persero
54
2
Mengundurkan diri sesuai ketentuan yang berlaku
3
Tidak  lagi  memenuhi  persyaratan  peraturan  perundang-undangan  yang berlaku.
4
Meninggal dunia
5
Diberhentikan berdasarkan keputusan RUPS
d.
RUPS  dapat  memberhentikan  jabatan  anggota  Direksi  sewaktu-waktu  sebelum masa jabatannya berakhir dengan menyebutkan alasan pemberhentiannya.
142
e.
Dewan  Komisaris  berhak  memberhentikan  untuk  sementara  waktu  seorang  atau lebih  anggota  Direksi,  jikalau  mereka  bertindak  bertentangan  dengan  Anggaran
Dasar  atau  melalaikan  kewajibannya  atau  terdapat  alasan  yang  mendesak  bagi Perseroan.
143
f.
Pemberhentian  sementara  tersebut  harus  diberitahukan  secara  tertulis  kepada yang bersangkutan disertai alasan yang menyebabkan tindakan tersebut.
144
g.
Dalam  waktu  30  tiga  puluh  hari  setelah  pemberhentian  sementara      tersebut, Dewan  Komisaris  diwajibkan  untuk  memanggil  Rapat  Umum  Pemegang  Saham
yang  akan  memutuskan  apakah  anggota  Direksi  yang  bersangkutan  akan diberhentikan  seterusnya  atau  dikembalikan  kepada  kedudukannya,  dengan
terlebih  dahulu  memberikan  kesempatan  pada  anggota  Direksi  tersebut  untuk membela diri.
145
h.
Jika RUPS tidak diselenggarakan dalam jangka waktu 30 tiga puluh hari, maka pemberhentian  sementara  tersebut  dinyatakan  batal  dan  anggota  Direksi  yang
diberhentikan  kembali  menjalankan  tugas  dengan  kuasa  dan  kewenangan  yang sama.
146
i.
Anggota Direksi
berhak mengundurkan
diri dari
jabatannya dengan
memberitahukan  secara  tertulis  mengenai  maksudnya  tersebut  kepada Perusahaan dengan tembusan kepada Pemegang Saham, Dewan Komisaris dan
anggota  Direksi  lainnya  paling  lambat  30  tiga  puluh  hari  sebelum  tanggal pengunduran  dirinya  dan  berlaku  sejak  tanggal  disetujui  permohonan
pengunduran dirinya oleh Rapat Umum Pemegang Saham; namun jika tidak ada keputusan dari RUPS maka anggota Direksi tersebut berhenti pada tanggal yang
diminta  atau  dengan  lewatnya  waktu  30  tiga  puluh  hari  sejak  tanggal  surat permohonan pengunduran diri diterima tanpa memerlukan persetujuan RUPS.
147
142
Undang-undang No 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas Pasal 105 1
143
Anggaran Dasar Pasal 10 Ayat 33
144
Anggaran Dasar Pasal 10 Ayat 33. b
145
Anggaran Dasar Pasal 10 Ayat 33. e
146
Undang-undang Perseroan Terbatas Pasal 106 8 dan Anggaran Dasar Pasal 10 Ayat 33. h
147
Anggaran Dasar Pasal 10 Ayat 28  29
Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris Board Manual PT Angkasa Pura I Persero
55
j.
Anggota  Direksi  yang  mengundurkan  diri  tersebut  wajib  menyampaikan pertanggungjawaban
atas tindakan-tindakannya
yang belum
diterima pertanggungjawbannya oleh RUPS.
148
7.
Program Pengenalan Direksi
149
Program  pengenalan  dimaksudkan  agar  Direksi  yang  berasal  dari  berbagai  latar belakang dapat saling mengenal dan memahami Perusahaan.
Program Pengenalan meliputi hal-hal sebagai berikut : a.  Sekretaris  Perusahaan  bertanggung  jawab  untuk  mengadakan  program
pengenalan yang materinya meliputi:
150
1
Pelaksanaan prinsip-prinsip good corporate governance oleh Perseroan
2
Gambaran  mengenai  Perseroan  berkaitan  dengan  tujuan,  sifat,  lingkup kegiatan,  kinerja  keuangan  dan  operasi,  strategi,  rencana  usaha  jangka
pendek  dan  jangka  panjang,  posisi  kompetitif,  tingkat  risiko  dan  berbagai masalah strategis lainnya
3
Keterangan berkaitan dengan kewenangan yang didelegasikan, audit internal dan eksternal, sistem dan kebijakan pengendalian internal, termasuk Komite
Audit
4
Keterangan mengenai tugas dan tanggung jawab Direksi dan hubungan kerja dengan  Dewan  Komisaris  serta  hal-hal  yang  tidak  diperbolehkan  dilakukan
oleh seorang anggota Direksi.
b.  Sekretaris  Perusahaan  menyiapkan  hal-hal  yang  diperlukan  untuk  melakukan program pengenalan seperti:
1
Jadwal pertemuan dengan Dewan Komisaris dan Pejabat Perseroan
2
Materi Presentasi oleh Komisaris Utama
3
Materi Presentasi oleh Direktur Utama c.  Sekretaris  Perusahaan  memberitahukan  Direktur  Utama  atau  penggantinya
bahwa program pengenalan siap untuk dilaksanakan d.  Sekretaris  Perusahaan  menyiapkan  dan  menyampaikan  undangan  yang
148
Anggaran Dasar Pasal 10 Ayat 32
149
Peraturan Menteri BUMN Npmor PER
– 01MBU2011 Pasal 43   SK-16S.MBU2013 Parameter 84
150
Peraturan Menteri BUMN Npmor PER
– 01MBU2011 Pasal 43 ayat 2 dan 3
Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris Board Manual PT Angkasa Pura I Persero
56 dilengkapi dengan bahan-bahan program pengenalan Anggota Direksi yang baru
e.  Anggota Direksi  yang baru ditunjuk  mempelajari bahan-bahan yang diterima f.  Dewan  Komisaris  dan  Direksi  mengikuti  program  pengenalan  Anggota  Direksi
yang baru ditunjuk  berupa:
1
Presentasi oleh Komisaris Utama
2
Presentasi oleh Direktur Utama
3
Perkenalan dengan Pejabat-pejabat Perseroan
4
Presentasi  ringkas  dari  Pejabat  Perseroan  mengenai  bidang  yang  menjadi kewenangan masing-masing
g.  Bila masih terdapat hal-hal yang perlu ditanyakan oleh Anggota Direksi yang baru ditunjuk,  maka  pertanyaan  dapat  diajukan  baik  secara  tertulis  maupun  lisan
kepada pihak-pihak yang terkait h.  Apabila  diperlukan,  Sekretaris  Perusahaan  mengatur  kunjungan  Direksi  ke  unit
kerjakantor cabangproyek Perseroan. i.  Sekretaris  Perusahaan  mendokumentasikan  daftar  hadir  atas  pelaksanaan
program pengenalan.
8.
Program Peningkatan Pengetahuan Direksi
151
a.  Direksi  menyelenggarakan  program  pengembangan  yang  terstruktur  dan sistematis  untuk  meningkatkan  dan  memperdalam  kemampuan  skill  and
knowledge bagi Direksi. b.  Perusahaan  menyediakan  program  pengembangan  Direksi  yang  didukung
dengan dana yang dianggarkan dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan dan dianggarkan secara terpisah dari rencana pelatihan untuk karyawan.
c.  Program tersebut dibuat oleh Direksi secara terstruktur dan sistematis yang dapat berupa  tambahan  pengetahuan  yang  bersifat  informal  berupa  seminar,  training,
workshop dan studi banding. d.  Direksi membuat laporan atas hasil pelatihan yang telah dilakukan.
B.
TANGGUNG JAWAB DIREKSI
Direksi  merupakan  organ  Perseroan  yang  bertanggung  jawab  penuh  atas  pengurusan
151
SK-16S.MBU2013  Parameter 85
Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris Board Manual PT Angkasa Pura I Persero
57 Perseroan  untuk  kepentingan  dan  tujuan  Perseroan  serta  mewakili  Perseroan  baik  di
dalam  maupun  di  luar  pengadilan  sesuai  ketentuan  Anggaran  Dasar.
152
Sifat  dari tanggung jawab tersebut adalah tanggung renteng apabila yang bersangkutan bersalah
atau  lalai  menjalankan  tugasnya  untuk  kepentingan  Perseroan.
153
Direksi  dalam menjalankan  tugasnya  harus  mengupayakan  sebaik-baiknya  untuk  kepentingan
Perseroan  dan  memastikan  agar  Perseroan  melaksanakan  tanggung  jawab  sosialnya serta memperhatikan kepentingan dari berbagai pihak yang berkepentingan.
C.
TUGAS DAN KEWAJIBAN DIREKSI
1.
Kebijakan Umum
a.
Setiap  Anggota  Direksi  wajib  dengan  itikad  baik  dan  penuh  tanggung  jawab menjalankan tugas untuk kepentingan dan usaha Perusahaan.
154
b.
Tunduk pada ketentuan peraturan  perundang-undangan  yang berlaku, Anggaran Dasar dan keputusan RUPS dan memastikan seluruh aktivitas Perusahaan telah
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan peraturan perundang-undangan yang berlaku, Anggaran Dasar dan keputusan RUPS.
c.
Menjalankan  segala  tindakan  yang  berkaitan  dengan  pengurusan  Perseroan untuk  kepentingan    Perseroan  dan  sesuai  dengan  maksud  dan  tujuan
Perseroan.
155
d.
Mewakili Perusahaan baik di dalam maupun di luar pengadilan.
156
e.
Bertanggungjawab  penuh  dalam  menjalankan  tugasnya  untuk  kepentingan  dan usaha Perseroan dengan mengindahkan perundang-undangan yang berlaku.
157
f.
Menerapkan good corporate governance secara konsisten dan berkelanjutan.
158
g.
Wajib  menyelenggarakan  dan  menyimpan  Daftar  Khusus  sesuai    ketentuan peraturan perundang-undangan.
159
h.
Bertanggungjawab  secara  pribadi  atas  kesalahan  dan  kelalaiannya  dalam menjalankan tugas.
160 152
Undang-undang No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas Pasal 92 Ayat 1
153
Undang-undang No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas Pasal 97 3, 4 dan Anggaran Dasar Perseroan 11 Ayat 4
154
Undang-undang No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas Pasal 97 2 dan Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 3
155
Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 1
156
Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 1
157
Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 5
158
Peraturan Menteri BUMN Nomor PER-01MBU2011 Pasal 2
159
Undang-undang No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas Pasal 100
Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris Board Manual PT Angkasa Pura I Persero
58
i.
Pembagian  tugas  dan  wewenang  setiap  Anggota  Direksi  ditetapkan  oleh  Rapat Umum  Pemegang  Saham,  dan  apabila  Rapat  Umum  Pemegang  Saham  tidak
menetapkan  pembagian  tugas  dan  wewenang  tersebut  maka  dapat  ditetapkan berdasarkan keputusan Direksi.
161
j.
Menyusun  daftar  calon  direksi    manager  satu  tingkat  dibawah  direksi    untuk disampaikan  kepada Dewan Komisaris jika diperlukan
k.
Pelaksanaan  tugas-tugas  Board  of  Directors  sebagaimana  ditetapkan  dalam keputusan Direksi.
162
2.
Hubungan  dengan Rapat Umum Pemegang Saham
a.  Wajib  menyelenggarakan  dan  menyimpan  Daftar  Pemegang  Saham  dan dokumen-dokumen terkait dengan RUPS sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan. Daftar Pemegang Saham tersebut memuat:
1 Nama dan alamat Pemegang Saham
2 Jumlah,  nomor  dan  tanggal  perolehan  saham  yang  dimiliki  oleh  pemegang
saham, apabila dikeluarkan lebih dari satu klasifikasi saham 3
Nama dan alamat dari orang perseorangan badan hukum yang mempunyai hak gadai tersebut
4 Keterangan penyetoran saham dalam bentuk lain.
b.  Memberikan  pertanggungjawaban  dan  segala  keterangan  tentang  keadaan  dan jalannya  perusahaan  berupa  laporan  tahunan  termasuk  perhitungan  tahunan
kepada Rapat Umum Pemegang Saham. c.  Memberikan  laporan  berkala  lainnya  menurut  cara  dan  waktu  sesuai  dengan
ketentuan yang berlaku, serta laporan lainnya setiap kali diminta oleh Pemegang Saham.
d.  Menandatangani  Laporan  Tahunan,  dalam  hal  Anggota  Direksi  menolak  untuk menandatangani Laporan Tahunan, maka harus disebutkan alasannya.
e.  Memanggil dan menyelenggarakan RUPS Tahunan dan atau RUPS Luar Biasa. f.
Mengumumkan  dalam  2  dua  surat  kabar  berbahasa  Indonesia  terbit  dan
160
Undang-undang No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas Pasal 97  3,4
161
Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat  26
162
Keputusan Direksi PT Angkasa Pura I Persero Nomor KEP.146OM.01.012012 Pasal 4
Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris Board Manual PT Angkasa Pura I Persero
59 beredar luasnasional di wilayah Republik Indonesia  rencana untuk mengalihkan
atau  menjadikan  sebagai  jaminan  utang  atau  melepaskan  hak  atas  harta kekayaan  Perusahaan  atau  paling  lambat  30  tiga  puluh  hari  terhitung  sejak
dilakukan perbuatan hukum tersebut.
g.  Mengumumkan dalam 2 dua surat kabar harian berbahasa Indonesia terbit dan beredar
luasnasional di
wilayah Republik
Indonesia rencana
untuk penggabungan,  peleburan  dan  pengambilalihan  Perusahaan  paling  lambat  14
empat belas hari sebelum pemanggilan RUPS. h.  Menyediakan  bahan  rapat  RUPS  dan  diberikan  cuma-cuma  kepada  Pemegang
Saham. i.
Memberikan  Risalah  RUPS  kepada  Pemegang  Saham  jika  diminta  oleh Pemegang Saham.
j. Meminta persetujuan RUPS jika akan dilakukan perubahan Anggaran Dasar.
3.
Strategi dan Rencana Kerja
a.  MenyusunMenyiapkan  visi,  misi,  tujuan,    sasaran  dan  strategi  Perusahaan. Pengkajian  visi  dan  misi  dilakukan  minimal  3  tahun  sekali  atau  setiap  saat  bila
diperlukan penyesuaian. b.  Mengusahakan  dan  menjamin  terlaksananya  strategi  perusahaan  dalam  rangka
mencapai  tujuansasaran  yang telah ditetapkan. c.  Menyiapkan  rencana  pengembangan  perusahaan  serta  menyampaikannya
kepada  Dewan  Komisaris  dan  Pemegang  Saham  untuk  mendapatkan pengesahan.
d.  Menyusun dan menetapkan kebijakan, prosedur dan pedoman penyusunan RJPP dan RKAP.
163
e.  Menyusun Menyiapkan Rencana Jangka Panjang Perusahaan RJPP. f.
Menyiapkan  Rencana  Kerja  dan  Anggaran  Perusahaan  RKAP  sebagai penjabaran rencana tahunan dari RJPP.
g.  Mengupayakan  tercapainya  target-target  jangka  pendek  yang  tercantum  dalam RKAP.
4.
Manajemen Risiko
Direksi  menerapkan manajemen  risiko  dan  melaksanakannya  secara  konsisten
,
163
SK-16S.MBU2013  Parameter 891  901
Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris Board Manual PT Angkasa Pura I Persero
60 mencakup:
a.  Identifiksi risiko, yaitu proses untuk mengenali jenis-jenis risiko yang relevan dan berpotensi akan  terjadi.
b.  Pengukuran  Risiko,  yaitu  proses  untuk  mengukur  besaran  dampak  dan probabilitas dari risiko yang telah diidentifikasi.
c.  Pedoman  Penanganan  Risiko,  yaitu        proses  untuk  menetapkan  upaya-upaya yang harus dilakukan untuk menangani apabila terjadi suatu risiko tertentu.
d.  Pemantauan Risiko, yaitu proses pemantauan terhadap pelaksanaan manajemen risiko,      melakukan  pengukuran      dampak  risiko  yang  terjadi    dan  melakukan
koreksi  terhadap    Pedoman  Penanganan  Risiko  apabila  dampak  yang  terjadi tidak sesuai dengan yang diharapkan.
e.  Evaluasi,  yaitu  proses  kajian  terhadap    kecukupan  keseluruhan  aktivitas manajemen risiko yang dilakukan di dalam Perusahaan.
f. Pelaporan  dan  Pengungkapan,  yaitu  proses  untuk  melaporkan  sistem
manajemen  risiko  yang  dilaksanakan  Perusahaan  beserta  pengungkapannya pada pihak-pihak terkait sesuai ketentuan yang berlaku.
g.  Direksi  membuat  rencana  kerja  perusahaan  untuk  menerapkan  kebijakan  risiko.
164
h.  Direksi mengajukan usulan kepada DekomRUPS dalam hal tindakan perusahaan untuk menangani risiko yang harus mendapat persetujuan Dewan Komisaris.
165
5.
Sistem Pengendalian internal
a.  Direksi  harus  menetapkan  kebijakan  Pengendalian  Internal  yang  efektif  untuk mengamankan investasi dan aset Perusahaan.
b.  Sistem Pengendalian Internal mencakup hal-hal sebagai berikut : 1
Lingkungan  Pengendalian  Internal  dalam  Peusahaan  yang  disiplin  dan terstruktur, terdiri dari :
a
Integritas, nilai etika dan kompetensi Karyawan
b
Filosofi dan gaya manajemen
c
Cara  yang  ditempuh  manajemen  dalam  melaksanakan  kewenangan dan tanggung jawab
d
Pengorganisasian dan pengembangan sumber daya manusia
164
SK-16S.MBU2013  Parameter 106 4
165
SK-16S.MBU2013  Parameter 104 5
Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris Board Manual PT Angkasa Pura I Persero
61
e
Perhatian dan arahan yang dilakukan oleh Direksi. 2
Pengkajian dan pengelolaan risiko, yaitu suatu proses untuk mengidentifikasi, menganalisis, menilai dan dan mengelola risiko yang relevan.
3 Aktivitas  pengendalian,  yaitu  tindakan-tindakan  yang  dilakukan  dalam  suatu
proses  pengendalian  terhadap  kegiatan  Perseroan  pada  setiap  tingkat  dan unit  dalam  struktur  organisasi  Perusahaan,  antara  lain  mengenai
kewenangan,  otorisasi,  verifikasi,  rekonsiliasi,    penilaian  atas  prestasi  kerja, pembagian tugas dan keamanan terhadap aset Perushaan.
4 Sistem  informasi  dan  komunikasi    yaitu  suatu  proses  penyajian  laporan
mengenai  kegiatan  operasional,  finansial  dan  ketaatan  atas  ketentuan  dan peraturan yang berlaku bagi Perusahaan.
5 Monitoring  yaitu  proses  penilaian  terhadap  kualitas  sistem  pengendalian
internal  termasuk  fungsi  internal  audit  pada  setiap  tingkat  dan  unit Perusahaan, sehingga dapat dilaksanakan secara optimal, dengan ketentuan
bahwa  penyimpangan  yang  terjadi  dilaporkan  kepada  Direksi  dan tembusannya disampaikan kepada Komite Audit.
c.  Dalam memastikan Sistem Pengendalian Internal berfungsi secara efektif, Direksi dibantu  oleh  Satuan  Pengawas  Intern  dalam  memberikan  pernyataan  tentang
tingkat  kecukupan  pengendalian  intern  perusahaan  pada  level  operasional  dan level entitas.
166
d.  Direksi  menerbitkan  laporan  tentang  tingkat  kecukupan  pengendalian  internal internal  control  report  pada  akhir  tahun,  yang  berisikan  pernyataan  bahwa
manajemen  bertanggung  jawab  untuk  menetapkan  dan  memelihara  struktur pengendalian  intern  dan  prosedur  pelaporan  keuangan  yang  memadai  serta
efektivitas struktur pengendalian intern.
167
e.  Direksi  menetapkan  mekanisme  untuk  menjaga  kepatuhan  terhadap  peraturan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan perjanjian dengan pihak ke tiga
dan menjalankannya.
168
6.
Keterbukaan dan Kerahasiaan Informasi
a.  Direksi  wajib  mengungkapkan  informasi  penting  dalam  Laporan  Tahunan  dan Laporan  Keuangan  Perusahaan  kepada  pihak  lain  sesuai  peraturan  perundang-
undangan yang berlaku secara tepat waktu, akurat, jelas dan obyektif. b.  Direksi  harus  mengambil  inisiatif  untuk  mengungkapkan  tidak  hanya  masalah
166
SK-16S.MBU2013  Parameter 107 4
167
SK-16S.MBU2013  Parameter 107 5
168
SK-16S.MBU2013  Parameter 109  110
Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris Board Manual PT Angkasa Pura I Persero
62 yang  disyaratkan  oleh  peraturan  perundang-undangan  namun  juga  hal  yang
penting untuk pengambilan keputusan oleh Pemegang Saham, Dewan Komisaris, kreditur dan stakeholders, antara lain mengenai
: 1
Tujuan, sasaran usaha dan strategi Perusahaan 2
Status  Pemegang  Saham  utama  dan  para  Pemegang  Saham  lainnya  serta informasi terkait mengenai pelaksanaan hak-hak Pemegang Saham.
3 Kepemilikan saham silang dan jaminan utang secara silang.
4 Penilaian  terhadap  Perusahaan  oleh  Kantor  Akuntan  Pubik,  lembaga
pemeringkat kredit dan lembaga pemeringkat lainnya. 5
Riwayat  hidup  anggota  Komisaris,  Direksi  dan  eksekutif  kunci  Perusahaan, serta gaji dan tunjangan mereka.
6 Sistem pemberian honorarium untuk Kantor Akuntan Publik Perusahaan.
7 Sistem penggajian dan pemberian tunjangan untuk Auditor Internal, anggota
Komisaris dan Direksi. 8
Faktor risiko material yang dapat diantisipasi, termasuk penilaian manajemen atas iklim berusaha dan faktor risiko.
9 Informasi material mengenai karyawan Perusahaan dan stakeholders.
10  Klaim  material  yang  diajukan  oleh  danatau  terhadap  Perusahaan,  dan perkara  yang ada di badan peradilan atau badan arbitrase  yang melibatkan
Perusahaan. 11  Benturan  kepentingan  yang  mungkin  akan  terjadi  danatau  yang  sedang
berlangsung. 12  Pelaksanaan Pedoman Good Corporate Governance.
c.  Direksi  berkewajiban  menyampaikan  laporan  kepada  Dewan  Komisaris  terlebih dahulu sebelum disampaikan kepada Pemegang Saham.
d.  Direksi  harus  aktif  mengungkapkan  pelaksanaan  prinsip  Good  Corporate Governance dan masalah material yang dihadapi perusahaan.
e.  Direksi  bertanggung  jawab  untuk  menjaga  kerahasiaan  Perseroan  dan memastikan  agar  informasi  yang  bersifat  rahasia  tidak  diungkapkan  sampai
pengumuman mengenai hal tersebut diumumkan kepada masyarakat. f.  Direksi  menetapkan  batasan  informasi  yang  dapat  disampaikan  oleh  Dewan
Komisaris kepada stakeholders.
Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris Board Manual PT Angkasa Pura I Persero
63 g.  Informasi  rahasia  yang  diperoleh  sewaktu  menjabat  sebagai  anggota  Direksi
harus  tetap  dirahasiakan  sesuai  dengan  peraturan  perundang-undangan  yang berlaku.
7.
Etika Berusaha dan Anti Korupsi
a.  Direksi  berkewajiban  untuk  mengembangkan  dan  memimpin  penerapan  Good Corporate Goverance serta
melakukan pengukuran terhadap penerapannya. b.  Direksi  berkewajiban  memantau      dan  mendorong  dilaksanakannya      code  of
conduct  oleh semua  insan  perusahaan. c.  Anggota  Direksi  dilarang  untuk  memberikan  atau  menawarkan,  atau  menerima,
baik  langsung  maupun  tidak  langsung,  sesuatu  yang  berharga  kepada  pejabat pemerintah  dan  atau  pihak-pihak  lain  yang  dapat  mempengaruhi  atau  sebagai
imbalan atas apa yang telah dilakukannya dan tindakan lainnya sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
d.  Direksi  berkewajiban  untuk  mencegah  pengambilan  keuntungan  pribadi  yang disebabkan adanya benturan kepentingan.
169
e.  Direksi  menetapkan  kebijakan  tentang  kepatuhan  pelaporan  harta  kekayaan penyelenggara negara
170
LHKPN f.  Direksi menetapkan kebijakan tentang pengendalian gratifikasi.
171
g.  Direksi  menetapkan  kebijakan  tentang  sistem  pelaporan  atas  dugaan penyimpangan pada perusahaan Whistle blowing system.
172
8.
Hubungan dengan Stakeholders
a.  Dalam  meningkatkan  hubungan  dengan  stakeholders  Direksi  menetapkan kebijakan mengenai konsumen.
173
b.  Menghormati  hak-hak  stakehoders  yang  timbul  berdasarkan  peraturan perundang-undangan  yang  berlaku  dan  atau  perjanjian  yang  dibuat  oleh
Perseroan dengan Karyawan, Pengguna Jasa, Pemasok, stakeholders lainnya c.  Memastikan Perusahaan melakukan tanggung jawab sosialnya.
d.  Memastikan bahwa aset-aset dan lokasi usaha serta fasilitas Perusahaan lainnya
169
SK-16S.MBU2013  Parameter 119 1
170
SK-16S.MBU2013  Parameter 47
171
SK-16S.MBU2013  Parameter 5 10
172
SK-16S.MBU2013  Parameter 6
173
SK-16S.MBU2013  Parameter 111 1
Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris Board Manual PT Angkasa Pura I Persero
64 memenuhi  peraturan  perundang-undangan  yang  berlaku  berkenaan  dengan
pelestarian lingkungan, kesehatan dan keselamatan kerja. e.  Dalam mempekerjakan sumber daya manusia, Direksi berkewajiban menetapkan
besarnya gaji, memberikan pelatihan, menetapkan jenjang karir, serta melakukan persyaratan  kerja  lainnya  untuk  karyawan.    Perseroan  dilarang  melakukan
diskriminasi karena  latar belakang etnik, agama, jenis kelamin, usia, cacat tubuh atau  keadaan  khusus  lainnya  yang  dilindungi  oleh  peraturan  perundang-
undangan.
f.  Direksi  wajib  menyediakan  lingkungan  kerja  yang  bebas  dari  segala  bentuk tekanan pelecehanharrasment
g.  Direksi  menetapkan  kebijakan  mengenai  hak-hak  dan  kewajiban  perusahaan kepada Kreditur.
174
9.
Sistem Akuntansi dan Pembukuan Direksi wajib :
a.  Menyusun  sistem  akuntansi  dengan  berpedoman  pada    Standar  Akuntansi Keuangan  dan  berdasarkan  prinsip-prinsip  pengendalian  intern  yang  kuat,
terutama  dilakukan  pemisahan  antara  fungsi  pengurusan,  pencatatan, penyimpanan, dan pengawasan.
b.  Mengadakan  dan  memelihara  pembukuan  dan  administrasi  Perseroan  sesuai dengan kelaziman yang berlaku bagi peusahaan.
10.
Tugas dan Kewajiban Lain
a.  Direksi  berkewajiban  menyampaikan  Laporan  Harta  Kekayaan  Pejabat  Negara setelah menjabat sebagai anggota Direksi.
b.  Menjalankan  kewajiban-kewajiban  lainnya  sesuai  dengan  ketentuan-ketentuan yang  diatur  dalam  Anggaran  Dasar  dan  yang  ditetapkan  oleh  Rapat  Umum
Pemegang Saham berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
175
c.  Direksi  melaporkan  pelaksanaan  sistem  manajemen  kinerja  kepada  Dewan Komisaris.
176
d.  Direksi  menetapkan  kebijakan  mengenai  tanggung  jawab  sosial  dan  lingkungan perusahaan.
177
174
SK-16S.MBU2013  Parameter 113
175
Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 2.b.18
176
SK-16S.MBU2013  Parameter 98 1
177
SK-16S.MBU2013  Parameter 1181
Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris Board Manual PT Angkasa Pura I Persero
65
e.  Direksi wajib menyelenggarakan pengawasan intern yang berkualitas dan efektif.
178
D.
WEWENANG DIREKSI
1.
Umum
a.  Menetapkan kebijakan kepengurusan Perseroan.
179
b.  Mengatur  penyerahan  kekuasaan  Direksi  kepada  seorang  atau  beberapa  orang anggota  Direksi  untuk  mengambil  keputusan  atas  nama  Direksi  atau  mewakili
Perseroan di dalam dan di luar pengadilan.
180
c.  Mengatur  penyerahan  kekuasaan  Direksi  kepada  seorang  atau  beberapa  orang pekerja Perseroan baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama atau kepada orang
lain, untuk mewakili Perseroan di dalam dan di luar pengadilan.
181
d.  Menetapkan  Pedoman    Pengadaan  Barang  Jasa  oleh  perseroan yang
menguntungkan  bagi  perusahaan  baik  harga  maupun  kualitas  barangjasa tersebut.
182
e.  Menetapkan ketentuan-ketentuan
tentang kepegawaian
Perseroan dan
melakukan pengaturan tentang kepegawaian.
183
f.  Mengangkat  dan  memberhentikan  pekerja  Perseroan  berdasarkan  peraturan kepegawaian Perseroan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
184
g.  Direksi  menetapkan  sistempedoman  penilaian  kinerja  untuk  unit  dan  jabatan dalam organisasi yang ditetapkan secara obyektif dan transparan.
185
h.  Direksi  menetapkan  target  kinerja  berdasarkan  RKAP  dan  diturunkan  secara berjenjang di tingkat unit , sub unit dan jabatan di dalam organisasi.
186
i.  Direksi  melakukan  analisis  dan  evaluasi  terhadap  capaian  kinerja  untuk jabatanunit-unit di bawah Direksi dan tingkat perusahaan.
187
j.  Mengangkat dan memberhentikan Sekretaris Perusahaan.
188 178
SK-16S.MBU2013  Parameter 128
179
Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 2.a.1
180
Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 2.a.2
181
Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 2.a.3
182
SK Menteri BUMN No.15 tahun 2012
183
Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 2.a.4
184
Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 2.a.5
185
SK-16S.MBU2013  Parameter 95
186
SK-16S.MBU2013  Parameter 96
187
SK-16S.MBU2013  Parameter 97
188
Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 2.a.6
Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris Board Manual PT Angkasa Pura I Persero
66 k.  Mengangkat Sekretaris Perusahaan yang berkualitas dan berpengalaman.
189
l.  Melakukan  segala  tindakan  dan  perbuatan  lainnya  mengenai  pengurusan  dan pemilikan  kekayaan  Perseroan,  mengikat  Perseroan  dengan  pihak  lain  danatau
pihak  lain  dengan  Perseroan,  serta  mewakili  Perseroan    di  dalam  dan  di  luar Pengadilan  tentang  segala  hal  dan  segala  kejadian,  dengan  pembatasan-
pembatasan  sebagaimana  diatur  dalam  peraturan  perundang-undangan, Anggaran Dasar danatau Keputusan RUPS.
190
2.
Kewenangan Direksi yang memerlukan persetujuan Komisaris:
191
a.
Mengagunkan aktiva tetap untuk penarikan kredit jangka pendek.
192
b.
Mengadakan  kerjasama  denganbadan  usaha  atau  pihak  lain  berupa  kerja  sama lisensi,  kontrak  manajemen,  menyewakan  aset,  Kerja  sama  Operasi  KSO,
Bangun  Guna  Serah  Build  OperateTransferBOT,  Bangunan  Milik  Serah  Build Own  TransferBowT,  Bangun  Serah  Guna  Build  Transfer  Operate  BTO  dan
kerja sama lainnya dengan nilai atau jangka waktu tertentu yang ditetapkan oleh RUPS.
193
c.
Menerima  atau  memberikan  pinjaman  jangka  menengahpanjang  kepada  pihak luardalam  perusahaan,  kecuali  pinjaman  utang-piutang  yang  timbul  karena
transaksi  bisnis,  dan  pinjaman  yang  diberikan  kepada  anak  Perseroan  dengan ketentuan  pinjaman  kepada  anak  Perseroan  dilaporkan  kepada  Dewan
Komisaris.
.194
d.
Menghapuskan dari pembukuan piutang macet dan persediaan barang mati
195
e.
Melepaskan  aktiva  tetap  bergerak  dengan  umur  ekonomis  yang  lazim  berlaku dalam industri pada umumnya sampai dengan 5 lima tahun
196
f.
Menetapkan struktur  organisasi sampai dengan 1 satu tingkat di bawah Direksi
197
3.
Kewenangan  Direksi  yang  harus  mendapat  tanggapan  tertulis  dari  Dewan Komisaris dan persetujuan dari RUPS:
198 189
SK-16S.MBU2013  Parameter 131
190
Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 2.a.7
191
Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 8
192
Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 8.a
193
Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 8.b
194
Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 8.c
195
Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 8.d
196
Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 8.e
197
Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 8.f
Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris Board Manual PT Angkasa Pura I Persero
67
a.
Mengagunkan aktiva tetap untuk penarikan kredit jangka menengah panjang
199
b.
Melakukan penyertaan modal pada perseroan lain
200
c.
Mendirikan anak Perseroan danatau Perseroan patungan
201
d.
Melepaskan  penyertaan  modal  pada  anak  Perseroan  danatau  perusahaan patungan
202
e.
Melakukan  penggabungan,  peleburan,  pengambilalihan,  pemisahan,  dan pembubaran anak Perseroan danatau Perseroan patungan.
203
f.
Mengikat Perseroan sebagai penjamin borg atau avalist.
204
g.
Mengadakan kerja sama dengan badan usaha atau pihak lain berupa kerjasama lisensi,  kontrak  manajemen,  menyewakan  aset,  Kerja  Sama  Operasi  KSO,
Bangunan  Guna  Serah  Build  Operate  TrasferBOT,  Bangun  Milik  Serah  Build OwnBowT,  Bangun  Serah  Guna  Build  Transfer  OperateBOT  dan  kerja  sama
lainnya dengan nilai atau jangka waktu melebihi penetapan RUPS
205
h.
Tidak menagih lagi piutang macet yang telah dihapusbukukan.
206
i.
Melepaskan  dan  menghapuskan  aktiva  tetap  Perseroan,  kecuali  aktiva  tetap bergerak  dengan  umur  ekonomis  yang  lazim  berlaku  dalam  industri  pada
umumnya sampai dengan 5 lima  tahun.
207
j.
Menetapkan blue print organisasi Perseroan.
208
k.
Menetapkan dan merubah logo Perseroan.
209
l.
Melakukan tindakan-tindakan lain yang belum ditetapkan dalam RKAP.
210
m.
Membentuk  yayasan,  organisasi  danatau  perkumpulan  baik  yang  berkaitan
198
Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 10
199
Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat  10.a
200
Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat  10.b
201
Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat  10.c
202
Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat  10.d
203
Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat  10.e
204
Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat  10.f
205
Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat  10.g
206
Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 10.h
207
Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat  10.i
208
Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat  10.j
209
Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat  10k
210
Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 10.l
Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris Board Manual PT Angkasa Pura I Persero
68 langsung maupun tidak langsung dengan Perseroan yang dapat berdampak bagi
Perseroan.
211
n.
Pembebanan  biaya  Perseroan  yang  bersifat  tetap  dan  rutin  untuk  kegiatan yayasan, organisasi danatau perkumpulan baik yang berkaitan langsung maupun
tidal langsung dengan Perseroan.
212
o.
Pengusulan  wakil  perseroan  untuk  menjadi  calon  anggota  Direksi  dan  Dewan Komisaris  pada  perusahaan  patungan  danatau  anak  perusahaan  yang
memberikan  kontribusi  signifikan  kepada  Perseroan  danatau  bernilai  strategis yang ditetapkan RUPS.
213
4.
Kewenangan menjalankan tindakan-tindakan lainnya
RUPS  dapat  mengurangi  pembatasan  terhadap  tindakan  Direksi  yang  diatur  dalam Anggaran Dasar.
214
E.
HAK-HAK DIREKSI
1.
Mewakili Perseroan di dalam dan di luar pengadilan,
215
2.
Menetapkan kebijakan kepengurusan Perusahaan
216
3.
Mengatur ketentuan-ketentuan tentang kepegawaian Perseroan termasuk penetapan gaji,  pensiun  atau  jaminan  hari  tua  dan  penghasilan  lain  bagi  para  pegawai
Perseroan  berdasarkan  peraturan  perundang-undangan  yang  berlaku,  dengan ketentuan  penetapan  gaji,  pensiun  atau  jaminan  hari  tua  dan  penghasilan  lain  bagi
pegawai  yang  melampaui  kewajiban  yang  ditetapkan  peraturan  perundang- undangan, harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari  RUPS
217
4.
Mengangkat  dan  memberhentikan  pegawai  Perseroan  berdasarkan  peraturan kepegawaian Perseroan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku
218
5.
Mengatur  penyerahan  kekuasaan  Direksi  kepada  seseorang  atau  beberapa  orang anggota  Direksi  untuk  mengambil  keputusan  atas  nama  Direksi  atau  mewakili
Perseroan di dalam dan di luar pengadilan
219 211
Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 10.m
212
Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 10.n
213
Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 10.o
214
Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 19
215
Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 1
216
Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 2.a1
217
Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 2.a4
218
Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 2.a5
219
Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 2.a2
Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris Board Manual PT Angkasa Pura I Persero
69
6.
Mengatur  penyerahan  kekuasaan  Direksi  kepada  seorang  atau  beberapa  orang pekerja  Perseroan  baik  sendiri-sendiri  maupun  bersama-sama  atau  kepada  orang
lain, untuk mewakili Perseroan di dalam dan di luar pengadilan
220
7.
Melakukan  segala  tindakan  dan  perbuatan  lainnya  mengenai  pengurusan  dan pemilikan  kekayaan  Perseroan,  mengikat  Perseroan  dengan  pihak  lain  danatau
pihak  lain  dengan  Perseroan,  serta  mewakili  Perseroan  di  dalam  dan  di  luar Pengadilan  tentang  segala  hal  dan  segala  kejadian,  dengan  pembatasan-
pembatasan  sebagaimana  diatur  dalam  peraturan  perundang-undangan,  Anggaran Dasar danatau Keputusan RUPS
221
8.
Menerima gaji dan tunjanganfasilitas lainnya, termasuk santunan purna jabatan yang jenis dan jumlahnya ditetapkan oleh RUPS
222
F.
INDEPENDENSI DIREKSI
Agar  Direksi  dapat  bertindak  sebaik-baiknya  demi  kepentingan  Perseroan,  maka independensi  Direksi  merupakan  salah  satu  faktor  penting  yang  harus  dijaga.  Untuk
menjaga independensi, maka Perusahaan menetapkan ketentuan sebagai berikut:
1.
Selain  organ  Perseroan,  pihak  lain  manapun  dilarang  campur  tangan  dalam pengurusan  Perusahaan  atau  mempengaruhi  Direksi  dalam  menjalankan  usaha
perseroan
223
2.
Anggota  Direksi  dilarang  melakukan  aktivitas yang  dapat  mengganggu
independensinya dalam mengurus usaha Perseroan.
G.
ETIKA JABATAN
Dalam  melaksanakan  tugas  dan  fungsinya  Direksi  harus  senantiasa  melandasi  diri dengan etika jabatan. Etika jabatan Direksi adalah sebagai berikut:
1.
Para  anggota  Direksi  dilarang  melakukan  tindakan  yang  mempunyai  benturan kepentingan,  dan  mengambil  keuntungan  pribadi,  baik  secara  langsung  maupun
tidak  langsung  dari  pengambilan  keputusan  dan  kegiatan  Perseroan,  selain penghasilan yang sah.
224
220
Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 2.a3
221
Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 2.a7
222
Anggaran Dasar Pasal 10 Ayat  25
223
Undang-undang No 19 Tahun 2003 tentang BUMN Pasal 91
224
Peraturan Menteri BUMN Nomor PER - 01MBU2011 Pasal 23
Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris Board Manual PT Angkasa Pura I Persero
70
2.
Anggota Direksi wajib mengisi Daftar Khusus  yang berisikan kepemilikan sahamnya danatau keluarganya pada perusahaan lain
225
H.
PENETAPAN  KEBIJAKAN  PENGURUSAN  PERSEROAN  OLEH DIREKSI
1.  Umum
a.  Kebijakan Pengurusan Perusahaan adalah suatu pedoman tindakan yang diambil oleh  Direksi  di  dalam  menjalankan,  mengarahkan  dan  mengendalikan  kegiatan
kerja  tertentu  atau  menyelesaikan  suatu  permasalahan  tertentu,  di  mana substansi  permasalahan atau kegiatan kerja dimaksud belum diatur dalam suatu
aturan yang baku.
b.  Keputusan    yang  diambil  oleh  Direksi  dapat  berupa  suatu  keputusan    yang diambil melalui Rapat Direksi, atau dapat pula merupakan keputusan yang diambil
secara individual tanpa melalui rapat.
2.  Prinsip-prinsip Kebijakan Pengurusan Perusahaan
Dalam  rangka  menggunakan  dan  menjalankan  hak  dan  kewajiban  tersebut  dalam kegiatan sehari-hari, maka prinsip-prinsip berikut ini  harus  dipatuhi oleh Direksi :
a.  Dalam  hal  suatu  kebijakan    yang  substansinya  bersifat  strategis  dan  material, maka  keputusan yang diambil harus melalui  rapat Direksi kolegial. Penjabaran
lebih  lanjut  mengenai  kebijakan  yang  bersifat  strategis  dan  material  dijabarkan dalam kebijakan tersendiri.
b.  Dalam  suatu  dan  lain  hal,  apabila  anggota  Direksi  yang  berada  dalam  lokasi Perusahaan kurang dari ½ seluruh anggota Direksi sehingga tidak memungkinkan
untuk  mengadakan  rapat  Direksi,  padahal  Direksi  harus  mengambil  keputusan yang  bersifat  strategis  dan  material,  maka  keputusan  harus  diambil  oleh  Direksi
yang  ada  dan  keputusan    tersebut  harus  disampaikan  dalam  rapat  direksi  untuk mendapatkan persetujuan.
c.  Dalam  mengambil  kebijakan  atau  keputusan  atas  suatu  permasalahan  yang timbul,  setiap  anggota  Direksi  wajib  mempertimbangkan  beberapa  hal  sebagai
berikut : 1
Itikad baik. 2
Pertimbangan rasional dan informasi yang cukup. 3
Investigasi yang memadai terhadap permasalahan yang ada, serta berbagai kemungkinan  pemecahannya  beserta  dampak  positif  dan  negatifnya  bagi
Perusahaan. 4
Dibuat  berdasarkan  pertimbangan  semata-mata  untuk  kepentingan Perusahaan.
225
Undang-undang No. 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas Pasal 87
Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris Board Manual PT Angkasa Pura I Persero
71 5
Koordinasi dengan anggota Direksi lainnya khususnya untuk suatu kebijakan yang  akan  berdampak  langsung  maupun  tidak  langsung  kepada  tugas  dan
kewenangan serta kebijakan anggota Direksi lainnya
d.  Dalam menjalankan kewajiban sehari-hari, Direksi senantiasa mempertimbangkan kesesuaian tindakan dengan rencana dan tujuan Perusahaan.
e.  Pendelegasian wewenang anggota Direksi kepada pegawai atau pihak lain untuk melakukan  perbuatan  hukum  atas  nama  Perusahaan,  wajib  dinyatakan  dalam
bentuk dokumen tertulis dan disetujui Direktur Utama. f.  Bentuk-bentuk Kebijakan   Pengurusan Perusahaan seperti Surat  Keputusan  dan
lain-lain diatur dalam Dokumen Perusahaan tersendiri.
I.
PENDELEGASIAN  WEWENANG  DI  ANTARA  ANGGOTA  DIREKSI PERSEROAN
1.
Direktur Utama berhak dan berwenang bertindak untuk dan atas nama Direksi serta mewakili  Perusahaan,  dengan  ketentuan  semua  tindakan  Direktur  Utama  tersebut
telah disetujui dalam Rapat Direksi
226
2.
Jika  Direktur  Utama  tidak  ada  atau  berhalangan  karena  sebab  apa  pun,  hal  mana tidak  perlu  dibuktikan  kepada  pihak  ketiga,  maka  salah  seorang  Anggota  Direksi
yang  ditunjuk  secara  tertulis  oleh  Direktur  Utama  berwenang  bertindak  atas  nama Direksi serta melaksanakan tugas-tugas Direktur Utama
227
3.
Dalam hal Direktur Utama tidak melakukan penunjukan,  maka anggota Direksi yang terlama  dalam  jabatan  berwenang  bertindak  untuk  dan  atas  nama  Direksi  serta
melaksanakan tugas-tugas Direktur Utama.
228
4.
Dalam  hal  terdapat  lebih  dari  1  satu  orang  anggota  Direksi  yang  terlama  dalam jabatan,  maka  anggota  Direksi  yang  terlama  dalam  jabatan  dan  yang  tertua  dalam
usia  yang  berwenang  bertindak  untuk  dan  atas  nama  Direksi  serta  melaksanakan tugas-tugas Direktur Utama.
229
5.
Dalam  hal  salah  seorang  anggota  Direksi  selain  Direktur  Utama  berhalangan  hadir karena  sebab  apapun,  hal  mana  tidak  perlu  dibuktikan  kepada  pihak  ketiga,  maka
anggota-anggota Direksi lainnya bersepakat untuk menunjuk salah seorang anggota
226
Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 20
227
Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 21
228
Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 22
229
Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 23
Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris Board Manual PT Angkasa Pura I Persero
72 Direksi  untuk  melaksanakan  tugas-tugas  anggota  Direksi  yang  berhalangan
tersebut.
230
J.
PEMBAGIAN TUGAS DIREKSI
1.
Kebijakan Umum
Direksi  bertugas  secara  kolektif,  namun  agar  lebih  efisien  dan  efektif  dalam melaksanakan  tugas  maka  perlu  dilakukan  pembagian  tugas  di  antara  Anggota
Direksi.
231
Sekalipun  telah  dilakukan  pembagian  tugas,  Direksi  sebagai  organ Perusahaan  secara  kolektif  mempunyai  wewenang  pengurusan  atas  tugas  yang
secara  khusus  dipercayakan  kepada  seorang  Anggota  Direksi  dan  karenanya  wajib melaksanakannya.
2.
Pembagian Tugas Direksi
Pembagian  tugas  dan  wewenang  setiap  anggota  Direksi  ditetapkan  oleh  RUPS. Dalam hal RUPS tidak menetapkan pembagian tugas dan wewenang tersebut, maka
pembagian tugas dan wewenang di antara Direksi ditetapkan berdasarkan keputusan Direksi.
232
Penjabaran lebih rinci dari pembagian tugas tersebut ditetapkan dengan Keputusan Direksi.
233
3.
Direktur Utama President Director
a.
Hak dan Wewenang Direktur Utama President Director
1 Direktur  Utama  President  Director  berhak  dan  berwenang  bertindak  untuk
dan atas nama Direksi serta mewakili Perusahaan dengan ketentuan semua tindakannya telah disetujui oleh rapat Direksi.
234
2 Menunjuk  wakilkuasanya  dengan  menggunakan  surat  penunjukan  kepada
Anggota Direksi lain, jika Direktur Utama tidak ada atau berhalangan karena sebab apapun.
235
b.
Tugas Direktur Utama President Director
1
Mengkoordinasikan penyelenggaraan
fungsi pengurusanpengelolaan
perusahaan  oleh  para  anggota  Board  of  Director  sesuai  tugas  pokok Perusahan  dan  melaksanakan  tugas  lain  sesuai  dengan  kebijakan  yang
ditetapkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham;
230
Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 24
231
Undang-Undang No.40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas Pasal 92 5,6
232
Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 26  SK-16S.MBU2013  Parameter 106 4
233
Keputusan Direksi PT Angkasa Pura I Persero Nomor KEP 146OM.01.012012 Pasal 4
234
Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 20
235
Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 21
Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris Board Manual PT Angkasa Pura I Persero
73
2
Mengkoordinasikan  pelaksanaan  kebijakan  Board  of  Directors  yang dilakukan  oleh  Directors  dan  mengendalikan  pelaksanaan  tugas  meliputi
pengawasan  intern,  sekretariat  perusahaan,  perencanaan  strategis Perusahaan,  pengadaan  barang  dan  atau  jasa,  manajemen  risiko  dan
kepatuhan serta manajemen Proyek
3
Mengkoordinasikan kegiatan dan pelaksanaan tugas seluruh Direktur, dalam hal:
a
Merencanakan,  mengembangkan  dan  menetapkan  kebijakan  umum Perusahaan  berdasarkan  prinsip  efisiensi,  efektif  dan  sesuai  dengan
visi, misi dan tujuan Perusahaan
b
Mengarahkan, mengembangkan dan menetapkan strategi pengelolaan Perusahaan secara menyeluruh
c
Mengendalikan dan mengevaluasi seluruh kegiatan Perusahaan
d
Menyiapkan Rencana Jangka Panjang
e
Menyampaikan  Rencana  Jangka  Panjang  yang  telah  ditandatangani bersama dengan Dewan Komisaris kepada RUPS untuk mendapatkan
pengesahan
f
Menyiapkan  Rencana  Kerja  Anggaran  Perusahaan  yang  merupakan penjabaran tahunan dari Rencana Jangka Panjang
g
Menyampaikan  Laporan  Tahunan  kepada  RUPS  untuk  memperoleh pengesahan  dalam  waktu  6  enam  bulan  setelah  tahun  buku
Perusahaan di tutup
h
Menyiapkan kebijakan umum Satuan Pengawasan Internal
i
Wajib  memperhatikan  dan  segera  mengambil  langkah-langkah  yang diperlukan  atas  segala  sesuatu  yang  dikemukakan  dalam  setiap
laporan  hasil  pemeriksaan  yang  dibuat  oleh  Satuan  Pengawasan Intern
j
Memimpin  kegiatan  yang  bersifat  strategis  dalam  pengembangan Perusahaan
k
Melakukan  monitoring  terhadap  Anak  Perusahaan  dan  Perusahaan Joint Venture
c.
Tanggung jawab Direktur Utama President Director
Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris Board Manual PT Angkasa Pura I Persero
74 1
Direktur  Utama  President  Director  bertanggung  jawab  penuh  atas pengurusan  Perusahaan  untuk  kepentingan  dan  tujuan  Perusahaan  serta
mewakili Perusahaan baik di dalam maupun di luar pengadilan 2
Direktur  Utama  President  Director  bersama  Anggota  Direksi  lainnya bertanggung  jawab  penuh  secara  pribadi  apabila  yang  bersangkutan
bersalah atau lalai dalam menjalankan tugasnya 3
Menjamin keandalan pengendalian internal perusahaan 4
Mengupayakan penerapan pengelolaan perusahaan yang baik 5
Melaksanakan tugas-tugas lain yang ditetapkan RUPS.
d.
Hak, Wewenang, Tugas dan Tanggung Jawab  Anggota Direksi Lain :
1
Memberikan  bahan  masukan,  pertimbangan  atau  saran-saran  dalam menetapkan kebijakan  atau Keputusan Direksi
2
Memimpin  dan  mengendalikan  seluruh  kegiatan  dan  tata  laksana  Direktorat yang dipimpinnya
3
Melaksanakan  tugas  pokok  masing-masing  direktorat  yang  dipimpinya sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan oleh Rapat Umum Pemegang
Saham dan tata cara melaksanakan tugas Board of Directors.
Pembagian hak, wewenang, tugas serta tanggung jawab Directors terbagi menjadi :
1
President Director
2
Operation Director
3
Marketing and Business Development Director
4
Finance and Information Technology Director
5
Human Capital and General Affair Director
6
Technical Director
K.
RAPAT DIREKSI
236
1.
Kebijakan Umum
a.
Rapat Direksi adalah rapat yang diselenggarakan dan dihadiri oleh Direksi.
b.
Rapat  Direksi  dianggap  sah  apabila  diadakan  di  tempat  kedudukan  Perseroan
236
Anggaran Dasar Pasal 12
Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris Board Manual PT Angkasa Pura I Persero
75 atau di tempat lain di dalam wilayah Republik Indonesia.
237
c.
Rapat Direksi dipimpin oleh Direktur Utama.
238
d.
Dalam  hal  Direktur  Utama  tidak  hadir  atau  berhalangan,  maka  salah  seorang Direktur  yang  ditunjuk  secara  tertulis  oleh  Direktur  Utama  yang  memimpin  rapat
Direksi.
239
.
e.
Dalam  hal  Direktur  Utama  tidak  melakukan  penunjukan,  maka  salah  seorang Direktur  yang  terlama  dalam  jabatan  sebagai  anggota  Direksi  yang  memimpin
rapat Direksi.
240
f.
Dalam  hal  Direktur  Utama  yang  paling  lama  menjabat  sebagai  anggota  Direksi Persroan lebih dari 1 satu orang, maka Direktur yang terlama dalam jabatan dan
yang tertua dalam usia yang bertindak sebagai pimpinan rapat Direksi.
241
g.
Keputusan  Direksi  dapat  diambil  tidak  melalui  diluar  Rapat  Direksi,  sepanjang seluruh anggota Direksi setuju tentang cara dan materi yang diputuskan.
242
Direksi menetapkan PedomanTata Tertib rapat Direksi, yang meliputi:
243
1 Etika rapat
2 Tata penyusunan risalah rapat
3 Pelaksanaan evaluasi tindak lanjut hasil rapat sebelumnya
h.
Pembahasantelaah atas arahanusulan tindak lanjut pelaksanaan atas keputusan Dewan  Komisaris.  Direksi  hadir  dalam  setiap  rapat,  jika  tidak  dapat  hadir  harus
menjelaskan alasan ketidakhadirannya.
244
2.
Jadwal dan Agenda Rapat
a.
Direksi menyusun rencana rapat Direksi dan agenda yang yang dibahas.
245
Rapat Direksi dapat dilakukan setiap waktu apabila :
246
1 Dipandang perlu oleh seorang atau lebih Anggota Direksi.
2 Atas permintaan tertulis dari seorang atau lebih anggota Dewan Komisaris.
3 Atas  permintaan  tertulis  dari  1  satu  orang  atau  lebih  Pemegang  Saham
yang  memiliki  110  satu  per  sepuluh  atau  lebih  dari  jumlah  seluruh  saham yang memiliki hak suara.
237
Anggaran Dasar Pasal 12 Ayat 5
238
Anggaran Dasar Pasal 12 Ayat 11
239
Anggaran Dasar Pasal 12 Ayat 12
240
Anggaran Dasar Pasal 12 Ayat 13
241
Anggaran Dasar Pasal 12 Ayat 14
242
Anggaran Dasar Pasal 12 Ayat 2
243
SK-16S.MBU2013  Parameter 123 1
244
SK-16S.MBU2013  Parameter 125
245
SK-16S.MBU2013  Parameter 124 1
246
Anggaran Dasar Pasal 12 Ayat 4
Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris Board Manual PT Angkasa Pura I Persero
76
b.
Rapat  Direksi  harus  diadakan  secara  berkala,  sekurang-kurangnya  sekali  dalam setiap bulan.
247
c.
Panggilan  Rapat  Direksi  dilakukan  secara  tertulis  oleh  anggota  Direksi  yang berhak mewakili Perseroan dan disampaikan dalam jangka waktu  paling lambat 3
tiga hari sebelum rapat diadakan, atau dalam kurun waktu yang lebih singkat jika dalam keadaan mendesak, dengan tidak memperhitungkan tanggal panggilan dan
tanggal rapat.
248
d.
Dalam  surat  panggilan  rapat  harus  mencantumkan  acara,  tanggal,  waktu  dan tempat rapat.
249
e.
Panggilan rapat terlebih dahulu tidak disyaratkan apabila semua Anggota Direksi hadir dalam rapat.
250
f.
Materi  rapat  disiapkan  oleh  Sekretaris  Perusahaan.  Materi  rapat  disampaikan kepada peserta rapat bersamaan dengan penyampaian undangan.
g.
Sebelum  rapat  dilangsungkan,  Sekretaris  Perusahaan  terlebih dahulu
mengedarkan  agenda  rapat  untuk  mendapatkan  masukan  dari  para  Anggota Direksi.
h.
Setiap  Anggota  Direksi  berhak  untuk  mengusulkan  agenda-agenda  rapat  yang akan dilaksanakan.
i.
Didalam setiap rapat yang diadakan harus dilakukan evaluasi terhadap hasil rapat sebelumnya.
251
3.
Mekanisme Pengambilan keputusan dalam Rapat
a.  Rapat  Direksi  adalah  sah  dan  berhak  mengambil  keputusan  yang  mengikat, apabila dihadiri oleh lebih dari 12  satu per dua dari jumlah Anggota Direksi atau
wakilnya yang sah
252
b.  Dalam  mata  acara  lain-lain,  rapat  Direksi  tidak  berhak  mengambil  keputusan kecuali  semua  anggota  Direksi  atau  wakilnya  yang  sah,  hadir  dan  menyetujui
penambahan mata acara rapat.
253
247
Peraturan Menteri BUMN Nomor PER-01MBU2011 Pasal 24  SK-16S.MBU2012 Parameter 124
248
Anggaran Dasar Pasal 12 Ayat 6
249
Anggaran Dasar Pasal 12 Ayat 7
250
Anggaran Dasar Pasal 12 Ayat 8
251
SK-16S.MBU2013  Parameter 126 1
252
Anggaran Dasar Pasal 12 Ayat 9
253
Anggaran Dasar Pasal 12 Ayat 10
Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris Board Manual PT Angkasa Pura I Persero
77 c.  Untuk  memberikan  suara  dalam  pengambilan  keputusan,  seorang  Anggota
Direksi  dapat  diwakili  dalam  rapat  hanya  oleh  Anggota  Direksi  lainnya berdasarkan kuasa tertulis yang diberikan khusus untuk keperluan itu
254
Seorang  Anggota  Direksi  hanya  dapat  mewakili  seorang  Anggota  Direksi lainnya
255
4.
Prosedur Rapat Direksi
a.
Prosedur Persiapan Rapat Rutin
1
Sekretaris  Perusahaan  membuat  undangan  atau  pemberitahuan  rencana rapat rutin kepada masing-masing Anggota Direksi
2
Sekretaris  Perusahaan  dapat  mengundang  pihak  lain  dalam    rapat  Direksi atas  perintah    Direktur  Utama,    selanjutnya  Sekretaris  Perusahaan
menyampaikan undangan atau pemberitahuan kepada pihak yang dimaksud.
3
Masing-masing  Anggota  Direksi  mempersiapkan  bahan-bahandokumen sesuai dengan fungsi dari Direktoratnya untuk dibagikan pada saat sebelum
rapat berlangsung.
b.
Prosedur Persiapan Rapat Direksi
1
Sekretaris Perusahaan menerima  mengumpulkan bahan-bahan  dokumen laporan manajemen atau informasi lain  yang  diperlukan Direksi dalam rapat
dari satuanunit kerja di lingkungan Perusahaan.
2
Sekretaris  Perusahaan  menyampaikan  bahan-bahandokumenlaporan  atau informasi lain yang diperlukan Direksi kepada Direktur Utama.
3
Direktur Utama mempelajari bahan-bahan tersebut dan memberikan disposisi sebelum dikembalikan kepada Sekretaris Perusahaan untuk ditindaklanjuti.
4
Atas dasar disposisi Direksi, Sekretaris Perusahaan menindaklanjuti dengan menyusun agenda rapat
5
Sekretaris  Perusahaan  mengedarkan  agenda  rapat  beserta  bahan  rapat kepada para Anggota Direksi untuk mendapatkan masukan.
6
Anggota  Direksi menerima  dan  mempelajari  agenda  dan  bahan  rapat  untuk dipelajari dan dikembalikan kepada Sekretaris Perusahaan beserta masukan-
masukan  jika  ada  serta  membubuhkan  paraf  sebagai  tanda  persetujuan atas agenda rapat.
254
Anggaran Dasar Pasal 12 Ayat 15
255
Anggaran Dasar Pasal 12 Ayat 16
Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris Board Manual PT Angkasa Pura I Persero
78
7
Sekretaris  Perusahaan  membuat  surat  panggilan  rapat  dengan  dilampiri agenda rapat
8
Dalam  hal  diperlukan  mengundang  pihak  lain,  Sekretaris  Perusahaan  dapat mengundang    pihak  lain    setelah  mendapatkan  perintahizin    dari  Direktur
Utama.
c.
Prosedur Pelaksanaan Rapat Direksi
1
Rapat  dipimpin  oleh  Ketua  Rapat  yaitu  Direktur  Utama,  dalam  hal  Direktur Utama  tidak  hadir  atau  berhalangan,  rapat  dipimpin  oleh  Anggota  Direksi
yang khusus ditunjuk untuk maksud tersebut oleh Direktur Utama.
2
Ketua  Rapat  menanyakan  kepada  Sekretaris  Perusahaan  mengenai keberadaan surat kuasa tertulis dari Anggota Direksi yang tidak hadir.
3
Ketua  Rapat  menetapkan  tata  tertib  Rapat  Direksi  dan  mencantumkannya dengan jelas dalam Risalah Rapat Direksi.
4
Syahnya  suatu  rapat  direksi  apabila  dihadir  lebih  dari  setengah  jumlah anggota Direksi sehingga keputusan yang diambil dalam rapat  menjadi syah
dan mengikat.
5
Sebelum acara rapat dimulai  Ketua  Rapat membacakan  Agenda Rapat dan menanyakan  terlebih  dahulu  hasil  tindak  lanjut  dari  hal-hal  yang  telah
diputuskan dalam rapat sebelumnya.
6
Dalam  setiap  rapat,  dilakukan  evaluasi  terhadap  pelaksanaan  keputusan hasil rapat sebelumnya.
256
7
Rapat  agar  optimal,      Ketua  Rapat  mempersilahkan  setiap  Anggota  Direksi untuk mengajukan pertanyaan dan pendapatnya.
8
Pendapat    dari  masing-masing  Anggota  Direksi  untuk  setiap  permasalahan pada prinsipnya adalah sebagai berikut:
a
Semua keputusan Direksi harus berdasarkan itikad baik, pertimbangan rasional  dan  telah  melalui  investigasi  mendalam  terhadap  berbagai
hal-hal  yang  relevan,  informasi  yang  cukup  dan  bebas  dari  benturan kepentingan  serta  dibuat  secara  independen  oleh  masing-masing
Anggota Direksi
b
Untuk  menjaga  independensi  dan  objektivitas,  setiap  Anggota  Direksi
256
SK-16S.MBU2013  Parameter 126
Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris Board Manual PT Angkasa Pura I Persero
79 yang  memiliki  potensi  benturan  kepentingan  diwajibkan  untuk
mengungkapkan hal tersebut dan tidak diperbolehkan ikut serta dalam pemberian  suara  untuk  pengambilan  keputusan.  Kondisi    tersebut
harus dicatat dalam risalah rapat.
c
Keputusan diambil secara musyawarah untuk mufakat. Apabila  melalui  musyawarah  tidak  tercapai  kesepakatan,  maka
keputusan ditetapkan berdasarkan suara terbanyak dan suara tersebut lebih dari ½ satu per dua dari jumlah suara sah yang mengikuti Rapat
tersebut.
d
Setiap Anggota Direksi berhak untuk mengeluarkan 1 satu suara dan ditambah 1 satu suara apabila mewakili  Anggota Direksi lainnya.
e
Suara  blanko  atau  suara  yang  tidak  sah  diabaikan  dianggap  tidak ada dan tidak dihitung dalam menentukan jumlah suara.
f
Dalam  hal  jumlah  suara  yang  setuju  dan  tidak  setuju  adalah  sama banyaknya, maka permasalahan yang memerlukan pemungutan suara
digugurkan  ditolak,  kecuali  jika  hal  tersebut  berkenaan  dengan  diri seseorang maka keputusan ditentukan dengan undian secara tertutup.
g
Setiap    Anggota  Direksi  mempunyai  hak  untuk  tidak  setuju  walaupun sebagian  besar  setuju.  Dalam  hal  seperti  ini  maka  pendapat  tidak
setuju tersebut harus dicatat dalam Risalah Rapat sebagai bentuk dari dissenting opinion.
h
Sekretaris Perusahaan
membuat Daftar
Hadir Rapat
dan mengedarkan  kepada  para  peserta  rapat  dan  memastikan  bahwa
semua peserta rapat telah mengisi dan menandatangani Daftar Hadir.
i
Sekretaris  Perusahaan  membuat  catatan  rapat  selama  rapat berlangsung sebagai bahan untuk menyusun risalah rapat.
j
Sebelum  rapat  ditutup,  Sekretaris  Perusahaan  menyerahkan  garis- garis  besar  risalah  rapat  kepada  Ketua  Rapat  untuk  dibacakan  dan
mendapatkan persetujuan dari para peserta rapat.
k
Jika  semua  peserta  rapat  menyetujui  garis-garis  besar  risalah  rapat, Ketua rapat dapat menutup rapat dengan terlebih dahulu membacakan
semua keputusan hasil rapat .
l
Dengan  berakhirnya  rapat,  Sekretaris  Perusahaan  segera  menyusun risalah  rapat  dan  menyampaikan  kepada  peserta  rapat  untuk
ditandatangani.
Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris Board Manual PT Angkasa Pura I Persero
80
5.
Pembuatan Risalah Rapat
a.
Setiap Rapat Direksi harus dibuatkan risalah rapat.
b.
Risalah  rapat  dibuat  dan  diadministrasikan  oleh  Sekretaris  Perusahaan  atau pejabat lain yang ditunjuk oleh Direksi.
c.
Risalah  Rapat  harus  menggambarkan  jalannya  rapat,    sehingga  terlihat  proses pengambilan keputusan dan sekaligus dapat  dijadikan  dokumen hukum sebagai
bentuk  akuntabilitas  dari  keputusan  rapat.  Untuk  itu  Risalah  Rapat  harus mencantumkan:
1
Acara, tempat, tanggal dan waktu rapat diadakan
2
Daftar hadir
3
Permasalahan yang dibahas
4
Berbagai pendapat yang terdapat dalam rapat, khususnya dalam membahas permasalahan  yang  strategis  atau  material,  termasuk  yang  mengemukakan
pendapat
5
Proses pengambilan keputusan
6
Keputusan yang diambil
7
Dissenting opinion, jika ada.
d.
Risalah  Rapat  harus  dilampiri  surat  kuasa  yang  diberikan  oleh  Anggota  Direksi yang tidak hadir kepada Anggota Direksi yang mewakilinya.
e.
Prosedur Penyusunan Risalah Rapat Direksi adalah sebagai berikut:
1
Sekretaris  Perusahaan  atau  pejabat  lain  yang  ditunjuk  oleh  Direktur  Utama membuat  catatan  rapat  selama  rapat  berlangsung  sebagai  bahan  untuk
menyusun risalah rapat.
2
Segera  setelah  rapat  ditutup,  Sekretaris  Perusahaan  atau  pejabat  lain  yang ditunjuk  oleh  Direktur  Utama  menyelesaikan  penyusunanpembuatan  draft
risalah rapat
3
Sekretaris  Perusahaan  atau  pejabat  lain  yang  ditunjuk  oleh  Direktur  Utama mengedarkan  draft  Risalah  Rapat  kepada  para  peserta  rapat  untuk
mendapatkan koreksi atau persetujuan
4
Peserta  rapat  menerima  dan  mempelajari  Risalah  Rapat  dan  apabila menyetujuinya,  maka  membubuhkan  persetujuanparaf  pada  Risalah  Rapat
Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris Board Manual PT Angkasa Pura I Persero
81 dan mengirim kembali Risalah Rapat tersebut kepada Sekretaris Perusahaan
atau pejabat lain yang ditunjuk oleh Direktur Utama.
5
Apabila  ada  koreksi,  peserta  rapat  paling  lama  14  hari  setelah  draft  risalah rapat  diterima  segera  memberikan  koreksi  untuk  dilakukan  perbaikan  oleh
Sekretaris Perusahaan atau pejabat lain yang ditunjuk oleh Direktur Utama.
6
Sekretaris  Perusahaan  atau  pejabat  lain  yang  ditunjuk  oleh  Direktur  Utama mengedarkan  Risalah  Rapat  yang  telah  diperbaiki  untuk  mendapatkan
persetujuanparaf dari peserta rapat.
7
Ketua  Rapat  Direksi  dan  salah  seorang  Anggota  Direksi  yang  ditunjuk  oleh dan dari antara mereka yang hadir menandatangani risalah rapat asli.
8
Sekretaris  Perusahaan  atau  pejabat  lain  yang  ditunjuk  oleh  Direktur  Utama mengadministrasikan  risalah  rapat  asli  dan  memberikan  salinannya  kepada
semua Direksi, baik yang hadir maupun yang tidak hadir dalam rapat Direksi tersebut.
9
Risalah asli dari setiap rapat Direksi harus disimpan oleh perusahaan.
257
L.
HUBUNGAN  DENGAN  ANAK  PERUSAHAAN  DAN  PERUSAHAAN PATUNGAN
1.
Prinsip Umum a.  Anak Perusahaan dan Perusahaan Patungan merupakan badan hukum tersendiri
yang memiliki Organ Perseroan yang berbeda. b.  Mekanisme  yang  berlaku  diantara  PT  Angkasa  Pura  IPersero  dengan  Anak
Perusahaan  dan  Perusahaan  Patungan  harus  dilakukan  melalui  mekanisme korporasi yang sehat.
2.
Mekanisme Pengawasan Mekanisme  pengawasan  terhadap  Anak  Perusahaan  dan  Perusahaan  Patungan
dilakukan dengan : a.  Penempatan  manager  satu  tingkat  dibawah  Direksi  sebagai  Komisaris  danatau
Anggota Direksi Anak PerusahaanPerusahaan Patungan. b.  Penunjukkan  salah  seorang  anggota  Direksi  selaku  Kuasa  Pemegang  Saham
untuk melakukan pengawasan terhadap Anak PerusahaanPerusahaan Patungan.
257
Peraturanan Menteri BUMN Nomor PER- 01MBU2011 Pasal 24 Ayat 5
Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris Board Manual PT Angkasa Pura I Persero
82 c.  Melalui Dewan  Komisaris pada Anak PerusahaanPerusahaan Patungan, Direksi
selaku  kuasa  pemegang  saham  melakukan  pengawasan  terhadap  Anak Perusahaan Perusahaan Patungan.
3.  RUPS Anak Perusahaan dan Perusahaan Patungan